• Obat yang digunakan untuk tuberkulosis digolongkan atas dua kelompok yaitu
kelompok obat lini pertama dan obat lini kedua.
• Lini Pertama: isoniazid, rifampisin, etambutol, streptomisin dan pirazinamid.
• Lini kedua: Antibiotik golongan fluorokuinolon (siprofloksasin, oflofoksasin,
levofloksasin), sikloserin, etionamid, amikasin, kenamisin, kapreomisin, dan
paraaminosalisilat
OAT Lini Pertama
PADUAN OAT DI INDONESIA
• Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3
• Kategori 2:
2(RHZE)S/1(RHZE)/5(RH)3E3
• OAT Kategori 1 dan kategori 2
disediakan dalam bentuk obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT)
dosis sesuai BB pasien
DOSIS OAT PASIEN DEWASA
RIFAMPISIN (R)
• Indikasi: Obat antituberkulosis yang dikombinasikan dengan
antituberkulosis lain untuk terapi awal maupun ulang
• Kontraindikasi : penderita jaundice dan hipersensitif rifampisin
• Bentuk dan Sediaan
• Kapsul: 150mg dan 300mg
• Tablet: 450mg dan 600mg
• Suspensi: 100mg/5mL
• Obat ini diberikan sehari sekali sebaiknya satu jam sebelum
makan atau dua jam setelah makan.
• Dosis untung orang dewasa: BB < 50kg 450mg/hari, BB > 50kg
60mg/hari.
• Anak-anak: 10-20 mg/KgBB/hari dengan dosis maksimum
600mg/hari
Rifampisin (R)
• Dosis:
• siprofloksasin 750mg 2 x sehari oral
• Ofloksasin 300mg 2 x sehari
• Levofloksasin 500 – 750mg dosis tunggal sehari.
Asam Paraaminosalisilat
FARMAKOKINETIK Efek Samping
• Mudah diserap melalui saluran cerna • Mual dan gangguan saluran cerna (10%)
• Masa paruh obat sekitar 1 jam • Pasien tukak peptik tidak dianjurkan
• 80% dieksresi melalui ginjal, 50% • Reaksi hipersensitivitas : demam atau
diantaranya dalam bentuk terasetilasi sakit sendi
• Pasien dengan insufisiensi ginjal tidak • Kelainan darah : leukopenia,
dianjurkan menggunakan PAS karena agranulositopenia, eosinofilia,limfositosis,
ekskresinya terganggu sindrom mononukleosis atipik dan
• Bentuk Sediaan Tablet 500mg dengan dosis trombositopenia pernah terjadi
oral 8 – 12 g/hari
Dosis:
Mekanisme kerja: • Dewasa : 4-6 g dua kali sehari
• Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan cara • Anak : 75 mg/kg dua kali sehari
merusak sitesis folat.
Sikloserin
Mekanisme kerja: Bentuk dan Sediaan
• Menghambat pertumbuhan mikroba • Dalam bentuk kapsul 250 mg diberikan 2 x sehari
dengan cara menghambat sintesis (reaksi toksik kecil)
dinding sel.
• Hasil terapi paling baik bila dicapai kadar lembah
Farmakokinetik: dalam plasma sebesar 25 – 30 µg/mL
• Per oral diabsorpsi baik, kadar puncak • Sikloserin dosis besar (250-500 mg tiap 6 jam)
3-4 jam, dapat menembus sawar otak, dapat digunakan dengan aman bila diberikan
ekskresi melalui urin bersama piridoksin atau depresan SSP
Kontra indikasi:
• Riwayat hipersensitf, psikosis,
epilepsy, depresi, gangguan renal,
alcoholism Efek Samping
Dosis : Somnolen, Sakit kepala, Tremor, Disatria,
• Dewasa : 250-500 mg dua kali sehari Vertigo, Gangguan tingkah laku, Paresis,
Serangan psikosis akut, Konvulsi
• Anak : 10-20 mg/kg dua kali sehari
Etionamid
FARMAKOKINETIK
• Pemberian per oral etionamid mudah diabsorpsi
• Kadar puncak tercapai dalam 3 jam dan kadar terapi bertahan selama 12 jam.
• Ekskresi berlangsung cepat dan terutama dalam bentuk metabolitnya, hanya 1% dalam
bentuk aktif
• Kontra indikasi: Riwayat hipersensitif, gangguan hepar.
• Bentuk Sediaan Tablet 250mg.
• Dosis awal 2 x sehari 250 mg, kemudian di naikkan setiap lima hari dengan 125 mg sampai
maksimal 1g/hari.
• Diberikan pada waktu makan untuk mengurangi iritasi lambung
Efek Samping
• Anoreksia, mual, dan muntah , Hipotensi postural, depresi mental, mengantuk dan asthenia.
• Efek samping pada sistem saraf: Gangguan pada saraf olfaktorius, Penglihatan kabur, Diplopia, Tremor
• Kemerahan kulit, purpura, stomatitis, ginekomastia, impotensi, menoragi, akne, dan alopena
• Gejala hepatotoksik
Kanamisin dan Amikasin
• Digunakan sebagai OAT lini-kedua yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis yang
telah resisten terhadap streptomisin
• Mekanisme kerja: Bersifat bakterisidal dengan cara menghambat sintesis protein
mikroba.
• Farmakokinetik: Melalui saluran cerna amikasin tidak di absorpsi. Pemberian IM diserap
dengan baik dan cepat. Sukar masuk ke CSF. Waktu paruh 2 jam. Ekskresi melalui ginjal
• Efek samping : Vertigo, Nefrotoksik, Gangguan Saluran Pencernaan Gangguan
pendengaran
• Kontra Indikasi: Riwayat hipersensitif, dianjurkan tidak diberikan pada wanita hamil
trimester pertama
• Dosis:10 to 15 mg/kg 3-5 kali seminggu
Kapreomisin
• Digunakan pada infeksi paru oleh M. Efek Samping
tuberculosis yang resisten terhadap Pada hewan coba dan uji klinik ->
antituberkulosis primer.
nefrotoksisitas dengan tanda
• (kuman yang telah resisten terhadap
streptomicin) merusak saraf otak VIII
• Kombinasi dengan etambutol dan INH Hipokalemia, memburuknya angka-
terbukti efektif untuk terapi angka uji fungsi hati, eosinofilia,
tuberkulosis yang gagal diobati. leukositosis dan leukopenia, serta
trombositopenia
Rifabutin (anmisin)
• Derivat antibiotik rifamisin seperti; rifampisin dan rifapentin.
• Efektif untuk terapi pencegahan tuberkulosis sebagai obat tunggal dnga regimen
terapi 6 bulan, atau bersama pirazinamid dengan regimen 2 bulan.
• Dosis terapi lazim; 300mg/hari