1. Ahmad Zaifal
2. Dian Ratna Novita Ulfa
3. Jihaan Maila Sofa
4. Vega Aprinda Iftihal Ahfi
TUJUAN
• Albumin merupakan salah satu protein utama dalam tubuh manusia. Apabila kadar
albumin dalam tubuh melebihi batas normal, maka dapat terjadi albuminuria.
Albuminuria atau disebut juga proteinuria adalah suatu kondisi di mana urin berisi
terlalu banyak protein. Albuminuria dapat terjadi disebabkan oleh terganggunya
fungsi ginjal atau bahkan ginjal rusak.
• Pengujian albumin dapat dilakukan dengan asam nitrat pekat , Jika setelah ditetesi
asam nitrat pekat membentuk cincin putih antara daerah kontak maka tersebut
mengalami albuminuria. Kedua sampel tidak menunjukkan cincin putih antara
daerah kontak.
• Albuminuria umumnya disebabkan karena ginjal rusak akibat diabetes. Umumnya
orang yang menderita diabetes tipe 1 berada pada peningkatan risiko mengalami
albuminuria. Kondisi lain seperti tekanan darah tinggi, sirosis, gagal jantung atau
lupus eritematosus sistemik juga dapat memiliki efek buruk pada ginjal dan
menyebabkan albuminuria.
• Albumin masuk kedalam urine dikarenakan ginjal tidak dapat bekerja dengan baik
akibat dari kerusakan pada membran kapsul endothelium, yang meyebabkan
terganggunya proses filtrasi .
PEMERIKSAAN
AMONIA DALAM
URINE
• Menguji kadar pH dalam urine dengan menggunakan indikator universal. Setelah urine
dimasukkan dalam urine kemudian warnanya dicocokan dengan standar pH, menunjukkan bahwa
urine bangun tidur memiliki pH 5 dan urine setelah makan memiliki pH 7. Berarti urine yang diuji
tersebut memiliki pH yang normal karena pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,4. pH di
bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali).
• Urin asam yang berlebihan, dengan pH lebih rendah daripada 6,0, mungkin dikeluarkan oleh
pasien pada diet protein tinggi. Pengobatan tertentu seperti ammonium klorida dan asam
mandetic mungkin juga menghasilkan urin asam. Pasien dengan acidosis dan diabetes mellitus
yang tidak dikontrol mengeluarkan urin yang mengandung sejumlah besar asam.
• Urin alkalin sering dikeluarkan setelah makanan sebagai respon normal terhadap pengeluaran HCl
pada getah perut. Urin alkalin terjadi pada individual-individual yang mengkonsumsi makanan-
makanan yang tinggi pada sayuran, buah jeruk, susu dan produk-produk susu. Obat-obat tertentu,
seperti sodium bikarbonat, potassium sitrat, dan acetazolamide, menyebabkan pembentukan urin
alkalin. Renal tubular acidosis adalah penyakit khusus ginjal dimana tubulus ginjal tidak mampu
mengeluarkan ion hydrogen meskipun acidosis sistematik ada dalam tubuh.
• Salah satu cara paling efisien untuk mendeteksi sindrom metabolisme adalah dengan meneliti
tingat keasaman atau pH air seni.
KESIMPULAN
• Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut antara lain zat sisa
pembongkaran protein,zat warna empedu,garam terutama NaCl,zat-zat yang berlebihan di
konsumsi.
• Identifikasi urine kali ini meliputi identifikasi glukosa,urea,albumin,amonia dan pH serta
sampel dari individu yang berbeda yaitu urin bangun tidur dan urin sesudah makan.
• Kedua sampel mengandung glukosa 1% ditandai dengan warna hijau, uji glukosa dapat
menjadi tanda adanya penyakit diabetes.
• Kedua sampel Urine terbentuk kristal yang menandakan urin mengandung ureum, kristal
urea bangun tidur lebih sedikit dibanding sesudah makan.
• Kedua sampel negatif albumin karena tidak menunjukkan cincin putih antara daerah
kontak. Uji albumin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pada ginjal.
• hasil percobaan menunjukkan bahwa kedua sampel urine tersebut mengandung amonia
ditandai dengan bau pesing. Sampel urin lebih pesing disebabkan karena kurangnya
meminum air putih.
• Uji pH mendapatkan hasil bahwa urine bangun tidur memiliki pH 5 dan urine setelah
makan memiliki pH 7. Berarti urine yang diuji tersebut memiliki pH yang normal karena
pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,4. pH di bawah 7,0 disebut asam (acid) dan
pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali). Salah satu cara paling efisien untuk mendeteksi
sindrom metabolisme adalah dengan meneliti tingat keasaman atau pH air seni.
Daftar pustaka
• Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan
Urine pada Ginjal. Erlangga. Jakarta.
• Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
• Harper, 1961, Review of Physiological
Chemistry, Medical Publication, Canada.
• Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan
Urin. Salemba Medika. Jakarta.
Lampiran
Hasil uji pH