Anda di halaman 1dari 4

CASE REPORT SESSION

LUKA
TEMBAK
Pembimbing: dr. Salahudden Syah, M.Sc

KEPANITERAAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RS UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
PERIODE 12 MARET – 14 APRIL 2018
1. Yogi Prasetyo (G1A217051)
2. Yasmin Shabira W (G1A217012)
3. M. Ferdi Juliantama (G1A217064)
4. Renanda Adha Anugrah (G1A117020)
5. Asa Shafira Ananda (G1A217092)
XX MARET 2018
PENDAHULUAN
Lorem ipsum dolor sit amet 3
• Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api
sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang,
maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri
korban mempunyai wewenang dalam melakukan pemeriksaan seperti yang
tercantum pada pasal 133 ayat (1) KUHAP dan pasal 179 ayat (1) KUHAP yang
menjelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli
tersebut adalah Visum et Repertum, dimana di dalamnya terdapat penjabaran
tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati yang
LATAR BELAKANG diduga karena tindak pidana.
• Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling
umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai
penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah
bagiannya adalah akibat bunuh diri.
• Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan keahlian baik
oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan korban luka
tembak maupun para ahli patologi dan forensik

Presentation Title Here


4

Dengan penyusunan referat ini kami


berharap seorang dokter atau calon dokter
mampu mendeskripsikan luka tembak
secara benar sehingga mampu membuat
Visum et Repertum yang baik dan benar TUJUAN
sehingga dapat digunakan sebagai alat
bukti yang bisa meyakinkan hakim untuk
memutuskan suatu tindak pidana.

Anda mungkin juga menyukai