Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

PNEUMONIA
Pembimbing: Dr. Tantri Dwi Kaniya, Sp.Rad

Oleh: Analia, S.Ked

SMF RADIOLOGI
RUMAH SAKIT DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
2017
Pendahuluan
Infeksi saluran Pneumonia Diagnosis yang
napas bawah cermat dan
akut (ISNBA) menginfeksi komprehensif
kira-kira 450 juta sangat diperlukan
menimbulkan orang per tahun untuk
angka kesakitan mengurangi
dan kematian menyebabkan angka morbiditas
yang tinggi jutaan kematian dan mortalitas
A
N
A
T
O
M
I
Mekanisme Pertahanan Paru
1. Mekanisme pembersihan di 2. Mekanisme pembersihan di
saluran napas: respiratory exchange airway,
- Reepitelisasi saluran napas meliputi:
3. Mekanisme pembersihan di
- Aliran lendir pada permukaan - Cairan yang melapisi alveolar saluran udara subglotik:
epitel termasuk surfaktan
- Mekanisme penutupan dan refleks
- Faktor humoral lokal (IgG dan - Sistem kekebalan humoral lokal batuk dari glotis merupakan
IgA) (IgG) pertahanan utama terhadap aspirat
- Komponen mikroba setempat - Makrofag alveolar dan mediator dari orofaring.
- Sistem transpor mukosilier inflamasi
- Refleks bersin dan batuk - Penarikan netrofil
PNEUMONIA
Pneumonia merupakan suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit dan lain-lain).

Infeksi mengenai parenkim paru atau bagian distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli yang akan menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas.

Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan kimia,
radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dll) disebut pneumonitis.
Etiologi
• Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, P.aeruginosa,Enterobacter,
Bakteri Haemophilus influenza, Klebsiella sp

• RSV, parainfluenza virus, adenovirus, dan cytomegalovirus.


Virus

• H.capsulatum, Candida albicans, Blastomycetes dermatitis,


Jamur Koksidiomikosis, Aspergilosis, dan Aktinomikosis.

• Makanan, kerosen, cairan amnion ataupun benda asing


Aspirasi

TABEL
Patogenesis
Mikroorganisme masuk Mekanisme pertahanan
ke sistem respirasi paru
• Aspirasi sekret di • Sistem pertahanan
orofaring mukosilier, daya tahan
• Inhalasi makrofag alveolar,
• Penyebaran hematogen netrofil, dan daya tahan
humoral IgA dan IgG dari
sekresi bronkial.

4 stadium
patogenesis

Mikroorganisme
mencapai alveoli
Kongesti (4- Ditandai dengan peningkatan aliran darah, permeabilitas kapier, pelepasam
mediator mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke ruang interstitium
12 jam) sehingga terjadi penimbunan cairan diantara kapiler dan alveolus

Hepatisasi Terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin
sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh
merah (48 jam karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan sehingga warna paru
berikutnya) menjadi merah

Hepatisasi Terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi.
Eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin
kelabu (3-8 dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
hari) mengalami kongesti.

Resolusi (7
Eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali
sampai 11 pada struktur semula.
hari)
Klasifikasi CAP

HAP Lobaris
Sumber
Infeksi
Pneumonia Predileksi
Apirasi
Lobularis
Pneumonia pada
Immunocompromised
Interstitial
Atipikal

Mikro
Bakterial organisme Virus
Penyebab

Jamur /
patogen lain
Diagnosis
Didahului infeksi saluran napas akut, diikuti demam
menggigil, suhu tubuh meningkat > 40oC, sakit tenggorok,
Anamnesis batuk dengan sputum mukoid/purulen + darah, sesak napas,
nyeri dada.
Inspeksi: bagian yang sakit tertinggal
Palpasi: fremitus mengeras
Pemeriksaan Fisik Perkusi: redup
Asukultasi: bronkovesikuler sampai bronkial + ronki basah
halus/kasar (resolusi)

Pemeriksaan lab: leukositosis, shift to the left, peningkatan


LED
Pemeriksaan dahak, kultur darah dan resistensi
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan radiologi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pneumonia lobaris
Infiltrat di parenkim paru perifer yang
semiopak, homogen tipis seperti awan,
berbatas tegas, bagian perifer lebih
opak dibanding bagian sentral.
Konsolidasi parenkim paru tanpa
melibatkan jalan udara mengakibatkan
timbulnya air bronchogram. Air
bronchogram adalah udara yang terdapat
pada percabangan bronkus, yang
dikelilingi oleh bayangan opak rongga
udara.
Pneumonia interstitial

Perselubungan yang tidak merata dan


halus dengan pola linear atau retikuler
pada parenkim paru. Pada tahap akhir,
dijumpai penebalan jaringan interstitial
sebagai densitas noduler yang kecil.
Bronkopneumonia

- Bercak opaque pada paru yang


dapat berbentuk nodul-nodul atau
retikulonoduler dan dapat
berkonfluens.
- Distribusi dari bercak ini sering
bilateral
- Bercak kesuraman lebih sering
muncul di daerah inferior paru
Pneumonia aspirasi

Lesi opak pada suatu lobus dan dapat


dipengaruhi gravitasi. Pencitraan yang
dapat digunakan pada pasien dengan
pneumonia aspirasi dapat
menggunakan foto thorax baik PA atau
AP dan CT scan.
Pneumonia Atipikal

Karena inflamasi terbatas pada intertsitial dan


septa interlobular, pneumonia atipikal
memiliki gambaran “patchy reticular” atau
opak retikulonodular. Sering terlihat pada
daerah perihiler. Atelektasis subsegmental dan
segmental akibat obstruksi jalan napas
mungkin terjadi.
Pneumonia Pneumonia Pneumonia
komuniti nosokomial atipikal
D Gejalanya yang berupa
I Foto toraks terdapat Rontgen thoraks, infeksi saluran napas
infiltrat baru atau adanya infiltrat baru yaitu demam, batuk non
A infiltrat progresif + atau progresif pada produktif dan gejala
2/lebih gejala: paru
G sistemik berupa nyeri
kepala dan mialgia
N
- Batuk-batuk bertambah Ditambah 2 diantara
O berikut ini: Pemeriksaan fisik terdapat
- Perubahan karakteristik ronki basah tersebar.
S dahak/purulen - Suhu tubuh > 38,3oC Laboratorium
I - Suhu tubuh > - Sekret purulen menunjukkan lekositosis
37,50C(oral)/riwayat demam ringan, pewarnaan gram
S - Lekositosis negatif.
- Pemeriksaan fisis : ada
ronki atau konsolidasi atau
napas bronkial
Gambaran
- Leukosit > 10.000 atau < radiologik infiltrat
4500 interstitial.
TATALAKSANA
Pneumonia Komuniti
Rawat jalan Rawat inap biasa Rawat inap intensif

• Pengobatan suportif • Pengobatan suportif / • Pengobatan suportif /


simptomatik: simptomatik simptomatik
• Istirahat di tempat tidur • Pemberian terapi oksigen • Pemberian terapi oksigen
• Minum secukupnya untuk • Pemasangan infus untuk • Pemasangan infus untuk
mengatasi dehidrasi rehidrasi dan koreksi kalori rehidrasi dan koreksi kalori
• Bila panas tinggi perlu dan elektrolit dan elektrolit
dikompres atau minum • Pemberian obat • Pemberian obat
obat penurun panas simptomatik antara lain simptomatik antara lain
• Bila perlu dapat diberikan antipiretik, mukolitik antipiretik, mukolitik
mukolitik dan ekspektoran • Pengobatan antibiotik • Pengobatan antibiotik
• Pemberian antiblotik harus harus diberikan (sesuai (sesuai bagan.) kurang dari
diberikan (sesuai bagan) bagan) kurang dari 8 jam 8 jam
kurang dari 8 jam • Bila ada indikasi penderita
dipasang ventilator mekanik
Pneumonia Nosokomial
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

• Kuman penyebab : Enterobacter spp, • Kuman penyebab utama : • Kuman penyebab utama :
E coli, Klebsiella spp, Proteus spp, Enterobacter spp, E.coli,Klebsiella Enterobacter spp, E coli, Klebsiella
S.marcescens,H.Influenzae, spp, Proteus spp, S.marcescens, spp, Proteus spp,
S.pneumoniae, S.aureus (hati-hati H.Influenzae, S.pneumoniae, S.aureus S.marcescens,H.Influenzae,
kemungkinan ada MRSA) (Hati-hati kemungkinan ada MRSA) S.pneumoniae, S.aureus (hati-hati
• Kuman penyebab tambahan : anaerob, kemungkinan ada MRSA)
• Obat pilihan : sefalosporin II atau III MRSA, legionella spp, P.aeruginosa • Kuman penyebab tambahan :
non pseudomonas, betalaktam + • Obat pilihan : sefalosporin II atau III P.aeruginosa, acinetobacter Spp,
inhibitor betalaktamase. Jika alergi non pseudomonas, batalaktam + S.maltophilia, MRSA
penisilin dapat diberikan Inhibitor betalaktamase. Jika alergi • Obat pilihan : amino glukosida
fluorokuinolon atau klindamisin + penisilin dapat diberikan dikombinasi dengan salah satu
aztreonom fluorokuinolon atau klindamisin + dibawah ini:
aztreonam. Jika anaerob diberikan • penisilin anti pseudomonas
klindamisin atau metronidazol atau • piperacillin + tazoba actam
betalaktam + inhibitor betalaktamase
• ceftazidime atau cefoperazone
• Legionella spp : makroli atau fluoro
• imipenem
kuinolon
• meropenem
• MRSA diberikan : vancomycin
P.aerugiona diberikan sesuai dengan • cefepime
kelompok II
Pneumonia Atipikal
◦ Tetrasiklin 4x500mg atau doksisiklin 2x100 mg
◦ Eritromisin 4x500mg atau spiramisin 2x1 gram
◦ Kuinolon
◦ Lama pengobatan antara 10-14 hari kadang-kadang 3-4 minggu
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai