Anda di halaman 1dari 24

EFLORESENSI

Disusun Oleh : Carindha Azaria [2012730019]


Pembimbing : dr. Heryanto, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA SUKAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN & KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
EFLORESENSI
 Definisi
Kelainan kulit yang dapat dilihat
dengan mata telanjang (secara
obyektif), dan bila perlu dapat
diperiksa dengan perabaan
EFLORESENSI PRIMER
 Makula
Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna kulit
semata tanpa ada cekungan atau peninggian
Regio umumnya di ekstrimitas superior dan inferior
Contoh ; melanoderma, leukoderma, purpura, petekie, ekimosis
 Papula
Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, berukuran diameter lebih kecil
dari ½ cm dan berisikan zat padat.
Bentuk : setengah bola (; eksem atau dermatitis), kerucut (; keratosis folikularis),
datar (; veruka plana juvenilis), datar dan berdasar poligonal (; liken planus),
berduri (; veruka vulgaris) ,bertangkai (; fibroma pendulans dan veruka filiformis)
Warna : merah, pucat, hiperkrom, putih atau seperti kulit di sekitarnya
Letak : epidermal atau kutan
 Plaque (Plak) :
Peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan berisi zat
padat (biasanya infiltrat), diameternya 2 cm atau lebih.
Dapat terjadi karena perluasan suatu papula, tetapi dapat juga karena
gabungan atau konfluensi dari beberapa papula
Contoh ; papul yang melebar atau papul yang berkonfluensi pada psoriasis
 Nodul :
Massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan,
dapat menonjol, jika diameternya lebih kecil daripada 1 cm
disebut nodulus.
Contoh ; nodul rematisme akut
 Urtikaria :
erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (edema),
dapat hilang perlahan-lahan, berwarna merah, memutih bila
ditekan, disertai rasa gatal
Dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang
 Papiloma :
Penonjolan kulit yang berbentuk seperti jari-jari
tangan yang disebabkan karena meningginya papila
dermis dan ditutup oleh epidermis yang mengalami
hiperplasi
 Vesikel :
Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½ cm
garis tengah, dan mempunyai dasar, vesikel berisi darah disebut vesikel
hemoragik
Jenis :
 Subcorneal : dinding tipis, kendur, rapuh (; impetigo bulosa)
 Intraepidermis : dinding agak tegang, seperti tetesan air (; varisela,
herpes)
 Subdermis : dinding sangat tegang, berisi cairan serous atau hemoragik,
sering disertai gatal (; epidermolisis bulosa)
 Bula :
vesikel yang berukuran lebih besar (> 1 cm)
dikenal juga dengan istilah bula hemoragik, bula purulen, dan
bula hipopion
 Pustula :
vesikel yang berisi nanah, bila
nanah mengendap di bagian
bawah vesikel disebut vesikel
hipopion
 Purpura :
perubahan warna kulit menjadi
kemerahan yang terjadi karena
perdarahan di dalam kulit
Berdasarkan diameter dibagi menjadi :
 Petekie < 1 cm
 Echymosis > 1cm
 Kista :
ruangan berdinding dan berisi cairan, sel maupun sisa sel.
dinding kista merupakan selaput yang terdiri atas jaringan ikat dan
biasanya dilapisi sel epitel atau endotel
terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup, saluran kelenjar,
pembuluh darah, saluran getah bening atau lapisan epidermis
Isi kista terdiri atas hasil dindingnya yaitu serum, getah bening, keringat,
sebum, sel-sel epitel, lapisan tanduk dan rambut
EFLORESENSI SEKUNDER
 Skuama :
lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit
Skuama dapat halus sebagai taburan tepung, maupun lapisan tebal dan
luas sebagai lembaran kertas
dapat dibedakan, misalnya pitiriasiformis (halus), psoriasiformis (berlapis-
lapis), iktiosiformis (seperti ikan), kutikular (tipis), lamelar (berlapis),
membranosa atau eksfoliativa (lembaran-lembaran), keratotik (terdiri atas
zat tanduk)
EFLORESENSI SEKUNDER
 Krusta :
cairan badan yang mengering, dapat bercampur dengan jaringan nekrotik,
maupun benda asing (kotoran, obat, dan sebagainya)
warna ada beberapa macam : kuning muda berasal dari serum, kuning
kehijauan berasal dari pus, dan kehitaman berasal dari darah
EFLORESENSI SEKUNDER

 Erosi :
kelainan kulit yang disebabkan
kehilangan jaringan yang tidak
melampaui stratum basal
contoh bila kulit digaruk sampai
stratum spinosum akan keluar
cairan sereus dari bekas garukan
EFLORESENSI SEKUNDER
 Ulkus :
hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi
ulkus dengan demikian memiliki tepi, dinding, dasar dan isi
termasuk erosi dan ekskoriasi dengan bentuk liniar ialah fisura atau rhagades,
yakni belahan kulit yang terjadi oleh tarikan jaringan di sekitarnya, terutama
terlihat pada sendi dan batas kulit dengan selaput lendir
EFLORESENSI SEKUNDER
 Sikatriks :
terdiri atas jaringan tak utuh, relief kulit tidak normal, permukaan kulit
licin dan tidak terdapat adneksa kulit
bila sikatriks hipertrofik menjadi patologik, pertumbuhan melampaui
batas luka disebut keloid (sikatrik yang pertumbuhan selnya mengikuti
pertumbuhan tumor)
KONFIGURASI LESI
 Linier, arkuata : seperti garis lurus
 Anuler/ Sirsinar : seperti lingkaran
 Arsiner : seperti bulan sabit
 Polisiklik : bentuk pinggiran, sambung menyambung
 Herpetiformis : vesikel berkelompok spt pd herpes zoster
 Diskret : tersebar satu- satu/ terpisah dari yang lain
 Konfluens : dua atau lebih lesi yang menjadi satu
 Korimbiformis : lesi induk dikelilingi lesi yang lebih kecil
 Unilateral : mengenai sebelah badan
 Universalis : mengenai hampir seluruh tubuh
 Generalisata : tersebar hampir seluruh tubuh (90-100%)
 Serpiginosa : proses menjalar ke satu jurusan diikuti penyembuhan pd bagian yg
ditinggalkan
BATAS LESI
 Sirkumskripta : Batas tegas
 Difus : Batas tidak tegas
 Batas tepi meninggi
 Batas tepi aktif
UKURAN LESI
 Milier : sebesar kepala jarum pentul
 Lentikuler : sebesar biji jagung
 Numuler : sebesar uang logam 100 rupiah
 Plakat : lebih besar dari numular

Anda mungkin juga menyukai