Anda di halaman 1dari 21

Rahmadhini Elkri

 Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan


(seizure) berulang sebagai akibat dari adanya
gangguan fungsi otak secara intemiten, yang
disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan
berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal,
dan disebabkan oleh berbagai etiologi.
Epidemiologi
 Insiden epilepsi di negara maju ditemukan sekitar
50/100,000 sementara di negara berkembang
mencapai 100/100,000.
 Penderita laki-laki umumnya sedikit lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan. Insiden tertinggi
terjadi pada anak berusia di bawah 2 tahun
(262/100.000 kasus) dan uisa lanjut di atas 65 tahun
(81/100.000 kasus
Klasifikasi Epilepsi menurut International
League Against Epilepsy (ILAE) 1981
 Bangkitan Parsial (fokal dan lokal)
 Bangkitan parsial sederhana
 Motorik
 Sensorik
 Bangkitan parsial kompleks (bangkitan parsial
sederhana yang diikuti dengan gangguan kesadaran).
 Bangkitan parsial yang berkembang menjadi kunvulsi
tonik-klonik umum
 Bangkitan Umum (konvulsi dan nonkonvulsi)
 Absens
 Mioklonik
 Klonik
 Tonik
 Tonik-klonik
 Atonik
Patogenesis
Kejang disebabkan karena ada
ketidakseimbangan antara
pengaruh inhibisi dan eksitatori
pada otak
Ketidakseimbangan bisa terjadi
karena :
 Kurangnya transmisi inhibitori
 Contoh: setelah pemberian
antagonis GABA, atau selama
penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
 Meningkatnya aksi eksitatori 
meningkatnya aksi glutamat
atau aspartat
 Bangkitan umum lena
 Gangguan kesadaran mendadak
 Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan
pasien diam tanpa reaksi
 Mata memandang ke depan
 Mungkin terdapat automatisme
 Pemulihan kesadaran segera tanpa perasaan bingung
 Sesudah itu pasien menunjukan aktivitas semula
 Bangkitan umum tonik-klonik
 Dapat didahului prodromal seperti jeritan,
sentakan, mioklonik
 Kehilangan kesadaran, kaku (fase tonik) selama 10-
30 detik, diikuti gerakan kejang kelojotan pada
kedua lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60
detik, dapat disetai mulut berbusa
 Selesai kejang pasien menjadi lemas (fase
flaksid)dan tampak bingung
 Pasien sering tidur setelah bangkitan selesai
 Bangkitan parsial sederhana
 Tidak terjadi perubahan kesadaran
 Bangkitan dimulai dari lengan, tungkai atau muka
(unilateral/fokal) kemudian menyebar pada sisi yang
sama (jacksonian march)
 Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang
mengalami kejang (adversif)
 Bangkitan parsial kompleks
 Bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaran
 Diikuti oleh automatisme yang stereotipik seperti
mengunyah, menelan, tertawa dan kegiatan motorik
lainnya tanpa tujuan yang jelas.
 Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang
mengalami kejang (adversif)
 Bangkitan umum sekunder
 Berkembang dari bangkitan parsial sederhana atau
kompleks yang dalam waktu singkat menjadi
bangkitan umum
 Bangkitan parsial dapat berupa aura
 Bangkitan umum yang terjadi biasanya bersifat
kejang tonik-klonik
Anamnesis

Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan Penunjang
 Pola/bentuk  Usia pada saat
bangkitan terjadinya bangkitan
 Lama bangkitan pertama
 Gejala sebelum,  Riwayat pada saat
selama dan pasca dalam kandungan,
bangkitan kelahiran, dan
 Frekuensi bangkitan perkembangan bayi
 Faktor pencetus atau anak
 Ada/tidak adanya  Riwayat terapi epilepsi
penyakit lain yang sebelumnya
diderita  Riwayat penyakit
epilepsi dalam keluarga
Tipe Bangkitan OAE lini pertama OAE lini ke-2 tambahan OAE lini ke -3 tambahan

Lena Sodium valproate Ethusuximide Levetiracetam


Lamotrigin Zonisamide
Mioklonik Sodium valproate Topiramate Lamotrigin
Levetiracetam Clobazam
Zonisamide Clonazepam
Phenobarbital
Tonik klonik Sodium valproate Lamotrigin Topiramate
Carbamazepine Oxcarbazepine Levetiracetam
Phenitoin Pirimidon
Phenobarbital

Atonik Sodium valproate Lamotrigin Felbamate


Topiramate
Parsial Carbamazepine Sodium valproate Tiagabine
Phenitoin Levetiracetam Vigabatrin
Phenobarbital Zonisamide Felbamate
Oxcarbazepine Pirimidon
Lamotrigin
Topiramate
Gabapentin
Tdak terklasifikasikan Sodium valproate Lamotrigin Topiramate
Levetiracetam
AOE Dosis Awal Dosis rumatan Dosis Anak Waktu Paruh
(mg/hari) (mg/hari) (mg/kg/hari)

Carbamazepin 400-600 400-1600 10-30 12 + 6 jam

Fenitoin 200-300 200-400 3-8 24 + 12 jam

Fenobarbital 50-100 50-200 3-8 96 + 12 jam

Asam Valproat 500-1000 500-2500 15-40 12 + 6 jam


Prognosis
 Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang
mengalami epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih
separuh pasien akan bisa lepas obat
 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi
kronis  pengobatan semakin sulit  5 % di
antaranya akan tergantung pada orang lain dalam
kehidupan sehari-hari
 Pasien dg lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami
retardasi mental, dan gangguan psikiatri dan
neurologik  prognosis jelek
 Penderita epilepsi memiliki tingkat kematian yg lebih
tinggi daripada populasi umum
Kesimpulan
 Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan
kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan
epileptic yang terus menerus, dengan konsekuensi
neurobiologis, kognitif, psikologis dan sosial
 Diagnosis epilepsy didasarkan oleh anamnesa,
pemeriksaan fisik dan neurologic, pemeriksaan
penunjang( EEG, laboratorium, dan imaging). Tujuan
terapi epilepsy adalah tercapainya kualitas hidup
optimal untuk pasien. Terapi epilesi bisa dengan
farmakologi dan non farmakologi.
`````````````

Anda mungkin juga menyukai