Konjungtifitis
Konjungtifitis
konjungtivitis
Pembimbing:
Dr.dr. Arti Lukitasari,SpM
Oleh:
Fifa Yuniarmi
Konjungtivitis
konjungtivitis infeksius non infeksius alergi,
Virus dan bakteri toksik dan sikatrik.
Indonesia (2014) 185
.863 kunjungan ke poli
mata.
Konjuntivitis 10 besar
penyakit rawat jalan
terbanyak pada tahun
2015
Pertahanan konjungtiva adanya tear film melarutkan kotoran dan bahan yang
toksik mengalirkannya melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior.
tear film mengandung beta lysine, lisosim, IgA, IgG menghambat pertumbuhan
kuman.
KONJUNGTIVA N. Lakrimal
N. Infratrokeal
N. Supratrokeal
N. Supraorbital
N. Frontal
HISTOLOGI
KONJUNGTIVA
LAPISAN KONJUNGTIVA
LAPISAN KONJUNGTIVA
ANATOMI
HISTOLOGIS
• EPITEL KONJUNGTIVA sel kuboid di tarsus, kolumnar di forniks, dan
skuamous di bola mata
• STROMA / SUBST. PROPRIA jaringan ikat longgar dan vaskularisasi.
Dipisahkan dengan membran basalis.
KELENJAR
• SEKRESI MUSIN sel goblet, crypts of Henle, kelenjar Manz
• KELENJAR LAKRIMAL ASESORIA kel. Krause dan Wolfring
APPARATUS
LAKRIMALIS
Glandula Glandula
Lakrimalis Lakrimalis
Utama Aksesorius
Saluran
Lakrimalis
GLANDULA LAKRIMALIS UTAMA
GLANDULA LAKRIMALIS AKSESORIUS
GLANDULA GLANDULA
KRAUSE WOLFRING
SALURAN LAKRIMALIS
Lapisan air mata atau tear film lapisan yang
menutupi epitel kornea dan konjungtiva, tebalnya
sekitar 7-10 mikro meter
FUNGSI TEAR FILM
Menjaga kornea dan konjungtiva tetap lembab.
N. V1 (afferen)
INNERVASI
N. parasimpatis (efferen)
ALIRAN AIR MATA
KONJUNGTIVITIS
Definisi
Konjungtivitis radang konjungtiva atau radang selaput lendir yang menutupi belakang
kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis (Iliyas & Yulianti, 2015).
20%
20% 60%
SERING JARANG
Streptococcus pneumoniae Neisseria gonorrhoeae
Staphylococcus aureus Neisseria meningitidis
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
PATOFISIOLOGI
bakteri inflamasi sel inflamasi (neutrofil, eosinofil, limfosit, basofil, dan sel
plasma) bertujuan pertahanan terhadap bakteri sel sel tsb merusak konjungtiva.
Sel-sel tsb + fibrin + mukus (sel goblet) eksudat konjungtiva Eksudat
mengering dan menimbulkan perlengketan pada kelopak mata atas dan bawah.
Konjungtivitis Subakut
• Disebabkan oleh H influenza, kadang-kadang E coli dan spesies proteus.
• Ditandai dengan eksudat tipis, berair dan berawan.
Konjungtivitis Kronik
• Terjadi pada pasien dengan obstruksi duktus nasolakrimalis dan dakriosistitis
kronik, yang biasanya unilateral.
Biasanya terjadi bilateral, meskipun awalnya hanya muncul salah satu mata tetapi 1-2 hari
kemudian matu satunya muncul keluhan.
Pada saat bangun tidur, kelopak mata sering menempel dan susah membuka.
Gejala sistemik biasanya muncul pada pasien dengan konjungtivitis berat yang berhubungan
dengan gonokokus, meningokokus, H influenza. Pada anak-anak harus selalu dipikirkan bahwa
akan terjadi perkembangan menjadi sistemik.
PEMIRAKSAAN FISIK
CVI +
PEMIRAKSAAN FISIK
SEKRET MUKOPURULEN
PEMIRAKSAAN FISIK
SEKRET PURULEN
PEMIRAKSAAN FISIK
Erosi epitel pungtata korneal perifer infeksi gonokokal
dan meningokokal, dan bisa berkembang secara cepat
menyebabkan porforasi.
Limfadenopati biasanya tidak ada, kecuali pada infeksi
gonokokal dan meningokokal yang parah.
