208.121.0025
Gejala
SSP seperti delirium, stupor atau
koma terjadi pada kasus yang berat.
Pada 10% pasien, discrete pink, blanching
lesion (rose spots) tampak pada dada dan
abdomen dalam minggu ke 2 dan sembuh
dalam 2-5 hari.
Rose Spots
Infeksi lain dapat menunjukkan gejala yang
serupa, seperti infeksi salmonella jenis lain,
ricketsiosis, leptospirosis, TB disseminata,
malaria, brucellosis, tularemia, hepatitis,
psittacosis, infeksi yersinia enterocolitica
dan limfoma.
Pada awal gejala klinis, demam tifoid dpat
menyerupai malaria.
Kultur darah, feses dan urin harus
diperoleh. Kultur darah biasanya hanya
positif pada 2 minggu pertama dari
penyakit, namun kultur feses biasanya
positif selama minggu ke-3 sampai
minggu ke-5.
Basil tifoid mengandung antigen (O dan H)
yang merangsang host untuk memproduksi
antibodi yang sesuai.
Peningkatan 4 kali lipat titer antibodi O dan
H menunjukkan adanya infeksi S. Typhi.
Namun tes ini hanya 70% sensitif dan
kurang spesifik. Banyak terjadi reaksi
silang dari salmonella non-typhoid, dan
sirosis hati dapat menyebabkan false positif.
Tanpa antibiotik angka kematian sekitar
12%, sedangkan dengan terapi yang
cepat, angka kematian menjadi 1%.
Sebagian besar kematian terjadi pada
orang yang kekurangan gizi, bayi, dan
orang tua.
Prognosis buruk terjadi pada pasien
stupor, koma atau syok.
Antibiotik yang lebih disukai meliputi
ceftriaxone 1 gram IM atau IV (25-37,5
mg/kgBB pada anak) selama 14 hari dan
golongan fluoroquinolon seperti:
- ciprofloxacin 500 mg po 2 x sehari
selama 10-14 hari
- levofloxacin 500 mg po atau IV 1 x sehari
selama 14 hari
- Moxifloxacin 400 mg po atau IV 1 x
sehari selama 14 hari.
Chloramphenicol 500 mg po atau IV
masih sering digunakan, namun
resistansinya meningkat.
Terapi: trimethoprim/sulfamethoxazole
atau ciprofloxacin.
Gastrektomi subtotal
Achlorhydria (atau konsumsi antasida)
Sickle cell anemia
Splenektomi
Louse-borne relapsing fever
Malaria
Bartonellosis
Sirosis
Limfoma
Infeksi HIV
Gastroenteritis
Enteric Fever (Demam tifus)
Bakteremia
Focal Disease
Kultur