Anda di halaman 1dari 38

Latar Belakang

Glaukoma masih merupakan penyebab kebutaan irreversibel paling sering di seluruh


dunia. Kemajuan teknologi menuntun pada penemuan operasi yang inovatif, dan cepat
menyebar luas dalam praktek medis.

Seperti perangkat baru untuk untuk menurunkan tekanan intraokular tanpa


membuka dinding mata, bypass melalui trabecular meshwork, atau shunting aqueous humor
ke ruang suprakoroid telah disetujui dan menjalani penilaian klinis melalui uji klinis.

Meskipun metode ini akan memberikan banyak pilihan yang tersedia untuk ahli
bedah glaukoma, masih belum jelas apakah penemuan-penemuan baru tersebut dapat
menggantikan operasi standar, seperti trabeculectomy, deep sclerotomy, dan glaucome
drainage device.

Selain itu, prosedur standar terus dimodifikasi dengan cara yang berbeda untuk
menjadi lebih aman dan lebih efektif.
Pembahasan
Endotelin-1
L. Choritz et al. menyelidiki apakah peningkatan konsentrasi endotelin-1 dalam
sampel humor akuos pasien glaukoma mempengaruhi penyembuhan luka dan bleb
fibrosis setelah trabekulektomi standar dengan mitomycin C. Endotelin-1 adalah
vasokonstriktor kuat yang diproduksi di mata oleh epitel silia dan akan dilepaskan ke
humor akuos. Dan terlibat dalam patofisiologi glaukoma. Endotelin-1 diyakini terlibat
dalam pengaturan tekanan intraokular (TIO) memberikan efek pada kontraktilitas otot
siliaris dan trabecular meshwork .
Pembahasan
Endotelin-1
Pembahasan
Ologen tm
W. Niu et al. Mengevaluasi serta membandingkan efikasi dan keamanan tiga
terpolimer biodegradable setelah trabeculectomy di mata kelinci dengan Ologentm.
Penggunaan implan ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan mitomycin C sebagai
antiskaring agen. implan pertama kali digunakan adalah collagenglycosaminoglycan
matriks berpori, yang mencegah adesi konjungtiva dan sklera dan kolapsnya spatium
subkonjungtiva setelah trabekulektomy, yang menyebabkan deposisi kolagen dan
pembentukan mirokista setelah operasi antikoagulomatus.
Pembahasan
Ologen tm
Pembahasan
Neovaskular Glaukoma
glaukoma neovaskular adalah salah satu jenis glaukoma yang paling sulit
pengobatannya dan memiliki salah satu hasil yang paling buruk dibandingkan dengan
glaukoma jenis lain. neovaskular glaukoma sering memerlukan perawatan bedah karena
pengobatan medis sering gagal untuk mengontrol tekanan intraokular. Di sebuah
Penelitian retrospektif, H. Yan menyelidiki hasil dari bedah jangka panjang, mengobati
glaukoma neovaskular dengan komplikasi Perdarahan vitreous menggunakan 23-gauge
vitrectomy gabungan dengan fakoemulsifikasi, panretinal fotokoagulasi laser, dan
trabeculectomy
Pembahasan
fakoemulsifikasi
Pembahasan
fotokoagulasi
Pembahasan
Kanalioplasti
C. Cagini et al. menyelidiki penggunaan kanalioplasti dalam operasi glaukoma.
Kanalioplasti adalah teknik operasi nonpenetrating blebless untuk glaukoma sudut
terbuka, hamper sama dengan viscocanalostomy, adalah mikrokateter yang dimasukkan
ke dalam canal of schlemm dalam 360 derajat.
Pembahasan
kanalioplasti
Pembahasan
iStent tm
A. F. Resende et al mengulas tentang iStent , bypass trabecular stent yang
merupakan operasi glaukoma dengan metode invasif yang minimal dan telah bertambah
popular tahun lalu. kontrol melalui percobaan acak masih dibutuhkan untuk menmbah
pengalaman dalam penggunaan iStent.
Pembahasan
iStent tm
Pembahasan
stab incision glaucoma surgery
Pada akhirnya , S. Jacob et al. mempersembahkan teknik operasi baru, yaitu stab
incision glaucoma surgery. Hampir sama dengan trabekulotomi standar dimana
keuntungannya adalah dengan menggeser konjungtiva superior tanpa diseksi, pembuatan
superior corneoscleral tunnel, perlekatan internal lip dari tunnel dan penjahitan insisi dari
konjungtiva.
Pembahasan
stab incision glaucoma surgery
Kesimpulan

Masalah ini mencakup berbagai macam pendekatan yang berbeda disajikan oleh
beragam penulis meliputi beberapa topik yang terkait dengan membaiknya operasi dan
penyembuhan luka dan teknik bedah baru. Publikasi ini akan memberikan informasi
berharga yang dapat membantu dalam praktek klinis bagi masyarakat oftalmologi,
terutama untuk ahli bedah glaukoma.
Definisi

Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan pencekungan


“cupping” diskus optikus dan penyempitan lapang pandang yang disertai dengan
peningkatan tekanan intraokuler yang merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma.
Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma dipengaruhi oleh gangguan
aliran keluar humor aquos.(Bruce et al, 2006)
Fisiologi Humor Aquos

Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor aquos dan


tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Selain berfungsi sebagai pemberi nutrisi
pada lensa dan kornea, Humor aquos berperan dalam membentuk media refraksi sehingga
berwarna jernih. Volume humor aquos sekitar 250 μL, dan kecepatan pembentukannya 2,5
μL/menit. Komposisi humor aquos hampir sama dengan komposisi plasma
Fisiologi Humor Aquos
Patofisiologi Glaukoma

Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya apoptosis sel


ganglion retina yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam
retina serta berkurangnya akson di nervus optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai
pembesaran cawan optik. Kerusakan saraf dapat dipengaruhi oleh peningkatan tekanan
intraokuler. Semakin tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan saraf pada bola
mata. (Riordan Paul,2009)
Klasifikasi

Glaukoma Primer
Sudut Terbuka
Sudut Tertutup
Akut
Kronis
Glaukoma Sekunder
Glaukoma uveitis
Glaukoma neovaskuler
Glaukoma Fakomorfik
Glaukoma Fakolitik
Glaukoma Kongenital
Glaukoma Absolut
Klasifikasi
Glaukoma Primer : Sudut Terbuka
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan
familial yang kuat. Gambaran patologi utama berupa proses
degeneratif trabekular meshwork sehingga dapat mengakibatkan
penurunan drainase humor aquos yang menyebabkan peningkatan
takanan intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma primer sudut
terbuka terdapat hambatan pengeluaran humor aquos pada sistem
trabekulum dan kanalis schlemm. (Skuta GL, 2010)
Klasifikasi
Glaukoma Primer : Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan
predisposisi anatomis tanpa ada kelainan lainnya. Adanya peningkatan
tekanan intraokuler karena sumbatan aliran keluar humor aquos akibat
oklusi trabekular meshwork oleh iris perifer. (Skuta GL, 2010)
Klasifikasi
Glaukoma Primer : Sudut Tertutup
1) Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan bola mata
dengan tiba-tiba akibat penutupan pengaliran keluar aqueous humor secara
mendadak. Ini menyebabkan rasa sakit hebat, mata merah, kornea keruh dan
edematus, penglihatan kabur disertai halo (pelangi disekitar lampu). Glaukoma sudut
tertutup akut merupakan suatu keadaan darurat (Salmon, 2009).
2) Glaukoma Sudut Tertutup Kronis.
Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar
tanpa gejala yang nyata, akibat terbentuknya jaringan parut antara iris dan jalur keluar
aqueous humor. Glaukoma sudut tertutup biasanya bersifat herediter dan lebih sering
pada hipermetropia. Pada pemeriksaan didapatkan bilik mata depan dangkal dan pada
gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea (Salmon, 2009).
Klasifikasi
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang timbul akibat adanya
penyakit mata yang mendahuluinya. Beberapa jenis glaukoma sekunder antara lain
glaukoma pigmentasi, pseudoeksfoliasi, dislokasi lensa, intumesensi lensa,
fakolitik, uveitis, melanoma traktus uvealis, neovaskular, steroid, trauma dan
peningkatan tekanan episklera (Salmon, 2009).
Klasifikasi
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat
gangguan perkembangan pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital seringkali
diturunkan. Pada glaukoma kongenital sering dijumpai adanya epifora dapat juga berupa
fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma kongenital terbagi atas
glaukoma kongenital primer (kelainan pada sudut kamera okuli anterior), anomali
perkembangan segmen anterior, dan kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe,
sindom Sturge-Weber dan rubela kongenital). (Riordan Paul, 2009)
Diagnosis
Tekanan Intra Okuler
Tonometri merupakan suatu pengukuran tekanan intraokuler yang
menggunakan alat berupa tonometer Goldman. Faktor yang dapat mempengaruhi
biasnya penilaian tergantung pada ketebalan kornea masing-masing individu.
Semakin tebal kornea pasien maka tekanan intraokuler yang di hasilkan cenderung
tinggi . Tonometer yang banyak digunakan adalah tonometer Schiotz karena cukup
sederhana, praktis, mudah dibawa, relatif murah, kalibrasi alat mudah dan tanpa
komponen elektrik. (Riordan Paul, 2009)
Penilaian tekanan intraokuler normal berkisar 10-22 mmHg. Pada usia
lanjut rentang tekanan normal lebih tinggi yaitu sampai 24 mmHg. (Riordan Paul,
2009)
Diagnosis
Penilaian Diskus Optikus

Diskus optikus yang normal memiliki cekungan di bagian tengahnya.


Pada pasien glaukoma terdapat pembesaran cawan optik atau pencekungan
sehingga tidak dapat terlihat saraf pada bagian tepinya. (Riordan Paul, 2009)
Diagnosis
Pemeriksaan Lapang Pandang
Gangguan lapangan pandang pada glaukoma dapat mengenai 30 derajat
lapangan pandang bagian central. Cara pemeriksaan lapangan pandang dapat
menggunakan automated perimeter. (Riordan Paul, 2009)
Diagnosis
Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan
Gonioskopi merupakan pemeriksaan dengan alat yang menggunakan lensa
khusus untuk melihat aliran keluarnya humor aquos. Fungsi dari gonioskopi secara
diagnostik dapat membantu mengidentifikasi sudut yang abnormal dan menilai
lebar sudut kamera okuli anterior. (Riordan Paul, 2009)
Terapi Medika Mentosa
Terapi Medika Mentosa
Terapi Glaukoma Sudut terbuka
Bedah dan Laser

1. Laser trabekuloplasti
Laser trabekuloplasti (LTP) adalah teknik yang menggunakan energi laser yang
dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang berbeda. Biasanya salah satu dari
pinggir anyaman trabekula (1800). Ada berbagai cara yang tersedia diantaranya, argon
laser trabekuloplasti (ALT), diodor laser trabekuloplasty dan selektif laser trabekuloplasty
(SLT). LTP diindikasikan pada pasien glaukoma yang telah mendapat dosis maksimal obat
yang bisa ditoleransi dimana dengan gonioskopi merupakan glaukoma sudut terbuka dan
terjadi penurunan TIO. (Mendicino ME et al, 2000)
Terapi Glaukoma Sudut terbuka
Bedah dan Laser

2. Trabekulektomi
Trabekulektomi merupakan suatu cara yang konservatif dalam penanganan
glaukoma. Trabekulektomi merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan melalui
saluran yang ada dan sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Pada
trabekulektomi ini cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi, pengaliran keluarnya
dipercepat atau salurannya diperluas. Tujuannya agar cairan mata bisa melewati anyaman
trabekula menuju ruang subkonjungtiva dimana pada saat bersamaan tekanan
intraokuler optimal tetap dipertahankan ( tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah )
sebagaimana mempertahankan bentuk bulat mata ( mencegah pendangkalan bilik mata
depan). Teknik ini dimulai dengan melakukan beberapa tahapan, yaitu: eksposure,
robekan konjungtiva, flap sclera, parasintesis, sklerostomi, iridektomi, pentupan flap
sclera, pengaturan aliran dan penutupan konjungtiva. (Mendicino ME et al, 2000)

Trabekulotomi adalah prosedur yang paling sering digunakan untuk memintas


saluran-saluran drainase normal sehingga terbentuk akses langsung aqueous humor dari
bilik mata depan ke jaringan subkonjungtiva dan orbita (Salmon, 2009).
Terapi Glaukoma Sudut Tertutup
Bedah dan Laser

1. Laser iridektomi
Tujuan yang ingin dicapai adalah terbukanya drainase cairan mata dari bilik mata belakang
ke bilik mata depan dan mengurangi tekanan yan tnggi di bilik mata belakang akibat blok
pupil yang relatif. Dengan demikian memungkinkan pupil untuk bergerak mundur ke
belakang sehingga membuka sudut glaukoma. (Mendicino ME et al, 2000)

Indikasi iridektomi yaitu adanya blok pupil dan kebutuhan untuk menentukan adanya blok
pupil. Laser iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah blok pupil pada mata yang
beresiko tinggi pada pemeriksaan gonioskopi karena serangan glaukoma sudut tertutup pada
mata yang di sebelahnya. Sementara itu, kontraindikasi laser iridektomi adalah adanya
rubeosis iridis yang aktif dan pemakaian antikoagulan sistemik termasuk aspirin. Pada
glaukoma sudut tertutup akut, sulit untuk dilakukan laser iridektomi karena kondisi kornea
yang keruh, ruang yang dangkal, dan iris yang “tenggelam”. Dokter harus menangani dulu
serangan ini secara medis kemudian baru dilanjutkan terapi bedah. (Salmon, 2009).
Terapi Glaukoma Sudut Tertutup
Bedah dan Laser

2. Laser genioplasti atau iridoplasti perifer


Genioplasti atau iridoplasti adalah teknik untuk memperdalam sudut.
Adakalanya ini berguna pada glaukoma sudut tertutup akibat iris plateau. Stroma
dibakar dengan argon laser pada bagian perifer iris untuk membuat kontraksi dan
membuat datar iris. Kontraindikasi laser genioplasti dan irioplasti sama dengan laser
iridektomi. (Mendicino ME et al, 2000)

3. Pembedahan Insisi
Diantaranya adalah iridektomi perifer, ekstraksi katarak, pendalaman COA,
dan goniosinekialisis. Dilakukan apabila bedah laser tidak memberikan hasil.
(Mendicino ME et al, 2000)
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai