Anda di halaman 1dari 44

CURRICULUM VITAE

Name Dr. Erwin Astha Triyono, SpPD, KPTI, FINASIM

Contact Address Puri Indah HH - 54 Sidoarjo

Telephone Numbers / Fax 031-8953323 / Mobile Phone 08123259941 / Email


erwintriyono@yahoo.com

Education
Dokter : FK Unair 1995
Spesialis Penyakit Dalam : FK Uanir 2005
Konsultan Penyakit Tropik Infeksi : FK Unair 2010

Affiliated Associations
Anggota IDI Sidoarjo
Anggota PETRI Surabaya
Sekretaris II PAPDI Surabaya

Professional and Teaching Activities


Dosen Departemen / SMF Ilmu Penyakit Dalam FKUA / RSUD Dr. Soetomo
Kepala Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) / Unit HIV-AIDS
Ketua Tim Medik AIDS FKUA / RSUD Dr. Soetomo
Ketua Program Pengendalian Resistensi Antibiotik (PPRA) Dept / SMF Ilmu Penyakit
Dalam
Tim Asistensi KPAD Provinsi Jawa Timur
Tim Penyusun Formularium Nasional
Sekretaris Panel Ahli POKJA HIV / AIDS Kementerian Kesehatan RI
PROVIDER INITIATIVE
CONSELLING AND TESTING (PITC)

Erwin Astha Triyono

Koordinator UPIPI / Tim Medik AIDS


Divisi Penyakit Tropik Infeksi SMF / Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FK Unair / RSUD Dr. Soetomo

8/13/2018 2
KONSEP VCT & PITC

8/13/2018 3
8/13/2018 4
Pengertian VCT dan PITC
VCT:
– Voluntary Counselling and Testing
– Client-initiated HIV testing and counselling
–Konseling dan testing HIV sukarela
–KTS

PITC
– Provider-initiated HIV testing and
counselling
–Konseling dan Tes HIV atas Prakarsa Petugas
Kesehatan

8/13/2018 5
Pengertian VCT dan PITC
• VCT:
– layanan konseling dan tes HIV yang dibutuhkan oleh
klien secara aktif dan individual
– menekankan
• pengkajian dan penanganan faktor risiko dari klien
• diskusi keinginan untuk menjalani tes HIV dan
implikasinya
• pengembangan strategi untuk mengurangi faktor
risiko
– oleh konselor

8/13/2018 6
Pengertian VCT dan PITC
PITC
–tes HIV dan konseling yang diprakarsai oleh
petugas kesehatan
–pengunjung UPK
–bagian dari standar pelayanan medis.
–Bertujuan membuat keputusan klinis dan/atau
menentukan pelayanan medis secara khusus
yang tidak mungkin dilaksanakan tanpa
mengetahui status HIV seseorang

8/13/2018 7
PENTING!!!

PITC tidak
menggantikan fungsi VCT

8/13/2018 8
Layanan PITC
 Sebagai Diagnostik
Pasien datang dengan gejala dan keluhan yang
kemungkinan terkait dengan HIV yang diagnosis dan
tatalaksana klinisnya tergantung pada diagnosis HIV

 Sebagai prosedur Rutin


Penawaran Tes HIV sebagai bagian dari evaluasi
setiap pasien di layanan yang terletak didaerah
prevalensi HIV yang tinggi

8/13/2018 9
Layanan PITC
 Opt-in
Tes HIV secara rutin dianjurkan dan ditawarkan dan
pasien secara eksplisit menyatakan kesediaannya
untuk menjalani tes HIV

 Opt-out
Tes HIV secara rutin dianjurkan dan dilaksanakan
pada setiap pasien dan pasien diberi informasi bahwa
dia berhak untuk menolak

8/13/2018 10
Konseling dan tes HIV
Tantangan dan Realita
 Banyak orang perlu di tes HIV untuk mengidentifikasi yang
perlu ART
 Jangkauan layanan Tes HIV perlu ditingkatkan
 Prioritas di tempat yang kemungkinan banayak ditemukan
orang yang perlu ART
 SDM terbatas terutama nakes dan konselor terlatih
 Yang paling praktis model layanan konseling dan tes HIV
yang terintegrasi dg layanan kesehatan

8/13/2018 11
Konseling dan tes HIV
Tantangan dan Realita
 Model layanan yang terintegrasi maka petugas titik
pelayanan kesehatan perlu;
– Menawarkan dan menganjurkan tes HIV
– Menyampaikan hasil tes
 Waktu untuk konseling pra-tes tidak lagi menjadi masalah
 Perlu pelatihan yang singkat, agar petugas kesehatan
tidak perlu lama2 meninggalkan tugas

8/13/2018 12
Perbandingan VCT dan PITC
Tolok
VCT - KTS PITC – KTP2
Perbandingan
o Datang ke klinik khusus o Datang ke klinik karena penyakit
untuk konseling dan testing terkait HIV misalnya pasien
HIV TB/suspek TB
Pasien/Klien
o Berharap dapat pemeriksaan o Tidak bertujuan tes HIV
o Pada umumnya asimtomatis o Tes HIV diprakarsai oleh petugas
kesehatan berdasarkan indikasi
Petugas o Konselor terlatih baik o Petugas kesehatan yang dilatih
kesehatan/ petugas kesehatan maupun untuk memberikan konseling dan
Konselor bukan petugas kesehatan edukasi
Penekanan pada pencegahan Penekanan pada diagnosis HIV untuk
penularan HIV melalui penatalaksanaan yang tepat bagi TB-
Tujuan utama
pengkajian faktor risiko, HIV nya dan rujukan ke PDP
Konseling dan tes
pengurangan risiko, perubahan
HIV
perilaku dan tes HIV serta
peningkatan kualitas hidup

8/13/2018 13
Perbandingan VCT dan PITC
Tolok
VCT - KTS PITC – KTP2
Perbandingan
o Konseling berfokus klien o Petugas kesehatan
o Secara individual memprakarsai tes HIV kepada
o Kedua hasil baik positif pasien yang terindikasi
maupun negative sama- o Diskusi dibatasi tentang
Pertemuan Pra
sama pentingnya untuk perlunya menjalani tes HIV
tes
diketahui pasien karena o Perhatian khusus untuk yang
pentingnya upaya hasilnya HIV positif dengan
pencegahan dan fokus pada perawatan medis
peningkatan kualitas hidup dan upaya pencegahan
o Klien dengan hasil HIV o Perawatan pasien HIV positif
positif dirujuk ke layanan berkoordinasi dengan petugas
Tindak lanjut PDP dan dukungan lain TB dan rujukan ke layanan
yang ada di masyarakat dukungan lain yang ada di
masyarakat

8/13/2018 14
Keuntungan PITC pada
Program
 Membiasakan Konseling dan Tes HIV di sarana
layanan kesehatan dan masyarakat
 KKT HIV menjadi standar perawatan
 Menyediakan model layanan KT alternatif
 Meningkatkan cakupam layanan KT
 Mengidentifikasi pasien yang memerlukan ART
 Memperbaiki tatalaksana IO dan HIV

8/13/2018 15
Pelaksanaan PITC
 Tingkat epidemi HIV yang meluas (generalized
epidemic)
– Bertujuan mengidentifikasi infeksi HIV pada seluruh
pasien yang berobat ke UPK - mungkin penyakit tidak
terkait dengan HIV sekalipun.
 Di tingkat epidemi HIV yang terkonsentrasi dan
rendah (concentrated and low epidemic)
– Pasien yang mempunyai indikasi atau infeksi tertentu.

8/13/2018 16
Pelaksanaan PITC
• Sesuai dengan Pedoman WHO/UNAIDS: Mengedepankan “3C 2R”
– informed consent, counseling, confidentiality, dan ”2R”
yaitu referral and recording reporting
• Petugas kesehatan
– memprakarsa- menganjurkan-menawarkan tes HIV
• Komunikasi Pra-tes
• Informasi dan edukasi berupa dorongan dan motivasi
• mendapatkan persetujuan pemeriksaan dan atau tindakan dnegan
model opt-in dan opt out,
• Konseling pasca tes diseuaikan dg hasil tes pasien
• Disertai rujukan untuk mengakses ART
• pencatatan serta pelaporan

8/13/2018 17
Kontak awal antara petugas dan pasien
KIE untuk pasien Petugas menginformasikan pentinya tes HIV

Bagan Alur
(optional) •Banyak pasien tertentu juga mengidap HIV
Edukasi diberikan selama pasien •Diagnosis HIV untuk kepentingan perawatan medis
menunggu giliran, pilih salah satu cara: •Sekarang tersedia obat untuk HIV
•Edukasi kelompok oleh petugas atau Informasi tentang kebijakan UPK
dengan AVA •Semua pasien tertentu akan dites HIV nya kecuali

PITC
•Poster pasien menolak
•Brosur Petugas menjawab pertanyaan pasien

Pasien setuju Tes HIV Pasien menolak Tes HIV


(dengan inforemd consent) Petugas mengulang informasi ttg pentinya tes HIV
Bila masih menolak juga
•Sarankan sebagai alternatif untuk ke klinik KTS dan
Tes Cepat HIV pulangkan
•Pada kunjungan berikutnya diulangi informasi ttg
Tes Cepat HIV dilaksanakan oleh
pentinya tes HIV
Petugas atau di Laboratorium

Petugas menyampaikan hasil tes


kepada pasien

Pasien dengan hasil tes HIV Pasien dengan hasil Tes HIV Positif
negatif •Petugas informasikan hail ts HIV positf
•Petugas memberikan hasil tes negatif •Berikan dukungan lepada pasien dalam
•Berikan pesan tentang pencgahan secara menanggapi hasil tes
singkat •Informasikan perlunya perawatan dan pengobatan
•Sarankan untuk ke klinik KTS untuk HIV
konselin pencegahan lebih lanjut •Informasikan cara pencegahan penularan kepada
•Anjurkan agar pasangannya mau pasangan
menjalani tes HIV karen ada kemungkinan •Sarankan agar pasangan di tes HIV
dia positif •Catat hasil tes di Klinik Layanan KTS

Rujukan
•Berikan surat rujukan ke PDP
Rujukan •Informasikan sumber dukungan yang ada di
Beri informasi tentang klinik KTS terdekat masyarakat

8/13/2018 18
PITC
 Dokter, perawat, dan bidan di layanan kesehatan primer dan
sekunder

 Meningkatkan ketrampilan dalam memprakarsai atau


menawarkan tes dan konseling HIV.

 Bagian dari pelatihan Perawatan, dukungan dan pengobatan


ODHA, namun juga dapat digunakan untuk pelatihan kolaborasi
TB-HIV, klinik KIA, klinik IMS dan layanan kesehatan bagi
populasi berisiko tinggi (PS, Penasun, LSL/ Waria).

 Untuk memberikan konseling bagi pasien yang menolak untuk


tes, perlu mengikuti pelatihan tambahan lain yaitu pelatihan
konselor KTS/ VCT yang memerlukan waktu lebih panjang

8/13/2018 19
 Konseling dan tes HIV atas prakarsa petugas atau
provider-initiated testing and counseling (PITC) bukan
menggantikan voluntary counseling and testing (VTC).

 Disamping menawarkan tes sukarela, program yang


komprehensif ditawarkan dalam PITC/PITC, dukungan
pencegahan yang berkesinambungan, dan rujukan ke
berbagai program lainnya.

 Dengan demikian dapat mendorong pasien untuk


mengambil pilihan yang lebih sehat. Idealnya, pasien yang
ternyata seropositif akan dirujuk untuk menjalani
pengobatan dan perawatan

8/13/2018 20
DUA KATEGORI PITC (WHO)
 TES DIAGNOSTIK
bagian dari proses klinis untuk menentukan diagnosis
pasien, dan mengacu pada kondisi medis dari pasien
(misalnya TB) atau gejala klinis (misalnya IO atau
pengurangan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya) yang mengidikasikan secara kuat HIV
sebagai penyakit yang mendasarinya

 PENAWARAN RUTIN
Menawarkan tes HIV kepada semua pasien dewasa yang
berobat ke sarana kesehatan tanpa memandang alasan
berobatnya

8/13/2018 21
SYARAT MENERAPKAN PITC
 Tersedianya layanan konseling pasca-tes bagi semua pasien yang
menjalani tes HIV

 Tersedianya rujukan ke layanan perawatan medis dan dukungan


psikososial bagi pasien dengan HIV (+).

 Diterapkannya model option-out, (contoh:”saya sarankan anda untuk


menjalani tes HIV. Bila anda tidak keberatan maka saya akan
laksanakan”) harus dipastikan bahwa persetujuan yang diberikan
benar-benar sukarela, maka harus selalu mendapatkan informed
consent sebelum melakukan tes HIV dan tes HIV mandatori tidak
dibenarkan. Harus dijelaskan pula bahwa pasien berhak untuk menolak
tes HIV tanpa mempengaruhi kualitas layanan atau perawatan yang
tidak terkait dengan diagnosis HIVnya

8/13/2018 22
PITC RUTIN
 Ketika menerapkan model penawaran tes HIV secara rutin, maka
konseling pra-tes (VCT)disederhanakan tanpa sesi edukasi dan
konseling yang lengkap. Informasi yang diberikan sekedar untuk
meyakinkan bahwa persetujuan pasien didasarkan atas pemahaman
yang memadai.

 Namun harus diantisipasi perlunya konseling tambahan yang lebih


mendalam bagi pasien tertentu, melalui rujukan kepada konselor
khusus.

 Sesuai dengan kondisi setempat, informasi prates dapat diberikan


secara individual atau kelompok.

 Persetujuan untuk menjalani tes HIV (informed consent) harus selalu


diberikan secara individual, pribadi dengan kesaksian petugas
kesehatan.

8/13/2018 23
PERTIMBANGAN INISIASI TES HIV

 semua layanan kesehatan harus berdasarkan atas kepentingan


pasien.

 Seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila ia mengetahui


bahwa tindakannya mempunyai dampak baik bagi dirinya.

 Dan petugas kesehatan akan berhasil memotivasi pasiennya untuk


menjalani suatu tindakan medis apabila ia mampu membantu
menyelesaikan kendala yang dihadapi pasiennya.

 Manfaat Tes HIV yang mendorong orang untuk menjalaninya, serta


hambatan yang mungkin di hadapi pasien sehingga ia menolaknya
meskipun banyak manfaat yang akan dapat ia petik

8/13/2018 24
INFORMASI MINIMAL
 Alasan menawarkan tes-HIV dan konseling

 Keuntungan dari aspek klinis dan pencegahan dari tes-HIV dan


potensi risiko yang akan dihadapi, seperti misalnya diskriminasi,
pengucilan, atau tindak kekerasan.

 Layanan yang tersedia bagi pasien baik yang hasil tes HIV negatif
ataupun positif, termasuk ketersediaan terapi antiretroviral

 Informasi bahwa hasil tes akan diperlakukan secara konfidensial dan


tidak akan diungkapkan kepada orang lain selain petugas kesehatan
yang terkait langsung pada perawatan pasien tanpa seizin pasien

8/13/2018 25
INFORMASI MINIMAL…
 Kenyataan bahwa pasien mempunyai hak untuk menolak menjalani
tes-HIV. Tes akan dilakukan kecuali pasien menggunakan hak
tolaknya tersebut.

 Kenyataan bahwa penolakan untuk menjalani tes-HIV tidak akan


mempengaruhi akses pasien terhadap layanan yang tidak
tergantung pada hasil tes HIV.

 Dalam hal hasil tes HIV–positif, maka sangat dianjurkan untuk


mengungkapkannya kepada orang lain yang berisiko untuk tertular
HIV dari pasien tersebut.

 Kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada petugas


kesehatan

8/13/2018 26
STRATEGI TESTING HIV

Biakan virus
Deteksi antigen : p24
Deteksi materi genetik : DNA provirus /
RNA
Deteksi antibodi : penyaring & konfirmasi

8/13/2018 27
27
DIAGNOSIS HIV
 Ditemukannya antibodi HIV dalam darah

 Jenis tes antibodi HIV :


• Rapid Test
• ELISA
• Western Blot

8/13/2018 28
PASCA TEST

8/13/2018 29
PASCA TES
 Konseling pasca-tes merupakan bagian integral dari proses tes-
HIV. Semua pasien yang menjalani tes-HIV harus mendapatkan
konseling pasca-tes pada saat hasil tes disampaikan, tanpa
memandang hasil tes HIV-nya. Konseling bagi yang hasilnya
negatif, minimal harus meliputi hal sebagai berikut:

 Penjelasan tentang hasil tesnya, termasuk penjelasan tentang


periode jendela, yaitu belum terdeteksinya antibodi-HIV dan
anjuran untuk menjalani tes kembali manakala sudah terjadi
pajanan HIV pada akhir-akhir ini.

 Nasehat dasar tentang cara mencegah terjadinya penularan HIV

 Pemberian kondom laki-laki atau perempuan

8/13/2018 30
LANGKAH PENYAMPAIAN HASIL TES HIV

 Nilailah kesiapan pasien menerima hasil tes. Perlu


diingat bahwa hampir semua pasien pada dasarnya sangat
siap untuk mendengar berita mengenai hasil tes mereka,
sehingga tidak perlu mengulur-ulur waktu lagi.

 Lakukan pengecekan singkat (misalnya: ”Anda sudah siap


mendengar hasil tes anda?”) akan memungkinkan pasien
untuk dapat mengendalikan proses tersebut dan beri peluang
pasien untuk bertanya atau mendapat informasi lainnya

8/13/2018 31
LANGKAH PENYAMPAIAN HASIL TES HIV…

 Sampaikan dan tafsirkan hasil tes HIV: Sampaikan


hasil tes dengan segera, dengan penjelasan mengenai
makna hasil tes tersebut. Salah satu strategi komunikasi
yang efektif adalah

 “Hasilnya adalah negatif yang mengisyarat bahwa anda


MEMANG atau TIDAK mengidap HIV di dalam sistem darah
anda”. Melalui cara ini pasien menerima hasil tes, dengan
lebih baik karena menggunakan bahasa yang dimengerti,
dan tidak hanya mengandalkan kata-kat seperti
reaktif/non-reaktif atau bahkan istilah-istilah positif atau
negatif yang mungkin saja malah membingungkan

8/13/2018 32
LANGKAH PENYAMPAIAN HASIL TES HIV…

 Beri kesempatan meledaknya reaksi emosional:


Dengan hening sejenak setelah menyampaikan hasil,
pasien diberi kesempatan untuk mengolah gejolak
emosinya.

 Khususnya untuk hasil positif. Berikan komentar simpatik


(misalnya:” Ini merupakan berita buruk”) akan memberI
pasien berpeluang membahas perasaannya, yang mungkin
saja bentuknya ingin lebih meyakinkan lagi.

 Jika anda memiliki cukup waktu dan merasa nyaman,


penggunaan pertanyaan terbuka mengenai perasaan
mereka merupakan strategi yang sangat baik

8/13/2018 33
LANGKAH PENYAMPAIAN HASIL TES HIV…

 Berikan arahan tindak lanjut/informasi medis


seperlunya.

 Mungkin penting bagi anda untuk mengingatkan pasien


mengenai paparan-paparan terakhir pasien dengan faktor
risiko, dan perlunya dilakukan tes ulang jika hasil tes mereka
negatif.

 Pasien dengan hasil tes positif perlu diberi konseling


mengenai perlunya tindak lanjut medis, adanya berbagai
layanan pendukung tambahan, dan perlunya memberi tahu
pasangan sehingga pasangan juga perlu dites

8/13/2018 34
LANGKAH PENYAMPAIAN HASIL TES HIV…

 Catatan: laporan terakhir mengenai penyakit IMS terbaru dan paparan


HIV terakhir mengisyaratkan bahwa pasien ini mungkin sangat menular
karena terjadinya viremia kadar tinggi setelah terjadinya pajanan. Temuan
ini, mengisyaratkan perlunya penekanan khusus pada deteksi infeksi HIV
akut dan edukasi mengenai perlunya melakukan tes ulang.

 Tawarkan rujukan dan pilihan tindak lanjut: Perkenalkan Lembaga


Swadaya Masyarakat yang dapat membantu memecahkan permasalahan
pasien, khususnya bagi ODHA, yang merupakan dukungan yang sangat
mendasar bagi layanan kesehatan yang melakukan konseling dan tes HIV.
Ingatkan kembali pasien akan jenis layanan lain yang terkait di sarana anda
sendiri, atau kenalkan RS untuk rujukan lebih tinggi.

8/13/2018 35
PASIEN DENGAN HASIL TES NEGATIF

– Berikan kesempatan pada pasien untuk merasa lega atau bereaksi


positif yang lain.

– Berikan konseling tentang pentingnya tetap negatif dengan cara


menggunakan kondom secara benar dan konsisten, atau perilaku
seksual yang lebih aman lainnya.

– Buat rencana pengurangan perilaku berisiko bersama pasien

8/13/2018 36
 ‘Hasil tesnya negatif, artinya bahwa dalam darah anda belum
dikenali alat laboratorium adanya virus HIV..”

 Artinya ada peluang bahwa virus HIV sudah masuk tubuh karena
ada paparan infeksi terbaru, namun belum menghasilkan
antibodi sehingga belum terdeteksi oleh pemeriksaan
laboratorium. Jadi saya sarankan agar anda menjalani tes lagi di
(sebutkan nama pusat KTS-nya) dalam jangka waktu enam
minggu ini. Mereka juga dapat memberi anda informasi lebih
banyak mengenai cara yang dapat anda lakukan untuk tetap
tidak terinfeksi, jika memang virus HIV belum masuk dalan
tubuh anda”

 Sementara itu, infeksi HIV memang lazim di dalam masyarakat


kita. Anda perlu mengambil berbagai langkah untuk memastikan
bahwa anda tidak akan terinfeksi di masa yang akan datang.

8/13/2018 37
 Mungkin anda sudah faham bahwa penularan dapat terjadi dari hubungan
seksual dengan orang yang sudah terinfeksi. Karena itu anda perlu
meminta pasangan anda untuk dites.

 Jika pasangan anda juga tidak terinfeksi HIV, anda berdua harus saling
setia dan tidak berhubungan seksual dengan orang lain agar anda berdua
terlindung dari kemungkinan tertular HIV.

 Jika pasangan anda mengidap HIV, atau anda tidak mengetahui statusnya,
atau jika anda berhubungan seks dengan lebih dari satu orang, anda dapat
melindungi diri anda dari risiko tertular HIV dengan cara:

 Tidak melakukan hubungan seks sampai pasangan anda dites dan anda
telah memastikan bahwa pasangan anda mengidap HIV atau tidak

 Atau dengan menggunakan kondom secara benar setiap kali anda


berhubungan seks.

 Kami menyediakan kondom di klinik dan anda kami persilakan untuk


membawanya. …….. (Sebutkan nama lembaga pusat KTS atau lembaga
8/13/2018 38
lainnya) juga menyediakan kondom.
PASIEN DENGAN HASIL TES POSITIF

 Memberikan informasi hasil tes HIV kepada pasien


secara sederhana dan jelas, dan beri kesempatan
kepada pasien sejenak untuk mencerna informasi
tersebut.

 Yakinkan bahwa pasien mengerti akan arti hasil tes


HIV

 Beri kesempatan pasien untuk bertanya

 Bantu pasien untuk mengatasi emosi yang timbul


karena hasil tes positif

8/13/2018 39
 Berikan konseling pasca-tes dan dukungan

 Tawarkan perawatan berkelanjutan dan rencanakan


kunjungan tindak lanjut

 Berikan nasehat pentinganya melakukan perilaku seks


yang lebih aman agar tidak menularkan kepada orang
lain dan terhindar dari IMS lain, dan terhindar dari
infeksi virus HIV jenis lain. Buat rencana
pengurangan perilaku berisiko bersama pasien

8/13/2018 40
 Berikan saran kepada pria dewasa untuk tidak
melakukan hubungan seksual dengan remaja di luar
nikah, untuk menghindari penularan kepada generasi
muda

 Bila perlu, rujuklah pasien untuk mendapatkan


layanan pencegahan dan perawatan lebih lanjut,
seperti kepada dukungan sebaya dan layanan khusus
untuk kelompok rentan.

8/13/2018 41
LANGKAH EFEKTIF DALAM MERUJUK

 Lakukan rujukan ke sumber yang sudah dikenal dan


terpercaya: rujukan yang paling efektif adalah rujukan
kepada penyelenggara layanan yang telah bekerja sama
baik dengan anda atau lembaga anda;

 Tawarkan rujukan sebagai salah satu pilihan: dalam


pendekatan yang berpusat kepada pasien, pasien ditawari
rujukan sebagai salah satu sumber yang mungkin dapat
dimanfaatkannya;

 Nilai reaksi pasien atas rujukan: perlu diperhatikan


bahwa kadang-kadang pasien punya pengalaman buruk
dengan salah satu lembaga tempat mereka akan dirujuk,
seperti stigma atau diskriminasi

8/13/2018 42
LANGKAH EFEKTIF DALAM MERUJUK...

 Minta pasien dan persiapkan pasien untuk menyetujui


pelayanan lembaga yang anda beri rujukan: berikan
informasi khusus tentang yang perlu dibawa, kendaraan yang
harus dinaiki untuk ke sana, dan dukungan yang dapat
diperoleh dari lembaga tersebut;
 Nilai jenis bantuan yang diperlukan pasien agar
rujukannya efektif: Kadang, pasien yang sudah berdaya
hanya perlu sedikit arahan dan sudah mampu untuk
mengikutinya, tapi ada pasien lain yang perlu dibantu
membuat janji pertemuan atau disusunkan rencana bantuan
yang diperlukannya.
 Lakukan tindak lanjut dengan pasien dan sumber
rujukan seperlunya: tentukan mekanisme untuk
mengetahui bahwa pasien memang mengikuti arahannya dan
sejauh mana keberhasilan rujukannya baik dari pasien atau
institusi rujukan

8/13/2018 43
8/13/2018 44

Anda mungkin juga menyukai