Anda di halaman 1dari 42

KESEHATAN JIWA

Dhanni Asmara,SKM,M.Kes
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin
Undang-Undang Nomor 36 tahun
2009 tentang Kesehatan
Pasal 148
(1) Penderita gangguan jiwa mempunyai hak
yang sama sebagai warga negara.
(2) Hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi persamaan perlakuan dalam setiap
aspek kehidupan, kecuali peraturan
perundang-undangan menyatakan lain.

13 July 2018 2
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
Pasal 149
• (1) Penderita gangguan jiwa yang terlantar, menggelandang,
mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau
mengganggu ketertiban dan/atau keamanan umum wajib
mendapatkan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
• (2) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat wajib
melakukan pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan
kesehatan bagi penderita gangguan jiwa yang terlantar,
menggelandang, mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang
lain, dan/atau mengganggu ketertiban dan/atau keamanan
umum.

13 July 2018 3
(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas pemerataan
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa dengan melibatkan peran
serta aktif masyarakat.

(4) Tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) termasuk pembiayaan pengobatan dan perawatan
penderita gangguan jiwa untuk masyarakat miskin.
Undang-undang nomor 39 tahun 1999
tentang Hak Azasi Manusia
Pasal 34
• Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditahan, disiksa, dikucilkan,
diasingkan, atau dibuang secara sewenang- wenang.
Pasal 42
• Setiap warga negara yang berusia lanjut, cacat fisik dan atau cacat
mental berhak memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan
bantuan khusus atau biaya negara, untuk menjamin kehidupan
yang layak sesuai dengan martabat kemanusiaannya,
meningkatkan rasa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
13 July 2018 5
UNDANG-UNDANG NO 18
TAHUN 2014
tentang  Kesehatan Jiwa
Dasar kebutuhan:
• Kesehatan jiwa adalah bagian yang paling banyak terintegrasi dalam
semua aspek kehidupan. (pendidikan,hukum, perlindungan anak dan
perempuan, kesehatan, sosial, politik dan keamanan)
• ODGJ termarginalkan, tidak mendapat pelayanan yang semestinya,
mendapat stigma.
• Media dan masyarakat sering mengeksploitasi dan mendramatisasi
ODGJ
• ODGJ sering mengalami pelanggaran HAM
UPAYA PROMOTIF

menghilangkan stigma, diskriminasi, pelanggaran hak asasi


ODGJ sebagai bagian masyarakat, meningkatkan
pemahaman dan peran serta masyarakat terhadap
kesehatan jiwa dan meningkatkan penerimaan dan peran
serta masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa.

Dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga pendidikan,


tempat kerja, masyarakat, fasilitas pelayanan kesehatan,
media massa, lembaga keagamaan dan tempat ibadah dan
lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan.
UPAYA PREVENTIF

Ditujukan untuk, mencegah terjadinya masalah


kejiwaan, mencegah timbulnya dan atau kambuhnya
gangguan jiwa, mengurangi faktor risiko akibat
gangguan jiwa pada masyarakat secara umum atau
perorangan dan mencegah timbulnya dampak
masalah psikososisal.
Dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga dan
masyarakat
UPAYA KURATIF

Pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ


mencakup proses diagnosis, penatalaksanaan yang
tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi kembali secara
wajar di lingkungan keluarga, lembaga dan
masyarakat.
Penegakkan diagnosis dilakukan oleh dokter umum,
psikolog dan dokter spesialis kedokteran jiwa.
Penatalaksanaan dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan jiwa dan rujukan.
UPAYA REHABILITATIF

 Merupakan kegiatan dan atau serangkaian kegiatan


pelayanan kesehatan jiwa yang ditujukan untuk
mencegah atau mengendalikan disabilitas,
memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi
okupasional dan mempersiapkan dan memberikan
kemampuan ODGJ agar mandiri di masyarakat.
Kegiatannya rehabilitasi psikiatri/psikososial adalah kegiatan
sejak pelayanan kesehatan jiwa terhadap ODGJ
dilakukan dalam bentuk motivasi dan diagnosis psikososial,
perawatan dan pengasuhan, pelatihan vokasional, pembinaan
kewirausahaan, bimbingan mental spiritual, bimbingan fisik,
bimbingan sosial dan konseling psikososial, pelayanan
aksesibilitas, bantuan sosial dan asistensi sosial, bimbingan
resosiliasasi, bimbingan lanjut atau rujukan.
Rehabilitasi sosial dilaksanakan di panti sosial milik pemerintah,
pemerintah daerah atau swasta.
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT

12
SDG’s

fasilitas program kesehatan jiwa di Rumah


Sakit dan Puskesmas
TARGET PELAYANAN
KESEHATAN JIWA

1. SEHAT JIWA TETAP SEHAT


2. RISIKO GANGGUAN JIWA JADI SEHAT JIWA
3. GANGGUAN JIWA JADI
MANDIRI DAN PRODUKTIF

BANYUASIN SEHAT JIWA


PELAYANAN KESWA DI
FASYANKES
RS JIWA RS UMUM PUSKESMAS MASYARAKAT

Standard Masuk Awareness:


Liaison
Nasional / Program
Psikiatri Psiko-Edukasi
International Prioritas

Layanan Poli
Fungsi Jiwa dan Pemberdayaan Pemberdayaan
Rujukan: Napza & Nakes Kelompok
Subspesialisasi Kedaruratan (Kompetensi) Masyarakat
Psikiatri
Layanan
Pusat Ibu/Anak
Dengan Penyediaan Pemberdayaan
Pendidikan Masalah/Ganggu Obat Keluarga
dan Penelitian an Jiwa Dan
Napza

Pembinaan Alokasi Kunjungan Keterlibatan


Wilayah Tempat Tidur Rumah Sektor Bisnis
KESEHATAN JIWA
DEFINISI KESEHATAN JIWA
 Kesehatan Jiwa = Mental Health = Kesehatan Mental
 Kesehatan  keadaan sehat-sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis
 UU No. 23 Tahun 1992
Kesehatan  keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis
KESEHATAN MENTAL
DEFINISI KESEHATAN MENTAL
Dr. Zakiyah Darajat (1996 )
a. Terhindarnya seseorang dari gejala
gangguan jiwa ("neorosis") dan gejala
penyakit jiwa. ("psichosis").
b. Kemampuan utk menyesuaikan diri dgn
diri sendiri, dgn orang lain, masyarakat.
c. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan
mengembangkan dan memanfaatkan
potensi, bakat dan pembawaan sehingga
menimbulkan kebahagiaan diri dan orang
lain.
DEFINISI SEHAT JIWA

Seseorang “ sehat jiwa “ :


1. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya.
2. Mampu menghadapi stres kehidupan wajar.
3. Mampu bekerja secara produktif dan memenuhi kebutuhan
hidupnya.
4. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup
5. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya
6. Merasa nyaman bersama dengan orang lain
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MENTAL/JIWA
SEHAT
1. Faktor internal adalah yg berasal dari
dlm diri seseorang, misalnya ; sifat
pemarah, halus, talenta di bidang
kesenian, dan sebagainya
INTERNAL
2. Faktor keturunan juga cenderung
memegang peran terhadap mental
seseorang, misalnya: intelektualitas,
emosi, dan potensi
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
MENTAL/JIWA SEHAT

Yang dimaskud dg faktor eksternal


adalah faktor-faktor yg ada di luar diri
EKSTERNAL manusia dan dpt mempengaruhi mental
(cara berpikir dan cara berperasaan
berdasarkan hati nuraninya)
Lingkungan
Keluarga
POSITIF

KESEHATAN
Masyarakat MENTAL

NEGATIF

Pekerjaan
APA PENYEBAB GANGGUAN
JIWA ?
- kesurupan
- kerasukan
- ketenggoran
- diguna-guna
- gila
- stress
PENATALAKSANAAN
DUKUN

PARANORMAL

ORANG PINTAR

PETUGAS
KESEHATAN
PSIKIATER
PROSES PANJANG

Penolakan

Menerima

Mendampingi

Memberdayakan
SEBERAPA BESAR PERMASALAHANNYA
Berdasarkan data dari WHO :
• Satu diantara empat orang akan mengalami
efek gangguan jiwa pada satu saat dalam
kehidupannya

• Empat dari lima orang dengan gangguan jiwa


di negara berkembang tidak menerima
pengobatan

• Setiap 40 detik seseorang melakukan bunuh


diri
GANGGUAN JIWA
Macam gangguan jiwa banyak, namun yang
mudah dikenali oleh masyarakat :
Gangguan Jiwa Ringan
1. Gangguan cemas
2. Gangguan depresi
Gangguan Jiwa Berat
1. Skizofrenia
GANGGUAN JIWA / MENTAL

GANGGUAN
• pikiran
• perasaan
• perilaku

menimbulkan penderitaan terganggunya fungsi sehari-hari


(fungsi pekerjaan dan fungsi sosial)
Tidak semua perilaku, pikiran dan perasaan
manusia yang nampak atau bermanifestasi
secara berbeda, tidak lazim atau menyimpang
adalah gangguan jiwa
 Gangguan jiwa  memenuhi kriteria
gangguan jiwa
 Kriteria gangguan jiwa : sekelompok gejala
disertai penderitaan (distress) dan
terganggunya fungsi ( disfungsi ) seseorang
PEMERIKSAAN SECARA KOMPREHENSIF :

 Menderita fisik (pemeriksaan penjajakan, pengobatan atau


perawatan kondisi fisiknya), perlu sekali diingat pada saat yang
sama dinilai aspek perilaku, pikiran dan perasaan ikut berperan
atau terpengaruh).
 Keluhan utama mental atau kejiwaan, problem psikososial,
janganlah lupa untuk menjajaki aspek fisiknya.
10 Puskesmas teratas yang tepat
waktu mengirimkan laporan ke
Dinkes Tahun 2017
NO Nama Puskesmas Tanggal
1 Karang Agung Ilir Dibawah Tanggal 5
2 Karang Manunggal Dibawah Tanggal 5
3 Makarti Jaya Dibawah Tanggal 5
4 Cinta Manis Dibawah Tanggal 5
5 Tirta Harja Dibawah Tanggal 5
6 Mariana Dibawah Tanggal 10
7 Betung Dibawah Tanggal 10
8 Muara Telang Dibawah Tanggal 10
9 Kenten Laut Dibawah Tanggal 10
10 Gasing Dibawah Tanggal 10
JUMLAH KASUS ODGJ ( ORANG DALAM GANGGUAN JIWA )
TAHUN 2017
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUASIN

400

350

300

250

200

150

100

50

NAPZA GANGGUAN PSIKOTIK GANGGUAN NEUROTIK


RETARDASI MENTAL GANGGUAN JIWA BAYI, ANAK, REMAJA PENYAKIT JIWA LAINNYA
EPILEPSI KELAINAN SSP
CAPAIAN PROGRAM KESEHATAN JIWA
TAHUN 2017
PERSENTASE PELAYANAN ODGJ DI PUSKESMAS
NO. PUSKESMAS
JUMLAH ODGJ ODGJ TERLAYANI ODGJ BELUM TERLAYANI
1 Pangkalan Balai 34 34 0
2 Petaling 27 27 0
3 Suak Tapeh 24 24 0
4 Betung Kota 17 17 0
5 Talang Jaya Betung 31 31 0
6 Sembawa 72 72 0
7 Sukajadi 58 58 0
8 Kenten Laut 32 32 0
9 Gasing 14 14 0
10 Tanjung Lago 19 19 0
11 Pengumbuk 22 22 0
12 Semuntul 32 32 0
13 Simpang Rambutan 15 15 0
14 Sungai Dua 38 38 0
15 Mariana 28 28 0
16 Cinta Manis 8 8 0
17 Sukaraja 18 18 0
18 Sido Mulyo 15 15 0
19 Telang Jaya Telang 11 11 0
20 Muara Telang 47 47 0
21 Makarti Jaya 22 22 0
22 Daya Utama 32 32 0
23 Sungsang 19 19 0
24 Karang Agung Ilir 6 6 0
25 Margo Mulyo 24 24 0
26 Tirtaharja 17 17 0
27 Srikaton 38 38 0
28 Mekar Sari 6 6 0
29 Dana Mulya 14 14 0
30 Karang Manunggal 7 7 0
31 Sumber 22 22 0
TOTAL 769 769 0
DAFTAR PASIEN ODGJ DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN JIWA BERAT
TAHUN 2017

