Anda di halaman 1dari 28

Varisela: Tujuan Pembelajaran

• Menentukan definisi varisela dan tahu epidemiologinya


• Memahami bahwa varisela merupakan salah satu
penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia
• Melakukan identifikasi faktor risiko dan gejala varisela
• Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengenali tanda-
tanda varisela
• Menduga virus penyebab varisela
• Menggunakan uji laboratorium yang tepat untuk
diagnosis varisela
• Memutuskan perawatan spesifik yang sesuai dan
mendukung.
Epidemiologi

• Di negara barat pada musim dingin, semi. Di


Indonesia pada musim peralihan
• Angka kejadian belum ada penelitian, di Amerika:
3,1-3,5 juta ksus per tahun
• Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-
anak (90% < 10 th), insiden terbanyak 5-9 tahun
• Viremia pada masa prodromal sehingga trasmisi
dapat intruterin atau via trasfusi darah
• Kontak langsung (sifat infectious dalam vesikel),
penularan selama 24-48 jam sebelum lesi timbul –
timbul keropeng (7-8 hari), droplet atau aerosol dari
vesikuler di kulit atau sekret saluran nafas, jarang
kontak tidak langsung
Definisi
• Infeksi akut primer virus Herpes-varisella
atau Varisela-zoster virus (VZV)
• Menyerang kulit dan mukosa, menular
dengan vesikel bergerombol di kulit dan
selaput lendir
• Klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan
kulit polimorf seperti ruam vesikuler dan
eksamentosa, terutama berlokasi di
bagian sentral tubuh
Etiologi

• Famili: Herpes viridae (8 jenis virus),


menyerang manusia dan primate
• Virus DNA alfa herpes virus, mempunyai
125.000 pasangan basa mengandung 70 gen
• 3 tipe virus liar Dumas (eropa) dan Oka
(jepang)
• Timidin kinase virus, sensitive terhadap
hambatan asiklovir dan dihubungkan oleh
agen antivirus
• Reaktivasi menyebabkan herpes zoster
Patogenesis
Kontak
langsung
UDARA
Tubuh manusia
Vvz

System respirasi

Berkembang biak sal nafas


Bag atas

Menuju kel limfe


Regional

Bereplikasi selama 4-6 hari

Peredaran darah

Virus infeksius+sel PMN

VIR 3-7 hari

EMI
A kelompok vesikel
…….patogenesis

• Virus melalui saluran nafas atas atau orofaring


• Terjadi replikasi disitu
• Menyebar melalui pembuluh darah dan limfe (viremia
primer
• Virus berkembang biak di sel RES
• Banyak kasus virus dapat mengatasi pertahanan nonspesifik spt
interferon
• 1 minggu kemudian virus menyebar lagi via pembuluh darah, timbul
demam dan malaise
• Menyebar keseluruh tubuh terutama kulit-mukosa
• Lesi kulit tidak muncul bersamaan sesuai siklus viremia
• Siklus berhenti setelah 3 hari: munculnya imunitas
humoral dan selular spesifik
Gejala klinis
• Inkubasi 10-21 hari
• Stadium Prodromal (14-15 hari
setelah masa inkubasi):
• ruam kulit disertai demam ringan
• malaise, menggigil
• anorexia
• nyeri kepala
• nyeri abdomen ringan
• batuk dan pilek
• nyeri tenggorokan
………gejala klinis
• Stadium Erupsi : Ruam kemerahan

• Ruam muncul di muka dan kulit kepala, cepat meyebar ke


badan dan ekstremitas (sentrifugal)
• Vesikel khas berupa tetesan air mata atau tear drops,
superfisial, dinding tipis, penampang 2-3 mm berbentuk
elips, sumbu sejajar garis lipatan kulit
• Cairan vesikel permulaan jernih beberapa jam menjadi
pustula, akhirnya jadi ulkus kecil, 8 -12 jam jadi krusta
• Krusta akan lepas dalam waktu 1-3 minggu tergantung
dalamnya kelainan kulit
• Bekasnya akan membentuk cekungan dangkal merah
muda, kemudian hilang
• Parut terjadi kalau ada infeksi sekunder
Gejala Spesifik
• 1. Neonatus
• Sindroma varisela kongenital (mengikuti infeksi
varisela zoster ibu ), ciri-ciri :
– Luka kulit sikratrisial.
– Parese atau hipoplasia otot hingga atrofi tungkai.
– Mikrosefali.
– Lesi pada mata (cacat okuler).
– Cedera sistem saraf otonom.
– Katarak kongenital.
– jika ibu terinfeksi varisela 2-5 hari sebelum
melahirkan, bayi terkena viremia sekunder
• 2. Anak-anak (usia 2-12 tahun)
• Gejala prodromal demam ringan (antara 100-103
°F) dan malaise mendahului terjadinya ruam sekitar
1-2 hari
• Eksantema klasik terjadi dengan ciri-ciri:
– Lesi awal pada badan dan muka ke bagian tubuh lain.
– Vesikula, pustula, bopeng kecil dikelilingi eritematus
muncul dalam berbagai stadium.
– Lesi bulat atau oval diameter 0,5-1 cm.
– Formasi vesikel terbentuk 3-5 hari.
– Masa inkubasi 0-21 hari.
– Ada gejala gatal-gatal, anoreksia, dan lesu.
– Menular dari 48 jam sebelum vesikel sampai menjadi
krusta (antara 4-5 hari).
• 3. Remaja dan dewasa
• Manifestasi di luar kulit adalah 5-50%.
Gejalanya mirip pada anak-anak, secara
umum lebih parah.

• 4. Pasien dengan imunocompromise


• Lesi lebih banyak dapat dikelilingi daerah
yang mengeluarkan darah.
• Perkiraan komplikasi : hitung jenis netrofil
dan limfositnya absolut < 500.
• Penyembuhan tiga kali lebih lama
• Timbulnya lesi dapat tiga kali lebih lama.
• Manifestasi pneumonia.
• 5. Ibu hamil

• Prevalensi berusia antara 14-19 tahun, dapat


menimbulkan penyakit yang lebih berbahaya
• Risiko sindroma varisela kongenital lebih besar
bila infeksi pada trimester I
• Penyakit lebih ganas bila infeksi pada trimester III
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium umumnya tidak
diperlukan: Lekopeni (selama 72
jam pertama), limfositosis relatif
dan absolut.
• IG A dan Ig M hai 1-2 pasca ruam
• Konfirmasi cepat: isolasi virus (3-
5 hari), ELISA, FAMA, PCR
– Enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA) sensitifitas 86-97%
dan spesifisitasnya 82-99%.
Radiologi : Pneumonia
• Varisela primer: nodul infiltrat difus
bilateral
• Bakterial sekunder: infiltrat lokal

• Pungsi lumbal: anak dengan kelainan


neurologis
Diagnosis
• Dari klinis dengan gambaran dan
perkembangan lesi kulit yang khas,
terutama kalau ada kontak 2-3 minggu
sebelumnya
• Isolasi virus
• Serologi Test
• Lab darah
• Radiologi (ada komplikasi)
Gambaran khas

• Lesi muncul setelah masa prodromal yang


singkat dan ringan
• Lesi berkelompok terutama di bagian
sentral
• Perubahan lesi cepat dari makula,
vesukula, pustula sampai krusta
• Terdapatnya semua lesi kulit dalam waktu
bersamaan pada daerah yang sama
• Terdapat lesi mukosa mulut
Diagnosis Banding
• 1. Stevens Johnson
• 2. Herpes generalisata
• 3. Herpes simpleks
• 4. Variola
Komplikasi
• Manifestasi di luar kulit:
– 1) Pneumonitis: kegagalan respos imun
mengatasi replikasi dan penyebaran virus
– 2) Ataksia serebelar
– 3) Cerebritis
– 4) Sindroma Reye's (perlemakan hati dengan
ensefalopati): karena pemberian salisilat
• Infeksi sekunder oleh bakteri
– Oleh bakteri antara 5-10 % khususnya anak-
anak.
– Organisme paling sering : Strepcoccus grup A
dan Stapylococcus aureus.
– Ketika manifestasi sistemik tidak membaik
setelah 3-4 hari, demam berulang atau semakin
memburuk
– Stapylococcus aureus menyebabkan selulitis,
impetigo, staphylococcal scalded skin
syndrome, ’Toxic shock syndrome, pericarditis,
dan osteomyelitis.
• Komplikasi Sistem Saraf Pusat
– Serebellar ataksia yang paling umum ( 2-3
minggu setelah infeksi )
– Ensefalitis terjadi 1,7 setiap 100.000 kasus
anakanak usia 0-14 tahun.
Penatalaksanan
Perawatan spesifik
• 1. Neonatus atau bayi
• VZIG-Varicella Zoster Imuno Globulin untuk bayi (ibu
terinfeksi <7 hari sebelum sampai 28 hari setelah
melahirkan).
• Jika ibu menderita herpes zoster, pemberian VZIG bukan
indikasi.
• 2. Anak-anak (usia 2-12 tahun)
• Antipiretik dan antipruritus.
• Menjaga kebersihan individu
• Kompres dingin
• Pemberian Acyclovir (kontroversial, tidak
diperlukan pada kasus tanpa komplikasi)
• Dimulai 24 jam sebelum penyakit mulai menjalar.
• Mengurangi pembentukan lesi baru hingga 25 %.
• Meningkatkan sistem imun.
• Aman dipakai ibu hamil.

• Profilaksis dengan VZIG:


• Semua wanita hamil risiko tinggi (tinggal satu rumah
dengan pasien varisela ataupun herpes zoster)
• Diberikan 72 jam setelah terpajan
• 3. Remaja dan dewasa
• Terapi simtomatis
• Acyclovir 24 jam setelah timbul lesi
pertama ( mengurangi tingkat
keprogresifan)

• 4. Wanita hamil
• VZIG.
• Acyclovir :
– 24 jam setelah timbul ruam pertama
– Pada masa inkubasi mencegah hingga 84 %
penyebaran infeksi.
• Acyclovir IV (komplikasi di luar kulit)
• 5. Pasien imunocompromised
• Acyclovir sangat dianjurkan.
• Diberikan maksimal 72 jam setelah serangan
pertama.
• Menurunkan progresifitas penyakit.
• Dapat diberikan Interferon.
• Profilaksis dengan VZIG

• 6. Manifestasi di luar kulit


• Acyclovir IV.
Pencegahan
Vaksin varisela:
• Galur yang dilemahkan
• Angka serokonversi 97-99%
• Diberikan umur 12 bulan atau lebih
• Lama proteksi belum diketahui
• Vaksinasi ulangan setelah 4-6 tahun
• Secara subkutan 0,5 ml usia <12 tahun, di atas 12
tahun dosis awal 0,5 ml diulang setelah 4-8 minggu
VZIG diindikasikan untuk

• Dikontraindikasikan mendapat vaksin


varisela
• Neonatus ibunya sakit varisela 5 hari
sebelum dan 2 hari setelah pajanan
• Pajanan pasca natal bayi prematur
• Ibu hamil yang terpajan
• Petugas RS yang rentan
• Anak sehat berisiko
Prognosis
• Dengan perawatan yang teliti dan
memperhatikan hygiene perorangan akan
memberikan prognosis yang baik dan
jaringan parut yang timbul akan lebih
sedikit.
• Dengan penyulit akan lebih buruk:
neonatus, infeksi sekunder, menyerang
SSP, imunokompromais

Anda mungkin juga menyukai