Anda di halaman 1dari 28

JOURNAL READING

INVESTIGASI FORENSIK PADA KASUS KEMATIAN


DUGAAN AKIBAT CEDERA KEPALA

Dosen Penguji:
dr. Abraham, MH, Sp.KF

Residen Pembimbing:
dr. Dadan Rusmanjaya
ANGGOTA KELOMPOK

Andhita Amirudin A. H2A012055P


Bima Bayu Putra H2A013003P
Indah Aprilia Dwi M. H2A013016P
Nur Khomariah Z. H2A013058P
Vrilia Dyah Oktaviani H2A013004P
PENDAHULUAN
Menurut WHO setiap tahun di Amerika
1.500.000 kasus cedera kepala. 50.000 jiwa
meninggal dunia.

Indonesia sebanyak 100.000 jiwa meninggal


dunia.
OUTOPSI

TIDAK DAPAT
DAPAT DILAKUKAN
DILAKUKAN

Studi Studi Studi


Eksperimental Biomekanika Literatur
TUJUAN PENELITIAN
Untuk menentukan kemungkinan cedera kepala sebagai
penyebab kematian.

MANFAAT
• Manfaat bagi peneliti :
Meningkatkan pemahaman tentang studi biomekanika trauma
pada kasus cedera kepala yang tidak dapat dilakukan autopsi
• Manfaat bagi ilmu pengetahuan :
Memperluas dan memperdalam bidang kajian ilmu kedokteran
khususnya pada kasus cedera kepala yang tidak dapat dilakukan
autopsi
KASUS
Seorang laki-laki, 38 tahun,
tinggi badan 160cm dengan
berat badan 65kg, ditemukan
telah meninggal di kamar
mandi oleh ibu korban
kurang lebih pada jam 06.15
waktu setempat dan
diperkirakan korban masuk
ke kamar mandi pada jam
05.30.
Posisi korban pada waktu ditemukan adalah dalam
keadaan tertelungkup, dengan kedua kaki masih pada
dudukan kloset jongkok. Posisi korban saat ditemukan
menghadap ke arah Barat, kaki masih pada pijakan kloset,
kepala menghadap lantai, posisi tertelungkup.
Dari keterangan keluarga didapatkan adanya
memar pada dahi dan keluar sedikit darah dari kedua
hidung korban, dan tidak ditemukan luka pada bagian
tubuh lain. Riwayat pengobatan, 5 hari sebelum
meninggal, korban mengeluh nyeri pada daerah dada
dan telah berobat jalan di sebuah rumah sakit dengan
diagnosis observasi nyeri dada.
Kesimpulan akhir dari hasil investigasi forensik
adalah korban ditemukan meninggal di kamar mandi
yang oleh sebab apapun peristiwa jatuhnya (terpeleset
atau ”sebab lain”) dengan probabilitas cedera kepala
adalah sebesar 8,33%. Menurut data dan hasil
perhitungan, tidak satupun data yang mendukung
untuk terjadinya cedera otak traumatik yang dapat
menyebabkan kematian.
Probabilitas sebab kematian akibat ”sebab lain”
dalam hal ini kematian jantung mendadak adalah
sebesar 80,95%.
TINJUAN PUSTAKA
MATI MENDADAK

WHO : Kematian yang terjadi pada 24 jam sejak


gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus
forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam
hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala
pertama timbul. Dengan penyebab tersering adalah
penyakit kardiovaskular.
SISTEM
KARDIOVASKULAR

SISTEM SSP

SISTEM
PENYEBAB PERNAPASAN

SISTEM
GASTROINTESTINAL

SISTEM
HAEMOPOETIK

SISTEM
ENDOKRIN
Penyakit kardiovaskular
a.) Penyakit jantung iskemik
Letak tersering terjadinya sklerosis pada ramus
descedens a.coronaria sinistra, lengkung a.coronaria dextra,
ramus sirkumfleksi a.coronaria sinistra.

Teraba seperti
kabel listrik

b.) Infark miokard


Sumbatan pada ramus descendent a.coronaria sinistra
infark didaerah septum bilik bagian depan, apeks, dan bagian depan
pada dinding bilik kiri
c.) Penyakit katup jantung
Lesi katup yang paling sering terjadi adalah stenosis aorta
kalsifikasi (sklerosis anular).
d.) Miokarditis
Diagnosis miokarditis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
histopatologi. Caranya 20 potongan dari 20 lokasi yang berbeda.

e.) Penyakit arteri


Aneurisma paling sering terjadi di aorta thoracalis dan
aneurisma atheromatous pada aorta abdominalis.
c.) Temponade jantung
Merupakan keadaan gawat darurat dimana cairan
terakumulasi di perikardium. (Gambar 7) pada kasus tamponade
jantung dapat ditemukan cairan perikardium lebih dari 250 ml.
CEDERA KEPALA
Menurut Brain Injury Assosiation of America, cedera
kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
congenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh
serangan/benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi
atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik

• Dewasa muda  kecelakaan kendaraan


• Orang tua  jatuh
• Pria lebih sering daripada wanita  2:1
CEDERA KEPALA

• Anatomi
• Kulit kepala : Terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu
skin atau kulit, connective tissue atau jaringan peyambung,
aponeurosis atau galea aponeurotika, loose connective tissue
atau jaringan penunjang longgar dan pericarnium.
• Kulit kepala mampu menahan benturan sebesar 425,900
pound/inch2 . Tanpa kulit kepala 40 pound/inch2
CEDERA KEPALA
• Kulit dapat menyebabkan:
- Luka Lecet
- Luka Memar
- Luka Robek

• Tengkorak dapat terjadi: Defleksi pada tulang kepala dapat terjadi bila
kecepatan kepala antara 4,9-7,7m/s dan dibutuhkan gaya yang besar
untuk menyebabkan terjadinya defleksi. Defleksi sebesar 10-19mm
membutuhkan gaya sebanyak 5,5-9,9kN. Fraktur pada tulang kepala
juga dipengaruhi oleh luas daerah kontak.
- Fraktur Basis Cranii
- Fraktur Calvaria
•Otak :
- Contusio Cerebri.
- Laceratio Cerebri.
- Oedema Cerebri.
- Commotio Cerebri

•Selaput Otak :
- Epidural Haemorrhage.
- Sub dural Haemorrhage.
- Sub arachnoid Haemorrhage
CEDERA
KEPALA

1. LUKA KULIT KEPALA


2. PATAH TULANG 1. BESARNYA ENERGI
3. KOMOSIO IMPAK YANG
4. KONTUSIO MENGENAI KEPALA
5. PERDARAHAN 2. PERGERAKAN KEPALA
EPIDURAL 3. AKSELERASI LINIER
6. PERDARAHAN SUB DAN MELINGKAR DARI
DURAL KEPALA
7. PERDARAHAN 4. TEKANAN
ARACHNOID 5. PEREGANGAN
8. KERUSAKAN INTRA
KRANIAL
PEMERIKSAAN DALAM PADA
CEDERA KEPALA
1. Pengirisan Kulit Kepala
Pengirisan dari atas telinga melewati puncak kepala
sampai di atas telinga sisi yang lain hingga tulang. Periksa
adanya hematoma pada kulit kepala dan fraktur tengkorak.

2. Pemotongan Tulang Atap Tengkorak


Digergaji melingkar, kemudian pada bekas gergajian
dicongkel dengan betel (elevator) kecil agar atap kepala dapat
terlepas. Periksa adanya perdarahan di atas selaput otak
(epidural), lokasi perdarahan serta luas perdarahan. Kemudian
selaput otak dibuka, Selaput otak (duramater) diangkat dengan
pinset anatomis di atas krista galli lalu digunting mendatar ke
samping kanan dan kiri sesuai arah bekas gerajian dan periksa
adanya perdarahan atau tidak di subdural.
PEMERIKSAAN DALAM PADA
CEDERA KEPALA
3. Pengangkatan dan Pemeriksaan Otak
Periksa berat, pembesaran (vasodilatasi) pembuluh darah otak, dan
jendalan darah.

4. Pemeriksaan Dasar Tengkorak


Periksa dasar tengkorak, adakah retak tulang, jika ada catat
lokasinya. Dasar tengkorak yang paling rapuh bila mendapat trauma
adalah :
- di sekitar foramen magnum
- di sekitar krista galli
- pars pyramida-lis
- atap orbita.
ASPEK MEDIKOLEGAL

Tujuan pemeriksaan medikolegal


Untuk menegakkan hukum pada peristiwa pidana yang
dialami korban melalui penyusunan VeR yang baik untuk dapat
membantu merekonstruksi peristiwa penyebab terjadinya luka
dan memperkirakan derajat keparahan luka (severity of injury).
PERATURAN YANG MENGATUR
TENTANG DERAJAT LUKA

Pasal 352 (1) penganiayaan yang tidak


KUHP menimbulkan penyakit atau halangan
untuk menjalankan pekerjaan jabatan
Tentang Luka atau pencarian, diancam, sebagai
Ringan penganiayaan ringan
Pasal 351 (1)
KUHP
Tentang
Penganiayaan
Pasal 90 KUHP
Tentang Luka Berat
LUKA BERAT MENURUT
PASAL 90 KUHP
1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak member harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya
maut
2. Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencarian
3. Kehilangan salah satu panca indera
4. Mendapat cacat berat
5. Menderita sakit lumpuh
6. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
7. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
PASAL 351 (2) KUHP
bahwa Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun
KEKUATAN DAN KETERBATASAN
JURNAL
Kekuatan Jurnal Utama Keterbatasan Jurnal Utama
Terdapat gambar ilustrasi dan Identifikasi penyebab kematian
penghitungan mekanisme trauma pada jenazah hanya berdasarkan
pada kasus studi biomekanika trauma dan
literatur
Jumlah Jenazah yang diteliti
hanya satu
JURNAL PEMBANDING
Jurnal Pembanding
Keterangan Jurnal Utama
Investigasi Forensik pada Kasus Kematian Cedera Kepala Berakibat Mati Lemas
Judul Dugaan Akibat Cedera Kepala
Waktu 8 Agustus 2017 – 8 November 2017 21 Desember 2016
Laboratorium Kedokteran Forensik Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dokter
Universitas Riau Pekanbaru Kariadi Semarang
Tempat Laboratorium Kedokteran Forensik
penelitian Universitas Indonesia
Tujuan Untuk menentukan kemungkinan cedera Untuk menentukan penyebab kematian akibat
penelitian kepala sebagai penyebab kematian. benda tumpul terutama pada bagian kepala.
Jenis
penelitian Laporan kasus Laporan kasus
Kesimpulan akhir dari hasil investigasi Kesimpulan akhir dari sebab kematian pada
forensik adalah korban ditemukan korban adalah kekerasan tumpul pada kepala
meninggal di kamar mandi yang oleh sebab yang mengakibatkan rusaknya jaringan otak
apapun peristiwa jatuhnya (terpeleset atau sehingga menyebabkan mati lemas.
”sebab lain”) dengan probabilitas cedera
Hasil kepala adalah sebesar 8,33%.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai