Anda di halaman 1dari 19

Oleh

Nico Fakdawer
Pendahuluan
 MH adalah penyakit kronik granulomatosa yang
terutama mengenai kulit, saluran pernapasan atas
dan sistem saraf perifer. Penyebabnya adalah
Mycobacterium leprae
 dr. Gerhard Armauwer Hansen : 18742
Laporan kasus
1 Identitas Pasien
 Nama Pasien : Ny. A.W
 Umur : 33 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Perum II Waena
 Agama : Krisren Protestas
 Pekerjaan : IRT
 Pendidikan : SMA
anamnesis
 Keluhan Utama : Mucul bercak kemerahan
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSUD jayapura
dengan keluhan muncul bercak kemerahan kurang
lebih satu minggu, kadang demam, menggigil, terasa
nyeri di bagian sendi dan otot. Pasien memberi
keterangan bahwa sudah setahun yang lalu
mengkonsumsi obat pengobatan kusta.
Riwayat Penyakit Terdahulu :
 Setahun yang lalu pasien didiagnosa dengan MH
 Tidak ada riwayat alergi obat atau makanan
 Riwayat DM disangakal
 Riwayat asma disangkal
 Riwayat jantung disangakal

Riwayat Penyakit Keluarga :


 Riwayat kaka laki-laki dan kaka perempuan di
diagnose MH
 Riwayat DM, Jantung dan asma di keluarga (-)
Pemeriksaan Fisik

 Status Generalis :
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : kompos mentis
 Tanda-tanda vital :
 N : 84 x/m
 R : 20 x/m
 TD : 110/70 mmHg
 S : Afebris
 Kepala : simetris (+), kelainan (-)
 Mata : konjungtivaanemis (-/-), skleraikterik (-/-), secret(-/-),pupil isokor D=S
 Telinga: deformitas (-), sekret (-)
 Hidung: deviasi (-)
 Mulut : kandidiasis oral (-), tonsil, lidah kotor (-)
 Leher : trakea letak normal, pembesaran KGB (-)
Status Dermatologis
 Lokasi : seluruh badan
 Efloresensi : bercak hipopegmentasi, macula
atau plak, mati rasa total atau sebagian terhadap rasa
raba, rasa suhu dan rasa nyeri
Diagnosis Banding
 vitiligo,
 ptiriasis versikolor,
 Tinea korpris
Pemeriksaan Penunjang : BTA ZIEHL NEELSEN

Diagnosis kerja : Morbus Hansen


 Penatalaksanaan :
 Methilprednisolon 2x1 selama 7 hari
 Natrium diklofenak
 Cefixime 2x200mg
 b.comp 2x1
Pembahsan
 Definisi
Kusta adalah penyakit infeksi granulomatous kronik
yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang
bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai
afinitas pertama, namun dapat juga terjadi pada kulit
dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, dan
organ- organ lain kecuali susunan saraf pusat
etiologi
 Mycobacterium leprae dapat bereproduksi maksimal
pada suhu 27°C – 30°C, tidak dapat dikultur secara in
vitro, menginfeksi kulit dan sistem saraf kutan.
Tumbuh dengan baik pada jaringan yang lebih dingin
(kulit, sistem saraf perifer, hidung, cuping telinga,
anterior chamber of eye, saluran napas atas, kaki, dan
testis), dan tidak mengenai area yang hangat (aksila,
inguinal, kepala, garis tengah punggung1
Klasifikasi : Ridley dan Jopling
 TT: tuberkuloid polar,

 Ti: tuberkuloid indefinite

 BT: borderline tuberculoid

 BB: mid borderline

 BL: borderline lepromatous

 Li: lepromatosa indefinite

 LL: lepromatosa polar
Patogenesis
 Cara penularan belum diketahui secara pasti hanya
beranggapan dari anggapan klasik yaitu melalui
kontak langsung antar kulit yang lama dan erat.
Anggapan kedua adalah secara inhalasi, sebab M.
Leprae dapat hidup beberapa hari didalam droplet.
Masa tunasnya sangat bervariasi, antara 40 hari
sampai 40 tahun, rata-rata 3,5 tahun.
Dasar diagnosis
 Diagnosis penyakit kusta didasarkan atas gambaran
klinis, bakterioskopis, histopatologis, dan serologis.
Diantara ketiganya, daignosis klinis yang terpenting.
Antara diagnosis secara klinis dan histopatologik,
terdapat kemungkinan persamaan maupun perbedaan
tipe. Oleh karena itu, diagnosa klinis harus didasarkan
hasil pemeriksaan kelainan klinis selluruh tubuh
orang tersebut. Bentuk diagnosis klinis dimuali
dengan inspeksi, palpasi, lalu dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan alat sederhana seperti jarum,
kapas, tabung reaksi berisi air panas dang dingn, dan
lain sebagainya
Gejala klinis dan Pemfis
 Pada kusta, didapatkan 3 tanda kardinal, dimana jika
salah satunya ada, sudah cukup untuk menetapkan
diagnosis dari penyakit kusta, yakni : Lesi kulit
yang anestesi , penebalan saraf perifer, dan
ditemukannya M. leprae sebagai bakteriologis positif.
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaaan bakterioskopik, sediaan dari kerokan
jaringan kulit atau usapan mukosa hidung yang
diwarnai dengan pewarnaan BTA ZIEHL NEELSEN
Diagnosa banding
Diagnosis Banding
 vitiligo,
 ptiriasis versikolor,
 Tinea korpris
penatalaksanaan
Reaksi ENL
- Prednison tablet 15-30 mg/hari.
 Bila reaksi ringan, tidak perlu diberikan. Sesuai dengan perbaikan reaksi, dosis
diturunkan secara bertahap.
- Talidomid
 Obat pilihan pertama. Kontra indikasi pada orang hamil atau masa
subur, karena bersifat teratogenik. Obat ini tidak terdapat di indonesia.
- Klofazimin
 Digunakan dengan dosis yang lebih tinggi, 300 mg/hari. Diberikan selama 2-3
bulan. Bila ada perbaikan, diturunkan menjadi 200 mg/hari selamaa 2-3 bulan.
Jika ada perbaikan, diturunkan menjadi 100 mg/hari selama 2-3 bulan, dan

selanjutnya kembali ke dosiss klofazimin semula, 50mg/hari. Pada saat yang


sama, dosis prednison diturunkan secara bertahap
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai