Anda di halaman 1dari 32

ASKEP GANGGUAN

PERSEPSI SENSORI:HALUSINASI

MIRA ASTRI KONIYO, SKp, M.Kes


Pengertian

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada


individu yang ditandai dengan perubahan sensori persepsi,
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghiduan (Keliat, 2011)

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam


membedakan rangsangan internal dan eksternal. Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek atau rangsangan yang nyata. (Herman.2011)
Rentang Respon Neurologis

Respon adaptif Respon Maladaptif


Pikiran logis Distorsi pikiran Ggn pikir
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosi Prilaku
dgn pengalaman berlbhan disorganisasi
atau kurang Isolasi sosial
Hubungan sosial Perilaku aneh
Menarik diri
Jenis-jenis Halusinasi
Menurut Yosep (2007) dlm Damaiyati (2012)
Halusinasi terdiri dari 8 dengan karakteristik
sbb:
a. Halusinasi Pendengaran (auditif, akustik)
dapat berupa bunyi mendenging atau suara
bising yang tidak mempunyai arti namun
sering terdengar sebagai sebuah kata/kalimat
yang bermakna.
b. Halusinasi Penglihatan (visual, Optik) lebih
sering terjadi pada keadaan delirium
biasanya sering muncul bersamaan dengan
penurunan kesadaran, timbul rasa takut
akibat gambaran-gambaran yang mengerikan
c. Halusinasi Penciuman (Olfaktorik)
Halusinasi berupa mencium sesuatu bau tertentu
dan dirasakan tidak enak, melambangkan rasa
bersalah pada penderita.
d. Halusinasi Pengecapan (Gaustatorik)
Biasanya bersamaan dengan halusinasi
penciuman, penderita merasa mengecap sesuatu
e. Halusinasi Perabaan (taktil)
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada
ulat yang bergerak dibawah kulit.
f. Halusinasi seksual ini termasuk halusinasi raba
Penderita merasa diraba dan diperkosa sering
pada skizofrenia dengan waham kebesaran
terutama mengenai organ-organ
g. Halusinasi Kinestetik
Penderita merasa badannya bergerak-gerak
dalam suatu ruang atau anggota badannya
bergerak-gerak.
h. Halusinasi Viseral
Timbulnya perasaan tertentu didalam tubuhnya
1) Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada
dirinya bahwa pribadinya tidak seperti biasanya
lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan yang
ada. Misalnya merasa dirinya terpecah dua
2) Derealisasi adalah suatu perasaan aneh
tentang lingkungannya yang tidak sesuai dengan
kenyataan. Misalnya segala sesuatu yang
dialaminya seperti dalam impian
Etiologi
Faktor Predisposisi

Faktor Perkembangan yaitu tugas


perkembangan klien terganggu Faktor Sosiokultural yaitu sesorang yang
misalnya rendahnya kontrol dan merasa tidak diterima lingkungannya sejak
kehangatan keluarga, mudah bayi akan merasa disingkirkan , kesepian,
frustrasi, hilang percaya diri dan dan tidak percaya pada lingkungannya
rentan thd stress

Faktor biologis yaitu adanya stress yang


berlebihan akan dihasilkan zat bersifat
hausinogenikneurokimia

Faktor Psikologis yaitu tipe kepribadian


Faktor genetik dan pola asuh. Hasil
lemah dan tidak bertanggung jawab
penelitian bahwa anak sehat yang diasuh
mudah terjerumus pada penyalah gunaan
zat adiktif. Tdk mampu mengambil oleh orang tua skizofrenia cenderung
mengalami skizofrenia
keputusan yg tepat
Faktor Presipitasi
Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi berupa curiga,
ketakutan, perasaan tidak aman. Gelisah dan
bingung, perilaku menarik diri, kuramg perhatian,
tidak mampu mengambil keputusan, serta tidak
dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata.
Menurut Rawlins, Heacock dlm Damaiyanti(2012),
halusinasi dilihat dari lima dimensi :
a. Dimensi fisik
halusinasi dapat ditimbulkan oleh kondisi fisik spt
kelelahan, yang luar biasa, penggunaan obat-
obatan, demam hingga delirium, intoksikasi
alkohol dan kesulitan tidur yang lama
b. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar
problem yang tidak dapat diatasi. Isi halusinasi
berupa perintah memaksa dan menakutkan.
c. Dimensi intelektual
Individu dengan halusinasi akan
memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego.
d. Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial
dalam fase awal dan comforting, klien
menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam
nyata sangat membahayakan
e. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan
kehampaan hidup, rutinitas, tidak bermakna,
hilangnya aktivitas ibadah, irama sirkardian
terganggu, saat terbangun merasa hampa dan
tidak jelas tujuan hidupnya. Ia sering memaki
takdir tetapi lemah dalam upaya menjemput
rezeki.
Tanda dan Gejala
 Bicara sendiri
 Senyum sendiri
 Ketawa sendiri
 Mengerakkan bibir tanpa suara
Pergerakan mata yang cepat
 Respon verbal yang lambat
 Menarik diri dari orang lain
 Berusaha untuk menghindari orang lain
 Tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak
nyata
 Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan
dan TD
 Perhatian dengan lingkungan yang kurang
 Sulit berhubungan dengan orang lain
 Ekspresi muka tegang’mudah tersinggung,
jengkel dan marah
 Tampak tremor dan berkeringat
 curiga dan bermusuhan
 Bertindak merusak diri, orang lain dan
lingkungan
 Ketakutan
 Tidak dapat mengurus diri
Manifestasi klinik (Dalami, 2009)
Halusinasi Penglihatan
 Melirik mata kekiri dan kekanan seperti mencari
siapa atau apa yang sedang dibicarakan
 Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang
lain atau benda
 Terlihat percakapan dengan benda mati atau
seseorang yang tidak tampak
 Mengerak-gerakkan mulut seperti sedang berbicara
atau sedang menjawab sesuatu
Halusinasi Pendengaran
 tiba-tiba tampak tanggap, ketakutan atau ditakuti
oleh orang lain, benda mati atau stimulus yang tidak
tampak
 Tiba-tiba berlari keruangan lain
Halusinasi penciuman
 Hidung yang dikerutkan seperti mencium bau
yang tidak enak
 Mencium bau tubuh
 Mencium bau udara ketika sedang berjalan
kearah orang lain
 Merespon terhadap bau dengan panik seperti
mencium bau api atau darah
Halusinasi pengecapan
 Meludahkan makanan atau minuman
 Menolak makan, minum atau minum obat
 Tiba-tiba meninggalkan meja makan
Batasan karakteristik GSP: Halusinasi
Menurut Nanda-I (2012)
a. Perubahan dalam pola perilaku
b. Perubahan dalam kemampuan menyelesaikan
masalah
c. Perubahan dalam respon yang biasa terhadap
stimulus
d. Disorientasi
e. Halusinasi
f. Hambatan komunikasi, konsentrasi buruk,
gelisah
g. Distorsi sensori
Tahapan Halusinasi
Stage I :
Sleep disoerder
Karakteristiknya; klien merasa banyak masalah,
ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui
orang lain bahwa banyak maslah, masalah makin
terasa sulit karena berbagai stressor terakumulasi

Stage II
Comforting
Karakteristiknya : mengalami emosi yang berlanjut
seperti adanya perasaan cemas, kesepian, perasaan
berdosa, ketakutan dan mencoba memusatkan
pemikiran pada timbulnya kecemasan.
Kecenderungan nyaman dengan halusinasinya.
Stage III
Condemning
Karakteristiknya ; pengalaman sensori menjadi sering
datang . Klien merasa tidak mampu lagi mengontrolnya
dan berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan
objek yang dipersepsikan, menarik diri dengan
intensitas waktu yang lama
Stage IV
Controlling severe level of Anxiety
Karakteristiknya; Klien mencoba melawan suara-
suara atau sensori abnormal yang datang. Klien
dapat merasakan kesepian bila halusinasinya
berakhir.
(Fase gangguan Psikotik dimulai)

Stage V
Conquering Panic level of Anxiety
Karakteristiknya; pengalaman sensorinya
terganggu. Klien mulai terasa terancam
dengan datangnya suara-suara bila klien tidak
dapat menuruti ancaman atau perintah yang
ia dengar dari halusinasinya. Halusinasi dapat
berlangsung minimal 4 jam atau seharian bila
tidak mendapatkan komunikasi terapeutik
Mekanisme Koping (Dalami, 2009)
• Menghindari stress, kecemasan dan
menampilkan perilaku kembali seperti
Regresi perilaku perkembangan anak

• Keinginan yang tidak dapat ditoleransi,


mencurahkan emosi pada orang lain karena
Proyeksi kesalahan yang dilakukan diri sendiri

• Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi


Menarik fisik maupun psikologis
Diri
Pengkajian
Persepsi Halusinasi
(pendengaran, penglihatan, perabaan,
pengecapan, dan penghidu )
Jelaskan
Jenis halusinasi : ………………………………………….
Isi halusinasi : ……………………………………………..
Waktu halusinasi : ……………………………………….
Frekuensi halusinasi : …………………………………..
Situasi halusinasi : ……………………………………….
Respon klien : ………………………………………………
Masalah Keperawatan Klien: Gangguan persepsi
sensori halusinasi :…………………………………
Pohon Masalah

Resiko Perilaku kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi : halusinasi

Isolasi Sosial
Masalah Keperawatan
 Risiko Perilaku kekerasan (pada diri sendiri, orang
lain, lingkungan )
 Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
 Isolasi sosial

Diagnosa Keperawa tan


1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
2. Isolasi sosial
3. Risiko perilaku kekerasan (diri sendiri,
orang lain, lingkungan
Intervensi kep. Sesuai Renpra
Rencana keperawatan GPS :
Halusinasi Pendengaran
dalam bentuk Strategi Pelaksanaan
SP1 P
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
3. Mengidentifikasi isi halusinasi klien
4. Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
5. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
6. Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan
halusinasi klien
7. Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
8. Mengajarkan klien menghardik halusinasi
9. Menganjurkan klien memasukkan kedalam kegiatan
harian
Strategi Pelaksanaan Tindakan Kep.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS : Klien mengatakan sering mendengar suara2
klien mendengar suara pada pagi dan malam
hari
klien merasa enjoy saat mendengar suara tsb
DO : klien tampak sering melamun
kontak mata kurang
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan sensori persepsi Halusinasi
pendengaran
3. Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan salaing percaya
- Klien dapat mengenal halusinasi
- Klien dapat mengontrol halusinasi
4. Tindakan keperawatan
Membina hubungan saling percaya
Mengidentifikasi jenis halusinasi klien
Mengidentifikasi isi halusinasi klien
Mengidentifikasi waktu halusinasi klien
Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien
Mengidentifikasi situasi yang dapat menimbulkan halusinasi
Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
Mengajarkan klien menghardik halusinasi
Menganjurkan klien memasukkan kedalam kegiatan harian
B. Strategi komunikasi dalam pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Asslamualaikum pak !”
“Perkenalkan nama saya Mira astri Koniyo, bapak bisa
panggil saya Mira. Saya mahasiswa dari poltekkes
Gorontalo, yang akan bertugas diruangan ini ± 2 minggu.
Hari ini saya akan dinas pagi dari pukul 08.00 – 14.00
siang nanti. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil apa ?
b. Evaluasi/ Validasi
Bagaimana perasaan bapak sekarang?
c. Kontrak
- Topik: baiklah, sekarang kita kita berbincan2 tentang
suara2 yang sering didengar tapi tidak tampak wujudnya
- Waktu : kita berbincang2 selama 10 menit saja ya
- Tempat : Bagaimana kalau kita berbincang2 disini saja ya
2. Fase Kerja
“apakah bpk sering mendengar suara tanpa ada wujudnya?
Kapan sering mendengar suara itu? Pada saat kapan biasanya
mendengar suara2 itu? Berapa kali dalam sehari? Apa yang
dikatakan suara2 itu? Apa yang bapak lakukan ketika
mendengar suara tersebut? Apakah dengan cara itu suara2
bisa hilang ? Apa yang bpk alami itu namanya halusinasi.
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu yaitu
dengan cara menghardik apaka bapak bersedia? Baiklah saya
akan mempraktekkan terlebih dahulu kemudian bapak
mempraktekannya kembali apa yang telah saya lakukan
Jika suara itu muncul bpk tutup telinga kemudian katakan
dengan keras “pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara
palsu ! Seperti itu ya pak. Coba sekarang bpk ulangi spt yg sy
lakukan tadi, Bagus sekali pak.
“nanti kegiatan menghardik halusinasi bapak lakukan ke jadwal
kegiatan bpk.
3. Terminasi
a. Evaluasi
“bagaimana perasaan bpk setelah kita berbincang2 tadi?
Sekarang coba bpk sebutkan cara mencehgah halusinasi
agar tidak muncul lagi
b. Tindak lanjut.
Jika suara2 itu muncul lagi bpk bisa melakukan cara
tersebut sampai suara tersebut tidak terdengar lagi,
apakah bpk mengerti?
c. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah pak bagaimana besok kita berbincang2
tentang cara yang kedua mengatasi halusinasi
Waktu Bagaimana kalau jam 10?
Tempat : besok kita berbincang2 ditempat ini saja
Evaluasi
S : “Waalaikumsalam, nama saya B,L (nama lengkap),
senangnya dipanggil B, baik pak, 10 menit, disini
saja pak.” “Saya mendengar suara-suara untuk
menyuruh pergi, munculnya pada saat saya lagi
sendirian, 3 kali sehari saya mendengarnya, pada
malam, siang dan pagi, terkadang saya kesal dan
ingin marah.”
“Pergi-pergi, saya tidak mau dengar kamu, kamu
suara palsu.”
“Senang pak, jam 11 aja ya pak, diruang ini aja.”
O:
• Klien mampu menyebutkan apa yang dia alami
• Kontak mata kurang
• Kooperatif
• Klien dapat melakukan cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
• Klien dapat memasukkan latihan menghardik
kedalam jadwal hariannya yaitu pada pukul 11.00,
14.00 dan 21.00
A : SP1P tercapai
P : Perawat
Lanjutkan SP2P Gangguan Persepsi Sensori :
halusinasi pendengaran pada pertemuan ke 2
pada hari Senin, 09 Juli 2012, pukul 11.00
diruang perawatan pasien.
Klien
Memotivasi klien mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik dan melatih sesuai jadwal
SP1K
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien.
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami klien, tanda dan
gejala halusinasi, serta proses terjadinya halusinasi
3. Menjelaskan cara merawat klien dengan halusinasi
SP2P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian
SP2K
1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien
dengan halusinasi
2. Melatih keluarga melakukan cara meawat langsung kpd
klien halusinasi
SP3P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara
melakukan kegiatan
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian
SP3K
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up setelah pulang
SP4P
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Memberikan penkes ttg penggunaan obat scr teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian

Anda mungkin juga menyukai