Anda di halaman 1dari 25

Dr doglas rama bayu ardha

 Puskesmas ngrandu
Pengertian

Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar


lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak
dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

Gastroenteritis merupakan suatu peradangan yang biasanya


disebabkan baik oleh virus maupun bakteri pada traktus
intestinal (Guyton & Hall, 2006).
Klasifikasi
Diare cair akut
 Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya
kurang dari 7 hari)
 Pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan
tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas.
 Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan
dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi
penderita diare.

Disentri
 Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir
dalam tinjanya.
 Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat
badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus
karena bakteri invasif.
Diare persisten
 Diare yang mula-mula bersifat akut namun
berlangsung lebih dari 14 hari.
 Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair
atau disentri.
 Akibat diare persisten adalah penurunan berat
badan dan gangguan metabolisme.

Diare dengan masalah lain


 Anak yang menderita diare (diare akut dan
persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit
lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit
lainnya.
 Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan
baku diare dan tergantung juga pada penyakit yang
menyertainya.
Etiologi
2. Faktor malabsorpsi
1. Faktor infeksi
 Malabsorpsi
 Infeksi enteral : infeksi
karbohidrat :
bakteri, infeksi virus,
1. Disakarida :
infeksi parasit,
intoleransi
protozoa, jamur
laktosa, maltosa
 Infeksi parenteral :
dan sukrosa.
infeksi diluar alat
2. Monosakarida :
pencernaan makanan
intoleransi
seperti otitis media akut
glukosa,
(OMA)
fruktosa, dan
tonsilitis/tonsilofaringits
galaktosa.
, bronkopeneumonia,
 Malabsorpsi lemak
ensefalitis.
 Malabsorpsi protein.
Continue!!

3. Faktor makanan
Makanan yang
menyebabkan diare 4. Faktor Psikologis
adalah makanan Misal : rasa takut,
yang tercemar, cemas dan stres
basi, beracun, (jarang, tetapi dapat
terlalu banyak terjadi pada anak
lemak, mentah yang lebih besar).
(misal, sayuran),
dan kurang
matang.
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare:
1.Gangguan osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap 
tekanan osmotik dalam rongga usus  
pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan 
merangsang usus untuk mengeluarkannya
 diare osmotik
2. Gangguan sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding
usus  peningkatan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus  diare
sekretorik timbul karena terdapat
peningkatan isi rongga usus
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik  berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan
 diare.
Bila peristaltik usus menurun  bakteri
tumbuh berlebihan  diare
Patogenesis Diare
Masuknya jasad renik yang masih hidup
kedalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung

Jasad renik tersebut berkembang biak
(multiplikasi) di dalam usus halus

Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin
diaregenik)


Diare akut

Bila diare melanjut sampai
2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak
bertambah selama masa tersebut

Diare kronik

Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/lebih dan
disertai gangguan pertumbuhan
Melanjutnya  Perbaikan
Kerusakan Mukosa
Mukosa
Diare persisten yang
terlambat
Manifestasi Klinik

 Cengeng, gelisah, suhu tubuh 


 Nafsu makan biasanya tidak ada
 timbul diare
 Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah
 Warna tinja  kehijau-hijauan (tercampur empedu)
 Anus dan daerah sekitarnya lecet (sering defekasi)
 Muntah (sebelum/sesudah diare)  lambung
meradang atau ketidakseimbangan asam basa dan
elektrolit
 Kehilangan banyak cairan dan elektrolit 
dehidrasi (berat badan , turgor kulit berkurang,
mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering).
Komplikasi

 Dehidrasi (Ringan, sedang, berat, hipotonik,


isotonik atau hipertonik)
 Renjatan hipovolemik
 Hipokalemia (meteorismus, hipotoni,
bradikardia, perubahan EKG)
 Hipoglikemia
 Intoleransi laktosa sekunder  defisiensi
enzim laktase
 Kejang
 MEP
Pemeriksaan diagnostik

1. Pemeriksaan Tinja
 Makroskopis dan mikroskopis.
 pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan
tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
 Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji
resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
 pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium,
Kalium, Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk
menentukan keseimbangan asama basa.
 Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
4. Riwayat alergi pada obat-obatan
Penatalaksanaan GE
Penilaian derajat dehidrasi
Tanda Dehidrasi
Pemberian cairan pada diare
dehidrasi murni
1. Jenis Cairan
a. Cairan rehidrasi oral
 Formula lengkap, mengandung NaCl,
NaHCO3, KCl, dan Glukosa
 Formula sederhana, hanya mengandung
NaCl dan sukrosa atau karbohidrat
lain.
b. Cairan parenteral
2. Jalan pemberian cairan
 Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa
dehidrasi dan bila anak mau minum serta
kesadaran baik.
 Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau
tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau minum, atau
kesadaran menurun.
 Intravena untuk dehidrasi berat.
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat
badan dan usia anak.
Tatalaksana/ Pengobatan
Tanpa Dehidrasi Ringan Sedang Berat
1. Cairan rumah  ( 5% ) : 50 ml/kg ( 4  ( 5 – 10% ) : 50 – 1. rehidrasi
tangga (seperti air – 6 jam pada bayi ) 100 ml /kg ( 4 – 6 parenteral
tajin, air teh manis,  ( 3% ) : 30 ml/kg ( 4 jam pad bayi ) dengan cairan RL
dsb) sepuasnya – 6 jam pada anak  ( 6% ) : 60 ml/kg ( 4 atau ringer asetat
dengan perkiraan besar ) – 6 jam pada anak 100 cc/kgBB :
40 ml/kg BB/  Beri cairan oralit besar )  < 1 tahun : 30
setiap kali BAB 30 ml / kg BB  Beri cairan oralit cc/kgBB dalam 1
2. ASI dalam 3 jam 100 ml / kg BB jam I, 70 cc/kgBB
3. oralit diberikan pertama, dalam 3 jam dalam 5 jam
tiap bab atau selanjutnya 10 ml / pertama,  > 1 tahun : 30
muntah dengan kg BB atau selanjutnya 10 ml / cc/kgBB dalam ½
dosis : sepuasnya setiap kg BB atau jam I, 70 cc/kgBB
 < 1 tahun : 50- kali BAB sepuasnya setiap dalam 2½ jam
100 cc  Bisa peroral, NGT, kali BAB
 1-5 tahun : 100- parenteral.  Bisa peroral, NGT,
200 cc parenteral.
 > 5 tahun :
semaunya
Penatalaksanaan lainnya
1. Asupan Makanan
intake nutrsi dipertahankan, untuk meningkatkan daya
tahan tubuh, bila pasien anak-anak dipertahankan ASI,
Susu formula (bila tidak alergi), susu khusus bila ada
indikasi tertentu, makanan pendamping ASI
dipertahankan
2. Obat – obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan
yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah,
dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll)
Obat-obatan

1. Obat anti sekresi


 Asetosal
Dosis : 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30
mg.
 Klorpromazin
Dosis : 0,5-1 mg/kgBB/hari

2. Obat anti spasmolitik


Papaverine, ekstrak beladona, Opium,
Loperamide  tidak untuk diare akut.
Lanjutan!!

3. Obat pengeras tinja


Kaolin, pektin, charcoal, tabonal  tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare.

4. Antibiotika
Tidak diperlukan kecuali :
 Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari.
 Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50
mg/kgBB/hari.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai