Anda di halaman 1dari 33

OLEH

KELOMPOK 4
STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2016 menyebutkan 14,1% penduduk
Indonesia mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. Data dari 33
rumah sakit jiwa (RSJ) di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
penderita gangguan jiwa berat mencapai 2,5 juta orang. Di Indonesia,
prevalensinya sekitar 11% dari total penduduk dewasa. Hasil survei kesehatan
mental rumah tangga (SKMRT) menunjukkan sebanyak 185 orang dari 1.000
penduduk dewasa menunjukkan adanya gejala gangguan jiwaer 1.000
Dari hasil data yang didapatkan di Melati Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung,
cukup banyak ditemukan pasien dengan gangguan konsep diri: harga diri
rendah. Berhubung gangguan konsep diri: harga diri rendah dapat
menimbulkan dampak, maka apabila tidak diatasi dengan baik kemungkinan
akan menimbulkan masalah lanjut seperti menarik diri bahkan munculnya
halusinasi serta perilaku kekerasan, sehingga diperlukan suatu penanganan
dalam upaya-upaya untuk penyembuhan penyakit melalui pemeliharaan
kesehatan dengan perawatan dan pengobatan.
• Inisial : Nn. S
• Alamat : Tanjung Bintang
• Umur : 33 tahun
• Pendidikan : SD
• Suku / bahasa : Jawa, indonesia
• Agama : Islam
• Informan : klien
• Tanggal masuk : 25 Juni 2018
• Tanggal Pengkajian : 6 Juni 2018
• No Register : 025942
Berdasarkan data yang didapat dari klien bahwa klien dibawa
keluarga melalui UGD pada tanggal 25 Juni 2018 dengan keluhan
marah-marah, tidak mau makan, sulit tidur dan mulai gelisah.
Klien sebelumnya dirawat di puskesmas namun klien kabur dari
puskesmas. Klien merasa malu dengan orang-orang disekitar klien,
karena klien merasa orang-orang disekitarnya membicarakan klien
bahwa klien tidak cantik dan klien belum menikah hingga
sekarang. Klien mengatakan selama ± 3 tahun klien tidak pernah
kontrol.
• Klien mengatakan sudah pernah dirawat di RSJ 3 tahun yang
lalu, masuk pada tanggal 30 November 2015 dengan keluhan
yang sama. Pengobatan kurang berhasil karena klien putus obat
• Masalah keperawatan : Regimen Therapi inefektif
• Klien mengatakan merasa malu apabila bertemu dengan orang,
terlebih bila berada dikeramaian. Klien merasa orang-orang
disekitar klien mengejek klien.
• Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif.
Tanda-tanda Vital :
TD : 120/90 mmHg
N : 82 X/menit
RR : 20 X/menit
TB : 175 cm
BB : 47Kg
Klien mengatakan mual, selalu ingin membuang ludah,
klien mengatakan sering pusing, mata berkunang-
kunang.
Gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuhnya yang tidak klien sukai.

Identitas diri
Klien mengatakan klien merupakan seorang anak, dan klien bekerja sebagai
pembantu rumah tangga dan menjaga adik-adiknya, klien mengatakan klien
hanya bersekolah sampai kelas 2 SD, klien mengatakan klien tidak bisa
membaca dan menulis, klien mengatakan klien merasa malu karena klien
tidak bisa membaca dan menulis, klien merasa semua orang mengejek klien
karena klien tidak bisa membaca dan menulis, klien mengatkan kalau klien.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
• Peran
• Di dalam anggota kluarga klien mengatakan sebagai anak,
klien mengatakan klien merasa belum mampu membantu
perekonomian di keluarganya klien mengatakan belum bisa
membantu ibunya.
• Masalah keperawatan : Gangguan peran.

• Harga diri
• Klien mengatakan malu untuk bergaul, klien merasa malu
untuk bersosialisasi dengan tetangganya. Klien mengatakan
klien merasa semua orang mengejek klien karena klien tidak
bisa membaca dan menulis. Klien menganggap dirinya tidak
cantik.
• Masalah keperawataan : harga diri rendah
Orang terdekat
Klien mengatakan orang terdekat klien di rumah adalah kakaknya.
Peran serta kegiatan kelompok atau masyarakat
Klien mengatakan jarang bercakap cakap dengan orang lain karena susah
untuk memulai pembicaraan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

Nilai dan keyakinan


Klien mengatakan beragama islam dan meyakini kalau Allah adalah Tuhannya.
Klien mengatakan sulit untuk belajar agama karena klien sulit untuk
memhaminya.

Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selama di RSJ klien berdoa dan sholat sesuai degan
kemampuannya.
Masalah Keperawatan :-
Penampilan
Penampilan klien rapih, rambut rapih lurus berwarna hitam, klien
menggunakan baju yang diberikan pihak Rumah Sakit, klien mau berdandan
menggunakan bedak dan lipstick.

Pembicaraan
Cara bicara klien lambat, klien tidak mampu memulai pembicaraan, kontak
mata klien kurang saat berbicara, klien mengatakan merasa pusing apabila
klien mendengar banyak orang yang berbicara.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah

Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, tidak bersemangat, klien selalu mengatakan pusing dan
lemas apabila ada kegiatan TAK. Klien selalu membuang ludah berulang-
ulang, klien tampak tidak nyaman dengan lingkungan yang terlalu ramai.
Masalah keperawatan : Intoleransi aktifitas
Alam perasaan
Klien mengatakan sedih, takut, dan mudah putus asa, jika bertemu dengan
orang lain, klin merasa orang disekitarnya mengolok-olok klien karena klien
belum menikah dan klien tidak bisa membaca dan menulis.
Masalah keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

Afek
Tumpul, klien akan bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat seperti ditanya
secara berulang-ulang mengenai diri klien.
Masalah keperawatan : -

Fase interaksi selama wawancara


Saat diajak berbicara klien tidak mau menatap lawan berbicara, kontak mata
klien kurang.
Masalah keperawatan : HDR
Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara orang banyak sering
mengolok-olok klien. Klien mengatakan saat masih dirumah klien merasa
setiap orang yang bertemu dengannya meraba-raba dirinya. Klien
mengatakan apabila melihat orang asing seperti monster.
Masalah keperawatan : resiko gangguan presepsi sensori : halusinasi
pendengaran dan penglihatan

Proses pikir
Sirkumstansial : Klien berbicara berbelit-belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
Masalah keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal

Isi pikir
Obsesi : fikiran yang selalu muncul walaupun berusaha menghilangkan nya.
Klien merasa semua orang mengolok-olok klien dengan membicarakan kalau
klien tidak cantik, tidak bisa membaca dan menulis.
Tingkat kesadaran
Klien dapat mengenal nama perawat dan klien dapat menyebutkan nama
klien, klien tahu bahwa dirinya saat ini sedang berada di RSJ dan sekarang
mengalami gangguan jiwa.klien mengatakan ingin berobat,klien mengerti
waktu dan tempat serta perawat.
Masalah keperawatan : -

Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang klien tidak terganggu, karena klien bisa
menceritakan kenapa klien bisa di bawa ke RSJ, dan dapat mengingat anggota
keluarga nya masing-masing.
Gangguan daya ingat jangka pendek klien terganggu karena klien tidak dapat
mengingat nama perawat dan saat dilakukan test menyebutkan huruf klien
mudah lupa
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
Makan dan minum
Klien mengatakan makan 3x sehari makan dengan benar, menghabiskan porsi
yang di sediakan ,klien hanya minum 4-6 gelas per hari tanpa bantuan.
Masalah keperawatan : -

BAK / BAB
Klien mengatakan menggunakan wc untuk BAK dan BAB, klien mandiri, klien
mengatakan BAB 1x sehari dan BAK 4-6x dalam sehari, kien mampu
membersihkan wc secara mandiri setelah menggunakannya.
Masalah keperawatan : -

Mandi
Klien mengatakan mandi 2x sehari yaitu pagi dan sore, klien kadang malas
menggosok gigi ,klien mencuci rambut namun tidak menggunakan shampo,
kebersihan tubuh kurang, klien tampak kusam dan bau kringat.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
Berpakaian/berhias
Klien mampu mengambil dan menggunakan pakaian, klien mampu
berdandan, menyisir rambut sendiri
Masalah keperawatan :

Istirahat tidur
Klien mengatakan kurang tidur, tidur malam kurang lebih 4 jam dan tidur
siang 1 jam,karena klien merasa pusing dan banyak pikiran,klien sebelum
tidur selalu cuci muk, tangan dan kaki,dan berdoa. Kegiatan bangun tidur
merapikan tempat tidur.
Masalah keperawatan : -

Pengguanaan obat
Klien mampu menyebutkan obat yang diminumnya, klien minum obat
sendiri.
Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan akan berobat jalan jika di perbolehkan pulang.

Kegiatan di dalam rumah


Klien mengatakan saat dirumah klien mengurus adik-adiknya dan
membersihkan rumah dan mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga.
Masalah Keperawatan diri : -

Kegiatan di luar rumah


Klien mengatakan kegiatan di luar rumah hanya berbelanja ke warung atau
pasar.
Masalah keperawatan : -
Adaptif
Klien mengatakan suka bersih-bersih rumah

Mal adaptif
Menghindar
Reaksi Lambat
Masalah keperawatan : koping individu
inefektif
Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok
Klien tidak pernah berhubungan dengan kelompok tertentu.
Masalah berhubungan dengan lingkungan fisik
Klien mengatakan jarang pergi keluar rumah
Masalah berhubungan dengan pendidikan
Klien mengatakan pendidikanya hanya sampai kelas 2 SD
Masalah berhubungan dengan pekerjaan
klien mengatakan pekerjaanya sebagai pembantu rumah tangga
Masalah berhubungan dengan perumahan
Klien mengatakan tinggal dengan ibu, adik tiri dan ponakannya
Masalah berhubungan ekonomi
Klien mengatakan perekonomian yang di miliki tidak cukup.
Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan
Klien memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah
Masalah keperawatan : HDR
• Kurang pengetahuan
• Klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab sakit jiwa tetapi
mengerti bagaimana tanda orang sakit jiwa.
• Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

• Aspek medik
• Diagnosa Medis : Schizofrenia
• Trihexyphenidile : 2 x3Mg
• Risperidone : 2 x 3mg
• Cpz : 1 x 50 mg
Data Subjektif :
• Klien mengatakan dirinya tidak cantik
• Klien mengatakan kalau klien tidak dapat menulis dan membaca
• Klien mengatakan klien takut bertemu dengan orang baru
• Klien mengatakan bahwa klien merasa orang-orang mengolok-olok klien dan
berpendapat kalau klien tidak cantik
• Klien mengatakan mendengar suara-suara orang banyak mengolok-olok
klien
• Klien mengatakan apabila melihat orang baru seolah-olah melihat monster
• Klien mengatakan klien suka pusing karena banyak pikiran
• Klien mengatakan lebih senang sendiri
• Klien mengatakan malas apabila mengikuti kegiatan
Data objektif :
• Klien lambat dalam berbicara
• Klien tidak mampu memulai pembicaraan terlebih dahulu
• Kontak mata klien kurang saat diajak berbicara
• Klien terkadang menunduk saat ditengah-tengah pembicaraan
• Saat dilakukan kegiatan (TAK) klien tampak tidak bersemangat
• Saat dilakukan kegiatan (TAK) klien sering ijin keluar untuk
membuang ludah
No Analisa Data Masalah
1 Ds : HARGA DIRI RENDAH
Klien mengatakan dirinya tidak cantik
Klien mengatakan kalau klien tidak dapat menulis
dan membaca
Klien mengatakan klien takut bertemu dengan
orang baru
Klien mengatakan bahwa klien merasa orang-
orang mengolok-olok klien dan berpendapat
kalau klien tidak cantik

Do :
Klien lambat dalam berbicara
Klien tidak mampu memulai pembicaraan
terlebih dahulu
Kontak mata klien kurang saat diajak berbicara
No Analisa Data Masalah
2 Ds : Gangguan Persepsi Sensori
Klien mengatakan mendengar suara-suara orang Halusinasi Pendengaran dan
banyak mengolok-olok klien Penglihatan
Klien mengatakan apabila melihat orang baru
seolah-olah melihat monster

Do :
Klien banyak diam dan hanya melihat sekelilinh
Klien banyak menunduk
No Analisa Data Masalah
3 Isolasi Sosial
Ds :
Klien mengatakan malas melakukan kegiatan
diruangan
Klien mengatakan lebih senang sendiri

Do :
Klien malu bergaul dan bersosialisasi
Klien banyak diam
Kontak mata kurang
DAFTAR MASALAH
KEPRAWATAN

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUANG PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DAN
PEGLIHATAN

HALUSINASI
POHON MASALAH

ISOLASI SOSIAL

DPD HARGA DIRI RENDAH GANGGUAN PERAN

KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT

GANGGUAN PROSES PIKIR

GPS : HALUSINASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN

HARGA DIRI RENDAH

GANGGUANG PERSEPSI
SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DAN
PEGLIHATAN

HALUSINASI
RENCANA
KEPERAWATAN

HALUSINASI
HARGA DIRI ISOLASI SOSIAL
RENDAH
-SP
-SP Pengkajian -SP Pengkajian
Pengkajian
-SP 1 Halusinasi -SP 1 Halusinasi
-SP 2 Halusinasi -SP 1 HDR -SP 2 Halusinasi
-SP 3 Halusinasi -SP 2 HDR -SP 3 Halusinasi
-SP 4 Halusinasi
-SP 3 HDR -SP 4 Halusinasi
-SP 4 HDR
ANALISI JURNAL

JUDUL :
Aplikasi Terapi Keperawatan Jiwa Pada Pasien Skizofrenia Dengan Harga Diri Rendah
Kronis Di Rsmm Jawa Barat

TUJUAN :
Menguraikan aplikasi terapi keperawatan jiwa terhadap pasien harga diri rendah
kronis.

KESIMPULAN :
Adanya penurunan tanda dan gejala, peningkatan kemampuan pasien, serta
peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien harga diri rendah kronis.
Kombinasi terapi individu (terapi kognitif perilaku dan logoterapi), terapi kelompok
(terapi suportif kelompok) dan terapi keluarga (psikoedukasi keluarga) mampu
menurunkan gejala, meningkatkan kemampuan pasien dan meningkatkan kemampuan
keluarga dalam merawat pasien harga diri rendah kronis.
KETERKAITAN JURNAL DENGAN
ASKEP

Asuhan keperawatan pasien dengan harga diri rendah kronis diberikan


melalui pelaksanaan terapi generalis dan spesialis (FIK-UI, 2009). Tindakan
keperawatan generalis yang diberikan pada pasien dengan harga diri rendah
kronis adalah melatih pasien untuk mengidentifikasi kemampuan positif yang
dimiliki pasien dan melatih kemampuan positif yang dimiliki pasien tersebut.
Selain tindakan keperawatan generalis, ada juga tindakan keperawatan
spesialis yang dapat diberikan pada pasien dengan harga diri rendah kronis.

Terapi Kognitif Perilaku merupakan suatu psikoterapi yang berdasarkan pada


teori bagaimana individu memelihara struktur dirinya atau pengalaman yang
sebagian besar menentukan bagaimana individu merasakan dan berperilaku
(Beck & Weishaar, 1986, dalam Wheeler, 2008).
KETERKAITAN JURNAL DENGAN
ASKEP

Terapi kelompok merupakan salah satu terapi spesialis yang diberikan pada
pasien dengan harga diri rendah kronis. Terapi supportif dan Terapi kelompok
Swabantu merupakan terapi kelompok yang memberikan kesempatan pada
individu untuk mendapatkan sharing mengenai masalah yang sama dan cara
penyelesaian masalah yang potensial (Videbeck, 2008).

Pada proses keperawatan menggunakan SP karena didalam SP sudah


memuat berbagai tuk dan perawat juga melibatkan serta klien HDR selain itu
penulis juga menggunakan terapi aktifitas kelompok sedang kan dalam
penelitian menggunakan terapi kognitif. Hal ini dikarenakan selama proses
penelitian sangat dipengaruhi oleh tingkat kesstabilan kondisi jiwa dari pasien
skizofrenizia sehngga pada kondisi jiwa yang mengalami penurunan tidak
dapat menyelesaikan terapi latihan asertif terbukti memperpendek fase
intensif dan menurunkan gejala perilaku kekerasan klien.
KETERKAITAN JURNAL DENGAN
ASKEP

Kombinasi terapi individu (terapi kognitif perilaku dan


logoterapi), terapi kelompok (terapi suportif kelompok) dan
terapi keluarga (psikoedukasi keluarga) mampu menurunkan
gejala, meningkatkan kemampuan pasien dan meningkatkan
kemampuan keluarga dalam merawat pasien harga diri rendah
kronis

Oleh karena itu disimpulkan bahwa proses keperawatan pada


study kasus dengan penelitian sama mempunyai keterkaitan
yang erat dimana sama sama mengunakan terapi latihan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai