Anda di halaman 1dari 72

Diare akut dengan dehidrasi

ringan-sedang

Tutor Moderator
dr. Anies Nuringtyas Sp A dr. Martaviani B. MKes, Sp.A

Disusun Oleh:

Muhammad Rahmat Akmal


1402.221.168
BAB 1 Status Pasien
Identitas pasien

 Nama : An. R
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 31 Desember 2014
 Umur : 8 bulan
 Pendidikan :-
 Suku bangsa / Bangsa : Jawa / Indonesia
 Agama : Islam
 Alamat : JL PLK II gang Bentengan nomor 13
Kelurahan Makassar Jakarta Timur
 No. Rekam Medik : 44 94 96
 Masuk RS tanggal : 09 Agustus 2015, jam 12:30 WIB,
pertama kali
 Datang sendiri/dikirim : Datang dengan orang tua
Identitas orang tua

Orangtua Ayah Ibu


Nama Tn. B Ny.D
Umur sekarang 42 tahun 35 tahun
Perkawinan ke 1 1
Pendidikan terakhir SMA D3
Pekerjaan Karyawan Swasta PNS
Pangkat - -
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa

Keadaan kesehatan Baik Baik


Anamnesis

 Alloanamnesis dari ibu pasien Minggu, 09 Agustus


2015, pukul 12.30 WIB
 Keluhan utama : Mencret
 Keluhan tambahan : Batuk, pilek, demam,
muntah
Riwayat penyakit sekarang

 Sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit, ibu pasien


mengatakan anaknya batuk dan pilek
 Setelah 4 hari kemudian, terjadi mencret lebih dari
10 kali setiap hari,
 Pasien juga muntah 2-4 kali per hari
 pasien kurang nafsu makan dan sulit diberi makan
 BAK hanya dua kali sehari dengan volume urin
berkurang
 Demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
pasien demam
 Riwayat penyakit sebelumnya yang ada
hubungannya dengan penyakit sekarang
 Tidak ada riwayat penyakit dahulu pasien yang ada
hubungannya dengan penyakit sekarang
 Riwayat penyakit keluarga yang ada
hubungannya dengan penyakit sekarang
 Di keluarga tidak ada keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat kehamilan

 Kehamilan ini merupakan kehamilan anak yang


kedua. Riwayat lahir sectio secarea dan cukup bulan.
 Selama kehamilan ibu pasien juga tidak merasakan
keluhan, hanya perasaan mual diawal kehamilan.
Ibu pasien juga mengatakan rutin untuk kontrol
kehamilannya.
Riwayat kelahiran

 Lahir bayi laki-laki, 31 Desember 2014, secara sectio


cesarea dengan indikasi pecah ketuban awal,
G2P2A0. Masa kehamilan 39 minggu, berat badan
lahir 3100 gram, panjang badan 50 cm. Sewaktu
lahir langsung menangis. Ketuban jernih, tidak
terdapat kelainan bawaan. Skor APGAR 9 Tempat
lahir di Rumah Sakit dan di tolong Dokter
Psikomotor

Tengkurap 8 bulan 2 - 4 bulan

Duduk Belum bisa 5 - 6 bulan

Berdiri sendiri Belum bisa 9 - 12 bulan

Berjalan Belum bisa 10 - 13 bulan

Bicara 7 bulan 7 - 11 bulan

Merangkak Belum bisa 4 - 5 bulan


Riwayat makanan

Umur ASI/PASI Buah/ Bubur Nasi


Merk/Takaran biskui susu tim
t
0-2 bulan ASI - - -
2-4 bulan ASI - - -
4-6 bulan ASI - - -
6-8 bulan ASI + + +
8-10 - - - -
bulan
Riwayat imunisasi

Jenis imunisasi I II III IV

BCG + - - -
DPT + + + -
Polio + + + +
Campak - - - -
Hepatitis B + + + -
Riwayat keluarga
Keterang
Jenis Mati
N Hidu Lahir Abort an
Usia Kelami (sebab
o p Mati us kesehata
n )
n

1
1 tahun L  - - - Baik

2 8 bulan L  - - -
Anggota keluarga lain yang serumah: tdk ada
Perumahan : Milik orang tua
Keadaan rumah : Bersih
Dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2011
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Status mental : Rewel/Gelisah
 Berat Badan (BB) : 7 kg
 Panjang Badan : 70 cm
 Berat badan ideal menurut tinggi badan= 7,1 kg
(berdasarkan kurva NCHS)

Berdasarkan BB/TB = BB sekarang x 100 %
BB ideal menurut TB
= 7 x 100 %
7,1
= 98 % (gizi baik)
Tanda-tanda vital :

 Frekuensi Nadi : 120 kali/menit. kuat angkat,

irama teratur, isi cukup

 Frekuensi Nafas: 30 kali/menit, teratur

 Suhu : 37,0oC (axilla)


Status Generalis
 Kelainan mukosa/kulit/subkutan yang
menyeluruh:
 Turgor kulit baik, mukosa bibir pucat
 Kepala : Normocephal, rambut hitam merata,
tipis, tidak mudah dicabut, ubun-ubun sudah
menutup dan rata.

 Mata :Palpebra superior kanan dan kiri


cekung, konjungtiva tidak anemis, terdapat
sekret , sklera tidak ikterik, kornea jernih, refleks
cahaya langsung dan tidak langsung positif, pupil
bulat isokor 2/2, air mata +/+
 Telinga : Daun telinga simetris kanan dan kiri,
lekukan sempurna, liang telinga lapang, tidak ada
serumen, tidak ada sekret, tidak ada nyeri.
 Hidung : Bentuk normal, deviasi septum tidak
ada, mukosa tidak hiperemis, sekret ada
bening, napas cuping hidung tidak ada.
 Mulut : tidak ada koplik spot, mukosa bibir basah
dan hiperemis, tidak ada sianosis, lidah tidak
kotor, T1-T1, faring hiperemis
 Leher : kelenjar getah bening tidak teraba,
trakea ditengah

Paru :
 Inspeksi : Simetris saat statis dan
dinamis, tidak ada retraksi.
 Palpasi : Vokal fremitus kanan sama
dengan kiri
 Perkusi : Sonor pada kedua lapang
paru
 Auskultasi : Suara napas vesikuler
+/+, rhonki dan wheezing
tidak ada.
Jantung :

 Inspeksi : Ictus kordis tidak tampak

 Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS IV linea


midclavicula sinistra, tidak kuat
angkat

 Perkusi : Tidak dilakukan

 Auskultasi : Bunyi Jantung 1 dan 2 regular,


Murmur dan gallop tidak ada
Abdomen
 Inspeksi : Datar, supel, tidak ada venektasi /
luka / sikatrik / perdarahan
 Auskultasi: Bising usus (+) normal
 Palpasi : Supel, tidak ada nyeri tekan, hati
dan lien tidak teraba pembesaran,
turgor kembali cepat.
 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang
abdomen
 Alat Kelamin : skrotum sudah turun, tidak ada
tanda kemerahan di sekitar penis, terdapat lubang
uretra
 Anus : terdapat kemerahan di sekitar anus,
tidak terdapat benjolan, terdapat lubang di anus.

 Ekstremitas : Akral hangat, edema tidak ada, tidak


ada pitting edema, tidak ada sianosis, tonus dan
klonus baik, perfusi perifer baik.
 Pemeriksaan neurologis

 Refleks fisiologis : dbn


 Refleks Patologis : dbn
 Tanda rangsang meningeal : dbn
Pemeriksaan yang dilakukan RSPAD ,
Laboratorium Darah (09 Agustus 2015, Pukul 12:53)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematologi

Darah Rutin

Hb 17,8 13-18 g/dl

Ht 55 40 – 52 %

Eritrosit 7,2 4.3 – 6.0 juta/µL

Leukosit 4980 4,800 – 10,800 / µL

Trombosit 198000 150,000 – 400.000 /µL

MCV 76 80-96 fl

MCH 25 27-32 pg

MCHC 32 32-36 g/dL

Elektrolit

Na 147 129-143mmol/L

K 4,9 3,6-5,8 mmol/L

Cl 115 93-112 mmol/L


Pemeriksaan yang dilakukan RSPAD ,
Laboratorium Darah (13Agustus 2015, Pukul 10:37)
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

Hematologi

Darah rutin

Hb 8,9 13-18 g/dl

Ht 28 40 – 52 %

Eritrosit 3,7 4.3 – 6.0 juta/µL

Leukosit 9520 4,800 – 10,800 / µL

Trombosit 242000 150,000 – 400.000 /µL

MCV 75 80-96 fl

MCH 24 27-32 pg

MCHC 32 32-36 g/dL

Gambaran darah rutin

Eritrosit Mikrositik hipokrom


Leukosit Kesan normal
Trombosit Kesan normal
Kimia klinik
Besi (Fe/Iron) 21 50-120 ug/dl
TIBC 383 290-436 ug/dl
Elektrolit
Na 141 129-143mmol/L
K 3.6 3,6-5,8 mmol/L
Cl 113 93-112 mmol/L
Resume

