Anda di halaman 1dari 63

Akustika :

Bunyi dan Kebisingan


PENGERTIAN DAN SIFAT DASAR BUNYI

Bunyi adalah suatu gelombang yang timbul


karena getaran dan dihantarkan oleh media
baik padat, cair maupun gas

Gelombang bunyi merupakan gelombang


longitudinal yang merambat melalui suatu
medium dengan pola rapatan dan regangan

Satu panjang gelombang diartikan sebagai jarak


antara 2 rapatan atau 2 regangan terdekat.
KARAKTERISTIK

1. Frekuensi yaitu banyaknya getaran yang


dihasilkan dalam waktu satu detik (cycle
per second cps) atau disebut Hertz (Hz),
dari kurva gelombang/panjang
gelombang yang mempunyai intensitas
sampai ketelinga setiap detik.
Berdasarkan frekuensinya bunyi dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Infrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi
0 – 16 Hz
2. Sonik yaitu bunyi dengan frekuensi 16 –
20.000 Hz
3. Ultrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi
diatas 20.000 Hz.
• Suara yang dapat diterima/ didengar oleh
telinga manusia dalam rentang 20 Hz
sampai dengan 20.000 Hz (20k Hz),
sedangkan percakapan antar manusia
antara 250 Hz sampai dengan 3.000 Hz
(3k Hz).
• Telinga manusia umumnya memiliki
sensitifitas pada frekuensi antara 1000 Hz
hingga 4000 Hz
Kecepatan rambat bunyi/VELOCITY
• Gelombang bunyi merupakan getaran yang
merambat sepanjang medium. Ketika satu
partikel pada medium bergetar maka getaran
itu akan diteruskan ke partikel terdekat,
sehingga terjadi perambatan energi
• Kecepatan merambat bunyi didefinisikan
sebagai berapa WAKTU DIPERLUKAN UNTUK
merambat dari satu partikel ke partikel
berikutnya,
Kecepatan merambat bunyi dirumuskan :

V = f
v = Kecepatan merambat (m/dt)
= Panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
• Cepat rambat gelombang bunyi
tergantung pada sifat mediumnya.
Gelombang bunyi akan lebih cepat
merambat pada medium yang lebih
rapat dibandingkan dengan yang
kurang rapat.

• Berdasarkan sifat tersebut maka :


V padat > V cair > V gas
Ketetapan

Kecepatan bunyi melalui media, pada


temperatur 20 oC untuk
1. udara 344 m/det,
2. zat cair 1.433 m/det
3. zat padat/kayu 3.962 m/det dan logam
5.200 m/det.( Stephan A.Konz. 1992).
1. Cepat rambat Bunyi di udara
Cepat rambat bunyi diudara tidak dipengaruhi oleh
keras lemahnya bunyi atau frekuensi, tetapi sangat
dipengaruhi oleh kondisi angin, kelembaban dan
suhu.
Kecepatan bunyi di udara pada suhu 0o C adalah 330
m/dt, Setiap kenaikan 1o C mengalami peningkatan
kecepatan 0,6 T, sehingga dirumuskan :
V = (330 + 0,6T) m/dt
T = suhu udara (o C)
v = kecapatan bunyi pada suhu T (m/dtk)
Intensitas Bunyi :
Adalah banyaknya daya per satuan luas,
dirumuskan

I = P/A

P = Daya (energi/waktu = watt)


A = Luas (m2)
I = Intensitas (watt/m2)
Untuk mempermudah dalam mengukur
intensitas ditetapkan dengan skala desibel
yaitu suatu skala logaritma dimana nol db
setara dengan 10-12 watt/m2 (ambang
pendengaran manusia)
Tingkat desibel diukur dengan titik
rujukan I0 dengan rumus
L (dB) = 10 log(I/ I0)
dimana I0= 10-12 watt/m2
Penurunan Intensitas Bunyi
Penurunan Intensitas
Gelombang suara menyebar ke segala
arah dengan area berbentuk bola.
Secara matematis Hubungan antara Daya
(P), intensitas, dengan luas bidang (A)
adalah
I = P/A
Rumus Luas Bola ( A);
A = 4 ∏ r2
Cara praktis menghitung penurunan
intensitas suara :
Lb = La – 20 log (rb/ra)

Menggunakan contoh diatas :


Lb = 100 – 20 log (rb/ra)
= 100 – 20 log (100/10)
= 100 – 20 log 10
= 80 dB
Bila terdapat n sumber bunyi maka
peningkatan intensitas bunyi menjadi :

TIn = 10 log n + TI1

TIn = taraf intensitas n sumber bunyi


N = banyaknya sumber bunyi
TI1= Taraf intensitas 1 sumber bunyi
Contoh
Taraf intensitas satu sumber bunyi adalah
65 dB, berapakah taraf intensitas 10
sumber bunyi, bila dibunyikan bersamaan

TI1 = 65 dB
N = 10
TIn = ……
Jawab :

TIn = 10 log n + TI
= 10 log 10 + 65
= 10 + 65 dB
= 75 dB.
KEBISINGAN TEMPAT KERJA
Pengertian
1. Denis : Bising adalah suara yang timbul karena
getaran tidak teratur dan Periodik
2. Spooner : Bising adalag suara yang tidak
mengandung kualitas musik
3. Hirsh dan Ward : Bising adalah suara yang
komplek, bentuk gelombang tak dapat diikuti.
4. Burn dan Littler : Bising adalah suara yang tidak
dikehendaki oleh pendengarnya
5. Wall : Bising adalah suara yang menggganggu
Karekteristik Bising
1. Intensitas/tekanan (sound pressure/intensity)
2. Frekuensi
3. Durasi eksposur terhadap bising
Ketiga karakteristik diperlukan karena:
 Semakin keras suara, semakin tinggi intensitasnya
 Frekuensi tinggi lebih berbahaya terhadap
kemampuan dengar. Telinga manusia lebih
sensitif terhadap frekuensi tinggi
 Semakin lama durasi eksposur semakin besar
kerusakan pada mekanisme pendengaran
Jenis – Jenis Kebisingan
1. Kebisingan Kontinyu (Steady state noise):
kebisingan dengan fluktuasi dari intensitasnya
tidak lebih dari 6 dB.
2. Kebisingan Impulsif (impulse noise):
kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai puncak intensitasnya kurang
35 milidetik dan untuk penurunan sampai 20
dB adalh 500 milidetik
3. Kebisingan terputus putus (Intermitten noise)
adalah kebisingan dimana suara keras dan
kemudian melemah secara perlahan - lahan
SUMBER KEBISINGAN di Industri

Sumber bising ialah sumber bunyi yang


kehadirannya dianggap mengganggu
pendengaran baik dari sumber bergerak
maupun tidak bergerak.
• 1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
• 2. Vibrasi
getaran yang ditimbulkan akibat gesekan,
benturan atau ketidak seimbangan gerakan
bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila,
piston, fan, bearing, dan lain-lain.
• 3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan
udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses
kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan
gas, outlet pipa, gas buang, jet,
Bising Mesin
Pengeboran
Dampak Kebisingan
1. Pengaruh pada Indera pendengaran (auditory Effect)
dibedakan menjadi 3 :
a. Trauma akustik : gangguan pendengaran yang
disebabkan oleh pemaparan tunggal yang sangat
tinggi dan terjadi secara tiba tiba
b. Kenaikan ambang pendengaran sementara
(temporery Thresholt Shift) yaitu gangguan
pendengaran yang bersifat sementara karena
perubahan intensitas bunyi dan stl keluar dari lingk
akan pulih kembali
c. Kenaikan ambang pendengaran tetap : gangguan
pendengaran yang tidak bisa dipulihkan/ketulian
menetap.
2. Pengaruh Non Auditory
• Psikologis, terkejut, mengganggu dan
memutuskan konsentrasi, tidur dan saat
istirahat
• Fisiologis, seperti menaikkan tekanan
darah dan detak jantung, mengurangi
ketajaman pendengaran, sakit telinga,
mual, kendali otot terganggu, dll.
• Gangguan komunikasi yang
mempengaruhi kenyamanan kerja dan
keselamatan.
Nilai Ambang Batas
Pengertian
Kepampuan setiap orang berbeda – beda untuk
menerima kebisingan, biasanya dipengaruhi
umur, tingkat pendidikan, kesukaan, dll
NAB Adalah intensitas kebisingan dimana
manusia sanggup menerima tanpa menunjukkan
gejala sakit atau kelainan pada pemaparan 8
jam.
Untuk bidang industri di indonesia ditetapkan
NAB ditetapkan 85 dB
Tingkat Kebisingan
Tk Bising Int (dB) Keterangan Waktu

Tenang 0-50 Ruang kantor -


Awal Bising 60 R Pendingin -
Bising 70 Pasar,jalan raya -

Sangat Bsng 80 Suara pabrik 8 jam


Amat sangat 90 Mesin diesel 5 jam
Menulikan 100 Pesawat 20 menit
Sangt 110 Meriam 12 menit
Amat sangat 120 Klakson 5 menit
>120 Roket -
Hasil Pengukuran
No. Lokasi Hasil Pengukuran
1. Satpam 79,09
2. Kolam renang 71,25
3. Parkir mobil 80,38
Zona Kebisingan
NO ZONA INTENSITAS LOKASI

1 A 35 – 45 dB. tempat penelitian, RS,


tempat perawatan kesehatan
/sosial & sejenisnya
2 B 45 – 55 dB. perumahan, tempat
pendidikan dan rekreasi.

3 C 50 – 60 dB perkantoran, Perdagangan
dan pasar.
4 D 60 – 70 dB industri, pabrik, stasiun KA,
terminal bis dan sejenisnya
Pengendalian
Pengendalian kebisingan
SUMBER PATHWAY/MEDIA PENERIMA/RECEIVER

Pengendalian dilakukan di 3 bagian: SUMBER, RUANG


ANTARA sumber dan penerima/pekerja, pada
PENERIMA/PEKERJA
Urutan pengendalian paling efektif:
• Kurangi/hilangkan sumber bising
• Pengendalian pathway: jarak diperjauh dengan
perisai/isolator/automatisasi
• Perlindungan penerima dari bising (APD)
A. Dalam ruangan
• Pengendalian sumber (simpul I dan II ) :
Meredam getaran,mengurangi luas perm
getaran,mengatur waktu operasional

• Pengendalian Penerima (Simpul III & IV )


: APD, Diklat kerja, Perbaikan perilaku
kerja, Perawatan Penderita.
ISOLASI PKERJA/MESIN DI TEMPAT BISING
Pemasangan Absorben dan barier
BARRIER-BARIER ATAU PANEL
Simpul III : Karyawan
Ear plug
Ear Muffs
Acara Workshop
B. Pengendalian di Lingkungan Bebas
1. Penanaman pohon pada area industri :
Dimaksudkan untuk menyerap bunyi
yang ditimbulkan oleh mesin, hal ini bisa
terjadi karena daun – daun sebagai
benda lunak (tidak memantulkan suara)
Simpul II : Tanaman penyerap
suara
2. Pengaturan Lokasi Industri
Industri merupakan sumber bising yang
berpotensi menimbulkan gangguan suara,
karena mesin produksi yang dipergunakan
Penempatan Industri pada suatu lokasi
tertentu dapat mengurangi kebisingan
bagi masyarakat
Pengaturan daerah Industri
3. Pengaturan arus lalu lintas.
Pengaturan jalur kendaraan selain dapat
mengurangi kemacetan, Mesin kendaraan
dan bunyi klakson merupakan sumber
bising utama di jalur lalu lintas.
Pengukuran Kebisingan
Pengukuran Kebisingan
Dilakukan untuk membandingkan hasil
pengukuran dengan NAB yang ditetapkan
Pengukuran untuk pengendalian dilakukan
di tempat kerja pada pagi,siang dan sore
Pengukuran untuk mengetahui efek
kebisingan dilakukan secara intensif
selama jam kerja, bila pekerja berpindah
maka pengukuran mengikuti perpindahan
Alat Pengukur
• Sound level meter, mencatat keseluruhan suara yang
dihasilkan tanpa memperhatikan frekuensi yang
berhubungan dengan bising total (30-130 d) – (20-
20.000Hz)
• Sound level meter dengan octave band analyzer,
mengukur level bising pada berbagai batas oktaf di atas
range pendengaran manusia dengan mempergunakan
filter menurut oktaf yang diinginkan (narrow band
analyzers untuk spektrum sempit 2-200 Hz)
Tujuan
1. Mengetahui tingkat kebisingan pada area
kerja.
2. Mengetahui tingkat kebisingan pada
lingkungan
3. Memperkirakan dampak yang ditimbulkan
dan berdampak pada masyarakat
Pemeriksaan Daya Dengar
Pemeriksaan
Tujuan Pemeriksaan :
1. Mengetahui ambang pendengaran
2. Mengetahui gangguan pendengaran
akibat kerja
3. Mengidentifikasi sensitifitas pendengaran
4. Untuk perencanaan penempatan pekerja

Alat : Audiometri

Anda mungkin juga menyukai