Disusun Oleh :
Anggita Fauzia H
Latar Belakang
Anestesi spinal memberikan blok sensorik dan motorik yang cepat dan dalam.
Anestesi spinal dapat dikaitkan dengan mual berat, muntah dan bahkan
ketidaksadaran dan aspirasi paru pada ibu dan untuk bayi, hipoksia,
asidosis, dan cedera neurologis.
Tujuan
• 250 pasien
• Berusia 18-60 tahun dengan skor ASA I atau II
• Waktu : Januari 2011 – Desember 2011
Eksklusi:
◦ Penyakit neuromuskular,
◦ Stenosis kanal spinal atau penyakit diskus vertebra,
◦ Fraktur femur, atau fraktur pelvis,
◦ Diabetes melitus, obesitas, dan mereka yang pernah
mengalami komplikasi setelah anestesi spinal
Bupivakain Bupivakain
+ +
Sprotte Quincke
62 63
Metode
Pemeriksaan EKG, tekanan
darah, pulse oxymetri, dan
pemberian normal saline
8ml/kgBB
Hipotensi intraoperatif :
Bradikardi (HR< 50 bpm) :
injeksi 5-10mg efedrin dan infus
atropine
RL 200 mg
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Hasil
Diskusi
• Dari 112 operasi yang dilakukan dengan posisi litotomi, 82 kasus mengalami LBP
dan parestesia pada ekstremitas bawah, dimana angka LBP lebih rendah pada
pembedahan dengan posisi supine.
• Posisi pembedahan masih merupakan faktor resiko independen untuk
munculnya TNS setelah analisis multivariat.
• Tidak ada perbedaan signifikan yang dapat ditemukan antara kasus dalam hal
jenis jarum yang digunakan untuk anestesi spinal.
Kesimpulan