Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KASUS HOME VISITE

PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA


PADA PASIEN HIPERTENSI GRADE I
DI PUSKESMAS KENTEN PALEMBANG

Penyaji : Reci Mardatillah, S. Ked


Penguji : dr. H. Tamzil Burmawi, MPH
BAB I PENDAHULUAN

Hipertensi atau tekanan


darah tinggi masih menjadi
masalah pada hampir
semua golongan
masyarakat baik di
Indonesia maupun diseluruh Di Indonesia, prevalensi
dunia. masyarakat yang terkena
hipertensi berkisar antara
6-15% dari total
penduduk.
Hipertensi merupakan suatu penyakit sistemik yang
dapat mempengaruhi kinerja berbagai organ.
Hipertensi juga menjadi suatu faktor resiko penting
terhadap terjadinya penyakit seperti penyakit
jantung koroner, gagal jantung dan stroke.

Sampai saat ini hipertensi tetap menjadi masalah karena


beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalensi
hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun
yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum
mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan
komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan
mortilitas
Tujuan Penulisan
 Umum
Untuk memahami penanganan penyakit hipertensi
dengan pendekatan pelayanan dokter keluarga.

 Khusus
 Untuk memahami gaya hidup sehat dalam pengaturan
penyakit hipertensi.
 Untuk memahami tanda-tanda hipertensi yang sudah
berkomplikasi.
 Untuk memahami cara pencegahan penyakit hipertensi.
Manfaat Penulisan
 Manfaat untuk Puskesmas
 Sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat dan dapat
mengoptimalisasi peran puskesmas.

 Manfaat untuk Mahasiswa


Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman
dalam upaya pelayanan kesehatan terhadap suatu
penyakit dengan menerapkan prinsip-prinsip
kedokteran keluarga.
Gejala Klinis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik


140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih (JNC VII, 2003)
KLASIFIKASI HIPERTENSI
Komplikasi
 1. Jantung
 2. Otak
 3. Ginjal
Pencegahan
 Mengurangi konsumsi garam.
 Menghindari kegemukan (obesitas).
 Membatasi konsumsi lemak.
 Olahraga teratur.
 Makan banyak buah dan sayuran segar.
 Tidak merokok dan minum alkohol.
 Latihan relaksasi atau meditasi.
 Berusaha membina hidup yang positif.
PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA
 Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan
kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit,
di mana tanggung jawab dokter terhadap
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan
umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak boleh
oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja
Prinsip- Prinsip Pelayanan Kedokteran
Keluarga
 Pelayanan yang holistik dan komprehensif
 Pelayanan yang kontinu.
 Pelayanan yang mengutamakan pencegahan.
 Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif.
 Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian
integral dari keluarganya.
 Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya.
 Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum.
 Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat
dipertanggungjawabkan.
 Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
BAB III LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Ny. Arneli
 Umur : 51 tahun
 No. MR : BPJS
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tempat/Tanggal lahir : Jakarta/ 24 November 1964
 Status Perkawinan : Kawin
 Pendidikan Terakhir : S1
 Alamat : Jalan Pangeran Ayin Taman Sari 1 Blok I no 13 rt
022 rw 01 kec. Talang kelapa kab. Banyuasin
 Pekerjaan : Guru SD
 Agama : Islam
 Tanggal Pemeriksaan : 13 dan 14 Februari 2016
 Tempat Pemeriksaan : Rumah penderita
Autoanamnesis dengan penderita pada Minggu, 13 Maret 2016
pukul 15.00 WIB.

 Keluhan Utama
Kepala terasa berat dan pusing sejak ± 3 hari
sebelum datang berobat ke Puskesmas.

 Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak ± 3 hari sebelum datang berobat ke Puskesmas,
os mengaku nyeri di kepala. Kepala terasa berat
namun tidak berputar-putar. Os juga merasakan
tengkuk terasa pegal. Sakit kepala tidak dipengaruhi
oleh perubahan posisi. Nyeri di kepala ini dirasakan
terutama pada kepala bagian belakang.
 Rasa nyeri kepala tidak diikuti dengan keluhan
mata berkunang-kunang, mata kabur, maupun
telinga berdengung, demam disangkal. Tidak ada
keluhan mual, muntah, perubahan nafsu makan,
atau gangguan BAB dan BAK
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat penyakit jantung disangkal.
 Riwayat penyakit paru disangkal.
 Riwayat kencing manis disangkal
 Riwayat asam urat disangkal
 Riwayat penyakit ginjal disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
 disangkal.

 Riwayat pengobatan
 Penderita mengaku tidak mengkonsumsi
pengobatan apapun berkenaan hipertensi yang
dialaminya ± 3 tahun yang lalu.
 Riwayat Pribadi Dan Sosial
 Perkawinan
Penderita telah menikah dengan Tn. Ruslan selama 29
tahun. Berpisah sejak 8 tahun yang lalu. Penderita
dikaruniai 4 orang anak dari pernikahannya.

 Perilaku
Kegiatan penderita sehari-hari adalah sebagai guru
SD. Penderita berjalan kaki ke SD karena jaraknya
tidak terlalu jauh dari rumah.
 Pekerjaan
Pasien saat ini bekerja sebagai guru SD.

 Psikososial
Pasien termasuk seorang yang aktif, tidak pernah
mengalami kesulitan dalam bergaul di tempat
tinggalnya. Terjalin hubungan yang baik dengan
seluruh anggota keluarga maupun dengan
tetangganya.
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 Tanda vital : TD140/90 mmHg
 Nadi : 86 x/menit
 Napas : 21 x/menit
 Temp : 36,7 0C
 Status gizi :
 BB : 62 kg
 TB : 158 cm
 BMI = BB (kg) : (TB dalam m)2= 19.62 ( BB
normal )

 Kulit:warna cokelat, ikterus (-), sianosis (-), turgor baik


 Kepala : normosefali, simetris, rambut hitam
 Mata :conj. palpebra pucat (+/+)
 Hidung :deformitas hidung (-), napas cuping
hidung (-)
 Telinga :deformitas telinga (-/-), pendengaran
baik (+/+)
 Mulut :Tonsil T1/T1, atrofi papil (-), caries (+)
 Leher :VP (5-2) cmH2O, pembesaran tiroid (-),
pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
 Thoraks : Inspeksi : simetris, retraksi intercostal (+),
spider nevi (-)
 Palpasi : stem fremitus kiri melemah, teraba massa
(-)
 Perkusi : redup pada apeks pulmo kiri, batas paru
hepar ICS VI, batas jantung kanan atas ICS II linea
parasternalis dx, batas jantung kanan bawah ICS V
linea parasternalis dx, batas jantung kiri atas ICS II
linea parasternalis sin, batas jantung kiri bawah ICS
V linea midklavikula sin.
 Auskultasi : bunyi nafas pokok : Vesikuler (+/+)
menurun
 Bunyi nafas tambahan : Rh (+/+), wh (-/-), gallop(-
/-), murmur (-/-), HR 76x/menit
 Abdomen : datar lemas, nyeri epigastrium (-), BU
(+) normal, Pembesaran hepar dan lien (-)
 Ekstremitas: akral hangat, edema (-), sianosis (-)
 Diagnosis

Hipertensi Grade I
 Preventif
 Perubahan pola makan yaitu dengan mengkonsumsi
makanan kaya buah, sayur, rendah lemak hewani dan
mengurangi asam lemak jenuh, penggunaan minyak
jelantah, diet rendah garam atau Natrium.
 Meningkatkan aktifitas fisik misalnya dengan seperti
jalan santai, bersepeda, atau senam lansia, serta
melakukan beberapa aktivitas fisik yang ringan dan
lain- lain, minimal 30 menit sehari.
 Positive thinking untuk mengurangi kecemasan, hindari
stress.
 Memanfaatkan waktu luang untuk istirahat cukup.
 Tidak mengkonsumsi minuman alkohol dan sejenisnya.
Tidak merokok. Kurangi minum kopi.
 Promotif
 Memberikan informasi mengenai faktor resiko
hipertensi, sehingga pasien diharapkan dapat
memutuskan upaya pencegahan secara mandiri apa
yang akan dilakukan.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit hipertensi
tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikontrol
sehingga pasien menyadari perlunya keteraturan
dalam berobat.
 Melakukan penyuluhan kepada keluarga di lingkungan
sekitarnya mengenai pola hidup yang sehat agar
terhindar dari hipertensi dan bagaimana cara
mengontrol hipertensi.
 Kuratif
 Jika ternyata pasien menderita hipertensi maka
dapat diberikan agen anti hipertensi seperti
diuretik, Beta Blocker, anti adrenergik, atau
vasodilator kerja langsung.
 Pada pasien ini untuk menangani hipertensinya
diberika, Calcium Channel Blocker, Angiotensin
Converting Enzyme Inhibitor, Angiotensin II reseptor
inhibitorn captopril 12,5 mg 1x1 hari.
 Diet dengan asupan cukup kalium dan kalsium dengan
mengkonsumsi makanan kaya buah, sayur, rendah lemak
hewani dan mengurangi asam lemak jenuh diharapkan
menurunkan TDS 8-14 mmHg
 Mengurangi konsumsi natrium tidak lebih dari 100 mmoU
hari (6 gram NaCI), diharapkan menurunkan TDS 2-8 mmHg
 Pengendalian stressor-stressor psikososial
 Meningkatkan aktifitas fisik misalnya dengan berjalan
minimal 30 menit/hari diharapkan menurunkan TDS 4-9
mmHg
 Menghindari penggunaan minyak goreng lebih dari satu
kali
 Rehabilitatif

Istirahat yang cukup dan anjuran untuk control rutin


sebagai monitoring untuk mencegah keadaan yang
lebih buruk. Adanya kesadaran pasien untuk minum
obat rutin dan lebih baik lagi jika terdapat
pendamping minum obat.
 Prognosis

 Ad vitam : dubia ad bonam


 Ad fungsionam: dubia
 Ad sanationam: dubia
Pemantauan dan Evaluasi
 Pada tanggal 2 Maret 2016 pasien datang ke
Puskesmas Kenten untuk memeriksakan
kesehatannya. Pasien menjelaskan sejak ± 3 hari
sebelum datang berobat ke Puskesmas, pasien
mengaku nyeri di kepala. Saat itu pasien diberi
obat penurun tekanan darah (captopril 12,5mg
1x1 hari).
 Pada tanggal 13 Maret 2016 dilakukan home visite
pertama ke rumah pasien di Jalan Pangeran Ayin
Taman Sari 1 Blok I no 13 rt 022 rw 01 kec. Talang
kelapa kab. Banyuasin pada pukul 15.00. Pada
saat home visite pertama dilakukan pendataan
Identitas dari pasien beserta pengisian well check
up anggota keluarganya (well check up dapat
dilihat pada lampiran).
 Karakteristik Demografi Keluarga

 Nama Kepala Keluarga:Tn. Ruslan


 Alamat lengkap : Jalan Pangeran Ayin Taman
Sari 1 Blok I no 13 rt 022 rw 01 kec. Talang kelapa
kab. Banyuasin
 Bentuk Keluarga : Nuclear Family
 Identifikasi Lingkungan Rumah
1. Denah rumah
10 m

WC
R. Dapur

gudang

15 m

R. Keluarga

Kamar 2

R. Tamu Kamar 1
Rencana Pembinaan Keluarga
Edukasi terhadap pasien :

 Menjelaskan kepada pasien secara ringkas dan mudah


dimengerti mengenai penyakit hipertensi. Penyakit ini tidak
dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol dengan obat-
obatan.
 Menjelaskan kepada pasien mengenai berbagai faktor resiko
yang dapat berhubungan dengan penyakit hipertensi
 Memberikan pengertian kepada pasien bahwa obat
hanya berperan untuk mengontrol tekanan darah
bukan untuk menyembuhkan keluhan darah tinggi
yang dialaminya, dan juga diimbangi dengan
menerapkan pola hidup sehat dengan asupan
makanan rendah garam.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pentingnya
olahraga demi kesehatan tubuh, karena dengan
olahraga dapat membuang sebagian kalori di
dalam tubuh sehingga obesitas dapat dihindari.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pentingnya membina hidup yang
positif. Hindari stress dalam menghadapi suatu masalah karena akan
selalu ada jalan keluarnya. Musyawarahkan dengan anggota keluarga
lainnya agar tercapai suatu mufakat.

 Menjelaskan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit


hipertensi bahwa hipertensi dapat menyerang organ vital seperti otak,
jantung, dan ginjal. Untuk itu penderita dapat melakukan pemeriksaan
penunjang yang telah dianjurkan. Namun, semua komplikasi tersebut dapat
dihindari dengan selalu mengontrol tekanan darah.
 Terhadap keluarga:
 Informasi dan edukasi mengenai penyakit hipertensi bahwa
penyakit hipertensi harus selalu dikontrol. Oleh karena itu
perlu peran serta dari pihak keluarga untuk mengingatkan
pasien agar berobat secara teratur. Bila perlu, ada satu
keluarga yang bertugas sebagai PMO (pengawas makan
obat).
 Menjelaskan kepada keluarga bahwa hipertensi bukan
penyakit menular melainkan bersifat genetik Sehingga
setiap anggota keluarga dapat beresiko menderita
hipertensi.
 Menginformasikan berbagai faktor resiko yang dapat
menyebabkan hipertensi.

 Edukasi untuk menerapkan pola hidup sehat dengan asupan


makanan rendah garam. Sodium yang dikonsumsi tidak
boleh lebih dari 100 mmol ( sekitar 2,4 gram/ hari atau 6
gram garam/ hari), mengurangi konsumsi lemak jenuh yang
berasal dari hewan, perbanyak mengkonsumsi buah-buahan
dan sayuran.

 Memberikan pengertian pada keluarga agar menjaga suasana


hubungan sosial dan keluarga dalam suasana yang harmonis dan
mengurangi timbulnya konflik dengan pasien yang memacu
terjadinya stres pada pasien.

 Membina hubungan kasih sayang dan keharmonisan dalam


keluarga.
 Masalah organobiologik
 Tidak ditemukan faktor keturunan yang sama
dengan pasien.
 Masalah psikologik
 Tidak ditemukan masalah psikologik pada
penderita
 Masalah dalam keluarga
 Tidak ditemukan masalah dalam keluarga
pada penderita
Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada home visite ke-2 tanggal
14 Maret 2016. Pada saat kunjungan yang ke dua
yang pertama dinilai kondisi rumah semakin baik.
Kondisi pasien juga sudah mulai membaik. Nyeri
dikepala dan pegal ditengkuk sudah tidak
dirasakan lagi. Dilakukan pengukuran tekanan
darah pada pasien, dan hasilnya 130/80, sudah
mengalami perbaikan sejak kunjungan pertama.
Pasien mengkonsumsi obat secara teratur dan
tanpa harus diingatkan oleh keluarga yang lain.
 Pola hidup bersih dan sehat serta menghindari
faktor resiko hipertensi tidak hanya diterapkan oleh
pasien, namun diikuti juga oleh anggota keluarga
lainnya secara bertahap.
BAB IV ANALISA KASUS
 Diagnosis kerja pada pasien ini adalah Hipertensi
Grade I. Diagnosis ini diperoleh berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik.

 Dari anamnesis didapatkan keluhan pasien yaitu:


rasa berat pada kepala dan tengkuk. Dari
pemeriksaan fisik saat di puskesmas didapatkan
hasil pemeriksaan tekanan darah 140/90 mmHg.
Hasil Kunjungan Rumah
 Kondisi Pasien : Baik
 Pekerjaan : Guru SD
 Lokasi : Kenten, Palembang
 Kondisi Rumah : Uk 15m x 10 m

Sanitasi Dasar
 Sumber Air Bersih : PDAM

 Jamban Keluarga :wc jongkok, bersih, terdapat


didalam rumah
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
 Diagnosis pada pasien ini adalah Hipertensi grade
I. Penyakit ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya usia, dan pola hidup. Untuk
penanganan kasus ini bukan hanya dari terapi
farmakologis tetapi juga edukasi pada pasien
dengan metode pendekatan dokter keluarga
 prinsip pelayanan yang holistik dan kompherensif,
kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif
dan kolaboratif, penanganan personal bagi setiap
pasien sebagai bagian integral keluarga,
mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja,
dan lingkungan tempat tinggal, menjunjung tinggi
etika dan hukum, dapat diaudit dan
dipertanggungjawabkan, serta sadar biaya dan
sadar mutu.
Saran
 Penderita dan keluarga
 Menerapkan edukasi yang telah diajarkan untuk
menuju hidup yang lebih sehat.

 Puskesmas
 Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan
kepada masyarakat melalui edukasi dalam usaha
promotif dan preventif kesehatan masyarakat terutama
penyakit-penyakit tidak menular yang dapat dilakukan
melalui program penyuluhan.

LAMPIRAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai