dengan Silabus dan Buku. 1 Koherensi KI-KD dan Penyelasaran Dokumen. Kompleksitas Pembelajaran dan Penataan Kompetensi Sikap 2 Penilaian pada Sikap Spiritual dan Sikap Sosial. 2 Spiritual dan Sikap Sosial pada Semua Mapel. Pembatasan Kemampuan Siswa Penetaan Kompetensi yang Tidak 3 melalui Pemenggalan Taksonomi Proses Berpikir antar Jenjang. 3 Dibatasi oleh Pemenggalan Taksonomi Proses Berpikir. Penerapan Proses Berpikir 5M Pemberian Ruang Kreatif Kepada 4 sebagai Metode Pembelajaran Bersifat Prosedural dan Mekanistik. 4 Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum. HASIL PERBAIKAN Koherensi KI-KD dan Penyelarasan Dokumen 1 Keselarasan antara dokumen KI-KD, Silbaus, a dan Buku. Koherensi Vertikal: b Kesinambungan cakupan (scope) dan urutan (sequence) KD sejak kelas I s.d. XII. Koherensi Hirozontal: c Keselarasan cakupan (scope) dan urutan (sequence) antar mata pelajaran. HASIL PERBAIKAN Penataan Kompetensi Sikap Spiritual dan Sosial 2 Penataan Mapel Pendidikan Agama-Budi Pekerti dan Mapel PPKn, pembelajaran sikap spiritual a dan sosial dilaksanakan melalui pembelajaran langsung dan tidak langsung.
Pada Mapel selain Pendidikan Agama-Budi
Pekerti dan PPKn, pembelajaran sikap spiritual b dan sosial dilaksanakan melalui pembelajaran tidak langsung. 3 HASIL PERBAIKAN Pemberian Ruang Kreatif Kepada Guru 4 Silabus yang disiapkan Pemerintah merupakan salah
a satu model untuk memberi inspirasi.
Guru dapat mengembangkannya sesuai dengan konteks yang relevan. Dalam pembelajaran tematik (SD), guru dapat b mengembangkan tema dan subtema sesuai dengan konteks yang relevan. 5M merupakan kemampuan proses berpikir yang perlu dilatihkan secara terus-menerus melalui pembelajaran c agar siswa terbiasa berpikir secara saintifik. 5M bukan prosedur atau langkah-langkah atau penekatan pembelajaran.