 Pasien anak laki-laki usia 8 bulan, datang dengan


keluhan muntah dan mencret sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit, pasien diare dengan frekuensi lebih
dari 10 kali dengan konsistensi BAB cair, berwarna
kuning dengan ampas, sebanyak satu gelas aqua, tidak
ada lendir dan tidak ada darah, frekuensi muntah 2-
4x/hari, muntahan berisi makanan yang dimakan oleh
pasien. Pasien juga mengeluh batuk sejak 6 hari sebelum
masuk rumah sakit disertai demam sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam dengan pola naik turun, naik
pada malam hari, turun pada pagi hari pasien tampak
haus terus, BAK berkurang dengan volume urin
seperempat gelas aqua, terdapat air mata, dan lemas.
 Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
lemah, kesadaran somnolen dan cengeng. Nadi
120x/menit isi cukup teratur, suhu 37oC, respirasi
30x/menit, Saturasi oksigen 98%. Mukosa bibir
kering, mata: palpebra cekung dan terdapat sekret.
Abdomen: hepar,lien tidak teraba Kulit tidak pucat,
turgor kulit baik, CRT<3 detik. Akral hangat.
Abdomen: hepar,lien tidak teraba
 DIAGNOSIS KERJA
 Diare Akut dengan dehidrasi ringan-sedang ec rotavirus

 Anemia suspek defisiensi besi

 DIAGNOSIS BANDING
 Diare akut akibat Intoleransi laktosa
 PENATALAKSANAAN
 IVFD RL 700 cc/24 jam

 Inj. Amikacin 2 x 50 mg I.V+ skin test

 Zinkid 1 x 20 mg P.O.

 Lacto-B 1 x 1 sach P.O.

 PROGNOSIS
 Ad. Vitam : dubia ad bonam
 Ad. Fungsionam : dubia ad bonam

 Ad. Sanationam : dubia ad bonam


Tanggal S O A P
09-08-15 Pasien mencret >10x KU/Kes: lemah/cm -Gastroenteritis akut - IVFD RL 700 cc/hari
dan muntah 2-4x S:37 °C -Dehidrasi ringan-sedang - Inj. Amikacin 2 x 50

N:120 x/menit mg I.V. (skin test)

RR:30 x/menit - Lacto-B 1 x 1 sach P.O.

Kepala : normocephal - Zinkid 1 x 20 mg P.O.

Mata : konjungtiva anemis -/-


terdapat sekret, sklera ikterik -/-,
tidak cekung.

THT : nafas cuping hidung (-),


faring tidak hiperemis, T1-T1
tenang

Mulut: bibir kering.

Leher : Pembesaran KGB (-)

Thoraks : simetris saat statis dan


dinamis

Cor : BJI-BJ II reguler, murmur (-),


gallop (-)

Pulmo : Suara Nafas Vesikuler,


Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Abdomen : datar, supel, BU (+),


Hepar/lien : tidak teraba
Tanggal S O A P
10/08/15 BAB cair 3x sejak Ku/kes:tss/cm - Diare akut - IVFD RL 700
pagi, ampas N:130x/menit cc/hari
- Dehidrasi ringan-
sedikit, batuk RR:30x/menit sedang - Inj. Amikacin 2 x
ada,demam ada, S:37,3°C 50 mg I.V.
-ISPA
BAK warna Kepala : normocephal
-Anemia susp def besi - Paracetamol 3 x ¾
kuning jernih, bau Mata : konjungtiva anemis -/-,
cth P.O.
khas, sebesar ± sklera ikterik -/-, tidak cekung.
- Ambroxol 3mg 3x1
500 gram. THT : normotia, sekret +,
tenggorokan sulit dinilai pulv

Leher : Pembesaran KGB (-) - Cetirizin 0,5 mg 3x1


Thoraks : simetris saat statis dan pulv
dinamis - Salbutamol 0,2 mg
Cor : BJI-BJII reguler, murmur (-), 3x1 pulv
gallop (-)
- Lacto-B 1 x 1 sach
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler,
P.O.
Ronkhi -/-, Wheezing -/-

Abdomen : datar, supel, BU (+),


- Zinkid 1 x 20 mg
Hepar/lien : tidak teraba P.O.
Ekstremitas : akral hangat, sianosis - Hexabio 1x1 sach
(-), edema -/-, CRT < 2 detik P.O

