FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Rumusan Masalah
C Tujuan Penelitian
D Manfaat Penelitian
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
Tujuan Umum
• Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Penyakit Diabetes
Melitus Tipe II di Puskesmas Waena Periode Januari –
Desember 2017
Tujuan Khusus
• Untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Penyakit Diabetes
Melitus Tipe II berdasarkan Umur, Jenis Kelamin dan Obesitas
D. MANFAAT PENELITIAN
Bagi Penulis
• Untuk menambah pengetahuan tetang Diabetes Melitus Tipe II dan wawasan,
minat serta kemampuan dibidang penelitian
Bagi Institusi
• Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan ilmiah di perpustakaan
Fakultas Kedokteran UNCEN
Bagi Pembaca
• Dapat memberikan informasi tentang gambaran karakteristik diabetes melitus
tipe II di Puskesmas Waena
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Etiologi
Patogenesis
Diagnosis
Penyulit
Penatalaksanaan
Pencegahan
DEFINISI & ETIOLOGI
DEFINISI
ETIOLOGI
Penyulit Akut
• Ketoasidosis Diabetik
• Hipoglikemia
• Hiperglikemia
Penyulit Kronik
• Makroangiopati (Aterosklerosis)
• Mikroangiopati (Retinopati & Nefropati)
• Kaki Diabetik
PENYULIT AKUT
Ketoasidosis Diabetik
• Jika insulin yang ada tidak bekerja / resistensi insulin maka proses lipolisis akan terjadi
untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam darah, sehingga dihasilkan badan keton.
Ciri-cirinya adalah pernapasan kusmaul dan bau mulut yang khas.
Hipoglikemik
• Sering terjadi pada saat puasa atau setelah aktifitas fisik tetapi bisa juga terjadi pada
pemberian OHO seperti Sulfonilurea
Hiperglikemik
• Terjadi peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah. Ciri-cirinya terjadi glukosuria,
polyuria, dan polydipsi.
PENYULIT KRONIK
Makroangiopati (Aterosklerosis)
• Penyebab mengapa diabetes dapat menjadi resiko independen untuk
aterosklerosis adalah kerena perubahan pada komposisi lipoprotein pada diabetes,
terjadi keadaan prokoagulan relatif dan perubahan proaterogenik di dinding
pembuluh darah akibat efek hiper insulinemia dan hiperglikemia
Retinopati
• Terjadi mikroaneurisma kapiler retina sehingga muncul bintik kecil kemerahan, jika
semakin buruk dapat terjadi iskemia dan merangsang pembentukan pembuluh
darah baru namun abnormal sehingga terjadi traksi yang menyebabkan
perdarahan di vitriosa
Nafropati
• Kerena ginjal terus menerus mensekresikan glukosa maka kelainan akan terjadi di
glomerulus (mikroalbumin ikut keluar), jika berlanjut akan terjadi proteinuria (300-
500mg / hari tergantung tingkat kerusakan nya)
PENATALAKSANAAN
Pilar Penatalaksanaan diabetes melitus menurut PERKENI
Edukasi
Aktivitas Fisik
Farmakologi
Penatalaksanaan pada klien dengan diabetes
melitus memerlukan partisipasi aktif dari klien,
keluarga ataupun masyarakat. Partisipasi aktif
1. Edukasi tersebut akan dapat dilakukan dengan adanya
perubahan perilaku, sehingga diperlukan
adanya edukasi atau pendidikan yang
diberikan pada klien dan keluarga.
Prinsip pengaturan diet pada penyandang
diabetes melitus adalah menu seimbang
sesuai kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
2. Terapi masing pasien, serta perlu ditekankan
Nutrisi pentingnya keteraturan jadwal, jenis dan
Medis jumlah makanan yang membutuhkan
keterlibatan multidisiplin (dokter, ahli gizi,
petugas kesehatan, pasien serta keluarga
pasien).
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan
jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), Latihan
3. Aktivitas
jasmani selain untuk menjaga kebugaran
Fisik juga dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah.
4. Farmakologi
Insulin
Kombinasi
► Obat Hipoglikemik Oral
Penghambat DPP-IV Meningkatkan sekresi insulin, menghambat sekresi glukagon Sebah, muntah
►Insulin
Pencegahan Primer
• Semua aktifitas yang ditujukan untuk pencegahan timbulnya hiperglikemia pada individu yang beresiko
untuk menjadi diabetes.
Pencegahan Sekunder
• Menemukan pengidap diabetes melitus sedini mungkin, misalnya dengan tes penyaringan terutama
pada populasi dengan resiko tinggi, dengan demikian pasien diabetes melitus yang sebelumnya tidak
terdiagnosis dapat diketahui, hingga dengan demikian dapat dilakukan upaya untuk mencegah
komplikasi atau kalaupun sudah ada komplikasi yang masih reversible.
Pencegahan Tersier
• Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan akibat komplikasi itu. Usaha ini meliputi :
Mencegah timbulnya komplikasi, Mencegah progresi dari pada komplikasi itu supaya tidak menjadi
kegagalan organ, Mencegah kecacatan tubuh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Desain Penelitian
Variabel
Kerangka Konsep
Definisi Oprasional
• Deskriptif
Desain Penelitian • Cross Sectional
• Umur
Variabel • Jenis Kelamin
• Obesitas
• Puskesmas Waena
Tempat & Waktu • 17 Mei 2018
Kerangka Konsep
Variabel Penelitian
Gambaran Umur
Penyakit
Diabetes Jenis Kelamin
Melitus Tipe
II Obesitas
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
1. Usia 15-24
2. Usia 25-34
3. Usia 35-44
Umur merupakan jumlah tahun
Umur 4. Usia 45-54
kehidupan yang telah dilalui Rekam Medik Interval
penderita 5. Usia 55-64
seseorang.
6. Usia 65-74
7. Usia >75
15-24 0 0
25-34 0 0
35-44 6 11,3
45-54 18 34
55-64 13 24,5
65-74 14 26,4
>75 2 3,8
Total 53 100%
Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki 14 26,4
Perempuan 39 73,6
Total 53 100%
Berdasarkan Tingkat Obesitas
IMT Frekuensi Persentase (%)
13 24,5
Total 53 100%
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Gambaran Karakteristik Penyakit Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas
Waena Periode Januari – Desember 2017, berdasarkan :