Anda di halaman 1dari 55

IMUNISASI PADA ANAK

Dr.WILSON,SpA,M.Biomed
RSUD TENGKU RAFIAN
SIAK SRI INDRAPURA
4 Pilar utama meningkatkan kesehatan
masyarakat
 Promotif (promosi kesehatan)
 Preventif (pencegahan)Imunisasi
 Kuratif (pengobatan)
 Rehabilitatif
 Imunisasi adalah hak anak dan untuk kepentingan
anak.
 Imunisasi merupakan upaya paling efektif mencegah
dan memutuskan rantai penularan penyakit
berbahaya.
 Imunisasi tidak hanya berguna untuk diri sendiri tetapi
juga berguna bagi orang lain disekitarnya.
 Perlu dukungan dari segala pihak untuk menjawab
keraguan masyarakat terhadap imunisasi
Mengapa imunisasi penting?
 Di seluruh dunia setiap tahun lebih dari 2,5 juta kematian anak dapat
dicegah melalui vaksin.
 Vaksin menjaga kesehatan seseorang : berbeda dengan upaya kesehatan
lainnya, vaksin membuat orang sehat tetap sehat, menghilangkan
hambatan utama tumbuh kembang anak.
 Vaksin memiliki jangkauan yang luas : vaksin melindungi individu,
masyarakat, dan seluruh populasi yang diimunisasi. Bahkan ada penyakit
yang bisa dieradikasi melalui upaya imunisasi.
 Vaksin mempunyai dampak cepat : kebanyakan vaksin memberikan
dampak yang nyata di masyarakat dalam waktu yang singkat. Misalnya
program imunisasi campak antara tahun 2000 – 2008 , vaksinasi telah
berhasil menurunkan jumlah penderita campak secara global sekitar 78%
(dari 750.000 kematian menjadi 164.000 kematian/tahun).
 Vaksin menyelamatkan jiwa, menghemat biaya perawatan dan
pengobatan. Program imunisasi untuk anak-anak pada urutan ke empat
dari 30 program kesehatan masyarakat yang paling cost efective.
D
A UUD 1945
S
A
R Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
P
E Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat
L tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh
A pelayanan kesehatan
K
S
A UU Perlindungan Anak No.35 tahun 2014
N
“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial
A
A sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”
N

I UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009


M
U • Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk
N mencegah terjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
I • Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
S
A
S
I
MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”
“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
UU No. 36 thn 2009 tentang KESEHATAN

• Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, Lanjut Usia dan Penyandang Cacat


Bab VII • Bagian ke satu : Kesehatan ibu, bayi dan anak

• Upaya pemeliharaan kesehatan bayi & anak harus


Pasal 131 ditujukan utk mempersiapkan generasi yg akan datang,
ay.1 yg sehat, cerdas & berkualitas serta untuk menurunkan
angka kematian bayi & anak

Pasal 131 • Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak


anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
ay.2 dilahirkan,sampai berusia 18 tahun

• Upaya pemeliharaan kes. bayi & anak menjadi


Pasal 131 tanggung jawab & kewajiban bersama bg org tua,
ay.3 keluarga, masyarakat & pemerintah, & pemerintah
daerah
UU Kesehatan no 36/2009
Bab V

Bagian I
Tenaga Kesehatan

Pasal 27
Tenaga kesehatan berhak atas imbalan dan perlindungan
hukum dalam menjalankan tugas sesuai profesinya.

Perlindungan hukum:
KUHP pasal 50: karena menjalankan UU
KUHP pasal 51: karena menjalankan perintah atasan
Imunisasi adalah upaya kesehatan masyarakat
yang paling cost effective

Tahun
introduks Perkembangan Imunisasi di Indonesia
i
1956 Imunisasi Cacar Eradikasi Cacar th 1980, imunisasi cacar stop
1973 Imunisasi BCG
1974 Imunisasi TT/Td WUS, Ibu Hamil Target Eliminasi TNM tahun 2016
1976 Imunisasi DPT
1977 Imunisasi merupakan upaya global (Expanded Program on Immunization)
1980 Imunisasi Polio Target Eradikasi Polio th 2020
1982 Imunisasi Campak Target Eliminasi Campak th 2020
1990 Indonesia mencapai UCI nasional
1997 Imunisasi Hepatitis B
2004 Introduksi vaksin DPT-HB
2007 Imunisasi DPT-HB secara nasional
2013 Introduksi vaksin DPT-HB-Hib
2014 Imunisasi DPT-HB-Hib secara nasional
PENGERTIAN IMUNISASI

 Imunisasi → imunitas/kekebalan
 Imunisasi hanya memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit tertentu saja
 Vaksinasi/pemberian vaksin → memberikan imunitas dan
kekebalan pada tubuh
Bagaimana Sistem Imun Bekerja
 Untuk bisa memahami reaksi vaksin yang terjadi di dalam tubuh manusia
maka, pertama kali kita harus mengerti tentang sistem imunitas.
 Sistem imunitas adalah suatu sistem yang sangat komplek di dalam tubuh
manusia, yang diproses di dalam tubuh manusia untuk melawan penyakit
dalam tubuh manusia.
 Sistem imunitas didesain untuk mengenal dan menghancurkan benda asing
yang masuk kedalam tubuh manusia termasuk patogen.
 Patogen adalah benda atau bahan yang dapat menimbulkan penyakit pada
manusia. Istilah patogen secara umum dipakai untuk organisme penyebab
penyakit seperti bakteri, virus dan produk biologisnya seperti toksin yang
dihasilkan oleh organisme tersebut.
 Bakteri adalah mikroorganisme sel tunggal, punya inti sel, yang dapat
membelah sendiri dengan cepat
 Virus tidak dapat membelah sendiri, mereka membutuhkan sel dan jaringan
hidup dari tubuh inang/pejamu untuk membelah/memperbanyak diri.
Bagaimana Sistem Imun Bekerja(2)
 Sistem imunitas yang ada dalam tubuh manusia merespon masuknya bakteri
dan virus ke dalam tubuh manusia melalui mekanisme yang sangat rumit dan
komplek. Sistem imunitas ini mengenal molekul (antigen)
 Awal terjadinya proses reaksi imunitas yaitu sejumlah limfosit yang disebut
dengan memory sel segera berkembang menjadi limfosit yang mempunyai
kemampuan membuat zat kekebalan yang bertahan lama (long lasting
immunity).
 Jadi secara sederhana dapat didefinisikan kembali bahwa sistem kekebalan
(immune system) ialah mekanisme tubuh manusia untuk melawan/ mengusir
benda asing yang masuk kedalam tubuh mereka. Pertama-tama “memory cells
” berupaya mengenal benda asing yang masuk dan disimpan dalam “ingatan”
sel memori ini. Ini disebut dengan reaksi imunitas primer. Apabila benda asing
yang sama masuk lagi ke dalam tubuh orang tersebut untuk kedua kali dan
seterusnya, maka sel memori ini dengan lebih cepat dan sangat efektif akan
merangsang sistem imunitas untuk mengusir dan melawan benda asing yang
sudah dikenal tersebut. Reaksi tubuh akan lebih cepat dan lebih efektif
dibandingkan dengan reaksi saat perjumpaan untuk pertama kalinya dengan
benda asing tersebut.
Bagaimana Vaksin Bekerja
 Vaksin merangsang sistem imunitas untuk membuat zat kekebalan tubuh
(antibodi) yang bertahan cukup lama untuk melawan antigen dari patogen
spesifik yang masuk ke dalam tubuh orang tersebut.
 Tujuan utama nya adalah merangsang sistem kekebalan dalam tubuh orang
tersebut untuk melawan antigen , sehingga apabila antigen tesebut
menginfeksi kembali, reaksi imunitas yang lebih kuat akan timbul. Vaksin
mengandung bakteri, virus, atau komponennya yang dengan kemajuan
teknologi sudah dikendalikan.
 Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan
penyakit, namun antigen yang ada didalam vaksin tersebut sudah dikendalikan
(dilemahkan) maka pemberian vaksin tidak menyebabkan orang menderita
penyakit seperti jika orang tersebut terpapar/terpajan dengan antigen yang
sama secara alamiah.
 Dengan demikian ada dua cara untuk mendapat kekebalan tubuh terhadap
suatu antigen yaitu secara alamiah apabila orang tersebut terinfeksi oleh
patogen tersebut atau secara buatan melalui vaksinasi.

www. Vaccine-safety-training.org
IMUNITAS

 Imunitas dibagi 2 yaitu:


 Imunitas pasif
artinya bila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan,
tetapi hanya menerima nya saja
 Imunitas aktif
ialah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya
imunitas.
 Baik imunitas pasif maupun aktif dapat berlangsung
alami, biasanya bawaan (kongenital) atau di dapat
 Imunitas pasif

 Imunitas pasif bawaan lahir(passive congenital immunity)


 Yaitu tubuh anak pasif atau tidak membentuk kekebalan tetapi
mendapat pemindahan atau transfer antibodi secara pasif dari ibu
sewaktu didalam kandungan yaitu berupa zat anti (antibodies)
melalui jalan darah menembus plasenta.

 Imunitas pasif didapat (passive acquired immunity)


 Yaitu tubuh anak pasif atau tidak membentuk kekebalan tetapi zat
anti didapatkan oleh anak dari luar dan hanya berlangsung
pendek, yaitu 2-3 minggu karena zat anti seperti ini akan
dikeluarkan lagi dari tubuh anak (Pemberian HbIg pada BBL)
 Imunitas aktif

 Imunitas alami
 Yaitu kekebalan tubuh didapatkan apabila anak terjangkit suatu
penyakit, yang berarti masuknya antigen yang akan merangsang
tubuh anak membentuk antibodi sendiri secara aktif dan menjadi
kebal karenanya.

 Imuntas aktif (buatan)


 Yaitu pemberian vaksin yang merangsang tubuh manusia secara
aktif membentuk antibodi dan kebal secara spesifik terhadap
antigen yang diberikan. Contohnya tindakan vaksinasi
Vaksinasi
 Vaksinasi adalah pemberian vaksin kedalam tubuh seseorang untuk
memberikan KEKEBALAN terhadap penyakit tersebut.

 Vaksinasi dibagi 2 yaitu:


 Vaksinasi aktif
Pemberian vaksin dari luar tubuh anak untuk merangsang tubuh membentuk
antibodi sendiri.
 Vaksinasi pasif
Yaitu pemberian vaksin dari luar tubuh anak, dimana tubuh anak tidak
membentuk antibodi, tetapi hanya menerima secara pasif kekebalan dari luar
yang diberikan secara suntikan.
Klasifikasi vaksin
 Vaksin hidup
 Berasal dari organisme yang sudah dilemahkan keganasannya
 Tujuannya adalah memodifikasi organisme agar bertingkah laku
alami tanpa menyebabkan rasa sakit yang berarti

 Vaksin mati
 Berasal dari mikroorganisme yang sudah mati
Jenis-jenis Vaksin

Vaksin Bakteri Vaksin Virus

•Campak
• BCG • Parotitis
Vaksin • OPV
• Rubela
Hidup • Yellow
• Varisela
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


Vaksin • Tetanus • Pneumo • IPV
Inaktif • Pertusis • Hib • Rabies
• Kolera • Typhoid Vi • Hepatitis B
• Hepatitis A
Jenis Imunisasi

Imunisasi terbagi 2 :

A. Imunisasi Wajib

B. Imunisasi Pilihan:
MMR, Tifoid, Varicela,
Hepatitis A, Influenza,
Pneumokokus, dll
Jenis Imunisasi Wajib

Imunisasi Rutin
•Imunisasi Dasar pada Bayi
•Imunisasi Lanjutan pada:
• Batita - Wanita Usia Subur
• Anak Usia Sekolah

Imunisasi Tambahan
• Backlog Fighting - Crash Program
• PIN - Sub PIN
• Catch up Campaign Campak - ORI

Imunisasi Khusus
• Meningitis Meningokokus
• Yellow Fever
• Anti Rabies (VAR)
Hep B 0 (HB 0)

-BCG
-Polio 1
-DPT-HB-Hib 1
-Polio 2
-DPT-HB-Hib 2
-Polio 3
-DPT-HB-Hib 3
CAMPAK
-Polio 4

0-7 hr

1 Bulan

2 Bulan

3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan
JADWAL IMUNISASI DASAR
SETELAH INTRODUKSI IPV (start
July 2016)

JADWAL IMUNISASI RUTIN BAGI BAYI

UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI

0 Hepatitis B, BCG, OPV1


2 DPT/HepB/Hib1, OPV2
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV

9 Campak

18 DPT/HepB/Hib, Campak (Lanjutan)


Imunisasi lanjutan
DPT-HB-Hib: usia 1,5 tahun
Campak : usia 2 tahun

-DT Td Td
-Campak

1 SD 2 SD 3 SD

BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH


DPT-HB-Hib 1

Status T 1 s.d T 5 :
DPT-HB-Hib 2
Dihitung Sejak Imunisasi
Dasar pada Bayi
3 Tahun

DT (Kelas 1 SD)

5 Tahun

Td (Kelas 2 SD)

10 Tahun
Td WUS
Td (Kelas 3 SD)

25 Tahun
X
JADWAL IMUNISASI

25
 Riwayat Imunisasi tidak jelas?
 •Imunisasi tidak tercatat (KMS / Buku KIA / Buku catatan
kesehatan anak)
 •Buku / catatan hilang
 •Orangtuatidak ingat / tidak tahu

 Anak dianggap belum diimunisasi


 Imunisasi berlebih lebih baik daripada anak tidak
mendapat imunisasi(rentan terhadap penyakit infeksi yang
berbahaya)
“Prosedur Pemberian Imunisasi”
Tentang resiko imunisasi & resiko tidak diberi vaksinasi

Persetujuan dari orang tua & pilihan tentang imunisasi.

Kontra Indikasi terhadap vaksin

Identitas penerima vaksin & beri antipiretik bila perlu.

Pilih jenis vaksin yang telah disimpan dengan baik

Periksa tanggal kadarluarsa & bila terjadi perubahan warna/ kerusakan

Vaksin sesuai dengan jadwal

Berikan vaksin dengan teknik yang benar.


Pencegahan
Mycobacterium
terhadap
bovis hidup yang
penyakit TB
dilemahkan
Berat
4 pilar utama meningkatkan kesehatan masyarakat

Setelah
Efek samping
dilarutkan, dlm
berupa reaksi
suhu 2 – 8ºC
local pada
(bukan
tempat
freezer), hanya
penyuntikkan
Dosis: bayai 0,05 mL, anak 0,1 boleh 3 jam
mL intrakutan
DPT
Mengandung untuk
toksoid pencegahan
tetanus, difteri,
difteri murni tetanus dan
dan bakteri difteri
difteri murni

Efek samping
Lemari es, berupa
suhu 2-8º C, bengkak dan
tidak boleh kemerahan
Dosis: 0,5 mL secara dibekukan paa lokasi
intramuscular suntikan
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis aselular
(DPaT)
Vaksin
Difteri Tetanus Pertusis whole cells
(DTPw)
dan Tetanus Toksoid (TT)

Heat Marker /
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
Polio

OPV (oral polio


vaccine) untuk
IPV(inactivated pencegahan
polio vaccine0 terhadap
Virus inaktif poliomyelitis
Salk)

Lemari es, suhu Reaksi imunisasi


2º C, tidak umumnya tidak
boleh dibekukan ada
Dosis: 2 tetes(0,1 mL)
oral
Vaksin Campak

untuk
Vaksin virus
pencegahan
hidup yang
terhadap
dilemahkan
campak

Reaksi berupa
Lemari es, demam ringan
suhu 2-8º C, dan bercak
tidak boleh merah pada
dibekukan pipi dibawah
Dosis: 0,5 l subkutan telinga
Vaksin Campak

Heat Marker
Vaccine Vial Monitor
(VVM)
Vaksin Hepatitis B
Partikel permukaan antigen virus hepatitis B

rekombinan DNA sel ragi, tidak infeksius

Kontra indikasi : alergi pada komponen vaksin (sangat jarang)

Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok

Penyuntikan : 0,5 mL intramuskular, jangan di gluteal

KIPI : Reaksi lokal : kemerahan, nyeri, bengkak, demam ringan 2 hari.

Reaksi sistemik : mual muntah, nyeri kepala, nyeri otot, sendi


Rekomendasi jadwal Hepatitis B
0 BBL > 2.000 gram: dalam 12 jam
0 BBL < 2.000 gram  tergantung Hbs Ag ibu
0 BBL < 2.000 gram status HBsAg positif:
0 Berikan Hep B 1 (selama klinis stabil) dan HBIG dalam 12 jam
0 Pemberian vaksin Hb 1 (tidak dihitung sebagai dosis vaksin)  1, 2, 6 bulan
0 periksa anti HBsAg 9 sd 15 bulan

0 BBL < 2.000, HBs Ag (-): Hep B 1 ditunda bila BB


2.000 gram, atau usia 30 hari atau saat pulang.
0 BBL < 2.000 gram, Hbs Ag tidak diketahui:
0 Vaksin Hep B1
0 Cek Hbs Ag ibu
Imunisasi ulangan

• Terdiri dari BCG, DPT, Polio, Campak


dan Hepatitis B,
• Tujuan imunisasi ulangan agar antibodi
uang sudah ada (memori alergi) dari
imunisasi dasar dipacu untuk lebih
tinggi lagi
Non program pengembangan
imunisasi (Non PPI)
Vaksin Haemophilus Influenza type B
 Mencegah : Meningitis, Pneumonia, bukan
Influenza
 Polisakarida H. influenza b dikonjugasikan pada
toksoid tetanus, trometamol, sukrosa, NaCl
 Simpan : 2 - 8ºC, jangan beku
 Suspensi berkabut keputihan: normal
 Kombinasi dgn DTaP /DTwP
 < 2 thn : paha mid anterolateral
 > 2 thn : deltoid
Vaksin MMR

 Virus campak Schwarz hidup dilemahkan dlm


embrio ayam
 Virus gondong Urabe dibiak dlm telur ayam
 Virus rubela Wistar dibiak pada sel deploid
manusia
 PFS, vial, simpan 2 - 8º C,
 Subkutan atau intra muskular
 Kontra indikasi
imunodepresi, hamil, pasca imunoglobulin,
transfusi darah (tunda 6 – 12 minggu), alergi
neomisin, kanamisin
 Tidak ada bukti sahih berkaitan dgn Autisme
Vaksin Demam Tifoid

 Komposisi
 Polisakarida kapsul Vi Salmonella typhi
 Fenol, NaCl, NaHPO3H
 PFS, simpan 2 – 8ºC
 Intramuskular atau subkutan umur > 2 thn
 Imunitas 2 – 3 minggu pasca vaksinasi
 Imunogenitas rendah pada umur < 2 thn
 Perlindungan 3 tahun
 Tidak melindungi thdp S.paratyphi A & B
Vaksin Hepatitis A

Virus inaktif,
dalam
formaldehid
• endemis
Indikasi : anak • sering transfusi (hemofilia)
umur > 2 thn • panti asuhan

• demam, infeksi akut


Kontra Indikasi • hipersensitif thdp komponen vaksin

Intramuskular,
jangan dibokong
(gluteus)
Vaksin Varisela (Cacar Air)

 Virus hidup dilemahkan, strain Oka


 Mengandung Kanamycin sulfat,
eritromisin
 Subkutan, umur > 1 thn
 Kontra indikasi
 Demam, sakit akut
 Perhatian
 Jangan diberikan bersama vaksin
hidup lain
 Jangan hamil dalam 2 bln yad
 tidak effektif bila transfusi gamma
globulin
Pengelolaan Cold Chain
Rak I : Polio , Campak dan BCG.
Rak II : DPT , Hept. B
Rak III : DT, TT
Fungsi cold pack sama dengan
botol air di bagian bawah lemari es
- Mempertahankan suhu, jika
lemari es mati agar suhu tetap
stabil.
Pengontrol suhu (thermometer)
pada rak kedua, freeze
watch/freeze tag pada rak ketiga.
Lakukanlah pencatatan suhu dua
kali sehari, pada grafik suhu.
Masa simpan vaksin belum dipakai
Vademicum Bio Farma Jan.2002

Jenis Vaksin Suhu Penyimpanan Umur Vaksin

BCG +2 s/d +8°C 1 tahun


-15°s/d -25°C 1 tahun
DPT +2° s/d +8°C 2 tahun
Hepatitis B +2° s/d +8°C 26 bulan
TT +2° s/d +8°C 2 tahun
DT +2° s/d +8°C 2 tahun
OPV +2° s/d +8°C 6 bulan
-15° s/d -25°C 2 tahun
Campak +2° s/d +8°C 2 tahun
-15° s/d -25°C 2 tahun
“Pemberian suntikan”

Sebagian besar vaksin melalui suntikan


intra-muskuler & sub- kutan.

Vaksin BCG secara intra- dermal

Polio (0PV) secara oral


Teknik Penyuntikan dan Penetesan

Intramuscular (90°)
e.g. hepatitis A and B,
Subcutaneous (45°) DTP
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Intradermal (15°)
BCG
Oral
e.g. polio
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik
Efek Samping :
Indikasi  Paling sering pada setiap
vaksinasi yaitu demam ringan dan
pembekakan lokal ditempat
Tidak ada kata terlambat suntikan selama 1-2 hari.
untuk pemberian Imunisasi  mungkin terjadi yaitu demam
tinggi, menggigil, nyeri kepala,
dan rasa sakit selama 1-2 hari
Kontra Indikasi  Sangat jarang yaitu kejang,
pembengkakan kelenjar getah
 Kelainan kulit tertentu untuk imunisasi bening, kelainan syaraf otak, dan
cacar
kelainan kulit
 Kejang untuk imunisasi batuk rejan
 Kehamilan untuk imunisasi campak
jerman & varisella Penanganan :
 Penyakit berat untuk semua jenis  Bila panas berikan parasetamol
imunisasi  Bila ada pembengkakan dapat
 Keadaan tertentu yang dapat ditanyakan dilakukan kompres
pada dokter
 Reaksi lokal pada kulit dapat
diberikan salep kulit
 Pembengkakan kelenjar getah
bening dapat diberikan
antibiotik / antituberkulosis
Kejadian Ikutan Pasca imunisasi (KIPI)

 semua kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi:


 berupa efek vaksin ataupun efek samping,
 toksisitas,
 reaksi sensitivitas,
 efek farmakologis, atau akibat kesalahan program,
 koinsidensi,
 reaksi suntikan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan yang terjadi 1
bulan setelah imunisasi
Gejala klinis menurut jenis vaksin
Jenis Vaksin Gejala Klinis KIPI Saat timbul KIPI
Toksoid Tetanus Syok anafilaksis 4 jam
(DPT, DT, TT) Neuritis brakhial 2-28 hari
Komplikasi akut termasuk kecacatan tidak tercatat
dan kematian
Pertusis whole cell Syok anafilaksis 4 jam
(DPwT) Ensefalopati 72 jam
Komplikasi akut termasuk kecacatan tidak tercatat
dan kematian
Campak Syok anafilaksis 4 jam
Ensefalopati 5-15 hari
Komplikasi akut termasuk kecacatan tidak tercatat
dan kematian 7-30 hari
Trombositopenia 6 bulan
Klinis campak pada resipien
imunokompromais
Komplikasi akut termasuk kecacatan tidak tercatat
dan kematian
Polio hidup Polio paralisis 30 hari
(OPV) Polio paralisis pada 6 bulan
resipien
imunokompromais
Komplikasi akut
termasuk kecacatan
dan kematian
Hepatitis B Syok anafilaksis 4 jam
Komplikasi akut tidak
termasuk kecacatan tercatat
dan kematian
BCG BCG-it is 4-6 minggu
Contoh Indikasi Kontra
(Kebijakan Imunisasi WHO 2002)
Vaksin Indikasi Kontra
SEMUA vaksin Reaksi anafilaksis terhadap vaksin/ komponennya;
demam yang berat
DTP Anafilaksis terhadap dosis sebelumnya atau terhadap
salah satu komponennya
Campak Reaksi berat pada vaksinasi sebelumnya, gangguan
imunitas bawaan atau didapat (tetapi bukan HIV
tanpa gejala), kehamilan
Mumps Defisiensi imun didapat / imunosupresi, alergi
neomycin, gelatin. Hindari kehamilan meskipun
belum ditemukan adanya gangguan pada kehamilan.
Hepatitis B Anafilaksis pada dosis sebelumnya
Yellow fever Alergi telur, defisiensi imun, HIV simptomatik,
hipersensitifitas pada dosis sebelumnya, kehamilan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai