Anda di halaman 1dari 40

• Penyakit Jantung Bawaan adalah kelainan struktural jantung

atau pembuluh darah besar intratorakal yang terjadi pada saat


pembentukan sistem kardiovaskular masa fetus dan dapat
menyebabkan gangguan fungsional.
• Secara garis besar PJB dibagi 2 kelompok, yaitu
PJB sianotik dan PJB asianotik.
• Penyakit jantung bawaan sianotik : Tetralogi Fallot (TOF),
Transposisi Arteri Besar (TAB), dan atresia trikuspid

• PJB asianotik : PJB dengan kebocoran sekat jantung yang


disertai pirau kiri ke kanan di antaranya adalah Defek Septum
Ventrikel (DSV), Defek Septum Atrium (DSA), atau tetap
terbukanya pembuluh darah seperti pada Duktus Arteriosus
Persisten (DAP).
• Salah satu pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis PJB ialah melalui
pemeriksaan radiologi.
Atrial Septal Defect (ASD)
• Atrial Septal Defect (ASD) merupakan penyakit jantung bawaan dimana
adanya lubang yang menghubungkan atrium kiri dan kanan yang bisa
menetap sampai dewasa
Radiologi
• Rontgen dada biasanya menunjukkan temuan non spesifik, seperti
pembesaran atrium kanan, ventrikel kanan, pembuluh darah paru, atrium
kiri, dan segmen proksimal SVC

• ASD dapat memberikan gambaran foto thorax normal dalam tahap awal
ketika ASD kecil

• Dapat juga memberikan gambaran tanda-tanda peningkatan aliran paru


(peningkatan aliran paru atau vaskularisasi shunt), pembuluh darah paru
membesar, vaskularisasi upper zone prominen, tanda-tanda akhir dari
hipertensi arteri paru, pembesaran ruang jantung : atrium kanan, ventrikel
kanan dengan catatan atrium kiri normal dalam ukuran dan arkus aorta
kecil normal.
• Gambaran Thoraks PA
pada ASD: sedikit
peningkatan pada arteri
pulmonalis marking
dengan ukuran jantung
yang normal. Segmen
arteri pulmonal utama
adalah convex
• Temuan pada CT
scan, khususnya
ultrafast CT scan
memberi hasil
yang spesifik
• Hasil MRI kardiovaskular pada
perikarditis konstriktif dan
defek septum atrium.
• A dan B: Four-chamber and
short-axis T1-weighted (darah
kotor) pengambilan saat
inspirasi, perikarditis konstriktif
setelah operasi bypass koroner,
menunjukkan perikardium
menebal (7 mm), pembesaran
dari kedua atrium dan ventrikel
kanan tubular (RV). Asterisk
menunjukkan sternum kawat
artefak.
• C dan D: Four-chamber dari
cine-MRI (darah bersih) dan 4-
chamber pemetaan kecepatan
gambar (panah putih), masing-
masing, dari besar defek
septum atrium (2 × 2,5 cm)
(panah hitam) dengan shunt kiri
ke kanan terlihat pada gambar
kecepatan (panah putih) dan
diperbesar ruang sisi kanan
dengan rasio dihitung
Ventricular Septal Defect (VSD)
• VSD menggambarkan terjadi defek dan resistensi vaskuler relatif dalam
sirkulasi sistemik dan pulmonal
• Kelebihan cairan karena VSD restriktif yang besar dapat menyebabkan
gagal jantung kongestif pada usia enam bulan pertama.
Radiologi
• Foto thorax PA pada
pasien VSD
• CT scan VSD
dengan defek
perimembranous
besar yang
biasanya
menopang
kontinuitas fibrosa
antara katup
trikuspid, mitral,
dan katup aorta
(central fibrous
body)
• CT scan VSD defek
perimembranous
dengan ekstensi inlet
• CT scan VSD defek
restriktif
(foramen
bulboventrikular)
pada ventrikel
dengan inlet
ganda
• MRI dengan
tampilan 4 ruang
jantung pada VSD
mid-muscular
Patent Ductus Arteriosus (PDA)
• Ductus arteriosus adalah struktur anatomik normal yang menghubungkan
sirkulasi sistematis dan pulmonal. Hubungan tersebut normalnya menutup
segera setelah lahir.

