Anda di halaman 1dari 10

ANTI HIPERTENSI

JUM’AIDIL, S.Si.,Apt
ANTI HIPERTENSI
DIAGNOSIS
Diagnosis hipertensi tidak boleh ditegakkan berdasarkan
sekali pengukuran, kecuali bila TD diastolik (TDD) ≥ 120
mmHg, dan atau TD sistolik (TDS) ≥210 mmHg.
Pengukuran TD Harus dilakukan dengan cara
berikut :
Penderita harus duduk dengan santai dikamar yang
tenang sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran
dilakukan.Mereka tidak boleh merokok atau minum kopi
dalam waktu 30 menit sebelumnya.Pengukuran dilakukan
dengan sfigmomanometer air raksa yang cuff-nya cukup
panjang sehingga dapat menutup sedikitnya 80% dari
lingkar lengan penderita.Cuff dipompa sampai 20-30
mmHg Hg diatas TDS dan kemudian tekanan diturunkan
dengan kecepatan 2-3 mm Hg per detik.
Klasifikasi tekanan darah :

Kategori TDD TDS


(DIASTOLIK) (SISTOLIK)
(mmHg) (mmHg)
SEHAT 120 80
Normal < 85 < 130
Normal Tinggi 85 - 89 130-139
Hipertensi
Tingkat 1 90-99 140-159
Tingkat 2 100-109 160-179
Tingkat 3 110-119 180-209
Tingkat 4 (sangat berat) ≥120 ≥ 210
Hipertensi dibagi Atas :

1.Hipertensi Esensial
Juga disebut Hipertensi Primer atau Idiopatik, Adalah Hipertensi
yang tidak jelas etiologinya.Lebih dari 90% kasus hipertensi
termasuk dalam kelompok ini.
Penyebab hipertensi esensial adalah: Multifaktor, terdiri dari
faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik terlihat dengan
adanya riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.Faktor
prediposisi genetik ini dapat berupa sensitivitas terhadap natrium,
kepekaan terhadap stres.
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi
yakni makan garam (natrium) berlebihan, stres psikis dan obesitas.
2.Hipertensi Sekunder
Hipertensi jenis ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal
(hipertensi renal),penyakit endokrin , obat, dan lain-lain
PRINSIP PENGOBATAN HIPERTENSI

Tujuan pengobatan :
TD harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu
fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup, sambil
dilakukan pengendalian faktor-faktor resiko kardiovaskular lainnya.
Sasaran TD pada penderita muda adalah <140/90 mmHg sampai
130/85 mmHg, sedangkan pada usia lanjut sampai umur 80 tahun
<160/90 mmHg sampai 145 mmHg sistolik bila dapat ditoleransi.
Pedoman Umum terapi hipertensi
Keputusan untuk memulai pengobatan hipertensi tidak hanya
ditentukan oleh tingginya TD tetapi juga adanya faktor resiko
kardiovaskular lainnya.
TD yang meningkat pada pengukuran pertama harus dipastikan
dengan pemeriksaan ulang selang satu sampai beberapa minggu
sebelum diputuskan untuk diobati.Kecuali bila TD sangat
tinggi(Sistolik ≥210 mmHg atau diastolik ≥120 mmHg).
OBAT HIPERTENSI
1. Diuretik
a. Diuretik tiazid dan sejenisnya (Hidroklortiazid,klortalidon,
Bendroflumetiazidindapamid, indapamid.
b. diuretik kuat (Furosemid (biasa/lepas lambat) )
c. Diuretik Hemat kalium (amilorid, Spironolakton)
2. Beta – Bloker
a. Kardio selektif (asebutolol,atenolol, bisoprolol,metoprolol)
b. Non selektif ( Alprenolol, Karteolol, propanolol)
3. Alfa-bloker (Labetalol, Prazosin, doxazosin)
4. Penghambat ACE (Kaptopril, Lisinopril, Benazepril,kuinapril)
5. Antagonis Kalsium (Verapamil, Nifedipin, Amiodipin, Felodipin)
ANTIHIPERTENSI TAMBAHAN
1. Adrenolitik sentral (Metildopa, klonidin, guanfasin)
2. Penghambat saraf adrenergik (reserpin, Guanetidin,Rauwolfia)
3. Vasodilator langsung ( Hidralazin, minoksidil)
MEKANISME KERJANYA

1. DIURETIKA : Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh


2. BETA BLOCKERS : Memperlambat Kerja Jantung
3. VASODILATOR LANGSUNG (Hidralazin, minoxidil), ANTAGONIS
KALSIUM, PENGHAMBAT ACE, DAN AT II-BLOCKERS :
Memperlebar Pembuluh.
4. ALFA 2 AGONIS SENTRAL seperti klonidin dan moxonidin,
metildopa, guanfasin, dan reserpin. : Menstimulasi SSP
5. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan
pembuluh, yakni:
-ALFA-1-BLOCKERS (Prazosin, doxazosin, terazosin, alfuzosin)
-ALFA-1 DAN 2-BLOCKERS (FENTOLAMIN)
-BETA BLOCKERS (Propranolol, atenolol,bisoprolol,timolol,dan
lain-lain.
-ALFA/BETA-BLOCKERS :Labetolol dan carvedilol
EFEK SAMPING

Umum :
Hidung mampat (akibat vasodilatasi mukosa),
mulut kering, rasa letih dan lesu, gangguan
penglihatan, dan lambung usus (mual,diare)
adakalanya impotensi (terutama obat-obat
sentral).
Khusus :
Hipotensi orthostatis, depresi (obat
sentral),retensi garam dan air.
CARA PAKAI
 DIMINUM SESUDAH MAKAN AGAR KADAR
OBAT DALAM PLASMA JANGAN
MENDADAK MENCAPAI PUNCAK TINGGI (
DENGAN AKIBAT HIPOTENSI KUAT )

Anda mungkin juga menyukai