Anda di halaman 1dari 21

PENYAKIT RADANG

PANGGUL

Irma Savitri
Peradangan dan Infeksi pada
Traktus Genitalis Wanita
Pertahanan tubuh terhadap radang dan infeksi rongga
panggul
Sifatbakteriosid vagina dengan pH rendah
Lendir kental pada kanalis servikalis

Infeksi traktus genitalis lebih tinggi dinegara tropis


Higine rendah
Perawatan persalinan dan abortus tidak memenuhi syarat

Insiden penyakit kelamin tinggi

Akibat infeksi traktus genitalis


Mempengaruhi KU penderita
Menurunkan fertilitas

Mengganggu kehidupan sex


Klasifikasi

I. INFEKSI RENDAH
Vulva, Vagina, Serviks

II. INFEKSI TINGGI


Uterus, tuba, ovarium, parametrium,
peritonium  PID
Pendahuluan

 Sering ditemukan pada pusat-pusat


pelayanan kesehatan wanita

 Dapat memberikan manifestasi yang


serius seperti renjatan septik (syok
septik)

 Komplikasi pada sistem reproduksi


wanita
Definisi

Suatu sindroma klinis akibat penyebaran


secara ascendens dari mikroorganisme
vagina dan endoserviks menuju
endometrium, tuba falopii, dan
parametrium
Etiologi

 Organisme yang ditularkan melalui


hubungan seksual terutama Chlamydia
Trachomatis dan Neisseria Gonorrhoeae

 Chlamidia Trachomatis merupakan


penyebab utama dari penyakit radang
panggul
Patogenesis

 Berawal dari infeksi vagina yang


selanjutnya menjalar secara asenden ke
atas menuju endometrium dan tuba
falopii

 Infeksi ulangan dapat menimbulkan


jaringan parut pada tuba
Faktor Risiko
 Wanita usia 15 - 25 tahun
 Hubungan sex dengan partner yang berbeda
dalam 30 hari terakhir
 Hubungan sex tanpa perlindungan kondom
 Pemasangan IUD dalam 4 bulan terakhir
 Pencucian alat kelamin dengan penyemprotan
(douching)
 Merokok dan penyalahgunaan zat
 Coitus saat menstruasi
Keluhan Utama

 Nyeri pada perut bagian bawah


 Dispareunia

 Perdarahan

 Sekret yang abnormal dari vagina dan


serviks
Kriteria Minimum

 Kaku pada perut bagian bawah


 Kaku pada bagian adneksa

 Nyeri goyang pada serviks


Komplikasi

 Syok septik
 Infeksi berulang (rekuren) dan kronis

 Infertilitas

 Hidrosalping

 Kehamilan tuba (KET)


Diagnosis Banding

 Abortus septik
 Appendisitis akut

 Kista ovarium yang terinfeksi, torsi dan


ruptur kista
 Kehamilan ektopik terganggu

 Endometriosis
Kondisi menunjang Diagnosis

 Temperatur tinggi (> 38’3 0 C)


 Sekret abnormal dari vagina dan serviks

 Peningkatan C-reaktive protein

 Peningkatan waktu sedimentasi eritrosit

 Ditemukannya kuman penyebab berupa


N. Gonorrhoeae dan C. Trachomatis
Pemeriksaan Penunjang

 Enzym immunoassay (EIA) untuk


deteksi infeksi clamidia
 Biopsy endometrium

 USG transvaginal

 Laparoskopi
Penatalaksanaan

 Rawat Jalan
Dengan pemberian antobiotik spektrum
luas selama paling sedikit 7 - 10 hari

 Rawat Inap
Penatalaksanaan Rawat Inap

 Tirah baring total dengan posisi FOWLER


 Bila perut kembung/ adanya tanda tanda
ileus maka dipasang nasograstrik tube,
pasang infus dan batasi makanan peroral
 Kolpotomi dan drainage pada cavum douglasi
 Antibiotika kombinasi
 Obat-obatan simtomatis
 Tindakan pembedahan
Antibiotika Kombinasi

 Klindamisin 900 mg/8 jam/ IV


 Ditambah Gentamisin

dosis awal 2 mg/kgBB/IV


dilanjutkan 1,5 mg/kgBB/IV tiap 8 jam
 Pertahankan terapi sampai 48 jam
setelah gejala klinis menghilang
 Dilanjutkan terapi pemeliharaan
Terapi Pemeliharaan

 Selama 10 - 14 hari
 Doksisiklin 2 x 100 mg/ hari atau

Klindamisin 2 x 450 mg/ hari

Anda mungkin juga menyukai