perang mu’tah, Abdullah bin Rawahah adalah panglima perang ketiga, setelah kedua panglima sebelumnya syahid, yaitu Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin abi Thalib. Saat itu, Abdullah bin Rawamah sedang berpuasa. Dia merasa sangat lapar sekali. “Beri aku sepotong daging untuk menghilangkan rasa lapar,” pintanya. Para sahabat langsung memberinya daging. “Apakah matahri sudah terbenam?” tanyanya. Para sahabat memastikan sambil menengadah ke atas di atas punggung kuda. “Ya, matahari sudah terbenam.” Jawab mereka. • Dia mengambil daging itu lalu memakannya sambil berdoa. “Dengan nama Allah, Ya Allah untuk-mu aku berpuasa dan dengan rezeki- mu aku berbuka.” Akan tetapi, mendadak terdengar seruan kaum Muslimin yang memintanya turun ke medan perang membantu pasukan yang lain. Abdullah langsung menghambur sambil mengunyah daging di mulutnya. Karena daging yang dikunyahnya tersebut dirasakan mengganggu konsentrasinya, dia langsung memuntahkannya. Dia lalu menghunus pedang dan menyerang musuh. Dia terus melecut kudanya ke tengah medan tempur hingga syahid. Abdullah gugur dalam keadaan perut kosong dan tenggorokan kering. Dia menghadap Allah dangan darah yang berlumuran menghiasi tubuhnya dan dengan mulut yang wangi karena berpuasa. Namun sejatinya, Allah SWT akan menyajikan makanan dan minuman surgawi untuknya berbuka.