Directly Observed
Treatment Short-course
5 Monitoring dan 3 Pengobatan
evaluasi jangka pendek dgn
pengawasan langsung
Program Penanggulangan TB Nasional 15
CARA MENENTUKAN PASIEN TB
• Pasien TB Paru
Untuk mengetahui seseorang sakit TB
harus dilakukan pemeriksaan dahak.
Pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali (SPS)
dalam 2 hari berturut-turut.
• Pasien TB ekstra paru.
TB ekstra paru ditentukan oleh dokter
berdasarkan gejala TB. Gejala dan
keluhan tergantung organ yang terkena.
PENGOBATAN TB
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program
Nasional Penanggulangan TB di Indonesia:
• Kategori 1
diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif,
Pasien TB paru BTA negatif rontgen positif dan
pasien TB ekstra paru
• Kategori 2
diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah
diobati sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal
dan pasien pengobatan setelah putus berobat)
• Kategori Anak
diberikan kepada pasien TB anak
PANDUAN OAT KATEGORI I
BB FASE INTENSIF FASE LANJUTAN
DOSIS TUNGGAL RHZE DOSIS TUNGGAL HR 3 KALI
SETIAP HARI SELAMA 2 BLN /56 HARI SEMINGGU 4 BLN 4(RH)3
(2RHZE/150/75/400/275 MG) 150/150 MG
30 – 37 KG 2 TABLET 2 TABLET
38 – 54 KG 3 TABLET 3 TABLET
55 – 70 KG 4 TABLET 4 TABLET
5 – 9 KG 1 TABLET 1 TABLET
10 – 14 KG 2 TABLET 2 TABLET
15 – 19 KG 3 TABLET 3 TABLET
20 – 32 KG 4 TABLET 4 TABLET
JENIS Panduan TAHAP
OAT
AWAL
Kategori
TAHAP Anak
PREDNISON (1-2
LANJUTAN MG/KGBB/HARI)
LAM
A
TB ANAK -
EFUSI PLEURA 2 MINGGU DOSIS
2HRZ 4HR PENUH KEMUDIAN
TAPPERING OFF 6
BLN
TB BTA POS 2RHRZE 4HR -
TB PARU DENGAN TANDA 4 MGG DOSIS 9 -12
KERUSAKAN LUAS : PENUH KEMUDIAN BLN
TB MILLER 7-10HR TAPPERING OFF
TB+KERUSAKAN PARU
MENINGITIS TB 2HRZ+E 4 MGG DOSIS
ATAU S PENUH KEMUDIAN
10 HR TAPPERING OFF
PERITONITIS TB 2 MGG DOSIS
PENUH KEMUDIAN 12
TAPPERING OFF BLN
• INH (Isoniazid) dengan dosis 10 mg/kgBB (7-15 mg/kg) setiap hari selama 6
bulan.
• Setiap bulan (saat pengambilan obat Isoniazid) dilakukan pemantauan
terhadap adanya gejala TB.
Jika terdapat gejala TB pada bulan ke 2, ke 3, ke 4, ke 5 atau ke 6, maka
harus segera dievaluasi terhadap sakit TB
jika terbukti sakit TB, pengobatan harus segera ditukar ke regimen terapi
TB anak dimulai dari awal
• Jika PP-INH selesai diberikan (tidak ada gejala TB selama 6 bulan pemberian),
maka pemberian INH dapat dihentikan.
• Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diberikan BCG
setelah PP- INH selesai diberikan.
III. MANAJEMEN TERPADU PENGENDALIAN
TUBERKULOSIS
RESISTAN OBAT (MTPTRO)
Jumlah obat banyak ; Efek samping banyak ;
Pengobatan Lama , Beaya mahal
• Pada tahun 2013 WHO memperkirakan terdapat 6800 kasus baru TB MDR di
Indonesia setiap tahunnya. Diperkirakan 2% dari kasus TB baru dan 12 % dari
kasus TB pengobatan ulang merupakan kasus TB MDR.
• Indonesia telah memulai program MTPTRO sejak tahun 2009 dan
dikembangkan secara bertahap ke seluruh wilayah di Indonesia sehingga
seluruh pasien TB MDR dapat mengakses penatalaksanaan TB MDR yang
terstandar dan cepat.
• Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
13/MENKES/PER/II/2013 program MTPTRO merupakan bagian integral dari
Program Pengendalian TB Nasional.
• Terdapat 5 kategori resistansi terhadap OAT, yaitu:
1. Monoresistance
2. Polyresistance
3. Multi Drug Resistance (MDR):
4. Extensively Drug Resistance (XDR):
5. TB Resistan Rifampisin (TB RR).
.
MONO RESISTEN TB yang resisten terhadap
hanya satu regimen OAT
POLI RESISTEN TB yang resisten terhadap
beberapa regimen OAT, bukan
( R ) dan ( H ) bersamaan
MULTI DRUG TB yang minimal resisten
RESISTANT terhadap ( R ) dan ( H ) secara
( MDR ) bersamaan
EXTENSIVE DRUG TB-MDR yang juga resisten
RESISTANT terhadap salah satu golongan
( XDR ) quinolon dan OAT inj lini-2
( kanamisin / capreomosin /
amikasin )
Faktor risiko terjadinya TB.resistan obat antara lain
Pemberi jasa / petugas kesehatan :
- Diagnosis tidak tepat,
- Paduan OAT yang tidak tepat
- Dosis, jenis, jumlah obat dan jangka waktu pengobatan : tidak
adekuat,
- Penyuluhan pasien : tidak adequat
Pasien :
- Ketidak patuhan menelan OAT : waktu, dosis,
menghentikan pengobatan
- Gangguan penyerapan
ProgramPenanggulangan TB :
- Suplai OAT yang kurang
- Kualitas OAT yang rendah
Kriteria Terduga TB Resistan Obat
1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi setelah 3
bulan pengobatan
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar
serta menggunakan kuinolon dan obat injeksi lini kedua minimal
selama 1 bulan/ Non DOTS
4. Pasien TB Pengobatan kategori 1 yang gagal
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tetap positif setelah 3 bulan
pengobatan (Tidak Konversi).
6. Pasien TB kasus kambuh (relaps), kategori 1 dan kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah loss to follow-up (lalai berobat/default)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB
MDR (TB Resisten Obat)
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons terhadap pemberian OAT
10. HIV Terduga TB
• pemeriksaan penunjang awal ( baseline )
• kriteria inklusi / eksklusi pengobatan
• terapi OAT lini-2 : standarized / individualized
• masa pengobatan : 20-24 bulan
• fase awal ( 6 ) dan fase lanjutan ( 18 )
• injeksi : 5 x / minggu ; oral 7 x / minggu
• PMO wajib petugas kesehatan
• Penatalaksanaan efek samping OAT lini-2
• Kontrol setiap bulan di RS HAM
5 kelompok OAT
kelompok-1 OAT lini-1 : R / H / Z / E
kelompok-2 injeksi : streptomisin / kanamisin /
amikasin / kapreomisin / ( viomisin )
kelompok-3 fluoroquinolon : ciprofloksasin / oflok -
sasin / levofloksasin / moxifloksasin /
( gatifloksasin )
kelompok-4 bakteriostatik oral : etionamid, sikloserin,
para-amino-salicylic acid / ( prothionamid
/ thioacetazon / terizadon )
kelompok-5 belum terbukti : klofasamin / amoxicillin
klavulanat / klaritromisin
STANDARDIZED THERAPY
First-line Second-line Third-line
Isoniazid X Injectable
Rifampin X
Quinolone
Ethambutol
Kanamycin
Ofloxacin Other 2nd-line
Pyrazinamide
Amikacin Other agents
Gatifloxacin
Ethionamide
Capreomycin
Levofloxacin AMX/CLV
Cycloserine
Moxifloxacin Clofazimine
PAS
Clarithromycin
6 (E)-Z-Km-Lfx-Eto-Cs / 18 (E)-Lfx-Eto-Cs
42
Berat Badan ( BB )
OAT
< 33 kg 33-50 kg 51-70 kg >70 kg
Pirazinamid 20-30 mg/kg/hari 750-1500 mg 1500-1750 mg 1750-2000 mg
Kanamisin 15-20 mg/kg/hari 500-750 mg 1000 mg 1000 mg
Etambutol 20-30 mg/kg/hari 800-1200 mg 1200-1600 mg 1600-2000 mg
Kapreomisin 15-20 mg/kg/hari 500-750 mg 1000 mg 1000 mg
Levoflosasin 7.5-10 mg/kg/hari 750 mg 750 mg 750-1000 mg
Moksifloksasin 7.5-10 mg/kg/hari 400 mg 400 mg 400 mg
Sikloserin 15-20 mg/kg/hari 500 mg 750 mg 750-1000 mg
Etionamid 15-20 mg/kg/hari 500 mg 750 mg 750-1000 mg
PAS 150 mg/kg/hari 8g 8g 8g
43
Langkah-langkah evaluasi
pengobatan pasien TB MDR
pemeriksaan dahak (BTA dan biakan)
Konversi 2 kali berurutan dengan jarak pemeriksaan minimal 30 hari
negatif
Lama
Pengobatan Paling sedikit 18 bulan setelah konversi dahak yang pertama
seluruhnya
Kriteria Hasil BTA dan Kultur 5 kali negatif pada 12 bulan terakhir
Sembuh
Sosialisasi MDR TB IDi/Dinihari/30-31 Juli
2010
Gangguan pencernakan dan gangguan fungsi hati : mual,
muntah, nyeri perut , tidak nafsu makan
Gangguan tulang-otot-persendian : nyeri otot, nyeri sendi,
pegel-linu, peningkatan kadar asam urat darah
Gangguan pendengaran : denging, kurang dengar, bila
berat bisa terjadi ke-tulian meskipun hal tersebut jarang
terjadi -- > ireversibel
Gangguan penglihatan : menyempit, buta warna hijau
merah
Gangguan kejiwaan dan perilaku : kecemasan,halusinasi,
depresi, cepat marah, gampang tersinggung,mau bunuh
diri dll
ADA 9 RS DI INDONESIA :
2. Memperluas (Expand).
a. Melibatkan dan Mengembangkan untuk menjangkau populasi khusus misalnya,
pekerja pabrik, sekolah, asrama, Lapas/Rutan, dan pekerja seksual.
b. Meningkatkan dan memperkuat pelibatan pasien dan mantan pasien TB untuk
membantu penemuan terduga TB dan TB resistan obat serta pendampingan
dalam pengobatannya.
3. Mempertegas (Emphasize).
Mempertegas fungsi dari Organisasi kemasyarakatan untuk penemuan terduga TB
dan TB resistan obat serta pendampingan dalam pengobatannya
4. Menghitung (Enumerate).
Menghitung kontribusi organisasi kemasyarakatan dalam program pengendalian TB
berbasis komunitas dengan melakukan monitoring dan evaluasi melalui sistem
pencatatan dan pelaporan standar berdasarkan indikator-indikator yang telah
Konsep infeksi – sakit TB
Kontak dengan
penderita TB
Sehat/infeksi Laten TB
Investigasi Kontak,
Kasus TB BTA
PP INH, Sakit TB
positif baru
BCG
2046
2018
Sakit TB Berat
2016
65
• Pelacakan kontak serumah
– Ibu dan adik : tidak ada keluhan
– Ayah: Batuk lama
Periksa sputum di Puskesmas: BTA (+++)
Pelacakan
Pasien TB
dewasa
Cari kasus baru
Cari sumber
penularan
Pasien TB
anak
Langkah-langkah IK
Pemeriksaan
untuk Monitoring dan
menentukan Pengobatan evaluasi
Identifikasi
ada tidaknya atau (termasuk
kontak pencegahan
infeksi laten pencatatan
TB (ILTB) atau yang sesuai danpelaporan)
sakit TB
Alur Anak berkontak dengan pasienTB
Investigasi sensitif OAT
Kontak TB Gejala TB
Tidak Ada
Umur > 5 thn dan Umur < 5 thn atau HIV (+)
HIV (-)
Follow up rutin
Orang tua diedukasi untuk mengamati ada tidaknya gejala dan tanda sakit TB
tekankan pentingnya membawa anak ke fasyankes untuk pemeriksaan lebih
lanjut jika sewaktu-waktu timbul gejala
350
300
250
227
200
2013
176
165 2014
150 145 2015
129 130
100
94
72 70
52 57 54
50 48 50
38 42 41
25
9
0 0 0 0 0
CNR 2014--2016
400
363
350
321
300
274
250
200
2014
173 2015
150 155
142 2016
140 137 135
129 128 131
118 122
105 109
100 97 95 96
92 93 90 92
88
86 85 85
79
71 68 71
64 65 63
60
50 49 52
39 41 40 43 43
35
32 34
29
24 23 25 25 28 27
18 14
0 0 0 0
CDR 2013-2015
250
204
200
184
150
134
CDR 2013
93 97 CDR 2014
100 91
81 80 CDR 2015
74 70
68 66
58 59
54 53 53 5253
45 47
50 42
32 30 36
30 2727 31
24 26 26
22
15 16 17
911 5
-- - -- -- --
-
CR 2013 - 2015
100
90
80
70
60
50
CR 2013
CR 2014
40
CR 2015
30
20
10
-
SR 2013 - 2015
100
90
80
70
60
50
SR 2013
SR 2014
40
SR 2015
30
20
10
-
CNR
300
274
250
200
173
100 92 90
79
71 71
63
49
50 41 43
32 28
25 27
18
0
CDR 2014-2017
250
204
200
184
150
CDR 2014
97 CDR 2015
100
CDR 2017
80 82
80
74
71 70
66
58 59 60 60
54 51 53 53 53
47
50 40 42
37
30 30 29 32 33
27 29
23
20 22 18 19 17 19
14 15 11
14 15 16 13 15 15 17
13
9 11 9
7 4 5 6 6
- - -- -- - -0 - -0
-
HARAPAN PROGRAM TB KABUPATEN
• BEKERJA SAMA DALAM PENEMUAN KASUS TB
DI DESA/KELURAHAN
• MEMBANTU PASIEN TB YANG SEDANG PROSES
PENGOBATAN
• MENCEGAH PENULARAN