• Apabila duktus tetap terbuka, maka terjadi keseimbangan antara aorta


dan arteri pulmonalis, apabila resistensi vaskular paru terus menurun
maka pirau dari aorta ke arah arteri pulmonalis makin meningkat.
Radiologi
• Bila PDA kecil sekali,
gambaran jantung dan
pembuluh darah paru
normal. Foto Thorak pada
pasien dengan PDA kecil
Bila PDA cukup besar, maka gambaran radiologinya:
• Aorta descedens dan arkus tampak normal atau membesar sedikit dan
nampak menonjol pada proyeksi PA
• A. pulmonalis tampak menonjol lebar di samping aorta
• Pembuluh darah paru dan hilus nampak melebar, karena volume darah yang
bertambah
• Pembesaran atrium kiri
• Pembesaran ventrikel kanan dan kiri. Pada orang dewasa, gambaran
radiologi ini tampak jelas, tetapi pada anakanak tidak khas dan sulit dinilai,
karena biasanya jantung anak-anak masilh berbentuk bulat. Pelebaran
pembuluh darah paru untuk sebagian radiografi PA tidak nampak karena
tertutup oleh jantung, terutama di bagian sentral
• Gambaran radiologi
pada pasien dengan
PDA cukup besar.
Tampak adanya
penonjolan aorta,
pembesaran atrium
kiri, hipertrofi
ventrikel kiri
Bila keadaan telah lanjut dan timbul tanda hipertensi pulmonal, gambaran
radiologinya:
• Pembuluh darah paru bagian sentral melebar.
• Hilus melebar. Pembuluh darah paru perifer berkurang.
• Ventrikel kanan semakin besar karena adanya hipertrofi dan dilatasi.
• Arteri pulmonalis menonjol.
• Aorta descendens lebar dengan arkus yang menonjol.
• Atrium kiri nampak normal kembali. Pembesaran dari arkus aorta di
samping pembesaran a. pulmonalis adalah khas dan dapat dipakai untuk
membedakan PDA dari ASD atau VSD.
• Gambaran PDA dengan
hipertensi pulmonal. Tampak
gambaran khas hipertensi
pulmonal, yaitu pulmonary
tree (Hilus melebar, pembuluh
darah paru perifer berkurang)
• Kardiomegali dengan dilatasi
Arteri Pulmonal. Terlihat
pleothora pulmonal
bilateral/dilatasi pembuluh
darah paru/pulmonary tree
• Terlihat gambaran PDA
closure device, terletak pada
tempat yang tepat,
kardiomegaly, penebalan
kontur arteri pulmonal dan
pleothora bilateral
CT
• PDA yang besar pada
perempuan usia 24
tahun dengan
Eisenmenger
syndrome
• Aneurisma arteriosus pada PDA
MRI
• Axial electrocardiograph-
gated, spin-echo magnetic.
Gambaran di atas
menunjukkan PDA yang
besar (panah) di antara
aorta dan arteri pulmonal.
AAo = ascending aorta;
DAo = descending aorta
• Coronal breath-hold magnetic
resonance angiogram.
Gambaran di atas
menunjukkan posisi PDA
(panah putih) mengisi
aortopulmonary window. Ao =
aorta; LA = left atrium; RPA =
right pulmonary artery
Tetralogy of Fallot (TOF)
• Tetralogi Fallot adalah lesi jantung sianotik paling sering terjadi

• TOF ditandai dengan adanya VSD subaorta besar, overriding aorta


sehingga dikaitkan dengan ventrikel kanan dan kiri, obstruksi alur keluar
ventrikel kanan, biasanya infundibular dengan pulmonal stenosis, dan
hipertrofi ventrikel kanan,
• Foto thorax PA pada
pasien TOF
• Foto thorax PA
pada pasien
• CT scan dari
axial view
pada pasien
TOF
• CT scan sagital
oblique view pada
pasien TOF
• CT scan
sagital
oblique
view pada
pasien TOF
MRI
• MRI angiografi dengan
kontras pada pasien TOF.
Arteri pulmonalis tidak
terlalu terlihat pada atresia
pulmoner.
• Panah hitam menunjukkan
arteri kolateral
aortopulmoner utama dan
arteri kolateral tambahan
dari arteri phrenica dextra
ditunjukkan dengan panah
putih serta dari arteri
intercostalis ditunjukkan
dengan panah lengkung
• MRI angiografi dengan kontras
menunjukkan dilatasi arteri
intercostalis sisi kanan yang mensuplai
aliran darah kolateral menuju paru
kanan pada atresia pulmoner
• MRI angiografi dengan kontras
menunjukkan VSD (tanda panah)
dengan overriding aorta pada TOF
• Tampilan 4 ruang jantung dengan MRI. Tampak VSD dengan overriding
aorta. Aliran VSD dari kanan ke kiri menunjukkan reaksi Eisenmenger.
Tanda panah putih menunjukkan VSD dan panah transparan menunjukkan
aliran VSD
Daftar Pustaka
• Bender JR, Russel KS, Rosenfeld EL, and Chaudry S (2011). Oxford American Handbook of Cardiology. 1st ed. New York: Oxford University Press.
• Bherman, Kliegman, Arvin (2012). Nelson Ilmu Kesehatan Anak edisi ke 15 vol 2. Jakarta: ECG.
• Cheung YF (2006). Fundamentals of Congenital Heart Disease. 1st ed. Singapore: Elsevier Pte Ltd.
• Child JS (2008). Congenital Heart Disease in The Adult. In: Harrison’s Cardiovascular Medicine. 17th ed. New York: The McGraw-Hill.
• Crawford MH, Srivathson K McGothlin DP (2006). Current Consult: Cardiology. New York: The McGraw-Hill.
• Crawford MH (2009). Current Diagnosis & Treatment: Cardiology 3rd edition. New York: The McGraw-Hill.
• Fulton DR (2008). Congenital Heart Disease in Children and Adolescents. In: Hurst’s The Heart. New York: The McGraw-Hill.
• Guyton AC dan Hall JE (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi ke 11. Jakarta: EGC.
• Hoffman JIE (2005). Congenital Heart Disease. In: Essential Cardiology Principles and Practice. 2nd ed. New Jersey: Humana Press Inc.
• Hoffman JIE (2007). Penyakit Jantung Kongenital. In Rudolph AM, Hoffman, JIE & Rudolph CD. Buku Ajar Pediatri Rudolph. 20th ed. Jakarta: EGC.
• Hodler J, Von Schulthess GK, Zollikofer CL (2007). Diseases of the Heart, Chest & Breast: Diagnostic Imaging and Interventional Techniques. Milan:
Springer.
• Libby P (2008). Braunwald’s Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. Philadelphia: Saunders Elsevier.
• Merenstein GB, Kaplan DW, Rosenberg AA (2010) Buku pegangan pediatri edisi ke 7. Jakarta.
• Puderbach M, Eichhorn J, Fink C, Kauczor HU (2004). Untreated Tetralogy of Fallot With Pulmonary Atresia in a 55-Year-Old Woman: Findings From
Magnetic Resonance Imaging. Circulation. 2004;110;e461-e462.
• Sherwood L (2009). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi ke 6. Jakarta: EGC.
• Wiknjosastro, H. Ilmu Kandungan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
• Brant, William E.; Helms, Clyde A., eds. (2012). "Coarctation of the aorta". Fundamentals of Diagnostic Radiology. Lippincott Williams & Wilkins.
p. 1172. ISBN 978-1-60831-911-4.
• Ntsinjana, Hopewell N; Hughes, Marina L; Taylor, Andrew M (2011). "The Role of Cardiovascular Magnetic Resonance in Pediatric Congenital Heart
Disease". Journal of Cardiovascular Magnetic Resonance 13: 51. doi:10.1186/1532-429X-13-51. PMC 3210092.PMID 21936913.
• Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai