Beton Geopolimer adalah jenis beton yang 100 % tidak menggunakan semen.
Fly ash dari hasil pembakaran batu bara digunakan sebagai sumber material
untuk membuat binder yang dibutuhkan dalam campuran beton.
Beton Geopolimer ini terbentuk dari reaksi kimia dan bukan dari reaksi hidrasi
seperti pada beton biasa
Proses polimerisasi yang terjadi di dalam beton geopolimer meliputi reaksi
kimia yang terjadi antara alkalin dengan mineral Si – Al sehingga menghasilkan
rantai polimeric tiga – dimensi dan ikatan struktur Si – O – Al – O yang
konsisten
Pendahuluan
Perlu digunakan material yang mengandung banyak oksida silica dan alumina
yang diaktifkan dengan suatu larutan aktifator. Untuk menggantikan semen
sebagai perekat agregat kasar maupun halus maka digunakan fly ash.
Jenis aktivatornya harus sesuai dengan senyawa yang terkandung dalam fly
ash dan juga komposisinya harus tepat sehingga bisa terjadi reaksi kimia.
Aktivator yang umumnya digunakan adalah Sodium Hidroksida 8M sampai 14M
dan Sodium Silikat (Na2SiO3) dengan perbandingan antara 0.4 sampai 2.5
Pendahuluan
Pendahuluan
Dari hasil penelitian selama lebih dari 30 tahun, dapat diketahui bahwa beton geopolimer ini
memiliki beberapa keunggulan yaitu sebagai berikut (Li, Ding and Zhan) :
Penghematan energi dan melindungi lingkungan : beton geopolimer tidak memerlukan
konsumsi energi yang besar seperti pada beton konvensional biasa. Beton geopolimer ini
juga tidak memancarkan CO 2 ke udara sehingga dapat mengurangi efek pemanasan global.
Memiliki volume yang stabil karena penyusutan yang terjadi 4/5 kali lebih rendah jika
dibandingkan beton konvensional.
Kekuatannya dicapai dalam waktu yang singkat karena kekuatan tekan beton ini mampu
mencapai 70 % dalam waktu 4 jam pertama.
Memiliki ketahanan yang tinggi karena beton ini tahan terhadap serangan lingkungan agresif
tanpa mengurangi fungsi yang dimilikinya.
Semen geopolimer tahan terhadap api karena mampu bertahan dalam suhu 1000 0C sampai
12000C tanpa mengurangi fungsi yang dimilikinya.
Pendahuluan
2. Semakin tinggi molaritas yang digunakan, maka semakin tinggi pula kuat
tekan dan kuat tarik belah yang dihasilkan. Beton geopolimer yang
menggunakan molaritas 10M menghasilkan kuat tekan dan kuat tarik belah
yang lebih besar jika dibandingkan dengan beton geopolimer yang
menggunakan molaritas 8M.
• ASTM C 39 – 94 • Hardjito, D. and Rangan, B.V, Development and Properties Of Low-Calcium Fly
Ash- Based Geopolymer Concrete, Perth,
• ASTM C 191 – 92
• Australia, 2005.
• ASTM C 618 – 78
• Li, Z. , Ding,Z. , and Zhang, Y., Development Of Sustainable Cementitious
• ASTM C 143 – 78 Materials, Hongkong,
• ASTM C 403 – 99 • Hardjito, D., Wallah S.E., and Rangan, B.V., Factor Influencing The
Compressive Strength of Fly Ash Based Geopolymer
• ASTM C 618 – 84
• Concrete, 2004
• ASTM C 823 – 75
• Isabella, C. Grant, C, Van Deventer, S.J., The Effect of Aggregate Particle Size
on Formation of Geopolymeric Gel, 2005.