Airway Clear
Disability AVPU
Pupil isokor, Ø 3mm/3mm
RC +/+
Environment) T = 36.2°C
Pemeriksaan Fisik
Secondary Survey
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
GCS : E4M6V5
TD : 100/70mmHg
Nadi : 116 x/menit, reguler, isi dan
tegangan cukup.
RR : 22 x/menit, reguler
Suhu : 36,2oC
SpO2 : 98% nasal kanul
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 55 kg
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis
Kepala : Normosefali, ekspresi wajar, rambut, bergelombang,
beruban, tidak mudah dicabut, alopesia (-), deformitas (-).
Mata : Konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-), edema
palpebra (-), pupil bulat, isokor, reflex cahaya (+/+).
Hidung : Deformasi (-), sekret (-), epistaksis (-)
Telinga : Deformasi (-), MAE lapang, sekret (-).
Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (+), sianosis (-), atropi
papil (-), faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, snoring (-), gigi palsu (-),
telihat palatum molle dan durum, terlihat uvula, trismus (-).
Leher :JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Farmakologis
Transfusi WB (1 kantong) hingga Hb > 8,0
IVFD RL gtt XX/m
Inj.metronidazole 3x500 mg,
Asam mefenamat tab 3x500mg, po
Cefadroxil tab 2x1 po
RENCANA PEMERIKSAAN
Teknik Anestesi
Perubahan teknik : tidak ada
Blokade regional
Teknik :-
Lokasi tusukan :-
Analgesi setinggi segmen :-
Anestesi local : Fentanyl
Propofol
Monitoring : EKG lead, SpO2, NIBP
KARTU ANESTESI
Monitoring Anestesi Intraoperatif
KARTU ANESTESI
Keadaan Selama Operasi
Posisi : Supinasi
Ventilasi : kanul nasal
Cairan
Total Asupan Cairan
Kristaloid :500 cc
Koloid :-
Darah : 300 cc WB
Total keluar cairan : 1000 cc
Volume darah
Rangsangan simpatis
C (circulation)
Syok yang terjadi pada pasien merupakan suatu kondisi
yang disebabkan oleh perdarahan akibat sisa plasenta dan
kontraksi uterus (-). Pemasangan 2 jalur intravena ukuran
besar. Tempat yang terbaik untuk jalur intravena bagi orang
dewasa adalah lengan bawah atau pembuluh darah lengan
bawah. Kalau keadaan tidak memungkinkan penggunaan
pembuluh darah perifer, maka digunakan akses pembuluh
sentral (vena-vena femoralis, jugularis, atau subklavia dengan
kateter besar) dengan menggunakan teknik seldinger atau
melakukan vena seksi pada vena safena di kaki.
Pada pasien dengan tinggi 160 cm didapatkan
BMI 55/(1,6 x 1,6) = 21.4 dengan interpretasi
berat badan normal. Maka estimasi volume darah
pasien ini adalah 3.575 ml, dengan perdarahan
tingkat 2 berarti pasien telah kehilangan hampir
1/3 dari estimasi volume darah untuk BB 55 kg.
Larutan elektrolit isotonik digunakan
untuk resusitasi awal
Larutan ringer laktat adalah cairan pilihan pertama. Pada
saat awal, cairan hangat diberikan dengan tetesan cepat
sebagai bolus. Dosis awal adalah 1-2 liter pada dewasa,
diberikan dalam 30-60 menit pertama. Perhitungan kasar
untuk jumlah total volume kristaloid yang secara akut
diperlukan adalah mengganti setiap millimeter darah yang
hilang dengan 3 ml cairan kristaloid, sehingga
memungkinkan resitusi volume plasma yang hilang ke dalam
ruang interstitial dan intraseluler. Ini dikenal sebagai
“hukum 3 untuk 1” (“3 for 1 rule”). Maka dari itu dapat
disimpulkan jumlah kristaloid yang dibutuhkan untuk
mengganti kehilangan pada pasien adalah 2400-2550 ml.
Penilaian dilanjutkan dengan A (airway) dan B (breathing)
Pada pasien tidak didapatkan gangguan pada pernafasan.
Terapi yang diberikan kepada pasien berupa pemberian oksigen
flow 2 L/m.
1. Umum
Tanda dan gejala perfusi yang tidak memadai, yang digunakan untuk
diagnosis syok, dapat juga digunakan untuk menentukan respon
penderita. Pulihnya tekanan darah ke normal, tekanan nadi, dan
denyut nadi merupakan tanda positif yang menandakan perfusi
sedang kembali ke normal. Walaupun begitu, pengamatan tersebut
tidak memberi informasi tentang perfusi organ. Perbaikan pada sistem
saraf pusat dan peredarah darah kulit adalah bukti penting mengenai
peningkatan perfusi, tetapi kuantitas sukar ditentukan.
2. Khusus
Capillary refill time <2 detik
MAP 65-70 mmHg
Saturasi O2 >95%
Urine output ?0,5 ml/kg/jam (dewasa); >1 ml/kg/jam (anak)
Syok indeks = HR/SBP (normal 0,5-0,7)
TERIMA
KASIH