Anda di halaman 1dari 22

Obat Anti Tuberkulosis

Ghea Jovita Sinaga


ETIOLOGI
• Penyebabnya adalah Mycobacterium tuberculosis
• kuman batang, keadaan “dormant” pada tubuh host
• bakteri tahan asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
• Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi kadar oksigen yaitu paru-paru
• Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya.
Gejala Klinis dan Diagnosis
• Penurunan berat badan, menurunnya nafsu makan, demam, keringat
malam
• Batuk lama ( > 2 minggu) , sputum (batuk berdahak), hemoptisis
(batuk berdarah), nyeri dada, ronkhi di puncak paru, sesak nafas dan
wheezing lokal.
• Gambaran radiologis awal lesi bercak seperti awan
• Kriteria BTA positif
• Tes tuberculin +
DIAGNOSA BANDING TB
• Pneumonia
• Tumor paru
• Abses paru
• Bronkiektasis
OAT

• Obat yang digunakan untuk tuberkulosis digolongkan atas dua kelompok yaitu
kelompok obat lini pertama dan obat lini kedua.
• Lini Pertama: isoniazid, rifampisin, etambutol, streptomisin dan pirazinamid.
• Lini kedua: Antibiotik golongan fluorokuinolon (siprofloksasin, oflofoksasin,
levofloksasin), sikloserin, etionamid, amikasin, kenamisin, kapreomisin, dan
paraaminosalisilat
OAT Lini Pertama
PADUAN OAT DI INDONESIA

• Kategori 1 : 2(RHZE)/4(RH)3
• Kategori 2:
2(RHZE)S/1(RHZE)/5(RH)3E3
• OAT Kategori 1 dan kategori 2
disediakan dalam bentuk obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT)
dosis sesuai BB pasien
DOSIS OAT PASIEN DEWASA
RIFAMPISIN (R)
• Indikasi: Obat antituberkulosis yang dikombinasikan dengan
antituberkulosis lain untuk terapi awal maupun ulang
• Kontraindikasi : penderita jaundice dan hipersensitif rifampisin
• Bentuk dan Sediaan
• Kapsul: 150mg dan 300mg
• Tablet: 450mg dan 600mg
• Suspensi: 100mg/5mL
• Obat ini diberikan sehari sekali sebaiknya satu jam sebelum
makan atau dua jam setelah makan.
• Dosis untung orang dewasa: BB < 50kg 450mg/hari, BB > 50kg
60mg/hari.
• Anak-anak: 10-20 mg/KgBB/hari dengan dosis maksimum
600mg/hari
Rifampisin (R)

Mekanisme kerja: Interaksi obat


• Bersifat bakterisidal dengan cara menghambat • Mempercepat metabolisme metadon.
sintesa RNA • Absorpsi dikurangi oleh antasida.
Farmakokinetik: • Mempercepat metabolisme, menurunkan
kadar plasma dari dizopiramid, meksiletin,
• Per oral kadar puncak 2-4 jam. Metabolisme propanon dan kinidin.
dihati dan diekskresi melalui empedu. Waktu • Mempercepat metabolisme kloramfenikol,
paruh 1,5-5 jam. Didistribusi keseluruh tubuh nikumalon, warfarin, estrogen,teofilin,
Efek Samping tiroksin, anti depresan trisiklik, antidiabetik
(mengurangi khasiat klorpropamid,
• demam, menggigil dan nyeri tulang, sakit tolbutamid, sulfonil urea), fenitoin, dapson,
perut, mual, tidak nafsu makan, muntah flokonazol, itrakonazol, ketokonazol,
kadang-kadang diare, gatal-gatal kemerahan, terbinafin, haloperidol, indinafir, diazepam,
Hepatitis, Purpura, anemia hemolitik yang atofakuon, betabloker(propanolol),diltiazem,
akut, syok dan gagal ginjal, sesak napas , nifedipin, verapamil, siklosprosin,
warna merah pada air seni, keringat, air mata, mengurangi khasiat glukosida jantung,
air liur. mengurangi efek kostikosteroid, flufastatin
ISONIAZID (H)
• Isoniazid atau isonikotinil hidrazid yang sering disingkat dengan
INH
• Obat ini bersifat bakterisida, diberikan secara oral dan dapat
menembus lesi TB secara baik.
• Indikasi: Terapi semua bentuk tuberkulosis aktif dan Dapat
digunakan tunggal atau bersama-sama dengan antituberkulosis
lain.
• Kontraindikasi : hipersensitivitas dan terjadinya gangguan hepar
serta reaksi berat lainnya.
• Bentuk dan sediaan
• Tablet : 50, 100, 300, dan 400mg
• Sirup: 10mg/mL
• Isoniazid biasanya diberikan dalam dosis tunggal per orang tiap hari. Dosis
biasa 5-10 mg/KgBB, maksimum 300mg/hari.
• Anak dibawah 4 tahun : 10 mg/KgBB/hari.
Isoniazid (H)

Mekanisme kerja: Interaksi obat


• Bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid. • Pemakaian Isoniazide bersamaan dengan obat-
Kerja paling utama menghambat biosintesis obat tertentu, mengakibatkan meningkatnya
asam mikolat. konsentrasi obat tersebut dan dapat
menimbulkan risiko toksis.
Farmakokinetik: • Antikonvulsan seperti fenitoin dan karbamazepin
• Per oral kadar puncak dicapai dalam 1-2 adalah yang sangat terpengaruh oleh isoniazid.
jam. Di hepar mengalami asetilasi, terdifusi • Isofluran, parasetamol dan Karbamazepin,
kedalam cairan dan jaringan tubuh, ekskresi menyebabkan hepatotoksisitas.
melalui urin • Antasida dan adsorben menurunkan absorpsi.
Efek samping: • Sikloserin meningkatkan toksisitas pada SSP,
• Hepatitis, periperal neuritis, neuritis optik menghambat metabolisme karbamazepin,
dan keluhan ini dapat di cegah dengan etosuksimid, diazepam, menaikkan kadar
pemberian piridoksin. plasma teofilin
PIRAZINAMID (Z)
ETAMBUTOL (E)
STREPTOMISIN (S)
OAT LINI KEDUA
Antibiotik golongan fluorokuinolon (siprofloksasin, oflofoksasin,
levofloksasin), sikloserin, etionamid, amikasin, kenamisin,
kapreomisin, dan paraaminosalisilat
FLUOROKUINOLON
• Diberikan untuk pengobatan tuberkulosis sebagai lini-kedua
(levofloksasin, ofloksasin, siprofloksasin) terutama yang sudah
resisten terhadap obat lini-pertama.

• Dosis:
• siprofloksasin 750mg 2 x sehari oral
• Ofloksasin 300mg 2 x sehari
• Levofloksasin 500 – 750mg dosis tunggal sehari.
Asam Paraaminosalisilat
FARMAKOKINETIK Efek Samping
• Mudah diserap melalui saluran cerna • Mual dan gangguan saluran cerna (10%)
• Masa paruh obat sekitar 1 jam • Pasien tukak peptik tidak dianjurkan
• 80% dieksresi melalui ginjal, 50% • Reaksi hipersensitivitas : demam atau
diantaranya dalam bentuk terasetilasi sakit sendi
• Pasien dengan insufisiensi ginjal tidak • Kelainan darah : leukopenia,
dianjurkan menggunakan PAS karena agranulositopenia, eosinofilia,limfositosis,
ekskresinya terganggu sindrom mononukleosis atipik dan
• Bentuk Sediaan Tablet 500mg dengan dosis trombositopenia pernah terjadi
oral 8 – 12 g/hari
Dosis:
Mekanisme kerja: • Dewasa : 4-6 g dua kali sehari
• Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan cara • Anak : 75 mg/kg dua kali sehari
merusak sitesis folat.
Sikloserin
Mekanisme kerja: Bentuk dan Sediaan
• Menghambat pertumbuhan mikroba • Dalam bentuk kapsul 250 mg diberikan 2 x sehari
dengan cara menghambat sintesis (reaksi toksik kecil)
dinding sel.
• Hasil terapi paling baik bila dicapai kadar lembah
Farmakokinetik: dalam plasma sebesar 25 – 30 µg/mL
• Per oral diabsorpsi baik, kadar puncak • Sikloserin dosis besar (250-500 mg tiap 6 jam)
3-4 jam, dapat menembus sawar otak, dapat digunakan dengan aman bila diberikan
ekskresi melalui urin bersama piridoksin atau depresan SSP
Kontra indikasi:
• Riwayat hipersensitf, psikosis,
epilepsy, depresi, gangguan renal,
alcoholism Efek Samping
Dosis : Somnolen, Sakit kepala, Tremor, Disatria,
• Dewasa : 250-500 mg dua kali sehari Vertigo, Gangguan tingkah laku, Paresis,
Serangan psikosis akut, Konvulsi
• Anak : 10-20 mg/kg dua kali sehari
Etionamid
FARMAKOKINETIK
• Pemberian per oral etionamid mudah diabsorpsi
• Kadar puncak tercapai dalam 3 jam dan kadar terapi bertahan selama 12 jam.
• Ekskresi berlangsung cepat dan terutama dalam bentuk metabolitnya, hanya 1% dalam
bentuk aktif
• Kontra indikasi: Riwayat hipersensitif, gangguan hepar.
• Bentuk Sediaan Tablet 250mg.
• Dosis awal 2 x sehari 250 mg, kemudian di naikkan setiap lima hari dengan 125 mg sampai
maksimal 1g/hari.
• Diberikan pada waktu makan untuk mengurangi iritasi lambung

Efek Samping
• Anoreksia, mual, dan muntah , Hipotensi postural, depresi mental, mengantuk dan asthenia.
• Efek samping pada sistem saraf: Gangguan pada saraf olfaktorius, Penglihatan kabur, Diplopia, Tremor

• Kemerahan kulit, purpura, stomatitis, ginekomastia, impotensi, menoragi, akne, dan alopena

• Gejala hepatotoksik
Kanamisin dan Amikasin
• Digunakan sebagai OAT lini-kedua yang disebabkan oleh bakteri M. tuberculosis yang
telah resisten terhadap streptomisin
• Mekanisme kerja: Bersifat bakterisidal dengan cara menghambat sintesis protein
mikroba.
• Farmakokinetik: Melalui saluran cerna amikasin tidak di absorpsi. Pemberian IM diserap
dengan baik dan cepat. Sukar masuk ke CSF. Waktu paruh 2 jam. Ekskresi melalui ginjal
• Efek samping : Vertigo, Nefrotoksik, Gangguan Saluran Pencernaan Gangguan
pendengaran
• Kontra Indikasi: Riwayat hipersensitif, dianjurkan tidak diberikan pada wanita hamil
trimester pertama
• Dosis:10 to 15 mg/kg 3-5 kali seminggu
Kapreomisin
• Digunakan pada infeksi paru oleh M. Efek Samping
tuberculosis yang resisten terhadap Pada hewan coba dan uji klinik ->
antituberkulosis primer.
nefrotoksisitas dengan tanda
• (kuman yang telah resisten terhadap
streptomicin)  merusak saraf otak VIII
• Kombinasi dengan etambutol dan INH Hipokalemia, memburuknya angka-
terbukti efektif untuk terapi angka uji fungsi hati, eosinofilia,
tuberkulosis yang gagal diobati. leukositosis dan leukopenia, serta
trombositopenia
Rifabutin (anmisin)
• Derivat antibiotik rifamisin seperti; rifampisin dan rifapentin.
• Efektif untuk terapi pencegahan tuberkulosis sebagai obat tunggal dnga regimen
terapi 6 bulan, atau bersama pirazinamid dengan regimen 2 bulan.
• Dosis terapi lazim; 300mg/hari

Anda mungkin juga menyukai