N NAMA PUSKESMAS JUMLAH


O
1 Betung 6

2 P. Balai 12

3 Cinta Manis 1

4 Daya Utama 6

5 Muara Telang 4

6 Gasing 3

7 Dana Mulya 3

8 Kenten Laut 5

9 Mariana 7

10 Makarti Jaya 2

11 Margo Mulyo 2

12 Mekar Sari 2

13 Petaling 3
N NAMA PUSKESMAS PASUNG TIDAK TOTAL
O PASUNG
14 Pengumbuk 3 3
15 Suak Tapeh 4 4
16 Sembawa 8 8
17 Sukajadi 5 5
18 Sungai Dua 4 4
19 Semuntul 3 3
20 Simpang rambutan 3 3
21 Sukaraja 5 5
22 Sido Mulyo 3 3
23 Sungsang 4 4
24 Srikaton 3 3
25 Sumber 3 3
26 Telang Jaya Betung 1 1
27 Tanjung Lago 6 6
28 Telang Jaya telang 2 2
29 Tirta Harja 4 4
30 Tanjung Api – Api 0
31 Jakabaring 0
32
DATA PASIEN DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN JIWA BERAT
YANG DI RUJUK TAHUN 2017

N Nama Alamat Diagnosa Dirujuk ke


o
1 Dwi Purwanto Desa Muara Padang Schyzopren RS Erba
2 Mujahidimn Desa Muara Padang Schyzopren RS Erba
3 Tukiyat Desa Muara Padang Schyzopren RS Erba
4 Sulistiyono Desa Muara Padang Schyzopren RS Erba
5 Hamidi Desa Sido Mulyo Schyzopren RS Erba
6 Untung Sumantri Desa Karang Manunggal Schyzopren RS Erba
7 Dahlan Desa Cangkring BA III Schyzopren RS Erba
PASIEN ODGJ DENGAN KASUS PASUNG YANG
DIRUJUK KE RS ERBA PALEMBANG
TAHUN 2017

Ali Idrus Herman


PASIEN ODGJ DENGAN KASUS PASUNG YANG DIRUJUK
KE RS ERBA PALEMBANG
TAHUN 2017

Untung

Usia 30 Tahun
Gejala awal :
Berawal dari os bekerja di Bangka Belitung ± 5 tahun. Dan sering sakit
– sakitan diduga os mengalami penyakit malaria. Dan akhirny Os di
tinggal oleh istrinya. Setelah kejadian itu Os sering marah – marah dan
mengancam akan membunuh orang.
Pihak Keluarga sepakat untuk melakukan pasung terhadap pasien.
Obat – obat yang diberikan kepada pasien :
1. Resperidon 5 Mg 1 x 1]
2. Tryhexifinidil 10 Mg 1x 1
3. Chlorpormasin 20 Mg 1 x 1
Pasien di rujuk ke RS ERBA Palembang dengan bantuan dari pihak
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin didampingi Pihak dari
Puskesmas Karang Manunggal .
MUJAHIDIN
Selama 6 bulan pasien sering
mengamuk dan mengancam
warga dengan pisau. Kepala Desa
dan Keluarga sepakat memasung
pasien dengan cara diikat. Pasien
belum pernah berobat ke
Puskesmas maupun ke Ke RS.
Tim dari Dinkes Kab Banyuasin
dengan di dampingi tim dari
Puskesmas Daya Utama akhirnya
merujuk pasien ke RS ERBA
Palembang .
Dwi Sulistiono
Pasien mengalami gangguan jiwa 5 tahun
lamanya.
Gejala awal :
Pasien sering menyendiri dan mengamuk .
Keluarga tidak pernah membawa pasien
berobat ke RS ataupun Puskesmas. Tetapi
keluarga sering membawa pasien berobat ke
Dukun kampung. Pasien di rantai karena
mengganngu warga di sekitarnya.
Tim dari Dinkes Kab Banyuasin dengan di
dampingi tim dari Puskesmas Daya Utama
akhirnya merujuk pasien ke RS ERBA
Palembang .
Hamidi
Gejala awal :
Pasien sering meminum minuman keras
dan sering berbicara sendiri kurang lebih 5
tahun lamanya.
Keluarga membawa pasien berobat ke
Dukun kampung kurang lebih 1 tahun
lamanya.
Karna, pasien sering mengganggu maka
keluarga sepakat untuk memasung pasien
dengan cara dirantai.
Pasien di rujuk ke RS ERBA Palembang
oleh tim Dinkes Kab Banyuasin dan Tim
Puskesmas Sido Mulya.

Anda mungkin juga menyukai