Teori Keagenan (Agency Theory) • Basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan.
• Teori Keagenan berakar dari sinergi teori ekonomi,
teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi.
• Prinsip utama teori keagenan menyatakan adanya
hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”. • Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi.
• Diskripsi bahwa manajer adalah agen bagi para
pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai teori agensi. Teori Keagenan (Agency Theory)
• Jensen dan Meckling dalam Isnanta
(2008), menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Pihak Manajemen • Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham.
• Manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk
membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham.
• Manajemen wajib mempertanggungjawabkan
semua upayanya kepada pemegang saham. Fokus Teori Keagenan → Kontrak • Unit analisis dalam teori keagenan adalah kontrak yang melandasi hubungan antara prinsipal dan agen.
• Sehingga fokus dari teori ini adalah pada
penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara prinsipal dan agen.
• Prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat
mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan. Kontrak Efisien 1. Agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun majikan memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri.
2. Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal
jasanya adalah kecil yang berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang diterimanya. Informasi Asimetri • Pada kenyataannya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer berada didalam perusahaan sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai perusahaan,sedangkan prinsipal sangat jarang atau bahkan tidak pernah datang ke perusahaan sehingga informasi yang diperoleh sangat sedikit. Informasi Asimetri • Hal ini menyebabkan kontrak efisien tidak pernah terlaksana sehingga hubungan agen dan prinsipal selalu dilandasi oleh asimetri informasi.
• Agen sebagai pengendali perusahaan pasti
memiliki informasi yang lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan prinsipal. Informasi Asimetri • Di samping itu, karena verifikasi sangat sulit dilakukan, maka tindakan agen pun sangat sulit untuk diamati.
• Dengan demikian, membuka peluang agen untuk
memaksimalkan kepentingannya sendiri dengan melakukan tindakan yang tidak semestinya atau sering disebut disfunctional behaviour, dimana tindakan ini dapat merugikan prinsipal, baik memanfaatkan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, maupun perekayasaan kinerja perusahaan. Informasi Asimetri • Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri.
• Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya
tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan.
• Sedang para agen disumsikan menerima kepuasan
berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Perbedaan Kepentingan Principal vs Agen • Principal menginginkan pengembalian yang sebesar-besarnya dan secepatnya atas investasi yang salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian kompensasi/bonus/insentif/remunerasi yang “memadai” dan sebesar-besarnya atas kinerjanya. Perbedaan Kepentingan Principal vs Agen • Principal menilai prestasi Agen berdasarkan kemampuannya memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga saham dan makin besar deviden, maka Agen dianggap berhasil/berkinerja baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi. • Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal agar mendapatkan kompensasi yang tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai maka sang Agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahan agar seolah-olah target tercapai. Permainan tersebut bisa atas prakarsa dari Principal ataupun inisiatif Agen sendiri. Creative Accounting • adanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang tidak dihapuskan;
• Capitalisasi expense yang tidak semestinya; Pengakuan
penjualan yang tidak semestinya; yang kesemuanya berdampak pada besarnya nilai aktiva dalam Neraca yang “mempercantik” laporan keuangan walaupun bukan nilai yang sebenarnya.
• Income smoothing (membagi keuntungan ke periode lain)
agar setiap tahun kelihatan perusahaan meraih keuntungan, padahal kenyataannya merugi atau laba turun. Hipotesis Teori Keagenan • bahwa manajemen dalam mengelolah perusahaan cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada meningkatkan nilai perusahaan. Hipotesis Teori : Contoh Kasus (1) • Contoh nyata yang dominan terjadi dalam kegiatan perusahaan dapat disebabkan karena pihak agensi memiliki informasi keuangan daripada pihak prinsipal (keunggulan informasi), sedangkan dari pihak prinsipal boleh jadi memanfaatkan kepentingan pribadi atau golongannya sendiri (self-interest) karena memiliki keunggulan kekuasaan (discretionary power). Hipotesis Teori : Contoh Kasus (2) • Contoh lain Agency theory sebenarnya juga dapat dipahami dalam lingkup lembaga kemahasiswaan. Pengurus yang dipercayakan menjadi perpanjangan tangan keluarga mahasiswa untuk mengelolah organisasi menjadi agen yang idealnya mampu mengakomodasi semua kepentingan keluarga. Namun, terkadang pengurus lembaga kemahasiswaan tak mampu menjalankan ini dengan baik. Kecenderungan pengurus lebih memilih melaksanakan kepengurusan sesuai dengan keinginannya. Kepentingan keluarga menjadi terabaikan. Model Teori Keagenan • Menurut Baiman (1990), ada 3 Teori Keagenan
1. The Principal-Agent Model,
2. The Transaction Cost Economics Model, 3. The Rochester Model. Persamaan 3 Teori Keagenan 1. ketiganya memahami ketentuan dan penyebab hilangnya efisiensi yang diciptakan oleh divergensi antara perilaku kerjasama dan kepentingan individu; 2. ketiganya menganalisa dan memahami implikasi perbedaan proses pengendalian menghindari hilangnya efisiensi pada masalah agensi. Perbedaan 3 Teori Keagenan 1. menekankan perbedaan sumber-sumber divergensi perilaku kerjasama dan kepentingan individu; 2. menekankan perbedaan aspek pada agenda riset pada umumnya; 3. pemodelan berhati-hati yang mendasari konteks ekonomi yang menyebabkan timbulnya masalah agensi; 4. derivasi optimalisasi hubungan kerja dan memahami bagaimana hubungan kerja yang meringankan masalah agensi; 5. komparasi hasil-hasil untuk melakukan observasi praktik model yang dipakai dan menganalisanya. Masalah Utama Teori Keagenan 1. Kontrol pemegang saham kepada manajer
2. Biaya yang menyertai hubungan agensi
3. Menghindari dan meminimalisasi biaya
agensi Unsur Teori Keagenan 1. Kebutuhan principal akan memberikan kepercayaan kepada manajer dengan imbalan atau kompensasi keuangan 2. Budaya organisasi yang berlaku dalam perusahaan 3. Faktor luar seperti karasteristik industri, pesaing, praktek kompensasi, pasar tenaga kerja, manajerial dan isu-isu legal 4. Strategi yang dijalankan perusahaan dalam memenangkan kompetisi global Hubungan Agensi
• Menurut Watts (1992) bahwa hubungan
agensi kaitannya dengan laporan keuangan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kepentingan pasar dan politik. Hubungan Agensi • tidak dibangun dari akar self-interest, tetapi dengan cinta. • Cinta akan tetap memberi kemanfaatan materi, saling berbagi dan kebermaknaan hidup. • bila konsep kekayaan hanya dipandang sebagai bentuk ekonomi semata, maka yang terjadi adalah konflik kepentingan di atas hubungan kooperatif. • Tetapi bila konsep kekayaan dipandang sebagai bentuk trilogi, maka ada proses trust yang masuk dalam mekanisme hubungan, trust yang didasari oleh cinta dan saling berbagi. Rekomendasi kepada Dewan Direksi dalam Hubungan Agensi • Penilaian terhadap kinerja manajer dibuat dengan kontrak yang jelas sehingga memotivasi agen bekerja dengan kepentingan terbaik principal.
• Principal memberikan pilihan rencana insentif jangka
pendek dan jangka panjang dan agen diberikan keleluasan dengan batasan yang menguntungkan kepentingan para pemegang saham Pencegahan Konflik Kepentingan 1. Penyusunan Standar yang jelas. 2. Jabatan Struktural dan Fungsional yang jelas. 3. Sosialisasi dan Implementasi. 4. Tes kompetensi. 5. Profesionalisme. 6. Akuntabilitas dan Transparansi. 7. Evaluasi dan Monitoring. 8. Reward and Punishment. Peranan Akuntansi dalam Teori Keagenan
• Akuntansi menjadi alat yang powerful untuk
memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal di satu sisi, • Akuntansi juga dapat memberikan manfaat injeksi modal dan investasi yang makin besar dan linier kepada agen dari pemilik modal, yaitu manajemen perusahaan, dalam mengelola perusahaan. END OF CHAPTER