Anda di halaman 1dari 40

PENGUMPULAN DATA

DAN
ANALISA DATA KLIEN

Khoirul Afandri
Sutarwiningsih
Iva Anisa
 Studi kasus memberikan kesempatan kepada praktikan untuk
lebih mengenal keadaan klien secara menyeluruh dengan
menggunakan berbagai teknik pengumpulan data. Dari data
yang terkumpul dugunakan untuk menentukan jenis kesulitan
yang dialami oleh klien dan sumber penyebab masalah, serta
menentukan jenis layanan/bantuan yang sesuai dengan masalah
klien.
Identifikasi Kasus
Nama : Yusuf Abdillah Teguh
Tempat/Tgl Lahir : Malang,26 April 2001
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mayjen Sungkono 6 no.3
Asal Sekolah : SMK “NASIONAL’’ MALANG
Keterangan Fisik
Tinggi badan : 162
Berat badan : 33
Warna kulit : Sawo Matang
Bentuk wajah : Oval
Jenis rambut : Lurus
Identitas Orang tua
Ayah
Nama Ayah : Teguh
Pekerjaan : Supir
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : JL.IR.Rais Malang
Suku bangsa : Islam

Ibu
Nama Ibu : Ela
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Blitar
Suku bangsa : Jawa
Gejala dan pemilihan kasus
• Gejala merupakan penjelasan tingkah laku yang tampak
(overt) dan tidak tampak (Covert) serta keterangan lain
yang memperkuat teridentifikasinya kasus. Masalah-
masalah tersebut dapat berupa pendapat ahli atau
berdasarkan pada munculnya kesenjangan antara tujuan
dan kemampuan dari individu
adapun gejala-gejala yang tampak sebagai
berikut
1. Klien sering mengatakan bahwa klien malas
untuk berangkat sekolah.
2. Klien beberapa kali tidak mengikuti tugas
yang diberikan guru
3. Kline,di semester 1 cukup rajin,baru
semester 2 ini kline bermasalah
Mengapa memilih kasus ini????????
• Berdasarkan gejala-gejala awal yang tampak yakni:
nilai hasil ujian klien yang banyak dibawah standar nilai
sekolah sehingga klien banyak mengikuti remidi, klien
hanya belajar jika keesokan harinya ada ujian, klien
sering tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, klien
tidak memiliki waktu belajar yang terjadwal, selain itu
klien tidak tinggal bersama orang tuanya dan klien saat
ini sedang bingung dengan keputussan yang ayah klien
tentukan untuk klien.
• Praktikan beranggapan bahwa klien mengalami masalah
belajar, keluarga dengan keadaan klien yang seperti
disebutkan maka sangatlah jelas bahwa klien harus
segera dibantu dan diperhatikan lebih khusus, agar klien
dapat segera bebas atau terlepas dari masalahnya. Bila
klien tidak segera diberian bantuan maka dikuatirkan
akan menghambat poses belajarnya sehingga potensi
yang dimiliki klien tidak dapat berkembang secara
optimal.
• Ancanan Studi Kasus
Dalam membantu klien dalam memecahkan masalahnya,
praktikan Menggunakan ancangan klinis model Trait and
Factor.
Ancanagan klinis model Trait and Factor terdiri dari
enam tahap yaitu
:analisis,sintesis,diagnosis,prognosis,treatment,evaluasi/f
ollow up
Teori apa yang di gunakan dalam kasus tersebut?
• Setelah kami perhatikan,maka teori yang cocok digunakan
dalam menangani kasus tsb,yaitu menggunakan teori
behavioral
Teori konseling behavioral lebih memusatkan diri pada
pengubahan perilaku nyata. Perilaku manusia yang tidak tepat
(salrah) dapat dilatih dan dikontrol serta dimanipulasi sesuai
harapan.
Konsep teori behavioral menurut Moh. Surya (1988) yaitu:
1. Perilaku manusia dapat dipahami karena dapat diubah, dan masalah klien dianggap masalah
belajar dalam proses belajar yang salah.
2. Perubahan spesifik terhadap lingkungan pribadi dapat menolong perubahan perilaku yang
relevan.
3. Prosedur konseling dapat dikembangkan melalui prinsip-prinsip belajar (missal:
reinforcemen dan social-modeling)
4. Perubahan perilaku klien diluar wawancara adalah indikator keefektifan (hasil konseling).
5. Pada hakikatnya, konseling behavioral proses logis berdasarkan prinsip-prinsip belajar.
6. Prosedur konseling tidak statis, tetapi secara khusus dirancang untuk membantu klien
mengatasi masalahnya.
Proses dan langkah-langkah yang dapat ditempuh
teori behavioristik ini yaitu:
1). Menganalis dan merumuskan masalah klien dalam
bentuk unit tingkah laku maladaptif
2). Merumuskan tujuan-tujuan khusus dalam rangka
mengubah perilaku dengan menerapkan teknik yang
tepat
• Dalam proses konselingnya, Konseling Behavioristik lebih
mudah diaplikasikan karena lebih rinci dan sisitematis, hasil
mudah diukur dan dirumuskan dalam perilaku nyata, serta
memiliki beragam variasi teknik sehingga banyak alternatif
untuk berbagai masalah yang dihadapinya.
Dalam aplikasinya, teori ini dapat diterapkan dalam berbagai
setting, diantaranya terapi individu dan kelompok, institusi
pendidikan, dan situasi-situasi belajar lainnya. Sebagai terapi
yang berpendekatan pragmatis, teori ini berladaskan kesahihan
eksperimental atas hasil-hasil.
Keterbatasan Teori Konseling Behavioral
a). Kekurangan dari teori ini yaitu:
 Konseling behavioral bersifat dingin, kurang menyentuh aspek pribadi,
bersifat manipulatif, dan mengabakan hubungan antar pribadi.
 Lebih terkonsentrasi kepada teknik.
 Meskipun sering menyatakan persetujuan kepada tujuan klien, konselor teteap
menjadi penentu tujuan tersebut.
 Konstruk belajar yang dikembangkan dan digunakan oleh konselor behavioral
tidak cukup komprehensif untuk menjelaskan belajar dan harus dipandang
hanya sebagai suatu hipotesis yang harus di tes.
 Perubahan klien hanya berupa gejala yang dapat berpindah kepada bentuk
perilaku yang lain.
Kelebihan dari teori ini yaitu:
 Teori ini lebih mudah diaplikasikan karena rinci dan sistematis.
 Lebih memberikan ilustrasi bagaimana mengatasi keterbatasan lingkungan.
 Hasilnya mudah diukur dan dirumuskan dalam perilaku nyata.
 Penekanan dipusatkan pada perilaku sekarang dan bukan pada perilaku yang
terjadi di masa lalu.
 Memiliki teknik beragam sehingga banyak alternatif untuk berbagai masalah
yang dihadapi.
PROSEDUR DAN METODE PENYELIDIKAN
Prosedur dan metode penyelidikan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
ancangan klinis molel Trait and factor. Adapun langkah-langkah dalam membantu
mengatasi permasalahan klien adalah :
1.Analisis
Dalam langkah analisis ini praktikan menggunakan teknik non testing. Teknik non
testing adalah cara mengumpulakan data dengan alat-alat non testing seperti
observasi, wawancara, angket, problem chek list, angket kebiasaan belajar,
sosiometri, home visit atau kunjungan rumah (Widada, 1991: 28)
• Observasi
Dalam hasil observasi yang dilakukan beberapa kali oleh
praktikan menunjukkkan bahwa klien dalam kesehariannya
selalu masuk sekolah, akan tetapi klien sering datang terlambat
dengan wajah yang tidak ceria. selain itu klien sering menaruh
kepalanya di bangku dan sering mengeluh malas untuk
mengikuti pelajaran.
Dalam proses waancara praktikan menciptakan suasana yang membuat klien
merasa nyaman untuk menceritakan apa masalah klien. Praktikan
membebaskan klien untuk memilih tempat untuk membicarakan permasalahan
yang sedang dialaminya. Praktikan melakukan wawancara dengan klien sendiri
dan juga dengan teman klien,dan guru BP yang bertujuan untuk memperoleh
keterangan atau data mengenai klien sebanyak-banyaknya dan selengkap-
lengkapnya.
1) Wawancara dengan klien.
Dari hasil wawancara dengan klien diperoleh data bahwa klien sedang mengalami masalah dengan ayahnya
serta ibunya.kline sering tidak patuh pada ayahnya,sehingga ayahnya marah besar dan mengusir kline untuk
pergi dari rumahnya.
2) Wawancara dengan teman klien.
Selain wawancara dengan klien, praktikan juga menggali data klien melalui wawancara dengan teman dekat
klien. Teman dekat klien mengetahui masalah yang dihadapi oleh klien. Klien menceritakan semuanya
kepada teman klien. dari keterangan yang diperoleh melalui teman klien, klien dapat digolongkan sebagai
anak cuek, klien juga sering sekali mengalami kebimbangan dalam menentukan pilihan hidupnya. Selain itu
pula klien juga banyak memiliki teman yang sering kali mengajak klien untuk keluar. Klien termasuk anak
yang mudah menyesuaikan diri, karena itulah klien memiliki teman banyak baik satu sekolah maupun lain
sekolah.
• Daftar Cek Masalah
Daftar Cek Masalah adalah sebuah daftar kemungkinan masalah yang di
susun untuk mrangsang dan memancing pengutaraan masalah yang
ernah atau sedang dialami oleh seseorang, yang menyangkut keadaan
pribadi individu, seperti sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan
sosial kejiwaan, kondisi rumah dan keluarga, dan lain-lain (Hidayah,
1998:55).
Cek Masalah yang diisi klien dapat diketahui masalah klien antara lain sebagai berikut :
1) Masalah Kesehatan
 Sering sukar tidur.
 Sering merasa lelah dan tak bersemangat.
 Kadang-kadang merasa ngantuk.
2) Masalah Keadaan hidup (kehidupan).
 Uang spp sering terlambat bayar
3) Masalah rumah dan keluarga.
 Klien anak yang mandiri
 Tidak tinggal bersama orang tua.
 Orang tua klien bersikap keras (menekan, tidak memberikan kebebasan) kepada klie
 Orang tua klien tidak mau mengerti terhadap perkembangan jiwa klien.
 Ayah dan ibu tidak pernah mengadakan pertemuan keluarga dengan anak-anaknya dalam rangkan memberikan nasehat-
nasehat, bimbingan dan pendidikan.
 Ayah dan ibu tidak hidup (tinggal) bersama.
 Klien tidak puas dengan keadaan klien sekarang.
4) Masalah Agama dan Moral
 Sering tidak sholat
 Sering berbuat tidak jujur/tidak sportif
5) Masalah rekreasi/olah raga/hobby.
 Klien lebih suka main game
6) Masalah masa depan yang berhubungan dengan pendidikan dan jabatan.
 kline bercita cita jadi seorang pemain bola
7) Masalah Penyesuaian kepada Sekolah
 Klien sering malas masuk sekolah.
 Didalam kelas pikiran klien sering mengantuk
 Sikap/pribadi seorang guru, menyebabkan pelajaranya tidak klien senangi.
 Ada beberapa pelajaran yang klien anggap tidak perlu.
8) Masalah penggunaan waktu.
 Klien tidak dapat memanfaatkan waktu terluang.
 Klien tidak dapat membagi waktu belajar.
 Waktu klien banyak dihabiskan untuk main game dan bermain dengan teman
temannya
Checklist kebiasaan Belajar
Data kebiasaan belajar ini diperoleh dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan cara belajar, mengatur waktu, persyaratan belajar dan hal-hal yang
berhubungan dengan belajar klien. Dalam check studi habit ada beberapa pernyataan klien
sebagai berikut :
1. Klien belajar kalau ada ulangan saja.
2. Klien tidak mempunyai daftar waktu untuk belajar di rumah.
3. Teman-teman klien ering mengganggu klien belajar.
4. Klien tidak bisa tidur siang.
5. Klien tidak merencanakan bahan apa yang harus klien pelajari.
6. Klien sudah merasa cocok terhadap bidang studi/jurusan yang klien pilih.
7. Ada beberapa pelajaran yang sulit klien ikuti.
8. Klien dapat mengikuti sistem pendidikan di sekolah.
9. Klien belajar karena dipaksa ayah
10. Buku-buku pelajaran klien cukup lengkap.
11. Catatan klien kurang lengkap.
Penyusunan tahap ini, berasal dari data yang sudah dikumpulkan pada
tahap analisis. dari tahap analisis tersebut dapat diketahui bahwa klien
adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara. Ibu klien bekerja sebagai wiraswsta
(jual wallpaper dinding) sedangkan ayah klien bekerja sebagai supir. Dari
hasil wawancara dengan klien diperoleh keteranan bahwa Ayah dan ibu
klien sudah bercerai dan masing-masing sudah memiliki pendamping
lagi. klien berasal dari Malang tinggal sama neneknya. Klien sangat dekat
dengan ibunya. Sedang dengan ayahnya tidak.
Klien menceritakan kepada praktikan, ibu klien selalu menggunakan
uang spp ynag diberikan ayahnya untuk kepentingan pribadi,sehingga
telat membayar spp. .
• Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan
pencarian, penentuan masalah dan mengidentifikasian
faktor penyebab imbulnya masalah. Rumusan diagnosis
dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan
kesimpulan yang logis.
a. Masalah pribadi dan sosial
Kline merasa terbebani dengan keadaan keluargnya sekarang,karena dia harus tinggal dengan neneknya.
b. Masalah belajar
Klien merasa terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan sekolah.
Berdasarkan keterangan klien, klien kurang memperhatikan pelajaran jika guru tidak jelas
menerangkan. Selain itu juga klien tidak memiliki jadwal belajar yang teratur. Klien
seringmengikuti remidi ulangan tengah semester.
c. Masalah keluarga.
Orang tua klien sudah bercerai, kedua orang tua klien sudah menikah kembali. Klien tinggal dengan neneknya.
Hubungan klien dengan ayah kandung klien kurang dekat. Hubungan klien dengan ayah tiri klien juga kurang
dekat, melainkan hubungan klien dengan ibu tiri klien kurang dekat.
• Prognosis
Prognosis bertujuan untuk memprediksikan kemungkinan yang
dihadapi klien apabila masalahnya tidak teratasi. Atas dasar inilah
akan ditetapkan alaternatif-alternatif bantuan atau pertolongan.
1. Apabila klien tidak segera dibantu, maka :
a. Klien tidak berkonsentrasi pada palajarannya sehingga lama
kelamaan prestasi klien akan semakin menurun.
b. Klien akan memilih untuk membolos karena klien merasa
tidak nyaman berada di sekolah.
c. Klien akan bermasalah dengan ayahnya
d. Tugas-tugas sekolah klien tidak dapat terselesaikan dengan
baik dan tidak tepat waktu.
2. Apabila masalah klien terselesaikan, maka :
a. Klien dapat berkonsentrasi pada pelajarannya.
b.Prestasi klien akan meningkat.
c. Klien akan nyaman dan bersamangat untuk masuk sekolah.
d. Hubungan klien dengan ibu dan ayah klien akan semakin
dekat.
e. Tugas-tugas sekolah klien akan terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Bantuan yang dilaksanakan
1. Konseling Individual.
Dalam melaksanakan konseling, praktikan melakukan
tiga kali pertemuan. Pertemuan tersebut dilakukan untuk
mengetahui tentang sumber-sumber masalah yang ada pada
diri klien dan membantu klien dalam mencari alternatif-
alternatif pemecahannya.

Dari proses konseling pertama diperoleh data-data seputar diri klien. dari proses konseling
kedua diperoleh beberapa alternatif pemecahan masalah klien antara lain:
a. Klien mengatur waktu terutama waktu belajar dan waktu bermain.
b. Klien tidak hanya belajar saat esok ada ujian saja akan tetapi setiap hari sehingga jika ada
ujian klien masih mengingat apa yang telah klin pelajari sebelumnya.
c. Klien akan bertanya kepada teman atau guru jika klien tidak memahami pelajaran.
d. Klien akan mengurangi aktifitas klien yang dianggap klien kurang menguntungkan.
e. Klien dapat mengatur waktu terutama waktu belajar dan waktu bermain.
Dalam konseling kelompok yang dilaksanakan praktikan beserta klien dan 1 teman klien praktikan membahas
tentang masalah bagaimana cara belajar yang disesuaikan dengan kondisi SMK NASIONAL MALANG,
dimana banyak sekali tugas dan tuntuan nilai yang ditentukan oleh sekolah untuk diraih oleh siswa.

Dalam pelaksanaan teknik ini praktikan membuka terlebih dahulu permasalahan yang sedang dihadapi oleh
klien, dan kemudian praktikan memberikan kesempatan pada teman-teman klien untuk memberikan masukan
kepada klien dan kemudian praktikan memberikan kesempatan pada klien untuk menambahi masukan yang
belum diberikan oleh temannya.

Setelah masukan-masukan baik dari klien maupun dari teman-teman klien, praktikan bersama-sama klien dan
teman-temannya merumuskan alternatif pemecahan masalah yang akan dipilih untuk menyelesaikan
masalahnya.
Adapun hasil yang diperoleh dari konseling kelompok ini antara lain adalah klien merasa masalah yang
dihadapinya. Selain itu klien menjadi lebih terbuka pada praktikan dan juga pada teman-temannya tentang
permasalahan yang ia hadapi khususnya masalah belajar klien. Klien dan juga kedua temannya merumuskan
jadwal belajar bersama.
• Tindak lanjut (Follow Up)
Usaha tindak lanjut merupakan kegiatan lanjutan dari usaha yang telah
dilaksanakan. Kegiatan ini untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat keberhasilan
bantuan yang telah diberikan kepada klien dan akan merencanakan bentuk bantuan
yang lain apabila bantuan yang sebelumnya tidak sesuai. Untuk mengetahui sejauh
mana tingkat keberhasilan usaha bantuan yang telah diberikan, maka praktikan
mengikuti perkembangan klien dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan Observasi.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat apakah klien sudah menerapkan
informasi yang didapatnya. Dari hasil pengamatan praktikan baik dari dalam
kelas maupun di luar kelas, klien sudah menunjukkan sikap tidak lagi malas
untuk masuk sekolah, selain itu juga klien sudah tidak lagi banyak
menghbiskan waktu istirahatnya di luar kelas.
2.Wawancara dengan klien.
Praktikan mengadakan wawancara dengan klien mengenai perkembangan
masalah yang dihadapi. Adapun masalah yang dihadapi klien adalah klien malas
untuk masuk sekolah karena klien merasa tidak nyaman dengan situasi sekolah
dan situasi hatinya, juga klien masalah klien adalah maalah belajar yakni klien
kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar.
Dari hasil wawancara dengan klien, klien sudah belajar untuk lebih semangat
datang ke sekolah, Selain itu juga klien sudah dapat berkonentrasi pada pelajaran .
3.Kerjasama dengan konselor.
Selama meneliti kline,praktikan di bantu konselor,Kerjasama ini dilakukan
untuk menindak lanjuti maslah yang dihadapi oleh klien, karena konselor
adalah orang yang mengetahui latar belakang siswa yang bersangkutan.
Praktikan dalam hal ini melaporkan pada konselor untuk ditindaklnjuti
apabila masa praktek praktikan sudah berakhir dan klien masih memerlukan
bantuan. Dalam kegiatan ini, konselor hanya ingin mengetahui kemajuan
klien.

Anda mungkin juga menyukai