Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 9

1. Ahmad Zaifal
2. Dian Ratna Novita Ulfa
3. Jihaan Maila Sofa
4. Vega Aprinda Iftihal Ahfi
TUJUAN

1. Mampu Mendeteksi kadar Glukosa dalam Urine


2. Mampu Mendeteksi kadar Ureum dalam Urine
3. Mampu Mendeteksi kadar Albumin dalam Urine
4. Mampu Mendeteksi kadar Amoniak dalam Urine
5. Mampu mendeteksi kadar pH dalam Urine
Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui proses urinasi (Ningsih, 2012).
Proses pembentukan urine didalam ginjal melalui 3
tahapan yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi
(Budiyanto, 2003).
Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung
zat terlarut. Didalam urin terkandung bermacam-macam
zat antara lain (1) zat sisa pembongkaran protein (2) zat
warna empedu (3) garam terutama NaCl (4) zat-zat yang
berlebihan di konsumsi . (Ethel, 2003)
1. Tabung Reaksi
2. Pipet 1. Urine Setelah Bangun tidur
3. Gelas Objek 2. Urine setelah makan
4. Lampu 3. Larutan benedict
Spiritus 4. Larutan oksalat
5. Asam nitrat pekat

Urine yang digunakan adalah urine dari individu yang berbeda.


Kedua sampel berbau pesing dan tidak ada pengkristalan dalam
urine serta warna kuning jernih.
PEMERIKSAAN GLUKOSA
DALAM URINE

Mendidihkan 3 ml larutan benedict dalam tabung reaksi

Menambahkan 5 ml larutan urin kedalam larutan tadi dan


memanaskan lagi selama 1-2 menit kemudian membiarkannya
dingin

Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi:


- Hijau : Kadar glukosa 1%
- Merah : Kadar glukosa 1.5%
- Orange : Kadar glukosa 2%
- Kuning : Kadar glukosa 5%
I L Larutan Benendict = 17,3 gr CuSO₄ + 173 gr Na. sitrat + 100 gr
Na. Karbonat + aquadest
HASIL

NO SAMPEL HASIL KETERANGAN

1. Urin Sesudah Makan Larutan Hijau Kadar Glukosa 1%

2. Urin Bangun Tidur Larutan Hijau Kadar Glukosa 1%


PEMBAHASAN
• Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula pereduksi.
• Larutan benedict yang mengandung tembaga
alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai
gugus aldehida dengan membentuk kuprooksida
yang berwarna hijau, kuning atau merah.
• Urine yang mengandung prosentase glukosa
yang tinggi dapat menjadi tanda adanya
penyakit diabetes,hasil dari kedua sampel
mengandung glukosa 1% atau masih normal.
• Normalnya, tidak lebih dari satu gram diekstraksi
setiap hari. Glukosaria terjadi bila melebihi
jumlah tersebut. Glukosaria dapat disebabkan
adanya stres dan emosi. Glukosaria tidak
disebabkan oleh diabetes tetapi dapat
menunjukkan adanya diabetes. (Harper, 1961)
PEMERIKSAAN
UREUM DALAM
URINE

Meneteskan 1 tetes urine pada gelas objek

Menghadapkan urine pada cahaya matahari agar urine


menguap

Menambahkan setetes larutan oksalat

Mengamati kristal urea yang terbentuk


HASIL

NO SAMPEL HASIL KETERANGAN

1. Urin Sesudah Makan Terbentuk kristal Urin 1 tetes


(+++)
2. Urin Bangun Tidur Terbentuk kristal Urin 1 tetes
(++)
• Urine sesudah makan lebih banyak
mengandung kristal dibanding urin bangun
PEMBAHASAN tidur, karena saat tidur tidak makan
maupun minum ,maka kristal urea lebih
sedikit dibanding sesudah makan.
• Urea merupakan hasil akhir utama
metabolisme protein pada mamalia.
Biasanya berkisar antara 80-90% dan
sekresi urea meningkat seperti demam,
diabetes atau aktivitas korteks berlebih.
(Harper, 1961)
• Urea hasil metabolime protein di bawah
oleh darah . darah di filtrasi oleh ginjal
sehingga zat yang tidak dipakai lagi , salah
satunya NH₃ akan terpisah dari darah dan
keluar bersama urine.
PEMERIKSAAN
ALBUMIN DALAM
URINE

Memasukkan 3 ml asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi

Memiringkan tabung reaksi tersebut kemudian meneteskan


urine dengan menggunakan pipet secara perlahan-lahan
hingga urin turun melalui sepanjang tabung

Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin yg


berwarna putih yg terdapat pada daerah kontak urin dan asam
nitrit
HASIL

NO SAMPEL HASIL KETERANGAN

1. Urin Sesudah Makan Negatif Terbentuk cicncin


kuning
2. Urin Bangun Tidur Negatif Terbentuk cicncin
kuning
PEMBAHASAN

• Albumin merupakan salah satu protein utama dalam tubuh manusia. Apabila kadar
albumin dalam tubuh melebihi batas normal, maka dapat terjadi albuminuria.
Albuminuria atau disebut juga proteinuria adalah suatu kondisi di mana urin berisi
terlalu banyak protein. Albuminuria dapat terjadi disebabkan oleh terganggunya
fungsi ginjal atau bahkan ginjal rusak.
• Pengujian albumin dapat dilakukan dengan asam nitrat pekat , Jika setelah ditetesi
asam nitrat pekat membentuk cincin putih antara daerah kontak maka tersebut
mengalami albuminuria. Kedua sampel tidak menunjukkan cincin putih antara
daerah kontak.
• Albuminuria umumnya disebabkan karena ginjal rusak akibat diabetes. Umumnya
orang yang menderita diabetes tipe 1 berada pada peningkatan risiko mengalami
albuminuria. Kondisi lain seperti tekanan darah tinggi, sirosis, gagal jantung atau
lupus eritematosus sistemik juga dapat memiliki efek buruk pada ginjal dan
menyebabkan albuminuria.
• Albumin masuk kedalam urine dikarenakan ginjal tidak dapat bekerja dengan baik
akibat dari kerusakan pada membran kapsul endothelium, yang meyebabkan
terganggunya proses filtrasi .
PEMERIKSAAN
AMONIA DALAM
URINE

Memasukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi

Memanaskan dengan lampu spiritus

Mencium bagaimana baunya dengan mengibaskan telapak


tangan
HASIL

NO SAMPEL HASIL KETERANGAN

1. Urin Sesudah Makan Bau Amonia ( ++ )

2. Urin Bangun Tidur Bau Amonia ( +++ )


PEMBAHASAN

• Uji bau amoniak bisa dilakukan dari hasil penguraian urea


dalam urin. Yaitu dengan cara memanaskan terlebih dahulu
urin sampai mendidih kemudian diketahui bagaimana
baunya, hasil percobaan menunjukkan bahwa kedua sampel
urine tersebut berbau pesing, hal ini dikarenakan billirubin
dan billiverdin bekerja saat proses pembakaran. Sampel urin
lebih pesing disebabkan karena kurangnya meminum
air putih.
• Amonia adalah hasil deaminasi asam amino yang terjadi
terutama didalam hati dan ginjal. Deaminasi adalah suatu
reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus
amina dari molekul senyawa asam amino, gugus amina yang
terlepas akan terkonvensi menjadi ammonia.
PEMERIKSAAN pH
DALAM URINE

Teteskan urine ke dalam plat tetes

Masukkan kertas Indikator uji pH ke dalam urine yang telah


dimasukkan ke dalam plat tetes

Amati warna yang terjadi pada kertas indikator pH dan


sesuaikan pH nya.
HASIL

NO SAMPEL HASIL KETERANGAN

1. Urin Sesudah Makan pH 7 Normal

2. Urin Bangun Tidur pH 5 Normal


PEMBAHASAN

• Menguji kadar pH dalam urine dengan menggunakan indikator universal. Setelah urine
dimasukkan dalam urine kemudian warnanya dicocokan dengan standar pH, menunjukkan bahwa
urine bangun tidur memiliki pH 5 dan urine setelah makan memiliki pH 7. Berarti urine yang diuji
tersebut memiliki pH yang normal karena pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,4. pH di
bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali).
• Urin asam yang berlebihan, dengan pH lebih rendah daripada 6,0, mungkin dikeluarkan oleh
pasien pada diet protein tinggi. Pengobatan tertentu seperti ammonium klorida dan asam
mandetic mungkin juga menghasilkan urin asam. Pasien dengan acidosis dan diabetes mellitus
yang tidak dikontrol mengeluarkan urin yang mengandung sejumlah besar asam.
• Urin alkalin sering dikeluarkan setelah makanan sebagai respon normal terhadap pengeluaran HCl
pada getah perut. Urin alkalin terjadi pada individual-individual yang mengkonsumsi makanan-
makanan yang tinggi pada sayuran, buah jeruk, susu dan produk-produk susu. Obat-obat tertentu,
seperti sodium bikarbonat, potassium sitrat, dan acetazolamide, menyebabkan pembentukan urin
alkalin. Renal tubular acidosis adalah penyakit khusus ginjal dimana tubulus ginjal tidak mampu
mengeluarkan ion hydrogen meskipun acidosis sistematik ada dalam tubuh.
• Salah satu cara paling efisien untuk mendeteksi sindrom metabolisme adalah dengan meneliti
tingat keasaman atau pH air seni.
KESIMPULAN
• Komposisi urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat terlarut antara lain zat sisa
pembongkaran protein,zat warna empedu,garam terutama NaCl,zat-zat yang berlebihan di
konsumsi.
• Identifikasi urine kali ini meliputi identifikasi glukosa,urea,albumin,amonia dan pH serta
sampel dari individu yang berbeda yaitu urin bangun tidur dan urin sesudah makan.
• Kedua sampel mengandung glukosa 1% ditandai dengan warna hijau, uji glukosa dapat
menjadi tanda adanya penyakit diabetes.
• Kedua sampel Urine terbentuk kristal yang menandakan urin mengandung ureum, kristal
urea bangun tidur lebih sedikit dibanding sesudah makan.
• Kedua sampel negatif albumin karena tidak menunjukkan cincin putih antara daerah
kontak. Uji albumin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pada ginjal.
• hasil percobaan menunjukkan bahwa kedua sampel urine tersebut mengandung amonia
ditandai dengan bau pesing. Sampel urin lebih pesing disebabkan karena kurangnya
meminum air putih.
• Uji pH mendapatkan hasil bahwa urine bangun tidur memiliki pH 5 dan urine setelah
makan memiliki pH 7. Berarti urine yang diuji tersebut memiliki pH yang normal karena
pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,4. pH di bawah 7,0 disebut asam (acid) dan
pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali). Salah satu cara paling efisien untuk mendeteksi
sindrom metabolisme adalah dengan meneliti tingat keasaman atau pH air seni.
Daftar pustaka
• Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan
Urine pada Ginjal. Erlangga. Jakarta.
• Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi
Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
• Harper, 1961, Review of Physiological
Chemistry, Medical Publication, Canada.
• Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan
Urin. Salemba Medika. Jakarta.
Lampiran

Hasil uji albumin Hasil uji glukosa Hasil uji amonia

Hasil uji pH

Hasil uji urea

Anda mungkin juga menyukai