Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada kasus seorang wanita 20 tahun mengeluhkan batuk ±2 minggu.

Batuk terjadi beberapa hari setelah nyeri telan yang sudah dialami 3 bulan. Batuk

berdahak berwarna hijau kental. Penurunan berat badan 9 kg dialami dalam kurun

waktu 3 bulan. Penurunan nafsu makan+, Keringat dingin+, demam sumer-

sumer+, sesak-, mual+, muntah+1x hari ini, muntahan berisi cairan dan makanan.

Gejala klinis tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala local dan

gejala sitemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala local ialah gejala

respiratori (Gejala respiratori : batuk ≥ 2 minggu, batuk darah, sesak nafas, nyeri

dada dan Gejala sistemik dapat berupa demam, keringat malam, anoreksia,

malaise dan berat badan menurun. Oleh karena itu berdasarkan hasil anamnesis

pasien di dicurigai tuberkulosis paru.

Berdasarkan anamnesis riwayat keluhan yang sama sebelumnya

disangkal oleh pasien, riwayat penggunaan obat-obatan paru dalam waktu yang

lama juga disangkal oleh pasien. Menurut pasien di lingkungan dan keluarga

pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien serta yang

sedang menjalani pengobatan paru. Tapi pasien minum secara bergantian pada

gelas yang sama. Berdasarkan teori penularan tuberculosis paru terjadi karena

kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.

Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung

pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam

suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-

bulan.Bila partikel ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan nafas
atau paru-paru. Dicurigai lingkungan kerja pasien sangat mendukung untuk

pertumbuhan bakteri yang keluar dari droplet.

Berdasarkan foto thorax pada pasien ini ditemukan adanya infiltrat pada

seluruh lapang paru sinistra dan dextra . Adanya infiltrat merupakan suatu tanda

adanya suatu proses inflamasi aktif pada paru. Gambaran infiltrat pada foto

menunjukkan adanya infeksi kuman tuberkulosa aktif. Gambaran tuberculosis

milier berupa bercak-bercak halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh

lapangan paru. Akibat adanya penyebaran tuberculosis paru secara hematogen

akan tampak sarang-sarang sekecil 1-2 mm, atau sebesar kepala jarum (milium),

tersebar merata dikedua belah paru. Pada foto toraks, tuberculosis miliaris ini

dapat menyerupai gambaran “badai kabut” (snow storm appearance).

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan LED dan kadar

Hb yang rendah . Pada tuberkulosis baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah

leukosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis dengan pergeseran ke kiri.

Jumlah limfosit masih dibawah normal. laju endap darah mulai meningkat. Hasil

pemeriksaan darah lain didapatkan juga anemia ringan dengan gambaran

normokrom dan normositer. Pemeriksaan LED sebagai pemeriksaan penunjang

penting sebagai indicator kestabilan penyakit sehingga dapat digunakan sebagai

evaluasi penyembuhan.

Diagnosis pasien tuberkuosis paru dapat ditegakan melalui gejala klinis,

pemeriksaan laboratorium dan bakteriologi, pemeriksaan rontgent toraks, serta

pemeriksaan imunoserologi.

Pemeriksaan bakteriologis sangat berperan untuk menegakan diagnosis.

Specimen dapat berupa dahak, cairan pleura, cairan serebrospinalis, bilasan


lambug, urin dan jaringan biopsy. Pemeriksaan dapat dilakukan secara

mikroskopik atau biakan. Pemeriksaan sputum untuk menemukan basil tahan

asam merupakan pemeriksaan yang harus dilakukan pada seseorang yang

dicurigai menderita tuberculosis. Pemeriksaan sputum dilakukan 3 kali

(sewaktu/pagi/sewaktu). Diagnosis TB paru ditegakan dengan ditemukan basil

tahan asam pada pemeriksaan hapusan sputum secara mikroskopik. Hasil

pemeriksaan dinyatakan positif bila sedikitnya 2 dari 3 spesimen dahak ditemukan

BTA (+).

Untuk pengobatan diberikan obat simtomatis untuk mengurangi gejala

berupa pemberian inf PZ 1500 cc/24 jam. inj Antrain, prn, Inj Ranitidin 2 x 1, inj

ceftriaxone 2 x 1, inj Asam traneksamat, dipenhidramint IV, Pemberian

kortikosteroid Dexametason IV karena ada gejala panas. Untuk oralnya

menggunakan nycostatin droop 3x cth I, dan terapi TB yang diberikan berupa

penggunaan Pro TB4 kategori 1 karena kasus ini masuk dalam kategori kasus

Anda mungkin juga menyukai