Anda di halaman 1dari 30

Endro Haksara, S.Kep.,Ners.,M.Kep.

 Memahami tentang pengertian, etiologi, dan


patofisiologi demam typhoid
 Memahami tentang pengkajian keperawatan
pada kasus demam typhoid
 Memahami tentang diagnose yang mungkin
muncul dan perencanaan tindakan
keperawatan
 Memahami tentang asuhan keperawatan pada
kasus demam typhoid
 Typhoidadalah penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para
thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini
adalah Typhoid dan paratyphoid
abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
 Typusabdominalis adalah penyakit infeksi
akut pada saluran pencernaan dengan
gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan
pada saluran cerna, gangguan kesadaran,
dan lebih banyak menyerang pada anak
usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia
30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia
pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-
10%). (Mansjoer, Arif 1999).
Endemic di selatan dan Amerika
Utara, Timur Tengah, Tenggara dan
hampir seluruh Asia termasuk
India. Di seluruh dunia tercatat
sekitar 33 juta kasus dari demam
typoid dan menyebabkan lebih dari
500.000 kematian.
 Salmonella thyposa, basil gram negative yang
bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora
mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen
yaitu
 antigen O (somatic, terdiri dari zat komplek
lipopolisakarida)
 antigen H(flagella)
 antigen V1 dan protein membrane hialin.
 Salmonella parathypi A
 salmonella parathypi B
 Salmonella parathypi C
 Faces dan Urin dari penderita thypus (Rahmad
Juwono, 1996).
 Usus halus atau usus kecil
adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak
di antara lambung dan
usus besar. Dinding usus
kaya akan pembuluh darah
yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati
melalui vena porta.
Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang
membantu melarutkan
pecahan-pecahan
makanan yang dicerna).
 Ususdua belas jari atau duodenum adalah
bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz. Usus dua belas jari
merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
terbungkus seluruhnya oleh selaput
peritoneum. pH usus dua belas jari yang
normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara
saluran yaitu dari pankreas dan kantung
empedu.
 Ususkosong atau jejunum (terkadang
sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua
belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah
bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium.
 Ususpenyerapan atau ileum adalah
bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan
dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum
memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau
sedikit basa) dan berfungsi menyerap
vitamin B12 dan garam-garam empedu.
 Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah
bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air
dari feses.
 Usus buntu atau sekum dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus penyerapan serta bagian kolon menanjak
dari usus besar. Organ ini ditemukan pada
mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil.
Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang
besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki
sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
 Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan
pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut
apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis
yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau
peritonitis (infeksi rongga abdomen).
 Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan,
mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari
ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir
di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini
kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum,
maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
 Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar –
BAB), yang merupakan fungsi utama anus
 Menurut (Suriadi, 2001) Kuman masuk
melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus
(terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak
menyerang vili usus halus kemudian
kuman masuk ke peredaran darah
(bakterimia primer), dan mencapai sel-sel
retikula endotelial, hati, limpa dan organ-
organ lainnnya.
 Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial
melepaskan kuman ke dalam peredaran
darah dan menimbulkan bakterimia untuk
kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk ke
beberapa jaringan organ tubuh, terutama
limpa, usus dan kandung empedu
 Gejala demam disebabkan oleh endotoksin
sedangkan gejala pada saluran pencernaan
disebabkan oleh kelainan pada usus halus.
 Padaminggu pertama sakit, terjadi
hyperplasia plaks player. Ini terjadi pada
kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua
terjadi nekrosis dan pada minggu ketiga
terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu
keempat terjadi penyembuhan ulkus yang
dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat
menyebabkan perdarahan, bahkan sampai
perforasi usus. Selain itu hepar, kelenjar-
kelenjar mesentrial dan limpa membesar.
Hipertermi

Nyeri akut

Mual

Resiko ketidakseimbangan
elektrolit
 Pemeriksaan leukosit: beberapa literatur
dinyatakan bahwa demam typhoid
terdapat leukopenia dan limposistosis
tetapi kenyataannya leukopenia tidaklah
sering dijumpai.
 Pemeriksaan SGOT & SGPT : meningkat
tetapi dapat kembali normal setelah
sembuhnya typhoid.
 Biakan darah : hasil biakan darah tergantung
dari beberapa faktor :
 Teknik pemeriksaan Laboratorium
 Saat pemeriksaan selama perjalanan
Penyakit
 Vaksinasi di masa lampau
 Pengobatan dengan obat anti mikroba
 UjiWidal
 Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi
antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap
salmonella thypi terdapat dalam serum
klien dengan typhoid juga terdapat pada
orang yang pernah divaksinasikan
 Antigen yang digunakan pada uji widal
adalah suspensi salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah di laboratorium.
 Tujuan dari uji widal ini adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum
klien yang disangka menderita typhoid.
Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien
membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
1) Aglutinin O, yang dibuat karena
rangsangan antigen O (berasal dari tubuh
kuman).
2) Aglutinin H, yang dibuat karena
rangsangan antigen H (berasal dari flagel
kuman).
3) Aglutinin Vi, yang dibuat karena
rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai
kuman)

 Dariketiga aglutinin tersebut hanya


aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnosa, makin tinggi titernya
makin besar klien menderita typhoid.
 Pengobatan:
 Kloramfenikol
 Kotrimoksasol
 Bila
terjadi ikterus dan
hepatomegali: diterapi dengan
Ampisilin 100 mg/kgBB/hari selama
14 hari dibagi dalam 4 dosis.
 Perawatan Thypoid abdominalis
 Penderita dirawat dengan tujuan untuk
isolasi, observasi, dan pengobatan. Pasien
harus tetap berbaring sampai minimal 7
hari bebas demam atau 14 hari untuk
mencegah terjadinya komplikasi
perdarahan usus atau perforasi usus.
 Pasien dengan kesadaran menurun,
diperlukan perubahan2 posisi berbaring
untuk menghindari komplikasi pneumonia
hipostatik dan dekubitus.
 Diet Thypoid abdominalis
 Pada mulanya diberikan bubur saring
kemudian bubur kasar untuk
menghindari komplikasi perdarahan usus
dan perforasi usus.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian makanan padat secara dini
yaitu nasi, lauk pauk yang rendah
sellulosa (pantang sayuran dengan serat
kasar) dapat diberikan dengan aman
kepada pasien.
 Identitas
 Keluhan Utama
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat Psikososial
 Pengkajian 13 Domain Nanda
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum,Kepala dan leher, Dada dan abdomen,
Sistem respirasi, pencernaan,eliminasi,integumen,muskulo
skeletal, endokrin
 Penunjang
 Diare (00013) b.d inflamasi gastro intestinal
 Disfungsi motilitas gastro intestinal (00196) b.d
intoleransi makanan
 Hipertermi (00007) b.d dehidrasi
 Mual (00134) b.d distensi lambung
 Nyeri akut (00132) b.d agens cidera biologis
(infeksi)
 Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d (00195)
b.d kekurangan volume cairan
 Resiko Disfungsi motilitas gastro intestinal
(00197) b.d penurunan sirkulasi gastro intestinal
 Price & Wilson (2015). Patofisiologi :Konsep Klinis Proses-proses
penyakit, edisi 6 volume 1, Jakarta : EGC
 Black & Hawks (2014). Keperawatan medikal bedah: Manajemen
klinis untuk hasilyang diharapkan, edisi 8, Singapore:Elsevier
 Moorhead et all (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC),
edisi 5. Singapore:Elsevier
 Bulechek et all (2016). Nursing Interventions Classification (NIC),
edisi 5. Singapore:Elsevier
 Nanda International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta : EGC
 Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan.
Edisi 8. Jakarta : EGC
 Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
 Long, B C. (1996). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan) Jilid 3. Bandung : Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai