405120007
Pemicu 2
Penyakit Ginjal Akut
Klasifikasi PGA menurut LFG
Acute tubular necrosis. Some of the tubular epithelial cells in the tubules are necrotic,
and many have become detached (from their basement membranes) and been
sloughed into the tubular lumina, whereas others are swollen, vacuolated, and
regenerating.
Patofisiolgi PGA Prarenal
• Karena beberapa sebab pra-renal, menyebabkan volume
sirkulasi darah total menurun, sehingga curah jantung
menurun, yang mengakibatkan turunnya aliran darah ke
ginjal, hal ini menyebabkan menurunnnya GFR
• Fase poliuria
– Berlangsung 7 – 14 hari
– Kadar ureum & kreatinin pada hari pertama masih tetap
tinggi, tetapi kemudian menurun
– Waspada terjadinya dehidrasi, hipokalemia, hiponatremia
Diagnosis PGA
• Anamnesis
– Pada neonatus dicurigai PGA bila bayi tidak kencing dalam
24-48 jam pasca lahir.
– Riwayat muntaber 1-2 hari sebelumnya PGA pra renal atau
sindrom hemolitik uremik
– Sakit tenggorok 1-2 minggu sebelumnya atau adanya koreng-
koreng di kulit disertai riwayat kencing merah GNA pasca
streptokok
– Riwayat sering panas, ruam kulit, artritis LES atau vaskulitis
– Pemakaian obat-obatan nefrotoksis
– Riwayat infeksi saluran kemih dan keluarnya batu PGA pasca
renal
• Pemeriksaan fisik
– Kesadaran menurun sampai koma
– Pernapasan cepat dan dalam (Kusmaull) asidosis metabolik
– Sesak napas hebat karena gagal jantung atau edema paru
– Hipertensi
– Tanda-tanda dehidrasi: oliguria, takikardia, mulut kering,
hipotensi ortostatik penyebab PGA pra renal
– Tanda-tanda penyakit sistemik multiorgan seperti LES dengan
memeriksa kulit, sendi, kelenjar getah bening.
– Pembesaran ginjal bila penyebabnya ginjal polikistik atau
multikistik displastik atau hidronefrosis (uropati obstruktif)
– Vesica urinaria teraba membesar ada sumbatan di bawah
vesica urinaria a.l. katup uretra posterior
• Pemeriksaan penunjang
– Urinalisis
– Kimia darah
– Pemeriksaan radiologik USG
– Biopsi ginjal apabila dicurigai adanya glomerulonefritis
progresif cepat atau nefritis interstitial
Diagnosis banding PGA prarenal dan
renal
PGA Prarenal PGA renal/NTA
Albuminuria - +
Oliguria +++ +++
Berat jenis urin 1.020 1.002-1.012
Sedimen urin Normal Silinder sel epitel
Osmolaritas 400 Isoosmotik
(mOsm/L)
Ureum urin/plasma 10 10
Na urin (mEq/l) 20 20
Ureum/kreatinin 10 : 1 10 : 1
plasma
Penatalaksanaan
Harus diketahui penyebab PGA apakah pra renal, renal, atau
pasca renal.
• Pra renal
anamnesis etiologinya (gastroenteritis, dehidrasi, renjatan,
luka bakar, kelainan jantung, dll):
– Gastroenteritis dehidrasi cairan Ringer Laktat atau
Darrow glukosa sesuai protokol
– Syok hemoragik diberikan transfusi darah
– Syok pada sindrom nefrotik akibat hipovolemia infus
albumin atau plasma
– Dehidrasi yang tidak jelas penyebabnya cairan Ringer
laktat 20 mL/kgBB dalam waktu 1 jam
• Pasca renal
berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan USG ginjal.
– Obstruksi katup uretra posterior pemasangan kateter di vesika
urinaria diuresis dapat terjadi dan obstruksi dihilangkan
sementara
– Obstruksi di atas vesika urinaria (bilateral) pemasangan
nefrostomi menghilangkan bendungan urin dan memperbaiki
keadaan umum
Penyulit
• Shock akibat sepsis, emboli atau hipovolemia
• Thrombosis akibat hiperkoagulabilitas
• Infeksi
• Hambatan pertumbuhan
• Gagal ginjal akut atau kronik
• Efek samping steroid, misalnya sindrom Cushing, hipertensi,
osteoporosis, gangguan emosi dan perilaku.
Glomerulonefritis
GLOMERULONEFRITIS
Penyakit inflamasi glomerulus ginjal ditandai oleh
hematuria, proteinuria, edema, hipertensi, dan
gangguan fungsi ginjal.
Inflamasi dan proliferasi sel glomerulus yang
diperantarai oleh mekanisme imunologik.
PATOGENESIS
MEKANISME 1: circulating imune complex
• Ag dr luar memicu terbentuknya Ab spesifik
kompleks imun aktivasi komplemen komplemen
berikatan dgn kompleks imun mengalir dlm sirkulasi
terjebak pd glomerulus dan mengendap di sub
endotel dan mesangium.
• Aktivasi komplemen terus tjd stlh tjdnya pengendapan
kompleks imun
MEKANISME 2 : deposit complex imun in situ
• Ab secara langsung berikatan dgn Ag (komponen
glomerulus) kompleks imun aktivasi komplemen
MANIFESTASI KLINIS
• Proteinuria
• Hematuria
• Penurunan fungsi ginjal
• Perubahan ekskresi garam edema
• Kongesti aliran darah
• Hipertensi
DEPOSISI ANTIGEN ANTIBODI yg
DEPOSISI
dgn FORMASI BERSIRKULASI
KOMPLEKS IMUN
KOMPLEKS IMUN IN (bereaksi pd komponen
yg BERSIRKULASI
SITU SEBELUMNYA instrinsik glomerulus)
FORMASI AKTIVASI
KOMPLEKS IMUN KOMPLEMEN, NETROFIL,
atau DEPOSISI SITOKIN,CHEMOKINE MONOSIT, &
KOMPLEKS IMUN GENERATION and LIMFOSIT
RELEASE
ETIOPATOGENESIS GLOMERULONEFRITIS
GLOMERULONEFRITIS
• GEJALA
– Hematuria
– Proteinuria
– Urin mengandung sel darah putih dan cast (gumpalan-
gumpalan kecil).
– Gangguan pendengaran berupa ketidakmampuan untuk
mendengar suara dengan frekuensi yang lebih tinggi.
– Katarak (lenticonus anterior), meskipun lebih jarang
dibandingkan dengan gangguan pendengaran.
– Kelainan pada kornea (keratokonus), lensa atau retina kadang
menyebabkan kebutaan.
– Gangguan lainnya terjadi pada beberapa persarafan
(polineuropati) dan trombositopeni (jumlah trombosit yang
sedikit di dalam darah).
– Hipertensi
LENTICONUS
ANTERIOR
KLASIFIKASI
Klasifikasi secara histopatologis
• Glomerulonefritis lesi minimal
– Disebut pula sebgai nefrosis lupoid
– Pada mikroskop cahaya menunjukkan glomerulus
yang normal
– Pd mikroskop elektron hilangnya foot processes
sel epitel viseral glomerulus.
– Sering pada 2-3 thn.
– Tidak ditemukan hipertensi dan fungsi ginjal
normal.
– > 90% berespon thd kortikosteroid.
• Glomerulosklerosis segmen fokal
– Histologis : ditandai dengan sklerosis yang mengenai
sebagian glomerulus dan melibatkan hanya segmen setiap
glomerulus.
– Gejala: Proteinuria masif, hipertensi, hematuri dan
gangguan fungsi ginjal
• Glomerulonefritis membranosa
– Suatu bentuk nefritis kompleks imun kronis, secara
morfologis adanya endapan berisi imunoglobulin di
subepitel sepanjang membran basal glomerulus
– Berkaitan dengan : Infeksi, tumor ganas, SLE & penyakit
autoimun, pajanan kegaram organik, obat
• Glomerulonefritis membranoproliperatif
– Secara histologis bermanifestasi sebagai perubahan
membran basal dan mesangium serta proliferasi sel
glomerulus.
– Tipe 1 : Endapan electron dense di subendotel.
– Tipe 2 : Lamina densa dan ruang subendotel GBM
mengalami transformasi menjadi struktur ireguler mirip
pita yang sangat electron dense,akibat pengendapan
bhan yang komposisinya tidak diketahui muncul nama
dense deposit disease.
• Glomerulonefritis proliperatif akut
– Sering ditemukan,disebabkan kompleks imun Ag pemicu
berasal dari eksogen atau endogen.
– Eksogen pasca infeksi, endogen nefritis lupus pd SLE.
– Timbul pd anak 1 - 4 minggu stlh sembuh dari infeksi
streptokokus grup A. Hanya strain nefritogenik (tipe 1, 3,
4, 12, 18, 25, 49) dr streptokokus beta hemolitikus
mampu memicu.
– Morfologi: peningkatan selularitas rumpun glomerulus
yang merata akibat proliferasi dan pembengkakan sel
endotel dan mesangium serta oleh sebukan neutrofil dan
monosit. Crescent di dlm kapsula bowman.
• Glomerulonefritis progresif cepat
– Morfologi: ginjal membesar dan pucat dgn perdarahan
petekie di permukaan korteksnya. Didominasi oleh
pmbtkan struktur bulan sabit yang khas
– Tipe 1 : Penyakit anti GBM dgn endapan linier, IgG dan pd
byk kasus C3 di GBM
– Tipe 2 : Diperantarai oleh kompleks imun.
– Tipe 3 : Tipe pauseimun , tidak adanya Ab antiGBM atau
kompleks imun pd mikroskop elektron atau
imunofluoresens
Patogenesis GN akut
Kompleks Antigen – Antibodi terperangkap di membran basalis