Anda di halaman 1dari 31

PELAYANAN

Oleh
Daniel Yandri Ndun
Debora Novita S.
Ismatun Lailatul A.
Jonianus S. Seran
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
DI RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN
TENTANG STANDAR KEFARMASIAN DIRUMAH
SAKIT

Pasal 1
Standart pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur
yang digunakan sebagai pedoman bagi tenaga
kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan
kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien
Pasal 2
Pengaturan standar pelayanan kefarmasian dirumah sakit
bertujuan untuk :
a. Meningkatkan mutu kefarmasian
b. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian
c. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien
(patient safety)
Pasal 3
1. Standar pelayanan ke farmasian dirumah sakit meliputi standar
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai
b. Pelayanan farmasi klinik

3. Pelayanan farmasi klinik


1) Pengkajian dan pelayanan resep
2) Penelusuran riwayat penggunaan obat
3) Rekonsiliasi obat
4) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5) Konseling
6) Visite
7) Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8) Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
9) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
10) Dispensing sediaan steril
11) Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan langsung yang di berikan apoteker kepada pasien
dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan
meminimalkan resiko terjadinya efek samping karena obat,
untuk tujuan keselamatan pasien ( patient safety) sehingga
kualitas hidup pasien ( quality of life ) terjamin.
1). Pengkajian dan pelayanan resep

Pengkajian resep dilakukan untuk


menganalisa adanya masalah terkait
obat, bila di temukan masalah terkait
obat harus dikonsultasikan kepada
dokter penulis resep.
2) Penelusuran riwayat penggunaan obat

Proses untuk mendapatkan informasi mengenai


seluruh obat atau sediaan farmasi lain yang pernah
dan sedang digunakan, riwayat pengobatan dapat di
peroleh dari wawancara atau data rekam medik atau
pencatatan penggunaan obat pasien
3). Rekonsiliasi obat

Proses membandingkan intruksi pengobatan


dengan obat yang telah di dapat pasien.
Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan obat (medication
error) seperti obat tidak di berikan,
dupliksi, kesalahan dosis atau interaksi
obat.
Tujuan dilakukan rekonsiliasi obat
1. Memastikan informasi yang akurat
tentang obat yang di gunakan pasien
2. Mengidentifikasi ketidak sesuaian
akibat tidak terdokumentasinya
instruksi dokter
3. Mengidentifikasi ketidak sesuaian
akibat tidak terbacanya instruksi dokter
Tahap proses rekonsiliasi obat :
a. Penggumpulan data
b. Komparasi
c. Melakukan konfirmasi kepada
dokter jika menemukan kitidak
sesuaian dokumentasi
d. komunikasi
4). Pelayanan Informasi Obat ( PIO)

Kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,


rekomendasi obat yang independen, akurat,
tidak bias, terkini dan komprehensif yang di
lakukan oleh apoteker kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar rumah sakit
Tujuan PIO :
a. Menyediakan informasi tentang obat
kepada pasien dan tenaga kesehatan di
lingkungan rs dan pihak lain di luar rs
b. Menyediakan informasi untuk membuat
kebijakan yang berhubungan dengan
obat atau sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai terutama
bagi komite atau tim farmasi dan terapi
c. Menunjang penggunaan obat yang
rasional
5. Konseling

Suatu aktivitas pemberian nasehat


atau saran terkait terapi obat dari
apoteker ( konselor) kepada
pasien dan keluarganya

Tujuan :
Untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan resiko reaksi
obat yang tidak dikehendaki ( ROTD) dan meningkatkan cost-
effectivness yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan obat bagi pasien (patient safety)
6. Visite

Kegiatan kunjungan kepasien rawat inap


yang dilakukan apoteker secara mandiri
atau bersama tim tenaga kesehatan untuk
mengamankan kondisi klinis pasien secara
langsung dan mengkaji masalah terkait
obat, memantau terapi obat dan reaksi
obat yang tidak dikehendaki,
meninggatkan terapi obat yang rasional
dan menyajikan informasi kepada dokter,
pasien serta profesional kesehatan lainnya
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat


yang tidak di kehendaki, yang terjadi pada dosis
lazim yang di gunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa dan terapi.
Efek Samping Obat adalah reaksi obat yang tidak
di kehendaki yang terkait dengan kerja farmakologi
Tujuan
MESO :

Menemukan efek samping obat sedini mungkin


Meminimalkan resiko terjadinya reaksi obat yang
tidak dikehendaki
Mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang
tidak dikehendaki
9. Evaluasi Penggunaan Obat ( EPO)

Program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur


dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan EPO :

Mendapatkan gambaran keadaan saat


ini atas pola penggunaan obat

Membandingkan pola penggunaan obat


pada periode waktu tertentu

Memberikan masukan untuk perbaikan


pembuatan obat
kegiatan yang di lakukan di instalasi farmasi dengan
teknik aseptik untuk menjamin sterilitas dan
stabilitas produk dan melindungi petugas dari
paparan zat berbahaya serta menghindari terjadinya
10. kesalahan pemberinya obat
Dis
Pen
sing Tujuan : Menjamin agar pasien menerima obat sesuai
sediaan dengan dosis yang di butuhkan, menjamin sterilitas
steril dan stabilitas produk, melindungi petugas dari
paparan zat berbahaya , menghindari terjadinya
kesalahan pemberinya obat.
11. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah ( PKOD)

Interpretasi hasil pemeriksaan kadar obat tertentu atas permintaan dari


dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit atau atas usulan
dari apoteker kepada dokter

Tujuan :
a. Mengetahui kadar obat dalam darah
b. Memberikan rekomendasi kepada
dokter yang merawat
Manajemen Resiko Pelayanan Farmasi
Klinik

Faktor resiko yang terkait


karakteristik kondisi klinik pasien

Faktor resiko yang terkait


penyakit pasien

Faktor resiko yang terkait


farmakoterapi pasien
Pasal 4
Penyelenggaraan standar pelayanan kefarmasian dirumah sakit
harus didukung oleh ketersediaan sumberdaya kefarmasian,
pengoeganisasian yang berorientasi kepada keselamatan
pasien, dan standart prosedur operasional
Pasal 5

Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian dirumah sakit,


harus dilakukan pengendalian mutu, pelayanan kefarmasian
yang meliputi :
a. Monitoring
b. Evaluasi
Pasal 6

Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dirumah


sakit harus menjamin ketersediaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang
aman , bermutu, bermanfaat, dan terjangkau.
Pasal 8

Rumah sakit wajib mengirimkan


laporan pelayanan kefarmasian
secara berjenjang kepada dinas
kesehatan kabupaten atau kota, dinas
kesehatan provinsi dan kementerian
kesehatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang undangan.
Permenkes 2016
Permenkes no. 72 tentang Standar Permenkes no. 73 tentang Standar
pelayanan kefarmasian di rumah sakit pelayanan kefarmasian di apotek
Pelayanan Farmasi Klinik di Pelayanan farmasi klinik
Rumah Sakit
1) Pengkajian dan pelayanan resep a. Pengkajian resep
2) Penelusuran riwayat b. Dispensing
penggunaan obat
3) Rekonsiliasi obat c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
4) Pelayanan Informasi Obat d. Konseling
(PIO)
5) Konseling e. Pelayanan Kefarmasian
6) Visite dirumah (home pharmacy care)
7) Pemantauan Terapi Obat (PTO)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8) Monitoring Efek Samping Obat
(MESO) g. Monitoring Efek Samping Obat
9) Evaluasi Penggunaan Obat (MESO)
(EPO)
10) Dispensing sediaan steril
11) Pemantauan Kadar Obat dalam
Darah (PKOD)
Permenkes no. 74 tentang Standar
pelayanan kefarmasian di puskesmas
Pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas
1) Pengkajian dan penyerahan,pemberian
informasi obat
2) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
3) Konseling
4) Rode / Visite pasien
5) Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
6) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Anda mungkin juga menyukai