PEMIRAKSAAN PENUNJANG
Swab dan
scraping Kultur
konjungtiva
Polymerase chain
reaction (PCR)
TATALAKSANA
ANTIBIOTIK TOPIKAL
TATALAKSANA
ANTIBIOTIK SISTEMIK
IRIGASI
KACAMATA HITAM
Mata berair
• 5/> folikel (berdiameter 0,5 mm atau lebih) yang harus ada pada konjungtiva
tarsal superior.
• Pembuluh darah tarsal bagian dalam harus terlihat melalui folikel dan papilla
1
STADIUM
Trachomatous inflammation-Intense (TI)
2
STADIUM
Trachomatous Scarring (TS)
3
STADIUM
Trachomatous Trichiasis (TT)
4
STADIUM
Corneal Opacity (CO)
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SITOLOGI KONJUNGTIVA
ELISA
TATALAKSANA
ANTIBIOTIK TOPIKAL
Kebersihan wajah
Perbaikan lingkungan
• Disebabkan oleh enterovirus tipe 70 dan coxsackievirus A24, ditularkan melalui kontak
langsung.
• Biasanya terjadi di daerah tropis.
• Masa inkubasi yang pendek (8-48 jam) dan berlangsung singkat (5-7 hari).
• Gejala konjungtivitis virus umumnya.
• Tanda khas: perdarahan subkonjungtiva. Awalnya muncul bintik-bintik yang lama-
kelamaan difus dari konjungtiva bulbaris superior menyebar ke bawah.
• Limfadenopati preaurikular, folikel konjungtiva, dan keratitis epitel.
KLASIFIKASI
Konjungtivitis Viral Kronik
Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster
Keratokonjungtivitis Campak
• Enantema khas campak sering kali mendahului erupsi kulit. Pada tahap awal ini, tampilan
konjungtiva mirip kaca , yang dalam beberapa hari diikuti oleh pembengkakan plika
semilunaris (tanda Meyer). Beberapa hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis
eksudatif dengan sekret mukopurulen; dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak-
bercak Koplik pada konjungtiva dan terkadang padz kurunkel. Pada saat tertentu (masa
kanak-kanak dini, masa dewasa lanjut), keratitis epitelial akan mengikuti.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEWARNAAN GIEMSA
PCR
KULTUR VIRUS
EOSINOFIL SEKRET ↑
TATALAKSANA
PALPEBRAL
LIMBAL VKC MIXED VKC
VKC
DIAGNOSIS
GEJALA
• Gatal yang terus-menerus
• Lakrimasi
• Fotofobia
• Sensasi benda asing, terbakar
• Sekret mukoid yang tebal
DIAGNOSIS
PALPEBRAL VKC
Giant papilla
Tersusun cobble stone – pavement
ston
DIAGNOSIS
PALPEBRAL VKC
Papilla Limbal
BULBAR VKC
Tranta’s spots
DIAGNOSIS
KERATOPATI
TOPIKAL
Cell Mast
Steroid Antihistamin Siklosporin Asetil Sistein
Stabilizer
SISTEMIK
Antihistamin
Steroid Oral
Oral
PAPILLA YANG
SANGAT BESAR
Injeksi steroid
eksisi
long acting
TATALAKSANA
Menggunakan
kaca mata hitam Kompres air
untuk mencegah dingin.
fotofobia.
ATOPIC KERATOCONJUNCTIVITIS (AKC)
EPIDEMIOLOGI
Alergen kausatif.
• Protein Tuberkulosis, penyebab paling umum.
• Protein Stafilokokus, akhir-akhir ini menjadi penyebab umum juga.
• Alergen lainnya, seperti protein Moraxella, Axenfeld bacillus dan beberapa parasit.
Faktor predisposisi:
• Usia, banyak pada usia 3-15 tahun.
• Jenis kelamin, insiden pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
• Kekurangan gizi, banyak menyerang pada anak kekurangan gizi.
• Kondisi lingkungan, tidak higiene.
• Musim, terjadi pada semua musim, namun insiden tertinggi pada musim semi dan panas.
MANIFESTASI KLINIS
Rasa tidak nyaman
Gejala
pada
PKC: Iritasi dan mata berair
Gejala umum konjungtivitis adalah mata merah, sekret, visus tidak menurun.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk menentukan etiologi infeksinya.