Anda di halaman 1dari 27

FILARIASIS

Oleh:
Septy Irmitha Yunus 201710401011059

Pembimbing:
dr. Andri Catur Jatmiko, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
2018
Pendahuluan
Infeksi cacing helminth merupakan penyebab morbiditas dan
mortalitas terbanyak pada negara iklim tropis dan negara
berkembang

Nematoda (Round worms)

Trematoda (Flukes)

Cestoda (Tape worms)


Infeksi Filaria
Terbagi menjadi 3 kelompok:
Limfatik  Filaria bancrofti (Wuchereria bancrofti)
Filaria malayi (Brugia malayi)
Timor microfilaria (Brugia timori)

Kulit  Onchocerciasis (Onchorcercia spp)


Loaiosis (Loa-loa)
Mansonelliasis (Mansonella perstans, Mansonella streptocerca).

Rongga tubuh Morbiditas rendah, sering asimtomatis


Filariasis Limfatik
Etiologi:
• Wucherecia bankrofti (90%)
• Brugia malayi (10%)
• Brugia timori  jarang

Epidemiologi:
Paling banyak terjadi pada daerah perkotaan dan pedesaan pada
negara iklim tropis maupun subtropis.
Negara dengan kejadian tertinggi: India, Asia tenggara, kepulauan
pasifik, dan Sub-Sahara Afrika.
Filariasis Limfatik
Patogenesis:
Spesies vektor
filariasis Culex;
Anopheles; Aedes;
Mansonia; Coquillettidia
Filariasis Limfatik
Patogenesis:
Spesies vektor
filariasis Mansonia dan
Aedes
Filariasis Limfatik
Manifestasi klinis:
• Demam berulang-ulang selama 3-5 hari,
• Pembengkakan kelenjar getah bening
(lymphadenitis)
• Filarial abses
• Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah
zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa
panas (early lymphodema)
Filariasis Limfatik

Akut  dapat terjadi eksfoliasi kulit tungkai yang sering


terkena
Kronis  dapat menyebabkan obstruksi limfatik, kulit dapat
menjadi tampak hipertrofi, verukosa, dan fibrotik dengan
lipatan kulit yang berlebihan
Fisura, ulkus, infeksi bakteri sekunder dan gangren dapat
terjadi.
Filariasis Kulit (Loiasis)
Etiologi:
Loa-loa

Epidemiologi:
Banyak ditemukan pada daerah pedesaan negara Afrika barat dan
Afrika tengah
Loiasis
Patogenesis:
Spesies vektor loaiosis
 lalat Chrysops
Filariasis Kulit (Loiasis)
Manifestasi klinis:
Calabar swelling
Gatal dan nyeri
Filariasis kulit (Mansonelliasis)
Manifestasi klinis:
pruritus, papular lesions, dan Hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi, atau makula yang mengalami likenifikasi
Filariasis Kulit (Onchocerciasis )
Manifestasi kulit:
• Onchodermatitis akut
• Onchodermatitis kronis
• Onchodermatitis likenifikasi
• Atrofi
• Depigmentasi
• Nodul onchocarceal
Diagnosis

Identifikasi mikrofilaria dalam darah dengan pemeriksaan mikroskopis


dilakukan malam hari (periodensitas nocturnal) dengan pewarnaan giemsa
Pemeriksaan antigen W. bancrofti  ELISA & ICT  Antibodi monoklonal
 AD12 & Og4C3
Pemeriksaan serologi antibodi  antibodi subklas IgG4
Limfosintigrafi dengan radionuklir pada ekstremitas  Abnormalitas
sistem limfatik
Pemeriksaan USG Dopler  cacing dewasa
Pemeriksaan PCR  Mendeteksi DNA W. bancrofti
Diagnosis Banding
1. Limfadenitis Tuberkulosis
Ciri khas limfadenitis tuberkulosis : ditemukan
pembesaran kelenjar getah bening multipel, dapat
terjadi periadenitis yang menggerombol seperti
untaian mutiara, dan keluar perkejuan pada
permukaan kulit (skrofuloderma).
2. Limfadenitis Bacterial
Pemeriksaan fisik biasanya menunjukkan adanya
kelenjar limfe yang padat, hangat, eritematosa, dan
nyeri. Kadang-kadang dapat dijumpai demam dan
peningkatan jumlah leukosit, terutama pada anak-
anak.
3. Celulitis
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  DEC 6mg/kg BB/hari


 12 hari
 Ivermektin 400µ/kgBB :
 Menurunkan kadar mikrofilaremia.
 Tidak dapat membunuh cacing dewasa.
 Albendazol 400 mg :
 Sifat  Makrofilarisidal untuk W. bancrofti
 Pemberian setiap hari selama 2-3 minggu.
Edukasi
 Hindari gigitan nyamuk
 Ekstremitas digerakkan teratur  Melancarkan aliran.
 Memakai alas kaki.
 Menjaga kebersihan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai