Anda di halaman 1dari 28

Penyakit Menular Seksual

By : Kelompok I
Penyakit Menular Seksual (PMS)

 Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang menular melalui hubungan


seksual (hubungan kelamin). Penyakit menular ini akan lebih beresiko bila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral, maupun anal (Kusmiran, 2011).

 Berdasarkan laporan-laporan yang di kumpulkan oleh World Health


Organization (WHO) setiap tahun di seluruh negara terdapat sekitar 250
juta penderita baru yang meliputi penyakit gonore, sifilis, trikomoniasis,
dan jumlah tersebut menurut hasil analisis WHO cenderung meningkat
dari waktu ke waktu (UI, 2009).
Bahaya Penyakit Menular Seksual

 Penyakit menular seksual menyebabkan infeksi saluran reproduksi yang


harus dianggap serius. Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat
menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan,
kemandulan dan kematian (Sjaiful, 2007).
Tanda dan Gejala

 Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual.
 Rasa nyeri pada perut bagian bawah.
 Pengeluaran lender pada vagina atau alat kelamin.
 Keputihan berwarna putih susu, bergumpal dan disertai rasa gatal dan ke
merahan pada alat kelamin atau sekitarnya.
 Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal.
 Timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seks.
 Bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.

(saiful, 2007)
4 penyakit
Menular Seksual
yang akan
dibahas :

Gonorhoe Sifilis HIV/AIDS Trikomoniasis


GONORRHOE
Gonnorhea
 Gonore adalah salah satu penyakit
menular seksual (PMS) yang paling
umum yang disebabkan oleh bakteri
Neisseria Gonorrheae. Statistik gonore
global menunjukkan bahwa
diperkirakan 62 kasus gonore terjadi
setiap tahunnya, mempengaruhi lebih
banyak wanita daripada pria.

 Neisseria gonorrhoeae dapat


ditularkan melalui kontak seksual atau
melalui penularan vertikal pada saat
melahirkan. Bakteri ini terutama
mengenai epitel kolumnar dan epitel
kuboidal manusia.
5 Fase Patogenesis Gonorrhea

Fase 4 adalah vakuola ini


Fase 2 adalah bakteri ke kemudian dibawa ke
Fase 5 reaksi inflamasi yang
microvillus sel epitel kolumnar membran basal sel inang,
dihasilkan menyebabkan
untuk kolonisasi selama dimana bakteri berkembang
infiltrasi neutrofil. Selaput
infeksi, bakteri dibantu oleh biak setelah dibebaskan ke
lendir hancur mengakibatkan
fimbriae, pili. Fimbriae Fase 3 adalah masuknya dalam jaringan subepitel
Fase 1 adalah bakteri akumulasi Neisseria
terutama terdiri dari protein bakteri ke dalam sel dengan proses eksositosis.
Neisseria gonorrhoeae gonorrhoeae dan neutrofil
pilin oligomer yang kolumnar dengan proses Peptidoglikan dan bakteri
menginfeksi permukaan pada jaringan ikat subepitel.
digunakan untuk melekatkan yang disebut endositosis di LOS (Lipo Oligo Sakharida)
selaput lendir dapat Respon imun host memicu
bakteri ke sel-sel dari mana bakteri yang ditelan dilepaskan selama infeksi.
ditemukan di uretra, Neisseria gonorrhoeae untuk
permukaan selaput lendir. oleh membran sel kolumnar, Gonococcus dapat memiliki
endoserviks dan anus. menghasilkan protease IgA
Protein membran luar PII membentuk vakuola. dan mengubah banyak jenis
ekstraseluler yang
Oppacity associated protein antigen dari Neisseria LOS.
menyebabkan hilangnya
(OPA) kemudian membantu LOS merangsang tumor
aktivitas antibodi dan
bakteri mengikat dan necrosis factor, atau TNF,
mempromosikan virulensi.
menyerang sel inang. yang akan mengakibatkan
kerusakan sel.
Tanda dan Gejala

Gejala umum Pada anak perempuan Pada anak laki-laki

• Pada wanita, muncul • Cairan keputihan pada • Rasa panas selama buang
cairan vagina yang vagina air kemih
banyak dengan warna
kuning atau kehijauan • Rasa nyeri diperut • Keluarnya nanah dari penis
dengan bau yang (uretra)
menyengat. Pada pria,
cairan putih atau kuning • Pada anak gadis, gonore
keluar dari penis. seringkali tidak
menampilkan gejala-
gejala.
• Sensasi terbakar atau nyeri
saat buang air kecil.