- Bubur breda 3x/hr


Tanggal S O A P
11/08/15 Orang tua Ku/kes: tss/cm - diare akut - IVFD RL 700
menyatakan N:102x/menit cc/hari
- Dehidrasi ringan-
anaknya masih RR: 28x/menit sedang - Inj. Amikacin 2 x
diare sebanyak 2 S:36,2°C 50 mg I.V.
- ISPA
kali dan demam, Kepala : normocephal, ubun-ubun
- Anemia susp def - Paracetamol 3 x ¾
batuk dan pilek besar datar
Besi cth P.O.
masih ada Mata : konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, tidak cekung. - Ambroxol 3mg 3x1

THT : nafas cuping hidung (-), pulv


faring tidak hiperemis, T1-T1 - Cetirizin 0,5 mg 3x1
tenang pulv
Leher : Pembesaran KGB (-)
- Salbutamol 0,2 mg
Thoraks : simetris saat statis dan
3x1 pulv
dinamis
- Lacto-B 1 x 1 sach
Cor : BJI-BJII reguler, murmur (-),
gallop (-) P.O.

Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, - Zinkid 1 x 20 mg


Ronkhi -/-, Wheezing -/- P.O.
Abdomen : datar, supel, BU (+), - Hexabio 1x1 sach
Hepar/lien : tidak teraba
P.O
Ekstremitas : akral hangat, sianosis
- Bubur breda 3x/hr
Tanggal S O A P

12/08/15 Ibu mengatakan Ku/kes: baik/cm - Diare akut - IVFD RL 700 cc/hari
anak masih BAB N:84x/menit terehidrasi - Inj. Amikacin 2 x 50
mencret cair RR: 21x/menit - ISPA mg I.V.
banyak, warna S:38,9°C
- Anemia ec susp - Paracetamol 3 x ¾ cth
kehijauan, Kepala : normocephal, ubun-ubun
def fe P.O.
kemarin BAB 4x besar datar
- Ambroxol 3mg 3x1
warna kuning, Mata : konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, tidak cekung. pulv
sekarang mau 3x,
THT : nafas cuping hidung (-), - Cetirizin 0,5 mg 3x1
batuk, pilek masih
faring tidak hiperemis, T1-T1 pulv
ada, tidak mual
tenang, sekret ada
- Salbutamol 0,2 mg 3x1
Leher : Pembesaran KGB (-)
pulv
Thoraks : simetris saat statis dan
- Lacto-B 1 x 1 sach P.O.
dinamis

Cor : BJI-BJII reguler, murmur (-), - Zinkid 1 x 20 mg P.O.


gallop (-) - Hexabio 1x1 sach P.O
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, - Bubur breda 3x/hr
Ronkhi -/-, Wheezing -/-
- Makan pisang
Abdomen : datar, supel, BU (+),
Hepar/lien : tidak teraba - Paracetamol 3x100 mg

Ekstremitas : akral hangat, sianosis P.O


(-), edema -/-, CRT < 2 detik - cek FL
Tanggal S O A P
13/08/15 Ibu mengatakan Ku/kes: baik/cm -Diare akut terehidrasi - IVFD RL 700 cc/hari
kemarin anak BAB N:122x/menit -ISPA - Inj. Amikacin 2 x 50
mendret 10 x cair , RR: 24x/menit
-Anemia ec susp def fe mg I.V.
kadang agak S:37,9°C
- Paracetamol 3 x ¾ cth
padat, ada ampas, Kepala : normocephal, ubun-ubun
P.O.
warna kuning besar datar
- Ambroxol 3mg 3x1
kehijauan, tadi Mata : konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, tidak cekung. pulv
pagi BAB 4x
THT : nafas cuping hidung (-), - Cetirizin 0,5 mg 3x1
dengan konisitensi
faring tidak hiperemis, T1-T1 pulv
cair warna kuning,
tenang, sekret ada
dikasi makan 3x - Salbutamol 0,2 mg 3x1
Leher : Pembesaran KGB (-)
dengan 3x suapan. pulv
Thoraks : simetris saat statis dan
Batuk,pilek dan - Lacto-B 1 x 1 sach P.O.
dinamis
panas naik turun - Zinkid 1 x 20 mg P.O.
Cor : BJI-BJII reguler, murmur (-),
gallop (-) - Hexabio 1x1 sach P.O
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, - Bubur breda 3x/hr
Ronkhi -/-, Wheezing -/-
- Makan pisang
Abdomen : datar, supel, BU (+),
Hepar/lien : tidak teraba - Paracetamol 3x100 mg

Ekstremitas : akral hangat, sianosis P.O


Tanggal S O A P
14/08/15 Ibu mengatakan Ku/kes: baik/cm -Diare akut terehidrasi IVFD RL 700 cc/hari
bahwa anaknya N:86x/menit
-ISPA - Inj. Amikacin 2 x 50
pagi ini BAB 4x RR: 22x/menit
-anemia ec susp def Fe mg I.V.
masih cair ada S:36°C
- Paracetamol 3 x ¾ cth
ampas warna Kepala : normocephal, ubun-ubun P.O.
kuning kehijauan, besar datar
- Ambroxol 3mg 3x1
batuk pilek sudah Mata : konjungtiva anemis -/-,
pulv
jarang, ingus sklera ikterik -/-, tidak cekung.

THT : nafas cuping hidung (-), - Cetirizin 0,5 mg 3x1


bening sedikit,
faring tidak hiperemis, T1-T1 pulv
demam naik turun
tenang, sekret tidak ada - Salbutamol 0,2 mg 3x1
suhu 39 derajat
Leher : Pembesaran KGB (-) pulv
celcius
Thoraks : simetris saat statis dan
- Lacto-B 1 x 1 sach P.O.
dinamis
- Zinkid 1 x 20 mg P.O.
Cor : BJI-BJII reguler, murmur (-),
gallop (-) - Hexabio 1x1 sach P.O
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, - Bubur breda 3x/hr
Ronkhi -/-, Wheezing -/-
- Makan pisang
Abdomen : datar, supel, BU (+),
- Paracetamol 3x100 mg
Hepar/lien : tidak teraba
P.O
Ekstremitas : akral hangat, sianosis
Tanggal S O A P

15/08/15 Orang tua pasien Anak tampak aktif, keadaan Diare akut terehidrasi - Inj. Amikacin 2 x 50
mengatakan umum baik, kesadaran Rhinitis akut mg I.V.
bahwa pasien compos mentis, nadi (perbaikan) - Paracetamol 3 x ¾ cth
sudah tidak diare, 119x/menit, suhu 36,4oC,
Anemia ec susp def Fe P.O.
namun BAB masih napas 58x/menit,
- Ambroxol 3mg 3x1
lembek, warna Kepala: normocephali pulv
feses biasa, tidak
Mata; tidak tampak anemis - Cetirizin 0,5 mg 3x1
ada lendir, tidak
Hidung : tidak ada sekret, pulv
ada darah, pilek
tidak ada nafas cuping hidung - Salbutamol 0,2 mg 3x1
sudah mereda,
Mulut : bibir tidak tampak pulv
kadang-kadang
pucat, tidak sianosis - Lacto-B 1 x 1 sach P.O.
batuk, demam
tidak ada, minum Thoraks : simetris saat statis - Zinkid 1 x 20 mg P.O.
masih mau, dan dinamis
- Hexabio 1x1 sach P.O
keluhan lain tidak Cor : BJI-BJII reguler, - Bubur breda 3x/hr
ada murmur (-), gallop (-)
- Makan pisang
Pulmo : Suara Nafas
- Paracetamol 3x100 mg
Vesikuler, Ronkhi -/-,
P.O
Wheezing -/-
- cek FF
Abdomen : datar, supel, BU
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Diare akut

 Diare adalah keluarnya tinja encer dengan frekuensi


3x atau lebih dalam periode 24 jam.
 Episode diare dibedakan menjadi akut dan persisten
berdasarkan durasinya. Diare akut terjadi secara
mendadak dan tidak lebih dari 14 hari. Diare
persisten didefinisikan sebagai episode diare yang
terjadi lebih dari 14 hari.
 Untuk bayi dan anak, jumlah keluaran tinja lebih
besar daripada 10g/kg/24 jam atau lebih dari batas
dewasa yaitu 200g/24 jam.
Etiologi
Infeksi Infeksi usus (termasuk keracunan makanan)
Infeksi ekstra intestinal (otitis media akut, infeksi saluran kemih,
pneumonia)
Obat-obatan Antibiotika
Pencahar
Antasida yang mengandung magnesium
Withdrawal opiat
Obat-obatan lainnya
Alergi makanan atau Cow’s milk protein allergy (CMPA)
intoleransi
Alergi protein kedelai
Alergi makanan multipel
Metilxantin (kafein, teobromin, teofilin)
Kelainan proses Defisiensi enzim sukrase-isomaltase
cerna/absorpsi
Hipolaktase awitan lambat (atau tipe dewasa)
Defisiensi vitamin Defisiensi niasin
Defisiensi folat
Tertelan logam berat Co, Zn, cat
Kemoterapi atau radiasi
Anatomi fungsional dari mukosa usus halus

 Villus, unit fungsional dari usus halus, memperbanyak


permukaan cerna dan penyerapan dari mukosa usus halus.
 Epitel saluran gastrointestinal adalah epitel yang dapat
mengatur muatan osmotik ke dalam usus halus. Taut erat,
struktur dinamis yang terjadi antara sel epitel, berkontribusi
pada pergerakan air dan elektrolit secara keseluruhan.
 Transpor elektrolit melalui sel epitel usus halus terjadi
melalui beberapa mekanisme, termasuk glucose-sodium co-
transporter. Transpor protein ini membutuhkan keberadaan
gradien natrium sepanjang brush border membrane yang
dipertahankan oleh pompa Na, K+ ATPase pada membran
basolateral enterosit.
 Mekanisme kedua adalah jalur electroneutral NaCl-coupled
yang melibatkan mekanisme pertukaran dobel oleh Na-H+
exchanger dan Cl-HCO3- exchanger
Patofisiologi

 Diare terjadi akibat ketidakseimbangan antara


absorpsi air dan elektrolit dengan sekresi. Perubahan
ini dapat terjadi baik akibat adanya gaya osmotik di
lumen yang menarik air atau hasil dari induksi
status sekresi aktif pada enterosit
 Berdasarkan patogenesisnya diare dibagi menjadi:
1. Diare osmotik = intoleransi laktosa
2. Diare sekretorik = infeksi bakteri,virus
Diagnosis

 Anamnesis
 Perlu ditanyakan deskripsi diare (frekuensi, lama diare
berlangsung, warna, konsistensi tinja, adanya lendir/darah
dalam tinja). Adanya muntah, tanda dehidrasi (rasa haus,
rewel/lemah, BAK erakhir), demam, kejang, jumlah cairan
masuk, riwayat makan dan minum, penderita sekitar,
pengobatan yang diterima, dan gejala invaginasi (tangisan
keras dan bayi pucat).
 Pemeriksaan fisis
 Periksa keadaan umum, kesadaran, tanda vitas dan berat
badan.
 Selidiki tanda-tanda dehidrasi, rewel/gelisah,
letargis/kesadaran berkurang, mata cekung, cubitan kulit
perut kembali lambat (turgor abdomen), hasu/minum lahap,
malas/tidak dapat minum
 Tanda-tanda ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit:
kembung akibat hipokalemia, nafas cepat dan dalam akibat
asidosis metabolik.
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan tinja, namun tidak rutin dilakukan, kecuali ada
tanda-tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis.
Dapat dilakukan secara makroskopis, mikrokopis, dan kimiawi
 Dehidrasi berat: elektrolit serum, analisis gas darah, nitrogen
urea, kadar gula darah.
Dehidrasi

 Diare berat dan asupan oral terbatas dapat


menyebabkan dehidrasi. Manifestasi dari dehidrasi
antara lain rasa haus meningkat, berkurangnya
jumlah buang air kecil, urin berwarna gelap, tidak
mampu berkeringat dan perubahan ortostatik. Pada
keadaan diare berat dapat terjadi gagal ginjal akut
dan perubahan status mental (bingung dan pusing).
Pada semua anak dengan diare, status hidrasi
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat, sedang, atau
tanpa dehidrasi
Klasifikasi
Klasifikasi Gejala atau tanda
Dehidrasi berat Dua atau lebih dari:
 Lethargi/tidak sadar

 Mata cekung

 Tidak dapat minum atau minum sedikit

 Cubitan pada kulit kembali sangat lambat (≥2 detik)

Dehidrasi ringan Dua atau lebih dari:


sedang  Gelisah, iritabilitas

 Mata cekung

 Minum seperti kehausan

 Cubitan kulit kembali dengan lambat

Tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda untuk memenuhi klasifikasi dehidrasi berat
dan sedang
Penatalaksanaan diare menurut WHO

 Plan A
 Diare tanpa dehidrasi
 Lebih banyak cairan diberikan pada anak untuk mencegah
dehidrasi. Cairan rumah seperti air tajin, air kelapa, sup sayur
atau yoghurt dapat diberikan.
 Hindari cairan bersoda, cairan buah dengan pemanis buatan,
dan glukosa tinggi.
 Cairan rehidrasi oral WHO (Oral Rehydration Solution / ORS)
mengandung NaCl 3,5 g, NaCO3 2,5 g, KCl 1,5 g, glukosa 20 g
dalam 1 liter air (Oralyte, Ottolite).
 Restriksi atau penghentian makanan tidak dianjurkan. Anak
tetap harus diberi makan dengan nutrien dan kalori tinggi
untuk mencegah malnutrisi. ASI tetap dilanjutkan. Campuran
sereal dan kacang, jus buah segar dan pisang dapat diberikan.
Saat diare berhenti, anak diberikan makanan ekstra setiap hari
selama satu minggu untuk mencapai berat badan sebelum
sakit.
 Tanda bahaya harus dijelaskan kepada ibu dan harus segera
dilaporkan, rasa haus berlebihan, mata cekung, demam,
menolak makan atau minum, disentri, pengurangan buang air
kecil, kejang.
 Plan B Diare dengan dehidrasi ringan-sedang
 Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama

 Jumlah oralit yang diperlukan= 75ml/kg BB


 Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di
atas, berikan sesuai kehilangan cairan yang sedang
berlangsung
 Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak
menyusui, beri juga 100-200 ml air matang selama periode ini
 Mulai memberi makan segera setelah anak ingin makan

 Lanjutkan pemberian ASI

 Berikan tablet zink selama 10 hari


 Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan
oralit:
 Minumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari cangkir/
mangkok/ gelas
 Jika anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian lanjutkan lagi
dengan lebih lambat
 Lanjutkan ASI selama anak mau

 Setelah 3 jam:
 Ulangi penilaian dan klasifikasi kembali derajat dehidrasinya
 Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan
pengobatan
 Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan
selesai:
 Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit di rumah
 Tunjukkan beberapa banyak larutan oralit yang harus
diberikan dirumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan
 Jelaskan 4 aturan perawatan:
 Beri cairan tambahan

 Lanjutkan pemberian makan

 Beri tablet zink selama 10 hari

 Kapan harus kembali


 Plan C Diare dengan dehidrasi berat
 Harus ditangani cepat dengan cairan intravena Ringer Laktat atau
Normal Saline 0,9% diberikan 100 cc/kg yang dibagi sebagai
berikut:
 - <12 bulan pemberian pertama 30 cc/kg selama 1 jam, dilanjutkan
pemberian 70 cc/kg selama 5 jam
 - 12 bulan – 5 tahun pemberian pertama 30 cc/kg selama 30 menit,
dilanjutkan pemberian 70 cc/kg selama 2 setengah jam.
 Diikuti rehidrasi oral 5 cc/KgBB/Jam
 Tinjau ulang setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) untuk status hidrasi
dan pilih plan A, B, C untuk selanjutnya.
Penatalaksanaan lain

 Antibiotik
 Kolera – tetrasiklin 12,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
 Shigella disentri – cefixime 8 mg/kgBB/hari dibagi dalam 5
dosis.
 Amoebiasis – Metronidazole 30-40 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 7-10 dosis.
 Giardiasis – Metronidazole 30-40mg/kgBB/hari dibagi dalam
10 dosis

 Probiotik
 Zinc
Bab III analisa kasus
 Keluhan utama : mencret
 Keluhan tambahan : Batuk, pilek, demam, muntah

 DD : diare akut ec intoleransi laktosa


Hasil anamnesis

 2 hari SMRS pasien BAB dengan konsistensi cair


dengan ampas berwarna kuning lebih dari 10 kali
per hari dan tidak mengandung darah atau lendir,
pasien juga muntah 2-4 kali per hari. Ibu pasien
mengatakan kalau anaknya muntah dan diare
setelah minum ASI dan minum susu formula.
 Diagnosis dehidrasi ditegakkan berdasarkan
frekuensi BAK dan volume urin pasien yang
berkurang, kondisi anak yang lemas,rewel, cengeng
dan haus terus menerus.
 diare akut pasien disertai oleh demam sejak 1 hari
SMRS yang menandakan bahwa diare pasien
disebabkan oleh infeksi, infeksi dapat berasal dari
saluran cerna seperti rotavirus atau berasal dari
penyakit batuk dan pilek pasien sejak 6 hari SMRS.
Pemeriksaan fisik

didapatkan kesadan compos mentis dan status mental


gelisah dan rewel, nadi 120x/menit, pernapasan 30x/
menit. Didapatkan mukosa bibir pucat, mata kanan
dan kiri cekung, dan turgor kulit masih baik.
Berdasarkan kepustakaan: menurut skor dehidrasi
modifikasi UNHAS didapatkan skor 9 yang
menunjukkan bahwa pasien mengalami dehidrasi
ringan-sedang
 Beberapa tanda-tanda dari hasil alloanamnesa yang
mengarah ke dehidrasi ringan-sedang yaitu pasien
rewel,cengeng,haus terus-menerus dan frekuensi
BAK yang berkurang dengan volume yang sedikit
 Pada pemeriksaan antropometri, BB 7 kg, TB 70 cm,
LK 45 cm, dilakukan plotting ke dalam curva WHO
Z-score dan didapatkan hasil sebagai berikut:
 BB/U : Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0
 TB/U : Z-score >=-2,0
 BB/TB : Z-score >=-2,0 s/d Z-score <=2,0
 Kesan gizi klinis: gizi baik
 Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
Hemoglobin 8.9 g/dl, hematokrit 28%, eritrosit 3.7
juta/ul, kadar Fe 21ug/dl

 Diagnosis kerja
 Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
 Anemia defisiensi besi

 Diagnosis banding
 Diare akut ec intoleransi laktosa

 Penatalaksanaan
 Rawat inap + medikamentosa
1. IVFD RL 700cc/24 jam
 Pada pasien ini diberikan cairan ringer laktat melalui infus
sebanyak 700cc selama 24 jam untuk mengatasi dehidrasi.
Menurut WHO jumlah cairan yang diberikan untuk dehidrasi
ringan –sedang sesuai dengan Plan B, dimana larutan oralit
diberikan sebanyak 75 cc/kgBB selam 3 jam pertama. Jumlah
cairan yang diberikan pada pasien ini sebanyak 525 cc/KgBB.
Setelah 3 jam kita klasifikasikan derajat dehidrasi pasien
kembali dan pemberian ASI harus dilanjutkan.
 Kebutuhan cairan rumatan dihitung berdasarkan
cara Holiday dan Segarr, dimana:
 10 kg I : 100 cc/kgBB/hari
 10 kg II : 50cc/kgBB/hari
 10 kg III : 20 cc/kgBB/hari
 Berat badan pasien 7 kg sehingga 7x100
cc/KgBB/hari, total keseluruhan pasien mendapat
cairan adalah sebanyak 700cc/24 jam
2. Injeksi amikacin 2x50 mg

Amikacin merupakan antibiotik spektrum luas dengan indikasi


untuk infeksi bakteri gram negatif yang parah seperti
Pseudomonas aeruginosa, E. Coli, Proteus Sp, Provindencia
stuartii, Klebsiella Enterobacter-Serratia Sp, dan
Acinetobacter sp.
Amikacin akan berikatan dengan ribosom bakteri 30S,
menghambat sintesis protein bakteri sehinggan mengganggu
pertumbuhan bakteri. Sediaan amikacin terdiri dari solusio
injeksi 50 mg/ml dan 250 mg/ml. Dengan dosis 15-22,5
mg/kgBB/hari. Antibiotik ini diberikan atas indikasi pasien
demam yang disertai batuk dan pilek serta sebagai profilaksis
3. Zinkid 1x20 mg P.O
Pemakaian zinc sebagai obat pada diare didasarkan
pada alasan ilmiah bahwa zinc mempunyai efek pada
fungsi kekebalan saluran cerna dan berpengaruh pada
perbaikan fungsi dan struktur saluran cerna serta
mempercepat proses penyembuhan epitel selama diare
4. Lacto-B 1x1 dan Hexabio 1x1 Sach P.O

Berbagai penelitian menunjukkan manfaat probiotik


dalam mempercepat kesembuhan diare dan
menurunkan frekuensi dan lama diare pada anak.
5. Pulveres ambroxol 3mg, cetirizin 0,5mg, salbutamol
0,2 mg 3x1 P.O

Obat pulveres ini diberikan atas indikasi batuk yang


diderita pasien, pemberian salbutamol dalam dosis
kecil dapat berinteraksi sebagai antihistamin bersama
dengan cetirizin. Ambroxol merupakan obat mukolitik
untuk mengurangi mukus
6. Paracetamol 3 x ¾ cth dan 3x100 mg P.O

 Paracetamol merupakan obat antipiretik yang


berfungsi untuk menurunkan demam pasien di
hypotalamus. menurut referensi, dosis yang
diberikan untuk anak usia 8 bulan adalah 10-15
mg/KgBB, dengan berat badan pasien 7 Kg maka
diambil dosis 100 mg dan 3 x ¾ cth untuk sirup agar
mempercapat absorbsi obat dan rasa lebih enak
7. Bubur breda 3x/hari dan pisang

Bubur breda diberikan atas indikasi anemia defisiensi


besi pada pasien agar dapat meningkatkan kadar
serum Fe. Pisang memiliki kandungan zat besi tinggi,
buah pisang bermanfaat dalam pengobatan anemia
dengan membantu merangsang produksi hemoglobin
dalam darah
 PROGNOSIS pada pasien ini adalah dubia ad
bonam karena gejala dehidrasi pada pasien ini
semakin berkurang, dan keluhan demam, batuk,
pilek sudah jarang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai