Anda di halaman 1dari 48

Anggaran

Sektor Publik
Pertemuan 4
Akuntansi Manajemen
 Definisi
 Proses pengidentifikasian, pengukuran,
pengakumulasian, penganalisian, penyiapan,
penginterpretasian, dan pengkomunikasian
informasi keuangan yang digunakan
manajemen dalam proses perencanaan,
evaluasi dan pengendalian organisasi, serta
untuk menjamin bahwa sumber daya
digunakan secara tepat dan akuntabel
 Aktivitas
 Partisipasi dalam proses perencanaan
 Inisiasi dan stimulasi untuk mengarahkan ke
keputusan manajemen
 Kontribusi atas monitoring dan pengendalian
kinerja melalui laporan
Akuntansi Manajemen
Sektor Publik
Akuntansi Akuntansi
Manajemen Keuangan
 Untuk pihak Untuk Pihak Luar

Internal Laporan

 Laporan Keuangan historis


Keuangan dan retrospektif
prospektif untuk
perencanaan
Akuntansi sbg alat
Perencanaan dan
Pengendalian
 Informasi Akuntansi dalam proses
perencanaan
 Tahap dalam perencanaan dan
pengendalian
 Perencanaan atas tujuan dasar
 Perencanaan Operasional
 Budgeting (Penganggaran)
 Pengendalian dan Pengukuran
 Pelaporan, analisis, dan umpan balik
1. Perencanaan
Tujuan Dasar (aim
Revisi Tujuan and objectives)

2. Perencanaan
Operasional

Revisi Perencanaan
Operasional
5. Pelaporan,
analisis, dan 3. Budgeting
Revisi Budget
Umpan Balik

Action

4. Pengendalian
dan Pengukuran
dan
Akuntansi Manajemen
Proses akuntansi manajemen merupakan
integrasi yang tidak terpisahkan antara
perencanaan dan pengendalian. Dalam
perspektif tersebut, perlu dibedakan antara dua
jenis aktivitas perencanaan, yaitu:
Perencanaan Strategis untuk tujuan dan sasaran
yang bersifat mendasar. Jenis perencanaan ini
amat penting untuk menentukan tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Perencanaan Operasional, yaitu jenis
perencanaan yang penting untuk
mengimplementasikan tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan sasaran yang bersifat
fundamental tersebut.
Tujuan Dasar (Aim dan
Objectives)
 Menyusun tujuan organisasi
keseluruhan
 Sektor private, Profit or shareholder
wealth Maximisation
 Sektor publik, statutory requirement,
political process
Siklus Perencanaan dan
Pengendalian Manajemen
 Perencanaan Operasional
 Merinci Tujuan dasar dalam bentuk serangkaian target
yang harus dicapai dan kegiatan yang akan dilaksanakan
 Waktu bervariasi antara satu sampai lima tahun kedepan
 Financial dan non financial terms
 Budgeting
 Identifikasi atas kegiatan jangka pendek, yang
diwujudkan dalam financial terms menjadi
anggaran/budget
 Pengendalian dan Pengukuran
 Pada Sektor Publik, Output measurement sulit
dibandingkan input measurement
 Membandingkan hasil yang dianggarkan dan hasil
sebenarnya
 Pelaporan, Analisis, dan Umpan Balik
 Deviasi yang ada dilaporkan sebagai alat umpan balik
Pengertian Anggaran
 Menurut Freeman (2003) anggaran adalah sebuah
proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik
untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya
kepada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the
process of allocating resources to unlimited demands).
 Anggaran dapat diartikan juga sebagai pernyataan
mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai
selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial
 Selain itu, anggaran juga merupakan rencana finansial
yang menyatakan :
 Rencana – rencana organisasi untuk melayani
masyarakat atau aktivitas lain yang dapat
mengembangkan kapasitas organisasi dalam
pelayanan
 Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam
merealisasikan rencana tersebut
 Perkiraan sumber – sumber mana saja yang akan
menghasilkan pemasukan serta seberapa besar
pemasukan tersebut
Fungsi Anggaran
 Alat perencanaan, agar organisasi tahu
apa yang harus dilakukan dan ke arah
mana kebijakan dibuat
 Alat pengendalian, untuk menghindari
pengeluaran yang terlalu besar atau
penggunaan dana yang tidak semestinya
 Alat kebijakan, agar organisasi dapat
menentukan arah atas kebijakan tertentu
 Alat politik, Merupakan komitmen
pengelola dalam melaksanakan program-
program yang dijanjikan
Fungsi Anggaran
 Alat koordinasi dan komunikasi, agar
bagian/unit kerja yang lain dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan dan
apa yang akan dilakukan
 Alat penilaian kinerja, merupakan
ukuran apakah suatu bagian/unit kerja
telah memenuhi target yang ditetapkan
 Alat motivasi, alat komunikasi yang
dijadikan nilia-nilai nominal yang
tercantum dalam target pencapaian
Prinsip Penyusunan
Anggaran
 Otorisasi oleh legislatif
 Komprehensif/menyeluruh
 Keutuhan, artinya semua penerimaan dan
pengeluaran tercakup dalam satu dana umum
 Nondiscretionary apropriasi, jumlah yang
disetujui legislatif harus termanfaatkan secara
ekonomis.
 Periodik
 Akurat
 Jelas
 Transparan
Jenis-jenis Anggaran
 Berdasarkan jenis aktivitas: anggaran operasional dan
anggaran modal (current budget vs capital budgets)
 Berdasarkan status hukumnya: anggaran tentative dan
anggaran enacted (tentative budget vs enacted budget)
 Berdasarkan tujuan penggunaan dana: anggaran dana
umum dan anggaran dana khusus (general budget vs
special budgets)
 Berdasarkan jumlah appropriasi belanja: anggaran tetap
dan anggaran fleksibel (fixed budget vs flexible
budget)
 Berdasarkan penyusunnya: anggaran eksekutif dan
anggaran legislatif (executive budget vs legislative
budget). Namun ada juga anggaran bersama (joint
budget) dan anggaran komite (committee budget)
Anggaran operasional dan
anggaran modal

Anggaran operasional (current budget) adalah


anggaran yang digunakan untuk merencanakan
kebutuhan dalam menjalankan operasi sehari-hari
dalam kurun waktu satu tahun. Anggaran ini dapat
dikelompokkan juga sebagai Revenue Expenditure
(Pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya kecil)

Anggaran modal (capital budget) adalah


anggaran yang menunjukkan rencana jangka panjang
dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung,
peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
Anggaran tentatif dan
anggaran enacted

Anggaran tentatif (tentative budget)


adalah anggaran yang tidak memerlukan
pengesahan dari lembaga legislatif karena
kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal
yang tidak direncanakan sebelumnya.

Anggaran enacted (enacted budget)


adalah anggaran yang direncanakan
kemudian dibahas dan disetujui oleh
lembaga legislatif.
Anggaran dana umum dan
anggaran dana khusus

Anggaran dana umum (general budget)


adalah anggaran yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintahan yang
bersifat umum dan sehari-hari

Anggaran dana khusus (special budget)


adalah anggaran yang
dicadangkan/dialokasikan khusus untuk
tujuan tertentu, misalnya Dana Pelunasan
Utang (Debt Service Fund ) yang digunakan
khusus untuk pembayaran utang.
Anggaran tetap dan
anggaran fleksibel
Dalam anggaran tetap (fixed budget),
appropriasi belanja sudah ditentukan
jumlahnya di awal tahun anggaran. Jumlah
tersebut tidak boleh dilampaui meskipun ada
pertambahan jumlah kegiatan. Digunakan
untuk mengontrol pengeluaran/biaya

Dalam anggaran fleksibel (flexible


budget), jumlah aktual belanja dapat saja
melampaui jumlah appropiasi belanja yang
sudah ditentukan dengan catatan ada
peningkatan jumlah kegiatan yang dilakukan.
Anggaran eksekutif dan
anggaran legislatif

Anggaran eksekutif (executive budget),


yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga
eksekutif, dalam hal ini pemerintah.
Anggaran legislatif (legislative budget),
yaitu anggaran yang disusun oleh lembaga
legislatif tanpa melibatkan pihak eksekutif.
Anggaran bersama (joint budget), yaitu
anggaran yang disusun secara bersama-
sama antara lembaga eksekutif dan
legislatif.
Anggaran komite (committee budget),
yaitu anggaran yang disusun oleh suatu
komite khusus
Siklus Anggaran
Persiapan
(Preparation)

Pemeriksaan Persetujuan
(Post Audit) (Enactment)

Pelaporan Administrasi
(Reporting) (Administration)
Siklus Anggaran - Persiapan
(preparation)
 Bagian anggaran menyiapkan format anggaran
yang akan dipakai,
 Berdasarkan format anggaran tersebut, masing-
masing unit di pemerintahan mengajukan anggaran
di unit masing-masing,
 Bagian anggaran akan melakukan konsolidasi
terhadap anggaran masing-masing bagian/unit kerja
 Anggaran konsolidasi ini kemudian direview dan
diadakan dengar pendapat
 Persetujuan terhadap anggaran tersebut oleh kepala
pemerintahan.
lembaga legislatif (legislative
enactment)
 Anggaran yang telah disetujui oleh Kepala
Pemerintahan diajukan ke lembaga legislatif
 Lembaga legislatif (terutama komite
anggaran) akan mengadakan pembahasan
guna memperoleh pertimbangan-
pertimbangan untuk menyetujui atau menolak
anggaran tersebut. Selain itu, akan diadakan
juga dengar pendapat (public hearing)
 Lembaga legislatif menyetujui atau menolak
anggaran tersebut.
Siklus Anggaran - Administrasi
administration)

Tahapan ini merupakan tahapan setelah


anggaran yang diajukan oleh eksekutif telah
disetujui oleh legislatif
Pelaksanaan anggaran dimulai dari
pengumpulan pendapatan yang ditargetkan
maupun pelaksanaan belanja yang telah
direncanakan.
Selain itu, dilakukan juga proses administrasi
anggaran berupa meliputi pencatatan
pendapatan dan belanja yang terjadi.
Siklus Anggaran - Pelaporan
(reporting)

Pada akhir periode atau pada waktu-


waktu tertentu yang ditetapkan
dilakukan pelaporan sebagai bagian yang
tak terpisahkan dari proses akuntansi
yang telah berlangsung selama proses
pelaksanaan.
Siklus Anggaran - Pemeriksaan
(post-audit)

Laporan yang diberikan atas


pelaksanaan anggaran kemudian
diperiksa (diaudit) oleh sebuah lembaga
pemeriksa independen.
Hasil pemeriksaan akan menjadi
masukan atau umpan balik (feedback)
untuk proses penyusunan pada periode
berikutnya.
Penyusunan
Anggaran
Pendekatan Penyusunan
Anggaran
 Pendekatan Tradisional
 Pendekatan Kinerja
 Pendekatan Sistem Perencanaan,
Program dan Anggaran Terpadu
(Planning, Programming, and Budgeting
System—PPBS)
 Anggaran Berbasis Nol (Zero Based
Budgeting—ZBB)
Pendekatan Tradisional

Dua ciri utama dalam pendekatan tradisional


adalah:
 Penyusunannya berdasarkan pos-pos
belanja, dimana anggaran ditampilkan
dalam perspektif sifat dasar dari sebuah
pengeluaran atau belanja
 Penggunaan konsep inkrementalisme,
yaitu jumlah anggaran tahun tertentu
dihitung berdasarkan jumlah tahun
sebelumnya dengan tingkat kenaikan
tertentu.
Proses Pendekatan
Tradisional
 Pengajuan permintaan anggaran dari pihak
lembaga yang memerlukan kepada ketua eksekutif
dan anggaran tersebut dirinci berdasarkan jenis
pengeluaran yang hendak dibuat.
 Anggaran dari berbagai lembaga ini lalu
dikonsolidasi oleh kepala eksekutif dan hasilnya
kemudian diajukan ke lembaga legislatif dengan
menggunakan perincian yang sama dengan anggaran
yang diajukan sebelumnya oleh lembaga-lembaga di
bawahnya.
 Setelah merevisi jumlah permintaan anggaran, pihak
legislatif kemudian menuliskan jumlah anggaran
yang disetujui. Data-data mengenai program atau
kinerja mungkin dimasukkan dalam anggaran, namun
hanya sebagai suplemen atau pendukung dari
permintaan anggaran yang dirinci dengan
menggunakan metode tradisional tersebut.
Contoh Pendekatan
Tradisional
Kelebihan Pendekatan
Tradisional
 Sederhana, mudah dipersiapkan serta
dimengerti oleh orang yang
berkepentingan.
 Cocok dengan pola akuntansi
pertanggungjawaban (responsibility
accounting).
 Hampir semua pengeluaran memiliki sifat
tidak terhindarkan.
 Mudah dibandingkan dengan data tahun
sebelumnya.
 Karena aktivitas merupakan dasar dari unit
organisasi, biaya dari setiap aktivitas akan
terakumulasi sebagai biaya dari unit
organisasi yang bersangkutan.
Kelemahan Pendekatan
Tradisional
 Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai
bagi pembuat keputusan.
 Terlalu berorientasi pengendalian dan kurang
memerhatikan proses perencanaan dan evaluasi.
 Memberikan perhatian lebih pada jangka pendek
dibandingkan jangka panjang
 Keputusan perencanaan penting cenderung diawali di
tingkat manajemen terbawah di organisasi dan
kemudian naik ke tingkat di atasnya.
Konsekuensinya???
 Lembaga legislatif diberikan rincian dari daftar
pengeluaran (object of expenditure) dan tidak
diberikan data mengenai fungsi, program, aktivitas,
dan output dari lembaga legislatif.
 Mendorong pengeluaran daripada penghematan.
Pendekatan Kinerja
 Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi
berbagai kelemahan yang terdapat dalam
anggaran tradisional, khususnya kelemahan
yang disebabkan oleh tidak adanya tolok ukur
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
dalam pencapaian tujuan dan sasaran
pelayanan publik.
 Pendekatan ini menggeser penekanan
penganggaran dari sebelumnya yang sangat
menekankan pos belanja (object of expenditure)
kepada kinerja terukur dari aktivitas dan
program kerja.
 Fokus utama dari pendekatan ini adalah pada
tingkat efisiensi penyelenggaraan aktivitas.
Karakteristik Pendekatan
Kinerja
 Akun akun dalam anggaran diklasifikasikan
berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga
berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.
 Aktivitas diukur guna mendapatkan efisiensi
maksimum dan untuk mendapatkan standar
biaya.
 Anggaran untuk periode yang akan datang
didasarkan atas biaya per unit standar dikalikan
dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan
harus dilakukan pada periode tersebut. Total
anggaran untuk suatu lembaga adalah jumlah
dari perkalian dari biaya standar per unit dengan
jumlah unit aktivitas yang diperkirakan pada
periode yang akan datang.
Contoh Pendekatan Kinerja
Kelebihan Pendekatan
Kinerja
 Penekanan pada dimasukkannya deskripsi
secara naratif dari setiap aktivitas di setiap
anggaran yang diajukan.
 Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan
permintaan yang didukung oleh estimasi biaya
dan pencapaian yang diukur secara kuantitatif.
 Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur
output dan juga input.
 Menyediakan kepala eksekutif pengendalian
yang lebih terhadap bawahannya.
 Menekankan pada aktivitas yang memakai
anggaran daripada berapa jumlah anggaran
yang terpakai.
Kelemahan Pendekatan
Kinerja
 Hanya sedikit staf anggaran atau akuntansi
yang memiliki kemampuan memadai untuk
mengidentifikasi unit pengukuran dan
melaksanakan analisis biaya.
 Kadang kala, aktivitas langsung diukur
biayanya secara detil dan dilakukan
pengukuran secara detil lainnya tanpa
adanya pertimbangan memadai yang
diberikan kepada perlu atau tidaknya
aktivitas itu sendiri. Dengan kata lain, tidak
ada pertimbangan untuk menentukan
apakah aktivitas tersebut merupakan alat
terbaik untuk mencapai tujuan organisasi.
Pendekatan PPBS
Planning, Programming and Budgeting System:
”Suatu anggaran di mana pengeluaran secara
primer dikelompokkan dalam aktivitas-aktivitas
yang didasarkan pada program kerja dan secara
sekunder didasarkan pada jenis atau karakter
objek di satu sisi dan kinerja di sisi lainnya.”
Merupakan konsep luas yang memandang bahwa
penyusunan anggaran bukanlah proses terpisah
yang berdiri sendiri melainkan sebuah bagian
yang tidak terpisahkan dari proses perencanaan
dan perumusan program kegiatan suatu
organisasi.
Bagan Konsep PPBS
Karakteristik Pendekatan
PPBS
 Berfokus pada identifikasi perencanaan
strategis organisasi dan menghubungkan
semua aktivitas dengan perencanaan
strategis tersebut.
 Implikasi di tahun tahun mendatang telah
diidentifikasi secara eksplisit.
 Semua biaya yang timbul telah
dipertimbangkan.
 Analisis sistematis dari alternatif dilakukan
(misalnya berupa analisis biaya-manfaat,
analisis sistem dan riset operasi)
Tahapan Pendekatan PPBS
Kelebihan Pendekatan
PPBS
 Penekanan di perencanaan jangka panjang di mana
tujuan utama dan tujuan jangka menengah
dinyatakan secara eksplisit dan biaya serta
manfaat dari alternatif tindakan untuk mencapai
tujuan dan sasaran tersebut dievaluasi secara
eksplisit. Dalam bentuk kuantitatif sepanjang
memungkinkan dan secara naratif di semua kasus.
 Mengasumsikan bahwa semua program akan
dievaluasi secara tahunan, jadi program yang “jelek”
akan dibuang dan program baru akan ditambahkan.
 Keputusan mengenai program dibuat pada tingkat
manajemen puncak untuk tujuan harmonisasi dan
kesesuaian dengan rencana strategis untuk
kemudian unit organisasi di bawahnya diharapkan
untuk menyesuaikan aktivitas mereka untuk
memenuhi tujuan dan sasaran yang telah disepakati.
Kelemahan Pendekatan
PPBS
 Cukup sulit untuk membuat pernyataan yang bermakna dan
eksplisit mengenai tujuan dan sasaran pemerintah yang dapat
disetujui secara bersama oleh mereka yang berkepentingan.
 Periode waktu yang dipertimbangkan cukup relevan bagi
pejabat yang dipilih mungkin terbatas pada masa jabatannya
yang tersisa.
 Seperti juga anggaran kinerja, PPBS mengasumsikan adanya
basis data (database) yang memadai dan kemampuan analitis
yang siap untuk digunakan oleh organisasi sektor publik.
 Pengukuran yang bersifat objektif lebih menjadi masalah dalam
PPBS dibandingkan dalam pendekatan kinerja sebab baik biaya
maupun manfaat dalam periode beberapa tahun, harus dapat
diperkirakan.
 Berfokus pada program dan kegiatan yang selaras dengan
perencanaan strategis. Fokus ini sering kali berbeda dengan
orientasi unit organisasi yang masih mempunyai paradigma
tradisional (object of expenditure) baik legislatif maupun
eksekutif.
Anggaran Berbasis Nol
(Zero Based Budgeting—ZBB)
 Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah
bahwa setiap aktivitas atau program yang
telah diadakan di tahun-tahun sebelumnya
tidak secara otomatis dapat dilanjutkan.
 Setiap aktivitas harus dievaluasi setiap tahun
untuk menentukan apakah aktivitas itu akan
diadakan tahun ini dengan melihat kontribusi
yang diberikannya kepada tujuan organisasi.
Kelebihan Zero Based
Budgeting
 Dapat membuat adanya review secara tahunan dari
semua program, aktivitas, dan pengeluaran.
 Menghemat biaya dengan mengidentifikasi dan
menghilangkan program yang sudah ketinggalan
zaman atau pemberian jasa yang amat tinggi yang
tidak diperlukan.
 Memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat dari
jasa yang diberikan.
 Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan
jasa dan mencapai tujuan organisasi.
 Meningkatkan kemampuan manajemen untuk
merencanakan dan mengevaluasi.
 Memberikan justifikasi yang lebih baik untuk
penyediaan anggaran.
 Meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat oleh
eksekutif atau legislatif di pemerintahan.
Kelemahan Zero Based
Budgeting
 Memerlukan banyak sumber daya seperti
dokumen-dokumen, menyita banyak waktu dari
staf dan juga merepotkan karena harus
mengidentifikasikan dan membuat ranking dari
unit-unit keputusan.
 Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk
menghitung biaya dari aktivitas alternatif untuk
mencapai tujuan organisasi.
 Ada faktor-faktor lain, misalnya pemerintah
telah memutuskan secara resmi untuk tetap
menyediakan sejumlah tertentu dari anggaran
untuk jasa tertentu, walaupun ZBB
merekomendasikan bahwa jasa tersebut
dihapus saja.
Latar Belakang KPJM
 Tidak jelasnya keterkaitan antara kebijakan,
perencanaan, dan penganggaran.
 Rendahnya kinerja penyediaan pelayanan
masyarakat karena penekanan diberikan pada
kontrol terhadap input bukan pada pencapaian
output dan outcomes, serta kurang
memperhatikan prediktabilitas dan
kesinambungan dari pendanaannya.
 Kurangnya disiplin fiskal karena total belanja
negara tidak disesuaikan dengan kemampuan
penyediaan pembiayaannya serta perumusan
hanya terfokus pada stabilitas ekonomi jangka
pendek
Definisi KPJM

PP 21/2004
pendekatan penganggaran berdasarkan
kebijakan, dengan pengambilan keputusan
terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam
perspektif lebih dari satu tahun anggaran,
dengan mempertimbangkan implikasi biaya
keputusan yang bersangkutan pada tahun
berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan
Maju.
Contoh KPJM tahun 2006 -
2008

Anda mungkin juga menyukai