• Iritasi dan/atau cairan
yang keluar dari anus.
Efek kehamilan

Jika seorang wanita hamil dan memiliki gonore, infeksi dapat ditulaarkan
pada anak saat melahirkan. Bayi bisa ahir dengan infeksi mata gonokokal,
yang harus diobati dengan antibiotic karena dapat menyebabkan kebutaan.
Lebih baik bagi wanita untuk mendapatkan perawatan sebelum melahirkan.
Pencegahan dan Penanggulangannya

1. Pendidikan seks yang memadai pada anak.


2. Banyak dokter menganjurkan untuk mengikutsertakan pemeriksaan pembiakan
cairan keputihan yang keluar dari vagina
3. Anak-anak yang menyalah gunakan tindak seks dapat memperoleh gonore itu
4. Ibu yang mengidap penyakit gonore dapat menular kepada bayi yang
dilahirkannya, penularan terjadi pada saat anak sedang melewati jalan lahir
selama persalinan
5. Anak gadis yang terkena gonore sering kali tidak menunjukan gejala penyakit itu,
karena itu gonore pada anak gadis yang sering kali tidak diketahui oleh dirinya
ataupun oleh dokter tidak memperoleh pengobatan. Tanpa pengobatan, anak
gadis dapat menjadi wanita mandul.
6. Beberapa dokter menganjurkan agar dilakukan pelacakan atas penyakit gonore
pada gadis
SIFILLIS
Sifilis
Sifilis ialah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema
pallidum: sangat kronik dan sejak semula bersifat sistemik.
Pada perjalannya dapat menyerang hampir semua alat
tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit, mempunyai masa
laten, dan dapat ditularkan dari ibu janin.

Secara epidemiologic menurut WHO sifilis dibagi menjadi :


Stadium dini menular (dalam waktu dua tahun sejak infeksi),
terdiri atas S I, S II
Stadium lanjut tak menular (setelah dua tahun sejak infeksi),
terdiri atas stadium laten lanjut dan S III.
Bentuk lain ialah sifilis kardiovaskular dan neurosifilis. Ada
yang memasukannya ke dalam S III atau S IV atau sebagai
metasifilis.
 Di Amerika Serikat, incidensi sifilis primer dan sekunder selama (PD) II menca
pai puncaknya dengan jumlah kasus 76 per 100.000 penduduk pada tahun
1947 dan menurun ketitik nadir yaitu 4 per 100.000 penduduk pada tahun 1
958. Pada tahun 1959 keadaan ini berubah dan jumlah kasusnya mulai me
ningkat kembali yaitu 12 per 100.000 penduduk serta pada tahun 1965 naik
menjadi 3 kali lipat. Pada tahun 2006 di Amerika Serikat kasus sifilis 3,3 per 1
00.000 penduduk. Di China pada tahun 2005 ditemukan 5,7 kasus per 100.0
00 penduduk.
 Pada kelompok resiko tinggi, 41% penderita sifilis wanita adalah pecandu
narkotik, 19 % PSK sedangkan pada kelompok pria 21% adalah pecandu n
arktik dan 31% terdiri dari mereka yang sering melakukan hubungan seksual
dengan PSK. Di Malaysia dari 370 PSK didapatkan sifilis sebesar 13,6%. Survei
pada kelompok PSK di Burkina Faso Afrika, menunjukan insidensi sifilis seban
yak 22%. Di Amerika Serikat proporsi sifilis dikalangan PSK sebesar 18%.
a. Pemeriksaan lapangan gelap dengan bahan pemeriksaan dari bagian dalam lesi, untuk melihat adanya T. Pallidum :
 Pemeriksaaan lapangan gelap (dark field)
 Dengan Mikroskop Fluoresensi
b. Penentuan antibody didalam serum
 Pada waktu terjadi infeksi treponema, baik yang menyebabkan sifilis, frambusio atau pinta akan dihasilkan berbagai vaariasi antibody.
 Beberapa tes yang akan dikenal sehari-hari yang mendeteksi antibody non spesifik, akan tetapi dapat menunjukan hasil dengan IgM dan IgG adalah :
Tes yang menentukan antibody nonspesifik
 Tes wasserman
 Tes khan
 Tes VDRL
 Tes RPR
 Tes Automated regain
Antibody terhadap kelompok antigen, yaitu :
 Tes RPCF
Yang menentukan antibody spesifik, yaitu :
 Tes TPI
 Tes FTA
 Tes TPHA
 Tes Elisa
pencegahan

Tidak ada vaksin untuk mencegah terjangkitnya sifilis, pencegahan dapat dila
kukan denngan :
Tidak berhubungan seksual dengan orang yang terkena sifilis
Tidak berganti-ganti pasangan
Penyuluhan pada masyarakat
Pemeriksaan darah pada ibu hamil
Sifilis tidak menular melalui pelukan, alat makan, jabat tangan.
Pengobatan

 Suntikan penisilin selama 8-10 hari


 Obat-obatan oral penisilin dan etromisin
 Lues kongenital padaneonatus : penisilin 6.100.000 satuan/kg BB sekaligus
HIVAIDS
HIV AIDS
 HIV yang merupakan singkatan dari
Human Immunodeficiency Virus adalah
virus penyebab AIDS. Virus ini
menyerang dan merusak sistem
kekebalan tubuh sehingga kita tidak
bisa bertahan terhadap penyakit-
penyakit yang menyerang tubuh kita.

 AIDS adalah kumpulan gejala yang


disebabkan karena menurunnya sistem
kekebalan tubuh. HIV adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh
yang lama kelamaan akan
mengakibatkan AIDS. AIDS adalah
singkatan dari Acquired
immunodeficiency syndrome dan
menggambarkan berbagai gejala dan
infeksi yang terkait dengan menurunnya
sistem kekebalan tubuh.
Cara Penularan

A. Virus HIV/AIDS dapat didapat ditularkan melalui 4 cara yaitu:


•Hubungan seks (Anal, oral, vaginal) yang tidak terlindung dengan orang yang telah
terinfeksi HIV.
•Penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bergantian dengan orang yang
terinfeksi HIV.
•Ibu hamil penderita HIV kepada bayi yang dikandungnya.
•Kontak darah / luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV.
B. HIV tidak menular melalui:
•Gigitan nyamuk
•Orang bersalaman
•Berciuman
•Orang berpelukan
•Makan bersama / piring dan gelas
•Tinggal serumah
Tanda dan Gejala

Biasanya tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terinfeksi HIV dalam
waktu 5-10 tahun. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan
tanda-tanda atau gejala-gejala seperti berikut:
 Kehilangan berat badan secara drastis
 Diare yang berkelanjutan
 Pembengkakan pada leher dan/ atau ketiak
 Batuk terus menerus
AIDS (Acquired Immunodefeciency Syndrome) artinya kerusakan atau
kemunduran sistem kekebalan tubuh seseorang secara didapat
dengan segala akibatnya.

Kelompok resiko tinggi terkena HIV/AIDS yaitu:

 Pria homoseksual
 Pecandu obat bius intra vena
 Penerima transfusi darah/komponen darah
 Wanita & pria tuna susila
 Pria & wanita dengan banyak mitra seksual
 Mitra seksual dari kelompok diatas
Pencegahan

 Membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat


 Menggunakan jarum suntik dan alat-alat medis yang steril
 Menjauhi segala bentuk penggunaan narkoba
 Tidak terima transfusi darah dari orang yang mengidap HIV
 Menganjurkan wanita Pengidap HIV untuk tidak hamil
 Selain upaya di atas pencegahan HIV/AIDS dilakukan dengan penyebar
luasan informasi
TRIKOMONIASIS
 Trikomoniasis merupakan suatu penyakit yang disebabkan infeksi parasite
trichomo-nas vaginalis, yang biasanya ditularkan secara hubungan kelamin
dan menyerang bagian bawah traktus urogenitalis baik pria maupun wanita.

 Umumnya pada pria lebih sulit menemukan Trichomonas vaginalis maupun dalam
kepustakaan disebutkan 1 s.d 10 % merupakan penyebab urethritis nongonore.
Sedangkan wanita yang belum puber dan wanita yang sudah menopause
mendapat infeksi trichomonas vaginalis melalui handuk dan jamban. Bayi yang baru
lahir dapat juga terinfeksi penyakit ini melalui vagina si ibu ketika bayi tersebut
melalui liang vagina sewaktu lahir
Tanda-tanda Klinis
Pada Pria :
 Perasaan gatal pada uretra
 Dysuria
 Keluarnya duh tubuh dari uretra yang biasanya lebih encer dibandingkan dengan
duh tubuh yang keluar pada penderita urethritis gonore.

Pada wanita
 Dapat menyebabkan vaginitis, dengan tanda-tanda klinis:
 Leukorhoe atau fluor albus yang banyak dengan warna putih kehijau-hijauan dan
berbau.
 Perasaan gatal pada vulva dan kadang-kadang sampai ke paha.
 Bila kita lihat dinding vagina, dijumpai banyak ulkus, oedematos, dan erythema.
Pengobatan

 Nitrimidazol merupakan preparat anti-Trichomonas vaginalis yang diberikan


per-oral.
 Medronidasole : 200 mg, 3 x 1 per hari selama satu minggu.
 Medronidasole : 400 mg, 2 x 1 per hari selama lima hari.
 Nimonasole : 2 gr dosis tunggal
 Pengobatan dengan dosis yang cukup tinggi dan dosis tunggal tidak dianj
urkan untuk masa kehamilan, masa menyusui, dan pada penderita denga
n kelainan neurologi.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai