Anda di halaman 1dari 23

PSIKOFARMAKA

DEFINISI

 Obat-obatan pada gangguan jiwa


 Psikofarmaka termasuk obat-obatan psikotropik yang bersifat
neuroleptika (bekerja pada sistem saraf).
 Pengobatan pada gangguan mental bersifat komprehensif, yang
meliputi:
1. Teori biologis (somatik), mencakup: pemberian obat psikofarmaka,
lobektomi dan electro convulsi therapy (ECT)
2. Psikoterapeutik
3. Terapi modalitas
KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI

 neurotransmitter: dopamin, neuroepinefrin,


serotonin dan GABA (Gamma Amino Buteric Acid)
dan lain-lain
 Meningkat dan menurunnya kadar/konsentrasi
neurotransmitter akan menimbulkan kekacauan
atau gangguan mental
 Obat-obat psikofarmaka  mengatur
keseimbangan neurotransmitter
KONSEP PSIKOFARMAKOLOGI
 Sawar darah otak melindungi otak dari fluktuasi zat kimia
tubuh, mengatur jumlah dan kecepatan zat yang
memasuki otak
 Obat-obat psikofarmaka dapat melewati sawar darah
otak, sehingga dapat mempengaruhi sistem saraf
 Efek samping terhadap ekstrapiramidal terjadi akibat
penggunaan obat penghambat dopamin, agar didapat
keseimbangan antara dopamin dan asetilkolin
 Efek samping antikolinergik terjadi akibat penggunaan
obat penghambat acetilkolin
golongan psikofarmaka:

 1. Anti psikotik, pemberiannya sering disertai pemberian anti parkinson


 2. Anti depresi
 3. Anti maniak
 4. Anti cemas (anti ansietas)
 5. Anti insomnia
 6. Anti obsesif-kompulsif
 7. Anti panik
Terapi Psikofarmaka

Anti Psikotik
 Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau psikotropik:
neuroleptika.
 Mekanisme kerja: menahan kerja reseptor dopamin dalam otak pada sistem
limbik dan sistem ekstrapiramidal.
 Efek farmakologi: sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,
mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi: delusi, halusinasi, ilusi
dan gangguan proses berpikir.
 Indikasi pemberian: Pada semua jenis psikosa, Kadang untuk gangguan maniak
dan paranoid
Jenis Obat Antipsikotik :
 Antipsikotik generasi pertama (APG I) dan antipsikotik generasi ke
dua (APG ll).
 APG I bekerja dengan memblok reseptor D2 di mesolimbik,
mesokortikal, nigostriatal dan tuberoinfundibular sehingga dengan
cepat menurunkan gejala positif.
 APG I dapat dibagi lagi menjadi potensi tinggi bila dosis yang
digunakan kurang atau sama dengan 10 mg diantaranya adalah
trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide. Obat-obat
ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala
dominan apatis, menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi.
 Potensi rendah bila dosisnya lebih dan 50 mg diantaranya adalah
Chlorpromazine dan thiondazine digunakan pada penderita dengan
gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur.
 APG II sering disebut sebagai serotonin dopamin
antagonis (SDA) atau antipsikotik atipikal.
 Bekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin
pada ke empat jalur dopamin di otak yang
menyebabkan rendahnya efek samping
extrapiramidal dan sangat efektif mengatasi
gejala negatif.
 Obat yang tersedia untuk golongan ini adalah
clozapine, olanzapine, quetiapine dan rispendon.
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK

Efek samping pada sistem saraf (extrapyramidal side


efect/EPSE)
 Parkinsonisme
Efek samping ini muncul setelah 1 - 3 minggu pemberian
obat. Terdapat trias gejala parkonsonisme:
1. Tremor: paling jelas pada saat istirahat
2. Bradikinesia: muka seperti topeng, berkurang gerakan
reiprokal pada saat berjalan
3. Rigiditas: gangguan tonus otot (kaku)
EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK
Reaksi distonia: kontraksi otot singkat atau bisa juga lama
 Tanda-tanda: muka menyeringai, gerakan tubuh dan anggota tubuh tidak terkontrol

Akathisia
 Ditandai oleh perasaan subyektif dan obyektif dari kegelisahan, seperti adanya
perasaan cemas, tidak mampu santai, gugup, langkah bolak-balik dan gerakan
mengguncang pada saat duduk.

Tardive dyskinesia
 Merupakan efek samping yang timbulnya lambat, terjadi setelah pengobatan jangka
panjang bersifat irreversible (susah hilang/menetap), berupa gerakan involunter
yang berulang pada lidah, wajah,mulut/rahang, anggota gerak seperti jari dan ibu
jari, dan gerakan tersebut hilang pada waktu tidur.
Efek samping pada sistem saraf perifer atau
anti cholinergic side efect

Terjadi karena penghambatan pada reseptor asetilkolin.


Contoh:
 Mulut kering
 Konstipasi
 Pandangan kabur: akibat midriasis pupil dan sikloplegia
(pariese otot-otot siliaris) menyebabkan presbiopia
 Hipotensi orthostatik, akibat penghambatan reseptor
adrenergik
 Kongesti/sumbatan nasal
Jenis obat anti psikotik yang sering
digunakan:

 Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ)


 Halloperidol
 Serenase
Anti Parkinson

 Mekanisme kerja: meningkatkan reseptor dopamin, untuk


mengatasi gejala parkinsonisme akibat penggunaan obat
antipsikotik.
 Efek samping: sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.
 Jenis obat yang sering digunakan: levodova, tryhexifenidil
(THF)
Anti Depresan
 Hipotesis: syndroma depresi disebabkan oleh defisiensi
salah satu/beberapa aminergic neurotransmitter (seperti:
noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di
SSP, khususnya pada sistem limbik.
 Mekanisme kerja obat:
1. Meningkatkan
sensitivitas terhadap aminergik
neurotransmiter
2. Menghambat re-uptake aminergik neurotransmitter
3. Menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Mono Amine
Oxidase) sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergik
neurotransmitter pada neuron di SSP.
 Efek farmakologi:
1. Mengurangi gejala depresi
2. Penenang

 Indikasi: syndroma depresi


 Jenis obat yang sering digunakan: trisiklik (generik), MAO
inhibitor, amitriptyline
 Efek samping: yaitu efek samping kolonergik (efek
samping terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi
mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi
orthostatik.
Obat Anti Mania/Lithium Carbonate

 Mekanisme kerja: menghambat pelepasan serotonin dan


mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.
 Hipotesis: pada mania terjadi peluapan aksi reseptor
amine.

 Efek farmakologi:
1. Mengurangi agresivitas
2. Tidak menimbulkan efek sedatif
3. Mengoreksi/mengontrol pola tidur, iritabel dan adanya
flight of idea
Indikasi:
 Mania dan hipomania, lebih efektif pada kondisi ringan.
kondisi berat kombinasi dengan obat antipsikotik.
 Efek samping: efek neurologik ringan: fatigue, lethargi,
tremor di tangan terjadi pada awal terapi dapat juga
terjadi nausea, diare.
 Efek toksik: pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP
(tremor, kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi;
pada ginjal (meningkatkan jumlah lithium, sehingga
menambah keadaan oedema.
Anti Ansietas (Anti Cemas)
 Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer.
Jenis obat antara lain: diazepam
(chlordiazepoxide).

Obat Anti Insomnia: phenobarbital

Obat Anti Obsesif Kompulsif: clomipramine

Obat Anti Panik: imipramine


PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT
 Pengumpulan data sebelum pengobatan, meliputi:
Diagnosa medis, Riwayat penyakit, Riwayat pengobatan,
Hasil pemeriksaan laboratorium (yang berkaitan)
 Jenis obat yang digunakan, dosis, cara dan waktu
pemberian
 Program terapi lain
 Mengkombinasikan obat dengan terapi modalitas
 Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga, tentang
pentingnya minum obat dan penanganan efek samping
obat
 Monitor efek samping penggunaan obat
Prinsip pengobatan psikofarmaka

1. Persiapan
 Melihat order pemberian obat di lembaran obat
(di status)
 Kaji setiap obat yang akan diberikan termasuk
tujuan, cara kerja obat, dosis, efek samping dan
cara pemberian
 Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat
 Kaji kondisi klien sebelum pengobatan
Next..
2. Lakukan minimal prinsip 7 benar dalam pemberian obat
3. Laksanakan program pemberian obat
 Gunakan pendekatan tertentu
 Bantu klien minum obat, jangan ditinggal
 Pastikan bahwa obat telah diminum
 Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat, sebagai
aspek legal
4. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan, melalui program
rujukan
5. Menyesuaikan dengan terapi non farmakologik
6. Turut serta dalam penelitian tentang obat-obat psikofarmaka
EVALUASI

Reaksi obat efektif jika:


 1. Emosional stabil
 2. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
 3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
 4. Perilaku mudah diarahkan
 5. Proses berpikir ke arah logika
 6. Efek samping obat
 7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi

Anda mungkin juga menyukai