PSIKOTIK AKUT
Pembimbing :
dr. Dayang Marta
Oleh :
Novita Iskandar
IDENTITAS PASIEN
Nama : Sdr. G
Umur : 24 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir : Ensibau, 02-01-1994
Pendidikan : SMA
Agama : Katholik
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Berkebun
Alamat : Dsn Ensibau, Semirau
Jangkang
Tanggal ke rumah sakit : 25 April 2018
RIWAYAT PSIKIATRI
Autoanamnesa:
Pasien mengaku di rumah sulit tidur selama 3 hari. Sering
marah-marah tanpa alasan yang jelas. Pasien mengaku banyak
pikiran yang tidak dapat dimengerti, sehingga membuat
kepalanya terasa berat dan sulit untuk tidur. Pasien juga tidak
mengetahui kenapa dia marah dan kepada siapa dia marah.
Pasien juga mengaku mendengar bisikan-bisikan yang
menyuruhnya untuk keluar dari dalam tubuhnya.
Alloanamnesa:
Berdasarkan keterangan dari keluarga pasien, dengan kondisi
satu minggu terakhir emosi tidak stabil, berteriak-teriak, dan
melempar barang. Pembicaraan yang tidak jelas. Sulit tidur
selama 3 hari. Kegiatan sehari-hari pasien rajin membaca
alkitab dirumah. Pasien juga sering membawa patung yesus
dirumah. Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki
keinginan ingin menjadi pastor. Sejak gagal tes untuk menjadi
pastor ± 1 tahun pasien sering menyendiri dikamar dan
menjadi kurang bersemangat seperti biasanya .
Riwayat Gangguan Sebelumnya
Riwayat Psikiatrik
Menuru Alloanamnesis :
Gejala gangguan jiwa seperti berteriak-teriak dan marah-
marah baru mulai satu minggu ini.
Deskripsi Umum
Penampilan
Pasien seorang laki-laki berusia 24 tahun, mengenakan kaos hitam dan celana
training, berkulit sawo matang.
Perilaku Dan Aktivitas Motorik
Pasien tampak tenang dan Kontak mata baik.
Sikap terhadap Pemeriksa
Sikap pasien terhadap pemeriksa kooperatif.
Pikiran
Proses pikir
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas pikiran :Baik
Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikir
Waham : Tidak ada
Waham kebesaran : Tidak ada
Waham bizzare : Tidak ada
Gagasan bunuh diri : Tidak ada
Gagasan membunuh : Tidak ada
Bentuk Pikir
Asosiasi longgar : tidak ada
clang association : tidak ada
Flight of ideas : tidak ada
Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir pasien
Daya ingat jangka sedang : Baik, pasien masih mengingat kejadian 1-2 bulan
yang lalu.
Daya ingat jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan pagi
hari
Daya ingat segera : Pasien dapat mengingat pertanyaan pemeriksan dan
menjawabnya dengan sesuai.
Kesadaran dan Fungsi Intelekual (kogniif)
Orientasi
Waktu : Baik, pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam, pasien dapat
mengingat hari dan tanggal pada saat dilakukan wawancara.
Tempat : Baik, pasien dapat menyebutkan bahwa sekarang ia berada di RSU M.Th
Djaman
Orang :Baik, pasien dapat mengenali ayahnya di rumah sakit serta dokter yang
memeriksanya.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TandaVital
Pernapasan : 20x / menit
Nadi : 80x / menit
Tekanan Darah : 120/90 mmHg
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada data.
FORMULA DIAGNOSIS
Berdasarkan dari hasil anamnesa dan menurut PPDGJ III, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Aksis I:
Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa pasien tidak memiliki
riwayat cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi
medik lain yang dapat secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi otak. Oleh karena itu, gangguan mental organik
(F00 - F09) dapat disingkirkan.
Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa tidak didapatkan riwayat
penggunaan obat psikoaktif (NAPZA) serta tidak ditemukan riwayat
mengkonsumsi alkohol, hanya sesekali pasien merokok. Oleh karena itu,
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif atau alkohol (F10 – F19) dapat disingkirkan.
Berdasarkan autoanamnesa dan alloanamnesa didapatkan :
Episode yang berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan
cukup berat sampai mengacaukan hampir seluruh aktivitas
sosial yang biasa diakukan. Maka dapat disimpulkan pasien
mengalami Psikotik Akut
Aksis II
Berdasarkan autoanamenesa dan alloanamnesa, tidak
ditemukan data secara klinis yang cukup bermakna untuk
menentukan suatu gangguan kepribadian karena itu tidak
ditemukan diagnosis untuk Axis II.
Aksis III
Berdasarkan autoanamnesa, pemeriksaan fisik, dan neurologis
didapatkan bahwa pasien tidak memiliki penyakit yang
mempengaruhi kondisinya sekarang.
Aksis IV
Berdasarkan autoanamnesa, kemungkinan disebabkan:
Masalah Pendidikan, gagal tes untuk menjadi seorang pastor
AksisV
Global Assesment of Functioning (GAF) Scale: 50-41 (Gejala
berat,disabilitas berat)
FORMULASI TERAPI
A. Psikofarmaka
1. Haloperidol tab 2x2 mg
2. Heximer tab 2 x 2 mg (Trihexyphenidyl hydrochloride)
jika perlu
3. Lorazepam tab 1 x 2 mg
Psikoterapi
Terapi Suportif
Pengawasan minum obat.
Memberi dukungan kepada pasien untuk rajin minum obat
Terapi Psikososial:
Konseling keluarga : memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang penyakit
yang diderita pasien dan pentingnya dukungan serta motivasi dalam kepatuhan
pengobatan pasien
Terapi rekreasi : mengikutsertakan pasien dalam kegiatan rekreasi agar pasien tidak jenuh
dan bosan di lingkungan RS
Terapi perilaku:
Mengajakan pasien untuk mengikuti kegiatan-kegiatan agar dapat besosialisasi dengan
lingkungan sekitar
Pasien diingatkan untuk rajin berdoa
PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia ad Bonam
Ad Functionam : Dubia ad Malam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
PSIKOTIK AKUT
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
Gangguan psikotik merupakan gangguan jiwa yang ditandai
oleh adanya gangguan dalam kemampuan menilai realita
(RealityTesting Ability).
Ditandai dengan adanya halusinasi dan atau delusi (waham).
Hilangnya kemampuan dalam membedakan diri dari
lingkungannya, pembicaraan yang kacau atau perilaku yang
kacau atau katatonik.
Epidemiologi
Pada umumnya gangguan ini dianggap jarang.
Diperkirakan 1,4% per 100.000 orang.
Gangguan lebih sering pada dewasa muda.
Gangguan mungkin paling sering pada pasien pada sosioekonomi
rendah.
Dan gangguan kepribadian sebelumnya (paling sering gangguan
histrionik, narsistik, paranoid, skizotipal).
Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Namun diduga memiliki kerentanan biologis.
Pedoman Diagnostik
- Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan
prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari
gangguan ini, yang dipakai adalah:
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok.
b. Adanya sindroma yang khas (berupa polimorfik atau
schizophrenia-like)
c. Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga
dispesifikasi dengan karakter ke 5; x0= tanpa penyerta stress
akut; x1= dengan penyerta stress akut).
d.Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung.
Klasifikasi
a. Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia.
b. Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia.
c. Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut.
d. Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham.
e. Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya.
f. Gangguan psikotik akut dan sementara YTT.
Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Tanpa
Gejala Skizofrenia
Pedoman diagnostik
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
a. Onset harus akut.
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah
dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari
yang sama.
c. Harus ada keadaan emosional yang sama beraneka ragamnya.
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun
dari gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi
kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode depresif.
Gangguan Psikotik Polimorfik Akut
Dengan Gejala Skizofrenia
Pedoman diagnostik
Memenuhi kriteria a, b, c diatas yang khas untuk gangguan
psikotik polimorfik akut.
Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu
sejak munculnya gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan
maka diagnosis harus diubah menjadi skizofrenia.
Gangguan Psikotik Lir-skizofrenia Akut
Pedoman diagnostik
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
a. Onset gejala psikotik harus akut.
b. Gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk skizofrenia harus
sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak berkembangnya
gambaran klinis yang jelas psikotik.
c. Kriteria untuk psikosis polimorfik akut tidak terpenuhi.
Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk kurun waktu
lebih dari 1 bulan lamanya, maka diagnosis harus dirubah
menjadi skizofrenia.
Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan
Predominan Waham
Pedoman diagnostik
Untuk diagnosis pasti harus memenuhi:
a. Onset dari gejala psikotik harus akut.
b. Waham dan halusinasi harus sudah ada dalam sebagian besar waktu
sejak berkembangnya keadaan psikotik yang jelas.
c. Baik kriteria untuk skizofrenia maupun untuk gangguan psikotik
polimorfik akut tidak terpenuhi.
Kalau waham-waham menetap lebih dari 3 bulan lamanya, maka
diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Waham Menetap. Apabila
hanya halusinasi yang menetap untuk lebih dari 3 bulan lamanya ,
maka diagnosis harus diubah menjadi Gangguan Psikotik Nonorganik
Lainnya.
Terapi
Farmakoterapi:
Obat antipsikotik
- Haloperidol
- Chlorpromazine
Obat antiansietas
- lorazepam
- Benzodiazepin
Psikoterapi
Psikoterapi individu
Psikoterapi keluarga
Psikoterapi kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III. Cetakan pertama. Departemen
Kesehatan. Jakarta: 1993.
Kaplan & Sadock. Synopsis of Psychiatry. 8th edition. Lippincott.
Williams&Wiilkins. Philadelphia:1998.
Maslim, Rasdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
ringkas dari PPDGJ-III. Cetakan pertama. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta: 2001.
TERIMA KASIH