Anda di halaman 1dari 26

Oleh:

(Plt. Direktur Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)


Jakarta, 17 Juli 2018

1
Dasar Kebijakan K3
Peraturan - Perundangan
Pasal 27 (2)
UUD 1945

UU Keselamatan Kerja
No. 1 / 1970

Pasal 86 & 87
UU Ketenagakerjaan No. 13 / 2003

Peraturan Pemerintah

Peraturan teknis/khusus Peraturan Menteri


• Pengukuran Lingkungan Kerja dilakukun untuk
mengetahui tingkat pajanan Faktor Fisika,
Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor Ergonomi,
dan Faktor Psikologi terhadap Tenaga Kerja.
• Pengukuran Lingkungan Kerja dilakukan sesuai
dengan metoda uji yang ditetapkan SNI (jika
belum ditetapkan, pengukuran dilakukan
dengan metoda uji lainny sesuai standar yang
telah divalidasi oleh lembaga yang berwenang.

3
Pengendalian Lingkungan Kerjah dilakukan
agar tingkat pajanan :
• Faktor Fisika dan Faktor Kimia berada di
bawah NAB.
• Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor
Psikologi memenuhi standar.

4
Faktor
fisika
Faktor
kimia
PENGUJIAN Faktor
LINGKUNGAN
KERJA biologi
Faktor
ergonomi
Faktor
psikologi
5
HIERARKI PENGENDALIAN

Eliminasi

Subsitusi
Rekayasa Teknis

Administrasi

APD (Alat Pelindung Diri)


6
FAKTOR FISIK

Kebisingan
Iklim Kerja
Getaran
Gelombang Mikro
Radiasi Sinar UV
Medan Magnet
7
NILAI AMBANG BATAS KEBISINGANA
Waktu Pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan Dalam dBAB
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5C 103
3,75C 106
1,88C 109
0,94C 112

28,12 DetikC 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139 8
KEBISINGAN
Dalam PERMENAKER ini terdapat kolom keterangan
huruf A, B dan C, dengan penjelasan sebagai berikut:
• ATidak boleh ada paparan berkelanjutan, berselang
atau dampak kebisingan berlebih di atas 140 dB
• B NAB terukur dalam dBA dengan respon pengukuran
lambat
• C Dibatasi oleh sumber kebisingan

9
NAB
IKLIM KERJA

ISBB (°C)
Pengaturan Siklus Waktu Kerja Kategori Laju Metabolit
Rendah Sedang Berat Sangat Berat
75% - 100% 31,0 28,0 - -
50% - 75% 31,0 29,0 27,5 -
25% - 50% 32,0 30,0 29,0 28,0
0% - 25% 32,5 31,5 30,5 30,0

10
Penjelasan Isi Pedoman Teknis PERMENAKAER No. 5 Tahun 2018
tentang K3 Lingkungan Kerja
Iklim Kerja
• Penambahan Tabel Laju Metabolit pada
Beberapa Pekerjaan
• Penambahan Kategori Laju Metabolit
• Adanya perubahan range temperatur udara
dan keterangan pada Tabel Jadwal dan
Pemanasan untuk Shift Kerja 4 Jam

11
GETARAN

Untuk getaran tidak terdapat perubahan.

12
GELOMBANG MIKRO

Radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro


(Microwave) adalah :
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi 30
Kilo Hertz sampai 300 Giga Herzt.

13
NAB
GELOMBANG MIKRO
Kekuatan Kekuatan
Power Waktu
Medan medan
Frekuensi Density pemaparan
listrik magnit
( mW/cm2 ) ( menit )
( V/m ) ( A/m )
30 kHz – 100 kHz 1842 163 6
100 kHz – 1 MHz 1842 16,3/f 6
1 MHz – 30 MHz 1842/f 16,3/f 6
30 MHz – 100 MHz 61,4 16,3/f 6
100 MHz – 300 MHz 10 61,4* 0,163* 6
300 MHz – 3 GHz f/30 6
3 GHz – 30 GHz 100 33.878,2/f1,079
30 GHz – 300 GHz 100 67,62/f 0,476

*Penambahan nilai pada kolom kekuatan medan listrik dan kekuatan medan
magnit

14
RADIASI SINAR UV

Untuk Radiasi Sinar UV tidak terdapat


perubahan.

15
MEDAN MAGNET

Medan magnet statis adalah :


Suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh
pergerakan arus listrik.

16
NAB
MEDAN MAGNET

NAB Pemaparan Medan Magnet Statis Yang


Diperkenankan
Kadar Tertinggi Diperkenankan
No. Bagian Tubuh
(Ceiling )
Seluruh Tubuh (tempat
1 2T
kerja umum)
Seluruh Tubuh (pekerja
2 khusus dan lingkungan 8T
kerja yang terkendali)
2 Anggota gerak (Limbs) 20 T
Pengguna peralatan medis
3 0,5 mT
elektronik
Keterangan: mT ( milli Tesla), T (Tesla)

17
NAB
MEDAN MAGNET

NAB medan magnet untuk frekwensi 1 - 30 kHz


Rentang
No. Bagian Tubuh NAB (TWA)
Frekuensi
1 Seluruh tubuh 60/f mT 1 – 300 Hz
Lengan dan
2 300/f mT 1 – 300 Hz
paha
3 Tangan dan kaki 600/f mT 1 – 300 Hz
Anggota tubuh
4 dan seluruh 0,2 mT 300Hz – 30KHz
tubuh
Keterangan: f adalah frekuensi dalam Hz

Lanjutan…
18
FAKTOR KIMIA
• Faktor fisik bahan kimia dikelompokkan :
– Padat, seperti debu, serat atau partikel yang dapat berasal
dari debu rokok, debu logam, debu mineral, serat kapas
dan kain.
– Cair misalnya cairan semprotan pembasmi serangga,
solvent dan lain-lain
– Gas dan Uap, seperti O2, N2, CO2, SO2,NH3, NO2, H2S yang
berbentuk gas, sedangkan dalam bentuk uap misalnya
pelarut cat atau tinner yang mengandung benzene,
toluene, xylene dan derifat-derifatnya, uap pelarut atau
pembersih gemuk, uap pencuci dipercetakan/printing, uap
pelarut, perekat dan sebagainya
19
Penjelasan Isi Pedoman Teknis PERMENAKAER No. 5 Tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
NAB Faktor Kimia
 Terdapat penambahan keterangan Notasi
 Tidak terdapat rujukan untuk menggunakan
Apendiks
 Terdapat perubahan notasi, nama bahan
kimia, No. CAS, nilai dan satuan NAB, serta
keterangan

20
INDEKS PAJANAN BIOLOGI
Memberikan penjelasan terhadap perubahan dan penambahan
Lampiran Indeks Pajanan Biologis, mengenai:

• Nama bahan kimia,

• Determinan,

• Matriks,

• Nilai IPB, dan

• Parameter tambahan.

21
FAKTOR BIOLOGI
• Merupakan faktor lingkungan kerja yang berkaitan dengan makhluk
hidup seperti virus, bakteri, jamur, debu-debu organik (debu kapas),
dan makhluk hidup mikro lainnya.

• Penyakit akibat kerja yang ditimbulkan seperti tabakosis, bagasosis,


grain asma sporotrichisis, dll.
• Syarat faktor biologi adalah parameter mikroorganisme, yaitu angka
kuman yang terdiri dari
1. Jumlah bakteri total 700 cfu/m3
2. Jumlah jamur total 1.000 cfu/m3, dan
3. Tidak terdapat mikroorganisme patogen.
22
FAKTOR ERGONOMI
 Desain manual handling menggambarkan tingkat risiko dalam
melakukan manual handling
 Contoh analisis pekerjaan manual handling
 Koreksi nilai tabel
 Industri menerapkan desain stasiun kerja dan manual
handling untuk pengendalian faktor ergonomi, sedangkan
pengukuran antropometri memberikan data dasar bagi kedua
desain tersebut.
 Pengukuran antropometri dapat dijadikan acuan dalam kajian
dan pengembangan standar.

23
FAKTOR PSIKOLOGI
• Terkait dengan Pasal 86 ayat 1 huruf (b) UU No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan , menyebutkan bahwa setiap
pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
moral dan kesusilaan.

• Terkait dengan Pasal 8 UU no.1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja, salah satu poinnya menyebutkan adanya
pemeriksaan kondisi mental pekerja

24
FAKTOR PSIKOLOGI
• Kuesioner Survei Diagnosis Stres (SDS) bertujuan untuk
menilai tingkat risiko stres akibat sumber-sumber
penyebab stres di tempat kerja dan tidak diperuntukkan
menilai derajat stres personal.
• Kuesioner dapat digunakan baik oleh tenaga profesional
maupun awam di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja.
• Ketentuan jumlah responden dalam survei ini mengacu
pada perhitungan jumlah sample , Jika populasi kurang
dari 30 maka jumlah responden menggunakan total
populasi.
25

Anda mungkin juga menyukai