Anda di halaman 1dari 28

Teori Keagenan

Oleh : Rano Asoka, S.E.,M.Si


Teori Keagenan (Agency Theory)
• Basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan.

• Teori Keagenan berakar dari sinergi teori ekonomi,


teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi.

• Prinsip utama teori keagenan menyatakan adanya


hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima
wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk
kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”.
• Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja
disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya
informasi asymmetri (Kesenjangan informasi)
antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan
organisasi.

• Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para


pemegang saham atau dewan direksi adalah
benar sesuai teori agensi.
Teori Keagenan (Agency Theory)

• Jensen dan Meckling dalam Isnanta


(2008), menyatakan bahwa teori keagenan
mendeskripsikan pemegang saham sebagai
prinsipal dan manajemen sebagai agen.
Pihak Manajemen
• Manajemen merupakan pihak yang dikontrak
oleh pemegang saham untuk bekerja demi
kepentingan pemegang saham.

• Manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk


membuat keputusan bagi kepentingan terbaik
pemegang saham.

• Manajemen wajib mempertanggungjawabkan


semua upayanya kepada pemegang saham.
Fokus Teori Keagenan → Kontrak
• Unit analisis dalam teori keagenan adalah kontrak
yang melandasi hubungan antara prinsipal dan
agen.

• Sehingga fokus dari teori ini adalah pada


penentuan kontrak yang paling efisien yang
mendasari hubungan antara prinsipal dan agen.

• Prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat


mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang
terlibat dalam kontrak keagenan.
Kontrak Efisien
1. Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris
artinya baik agen maupun majikan memiliki kualitas
dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak
terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan
untuk keuntungan dirinya sendiri.

2. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal


jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai
kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang
diterimanya.
Informasi Asimetri
• Pada kenyataannya informasi simetris itu tidak
pernah terjadi, karena manajer berada
didalam perusahaan sehingga manajer
mempunyai banyak informasi mengenai
perusahaan,sedangkan prinsipal sangat jarang
atau bahkan tidak pernah datang ke
perusahaan sehingga informasi yang diperoleh
sangat sedikit.
Informasi Asimetri
• Hal ini menyebabkan kontrak efisien tidak
pernah terlaksana sehingga hubungan
agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh
asimetri informasi.

• Agen sebagai pengendali perusahaan pasti


memiliki informasi yang lebih baik dan lebih
banyak dibandingkan dengan prinsipal.
Informasi Asimetri
• Di samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan,
maka tindakan agen pun sangat sulit untuk diamati.

• Dengan demikian, membuka peluang agen untuk


memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan melakukan
tindakan yang tidak semestinya atau sering disebut
disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat
merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan
untuk kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja
perusahaan.
Informasi Asimetri
• Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu
bertindak atas kepentingan mereka sendiri.

• Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya


tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau
investasi mereka di dalam perusahaan.

• Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan


berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang
menyertai dalam hubungan tersebut.
Perbedaan Kepentingan
Principal vs Agen
• Principal menginginkan pengembalian yang
sebesar-besarnya dan secepatnya atas
investasi yang salah satunya dicerminkan
dengan kenaikan porsi deviden dari tiap
saham yang dimiliki. Agen menginginkan
kepentingannya diakomodir dengan
pemberian
kompensasi/bonus/insentif/remunerasi yang
“memadai” dan sebesar-besarnya atas
kinerjanya.
Perbedaan Kepentingan
Principal vs Agen
• Principal menilai prestasi Agen berdasarkan
kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan
pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga
saham dan makin besar deviden, maka Agen dianggap
berhasil/berkinerja baik sehingga layak mendapat
insentif yang tinggi.
• Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal
agar mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sehingga
bila tidak ada pengawasan yang memadai maka sang
Agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahan
agar seolah-olah target tercapai. Permainan tersebut
bisa atas prakarsa dari Principal ataupun inisiatif Agen
sendiri.
Creative Accounting
• adanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang tidak
dihapuskan;

• Capitalisasi expense yang tidak semestinya; Pengakuan


penjualan yang tidak semestinya; yang kesemuanya
berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca yang
“mempercantik” laporan keuangan walaupun bukan nilai
yang sebenarnya.

• Income smoothing (membagi keuntungan ke periode lain)


agar setiap tahun kelihatan perusahaan meraih
keuntungan, padahal kenyataannya merugi atau laba turun.
Hipotesis Teori Keagenan
• bahwa manajemen dalam mengelolah
perusahaan cenderung lebih mementingkan
kepentingan pribadinya daripada
meningkatkan nilai perusahaan.
Hipotesis Teori : Contoh Kasus (1)
• Contoh nyata yang dominan terjadi dalam
kegiatan perusahaan dapat disebabkan karena
pihak agensi memiliki informasi keuangan
daripada pihak prinsipal (keunggulan
informasi), sedangkan dari pihak prinsipal
boleh jadi memanfaatkan kepentingan pribadi
atau golongannya sendiri (self-interest) karena
memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary
power).
Hipotesis Teori : Contoh Kasus (2)
• Contoh lain Agency theory sebenarnya juga dapat
dipahami dalam lingkup lembaga
kemahasiswaan. Pengurus yang dipercayakan
menjadi perpanjangan tangan keluarga
mahasiswa untuk mengelolah organisasi menjadi
agen yang idealnya mampu mengakomodasi
semua kepentingan keluarga. Namun, terkadang
pengurus lembaga kemahasiswaan tak mampu
menjalankan ini dengan baik. Kecenderungan
pengurus lebih memilih melaksanakan
kepengurusan sesuai dengan keinginannya.
Kepentingan keluarga menjadi terabaikan.
Model Teori Keagenan
• Menurut Baiman (1990), ada 3 Teori Keagenan

1. The Principal-Agent Model,


2. The Transaction Cost Economics Model,
3. The Rochester Model.
Persamaan 3 Teori Keagenan
1. ketiganya memahami ketentuan dan
penyebab hilangnya efisiensi yang diciptakan
oleh divergensi antara perilaku kerjasama
dan kepentingan individu;
2. ketiganya menganalisa dan memahami
implikasi perbedaan proses pengendalian
menghindari hilangnya efisiensi pada
masalah agensi.
Perbedaan 3 Teori Keagenan
1. menekankan perbedaan sumber-sumber divergensi
perilaku kerjasama dan kepentingan individu;
2. menekankan perbedaan aspek pada agenda riset
pada umumnya;
3. pemodelan berhati-hati yang mendasari konteks
ekonomi yang menyebabkan timbulnya masalah
agensi;
4. derivasi optimalisasi hubungan kerja dan memahami
bagaimana hubungan kerja yang meringankan
masalah agensi;
5. komparasi hasil-hasil untuk melakukan observasi
praktik model yang dipakai dan menganalisanya.
Masalah Utama Teori Keagenan
1. Kontrol pemegang saham kepada manajer

2. Biaya yang menyertai hubungan agensi

3. Menghindari dan meminimalisasi biaya


agensi
Unsur Teori Keagenan
1. Kebutuhan principal akan memberikan
kepercayaan kepada manajer dengan imbalan
atau kompensasi keuangan
2. Budaya organisasi yang berlaku dalam
perusahaan
3. Faktor luar seperti karasteristik industri, pesaing,
praktek kompensasi, pasar tenaga kerja,
manajerial dan isu-isu legal
4. Strategi yang dijalankan perusahaan dalam
memenangkan kompetisi global
Hubungan Agensi

• Menurut Watts (1992) bahwa hubungan


agensi kaitannya dengan laporan keuangan
perusahaan sangat dipengaruhi oleh
kepentingan pasar dan politik.
Hubungan Agensi
• tidak dibangun dari akar self-interest, tetapi dengan
cinta.
• Cinta akan tetap memberi kemanfaatan materi, saling
berbagi dan kebermaknaan hidup.
• bila konsep kekayaan hanya dipandang sebagai bentuk
ekonomi semata, maka yang terjadi adalah konflik
kepentingan di atas hubungan kooperatif.
• Tetapi bila konsep kekayaan dipandang sebagai bentuk
trilogi, maka ada proses trust yang masuk dalam
mekanisme hubungan, trust yang didasari oleh cinta
dan saling berbagi.
Rekomendasi kepada Dewan Direksi
dalam Hubungan Agensi
• Penilaian terhadap kinerja manajer dibuat dengan
kontrak yang jelas sehingga memotivasi agen bekerja
dengan kepentingan terbaik principal.

• Principal memberikan pilihan rencana insentif jangka


pendek dan jangka panjang dan agen diberikan
keleluasan dengan batasan yang menguntungkan
kepentingan para pemegang saham
Pencegahan Konflik Kepentingan
1. Penyusunan Standar yang jelas.
2. Jabatan Struktural dan Fungsional yang jelas.
3. Sosialisasi dan Implementasi.
4. Tes kompetensi.
5. Profesionalisme.
6. Akuntabilitas dan Transparansi.
7. Evaluasi dan Monitoring.
8. Reward and Punishment.
Peranan Akuntansi dalam Teori
Keagenan

• Akuntansi menjadi alat yang powerful untuk


memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya
kepada pemilik modal di satu sisi,
• Akuntansi juga dapat memberikan manfaat injeksi
modal dan investasi yang makin besar dan linier
kepada agen dari pemilik modal, yaitu
manajemen perusahaan, dalam mengelola
perusahaan.
END OF CHAPTER

Anda mungkin juga menyukai