Hasil hutan berupa kayu hasil hutan bukan kayu banyak di
manfaatka dalam kehidupan masyarakat papua. Bebagai bentuk pemanfaatan hutan telah dilakukan sejak dahulu. Salah satu pemanfaatan hasil hutan dalam kehidupan adalah salah satu bentuk pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan sandang dan penghasil warna alami.
Masyarakat papua khususnya suku ormuseray dan
tableseray yang bermukim di kampung yongsu desoyo distrik reveni raya, jayapura papua telah menggunakan tumbuhan sebagai bahan pewarna alami makan maupun pewarna alami kerajinan tangan secara turun temurun jauh sebelum mengenal bahan pewarna sintetik. Penggunaan bahan pewarna sangat di perlukan untuk menhasilkan suatu peroduk yang lebih bervariasi dan menambah nilai artistic peroduk tersebut. Untuk mengungkapkan pengetahuan tradisional tersebut diperlukan penelitian etnobotani di setiap suku bangsa di Indonesia pada umumnya dan papua pada kususnya. Pengungkapan tradisional tersebut sangat penting dan mendesak untuk segera di laksanakan. Diharapkan pengetahuan tradisional (indigenous knowledge) di kampung yongsu desoyo Kabupaten Jayapura sehubungan dengan tanaman maro wepo, maro day, susak, sri kambu, mere, yangko (kunyit), syai. Yang dimiliki dan digunakan oleh masyarakat suku Ormuseray dan tableseray. Dapat dipakai sebagai petunjuk dan menganalisa tanaman tersebut lebih mendalam (mengadopsi pengetahuan tradisional yang selanjutnya dapat digunakan untuk sain dalam mencari peluang lain atau peluang baru pemanfaatan tanaman pewarna di kampung Yongsu Desoyo. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa sajakah tumbuhan yang dapat di manfaatkan sebagai bahan sandang oleh masyarakat yongsu desoyo? 2. Bagaimanakah tumbuhan sebagai pewarna alami di kampung yongsu desoyo ? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan sandang 2. Untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan, yang dapat digunakan sebagai pewarna alami untuk kehidupan .. BAB II PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan dikampung Yongsu Desoyo
Kabupeten Jayapura Provinsi Papua dan berlansung selama satu minggu pada bulan April tahun 2017. Teknik mengambil sampel dan data dalam penelitian ini dengan melakukan survey, observasi, partisipasi, dan wawancara yang dilakukan di kampumg Yongsu Desoyo. Yang berdasarkan administratif geografis termasuk dalam Kabupaten Jayapura. Wawancara dilakukan pada masyarakat suku ormuseray dan suku tableseray Kabupaten Jayapura perindividu.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di
kampung yongsu desoyo kabupaten jayapura terdapat 3 jenis tumbuhan sebagai bahan sandang dan 4 jenis tumbuhan sebagai bahan pewarna alami. A.Tumbuhan Yang Dapat Digunakan Sebagai Bahan Sandang di kampung yongsu desoyo Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh manusia sebagai makhluk berbudaya pada awalnya manusia memanfaatkan pakaian dari kulit kayu dan hewan yang tersedia di alam. Kemudian manusia mengembangkan teknologi pemintalan kapas menjadi benang untuk di tenun sebagai bahan pakaian . Khususnya masyarakat dikampung yongsu kabupaten jayapura memiliki cara tersendiri untuk memanfaatkan tumbuhan sebagain bahan sandang. Ada tiga jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakaian adat dikampung yongsu desoyo yaitu maro day, maro wepo dan yusak. Dari ketiga jenis tumbuhan tersebut dapat digunakan sebagai pakaian adat seperti rok, rumbai- rumbai, gelang tangan dan ikat kepala/hiasan wajah. Pada zaman dahulu kain dari kulit kayu digunakan untuk membungkus jenazah dan orang yang membungkus jenazah menggunakan kulit kayu ini imbalannya adalah tanah biasa disebut maro kani ( imbalan jasa untuk orang yang berbuat baik), untuk menyimpan harta dan menyimpan rokok daun. Pakaian adat tidak boleh di pake oleh sembarang orang karena sudah tradisi, masyarakat di kampung yongsu desoyo menggunakan tiga jenis tumbuhan yaitu maro wepo berwarna merah, maro day berwarna putih dan susak . Namun maro day lebih sering digunakan karena di anggap lebih kuat dan tahan lama bila di jaga dengan baik. Adapun cara membuat pakaian dari kulit kayu dengan cara membuka kulit kayu dari batangnya tumbuk menggunakan batu sampai ujung hingga kulit kayu menjadi lunak (halus) seperti benang lalu jemur hingga kering , menumbuk kulit kayu hingga jadi pakaian harus dekat air sehingga getah- getah yang terdapat pada kulit kayu menghilang. Busana yang terbuat dari kulit kayu untuk menutupi ketelanjangan dan memiliki ukiran yang berbeda tidak boleh sama dengan masyarakat pesisir yang lain dan masyarakat yongsu mewarnai busana dan ukiran dengan tiga warna yaitu hitam, putih dan merah. Burung camar laut (ktauleng) yang jenisnya putih adalah lambang dari masyarakat di kampung yongsu desoyo karena bagi masyrarakat kampung yongsu menyakini bahwa setelah leluhur mereka tiba camar laut (ketauleng) di anggap sebagi burung pengantar, camar laut (ketauleng) melambangkan kampung yongsu tidak bisa digunakan eleh kampung lain bila ada kampung lain menggunakan lambang burung camar laut (ketauleng) yang di miliki oleh masyarakat di kampung yongsu desoyo maka akan di denda 5 ekor babi. Gambar pakaian adat masyarakat di kampung yongsu desoyo di kabupaten jayapura B. Tumbuhan Sebagai Bahan Pewarna
Pewarna alami merupakan warna yang dapat di
hasilkan dari berbagai jenis tumbuhan penghasil pewarna alami yang dapat di peroleh dari bagian-bagian seperti pada daun, batang,buah, biji ,akar dan bunga. Yang telah melalui beberapa peroses yaitu direbus, di bakar, di memarkan ditumbuk dan langsung digunakan.
Masyarakat di kampung yongsu memanfaatkan tumbuhan sebagai
pewarna alami baik sebagi pewarna pakaian, ukiran-ukiran dan pewarna makanan. Ada empat jenis tumbuhan yang di manfaatkan eleh masyrakat yongsu sebagai pewarna alami yaitu sri kambu, mere, yangko dan saria (sambeng) ,masyarakat di kampung yongsu hanya menggunakan tiga warna hitam, putih dan merah. Warna hitam menggunakan arang ,warna putih berasal dari kulit kayu maro day berwarna putih, warna merah menggunakan sambeng dan juga kunyit dan kapur sirih bisa menghasilkan wana merah muda. Akan tetapi masyarakat yongsu sudah jarang menggunakan pewarna alami dikarenakan adanya pewarna sintetik yang lebih mudah dan tidak perlu waktu lama untuk membuatnya . BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat di
simpulkan bahwa masyarakat kampung yongsu desoyo kabupaten jayapura menggunakan 3 (tiga ) jenis tumbuhan sebagai bahan sandang dan 4 (empat) jenis tumbuhan sebagai bahan pewarna alami. Bahan sandang umumnya di buat dari kulit kayu dan pewarna alami di peroleh bagian- bagian tumbuhan seperti pada daun, batang,buah, biji ,akar dan bunga. SEKIAN DAN TERIMAKASIH