Anda di halaman 1dari 46

PENGEMBANGAN DESAIN

ISTRUKSIONAL

Dr. SARIYATUN, M.Pd, M.Hum


MAGISTER PENDIDIKAN SEJARAH
PPs. UNS
Model Dick – Carey adalah model desain
Instruksional yang dikembangkan oleh Walter
Dick, Lou Carey dan James O Carey.
Model ini adalah salah satu dari model
prosedural, yaitu model yang menyarankan agar
penerapan prinsip disain Instruksional
disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus
di tempuh secara berurutan.
Model Dick – Carey tertuang dalam Bukunya
The Systematic Design of Instruction edisi 6
tahun 2005.
Model Dick & Carey terdapat
beberapa komponen
Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah&
menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan
tidak terputus antara langkah yang satu dengan
yang lainya.
Setiap langkah sangat jelas maksud dan
tujuannya sehingga bagi perancang pemula
sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari
model desain yang lain.
system yang terdapat pada Dick and Carey
sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari
satu urutan ke urutan berikutnya
Langkah–langkah Desain
Pembelajaran menurut Dick and
Carey
1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran.
2. Melaksanakan analisi pembelajaran
3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik
siswa
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pembelajaran
10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
Reseach and Development (R & D) Versi Borg
and Gall
Menurut Borg and Gall (1989:782 model penelitian dan
pengembangan adalah “a process used develop and validate
educational product”.
Penelitian ini juga disebut ‘research based development’, yang
muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Selain untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-
hasil pendidikan,
Research and Development juga bertujuan untuk menemukan
pengetahuan-pengetahuan baru melalui ‘basic research’, atau untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-
masalah yang bersifat praktis melalui ‘applied research’, yang
digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan.
 Research and Development dimanfaatkan untuk menghasilkan
model pelatihan keterampilan sebagai upaya pemberdayaan,
Langkah pendekatan Reseach and Development (R
& D) Borg dan Gall (1989: 783-795),

Studi Pendahuluan
1. analisis kebutuhan,
2. studi pustaka,
3. studi literature,
4. penelitian skala kecil
5. standar laporan yang dibutuhkan.
1. Analisis kebutuhan,

• ada beberapa kriteria, yaitu


Apakah produk yang akan dikembangkan merupakan hal yang
penting bagi pendidikan?
 Apakah produknya mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan?
Apakah SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman yang akan mengembangkan produk tersebut
ada?
 Apakah waktu untuk mengembangkan produk tersebut
cukup?
Studi Literatur; Riset Skala
Kecil:
Studi Literatur: Studi literatur ini
dikerjakan untuk mengumpulkan temuan
riset dan informasi lain yang bersangkutan
dengan pengembangan produk yang
direncanakan.
Riset Skala Kecil: pengembang perlu
melakukan riset skala kecil untuk
mengetahui beberapa hal tentang produk
yang akan dikembangkan.
2. Merencanakan Penelitian

• Setelah melakukan studi pendahuluan,


pengembang dapat melanjutkan langkah
kedua, yaitu merencanakan penelitian.
Perencaaan penelitian R & D meliputi:
merumuskan tujuan penelitian;
memperkirakan dana, tenaga dan waktu;
merumuskan kualifikasi peneliti dan
bentuk-bentuk partisipasinya dalam
penelitian.
3. Pengembangan Desain

Menentukan desain produk yang akan


dikembangkan (desain hipotetik);
Menentukan sarana dan prasarana penelitian
yang dibutuhkan selama proses penelitian
dan pengembangan;
 Menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji
desain di lapangan;
 Menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang
terlibat dalam penelitian
Preliminary Field Test : Uji
Terbatas
• Langkah ini merupakan uji produk secara
terbatas.
 melakukan uji lapangan awal terhadap
desain produk;
bersifat terbatas, baik substansi desain
maupun pihak-pihak yang terlibat;
uji lapangan awal dilakukan secara
berulang-ulang sehingga diperoleh desain
layak, baik substansi maupun metodologi.
Revisi Hasil Uji Lapangan
Terbatas
Langkah ini merupakan perbaikan model
Dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Evaluasi yang dilakukan lebih pada
evaluasi terhadap proses, sehingga
perbaikan yang dilakukan bersifat
perbaikan internal.
Main Field Test : UJI PRODUK SCR LUAS

melakukan uji efektivitas desain produk;


 uji efektivitas desain, pada umumnya,
menggunakan teknik eksperimen model
penggulangan;
hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang
efektif, baik dari sisi substansi maupun
metodologi.
Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih
Luas
Untuk memantapkan produk yang di
kembangkan, karena pada tahap uji coba
lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan
adanya kelompok kontrol.
Desain yang digunakan adalah pretest dan
posttest. Selain perbaikan yang bersifat internal.
Penyempurnaan produk ini didasarkan pada
evaluasi hasil sehingga pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Uji Kelayakan
sebaiknya dilakukan dengan skala besar:
melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas
desain produk;
uji efektivitas dan adabtabilitas desain
melibatkan para calon pemakai produk;
hasil uji lapangan adalah diperoleh model
desain yang siap diterapkan, baik dari sisi
substansi maupun metodologi.
Revisi Final Hasil Uji
Kelayakan
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu
untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan.
Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk
yang tingkat efektivitasnya dapat
dipertanggungjawabkan.
Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki
nilai “generalisasi” yang dapat diandalkan.
Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir

 melalui forum-forum ilmiah,


ataupun melalui media massa.
Distribusi produk harus dilakukan
setelah melalui quality control.
10 langkah disederhanakan
menjadi 3
1. Penelitian Pendahuluan : Survey &
kajian pustaka /referensi Draf
Desain validasi ahli
2. Pengembangan Produk : melalui
PTKpre tes & post tes uji
terbatas dan uji luas
3. Uji Efektivitas Produk: quasi
eksperimen kel. Ekperimen dan
kel Semu
Pengembangan model 4D (four-D
model).
1. tahap pendefinisian (define),
2. tahap perancangan (design),
3. tahap pengembangan (develop)
4. tahap ujicoba (disseminate).
• Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini baru
sampai pada tahap pengembangan (develop).
Tahap Pendefinisian (define).

• Tujuan :menentapkan dan mendefinisikan


syarat-syarat pembelajaran di awali dengan
analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan perangkatnya.
• Tahap ini meliputi 5 langkah pokok,
• (a) Analisis ujung depan,
• (b) Analisis siswa,
• (c) Analisis tugas.
• (d) Analisis konsep,
• (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
Tahap Perencanaan (Design ).
Tujuan :menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini
terdiri dari empat langkah yaitu,
1. Penyusunan tes acuan patokan. Tes disusun berdasarkan hasil
perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar
dalam kurikukum KTSP).
2. Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan
materi pelajaran
3. Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya
dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat
yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara
yang lebih maju.
Tahap Pengembangan
(Develop).
• Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari
pakar. Tahap ini meliputi:
(a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi,
(b) simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana
pengajaran, dan
(c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil
tahap (b) (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa
yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
Tahap penyebaran (Disseminate).

 Pada tahap ini merupakan tahap


penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas
misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh
guru yang lain.

Tujuan lain adalah untuk menguji


efektivitas penggunaan perangkat di
dalam KBM.
MODEL ADDIE
(Analysis-Design-Develop-Implement- Evaluate).

• muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser


dan Mollenda.
• Salah satu fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan
yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu
sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
2. Design (disain / perancangan)
3. Development (pengembangan)
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)
Langkah 1: Analisis
Suatu proses mendefinisikan apa yang akan
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan
needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan
melakukan analisis tugas (task analysis).

output yang akan kita hasilkan adalah berupa


karakteristik atau profile calon peserta belajar,
identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan
dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas
kebutuhan.
a. Analisis Kinerja

untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah


masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi.
Contoh :
Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan
rendahnya kinerja individu dalam PERUSAHAAN  i
diperlukan solusi berupa penyelenggaraan program
pembelajaran.
 Rendahnya motivasi berprestasi, kejenuhan, atau
kebosanan dalam bekerja memerlukan solusi
perbaikan kualitas manajemen.(pemberian insentif
terhadap prestasi kerja, rotasi dan promosi, serta
penyediaan fasilitas kerja yang memadai.)
b. Analisis Kebutuhan

Diperlukan untuk menentukan


kemampuan-kemampuan atau kompetensi
yang perlu dipelajari oleh siswa untuk
meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

Hal ini dapat dilakukan apabila program


pembelajaran dianggap sebagai solusi dari
masalah pembelajaran yang sedang
dihadapi.
dua pertanyaan kunci tahap
analisis
1. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, dibutuhkan oleh siswa?
2. Apakah tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, dapat dicapai oleh siswa?
Jika hasil nya mengarah kepada pembelajaran
sebagai solusi
 selanjutnya perancang program pembelajaran
melakukan analisis kebutuhan dengan cara
menjawab beberapa pertanyaan lagi yakni :
Lanjutan…
1. Bagaimana karakteristik siswa yang akan mengikuti program
pembelajaran? (learner analysis )
2. Pengetahuan dan ketrampilan seperti apa yang telah dimiliki
oleh siswa?(pre-requisite skills)
3. Kemampuan atau kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh
siswa? (task atau goal analysis)
4. Apa indikator atau kriteria keberhasilan? (evaluation and
assessment)
5. Kondisi i apa yang diperlukan oleh siswa agar dapat
memperlihatkan kompetensi yang telah dipelajari? (setting or
condition analysis)
Langkah 2: Desain

• Membuat rancangan (blueprint )


1. merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR
(spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
2. menyusun tes, dimana tes tersebut harus
didasarkan pada tujuan
3. strategi pembelajaran yang tepat harusnya
seperti apa untuk mencapai tujuan tersebut.
4. sumber-sumber pendukung lain, semisal
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar
yang seperti apa seharusnya, dan lainlain. .
Langkah 3: Pengembangan

• Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print


 jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut
harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka
modul tersebut perlu dikembangkan.
Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar lain yang
akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus
disiapkan dalam tahap ini.
Satu langkah penting dalam tahap pengembangan
adalah uji coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji
coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi
formatif, karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki
sistem pembelajaran yang sedang kita kembangkan.

Langkah 4: Implementasi

 pada tahap ini semua yang telah dikembangkan


diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai
dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan.
Misal, jika memerlukan software tertentu maka
software tersebut harus sudah diinstal. Jika
penataan lingkungan harus tertentu, maka
lingkungan atau seting tertentu tersebut juga
harus ditata.
 diimplementasikan sesuai skenario atau desain
awal.
Langkah 5: Evaluasi

 proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang


dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak.
 Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu dinamakan
evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi. Misal,
pada tahap rancangan, mungkin kita memerlukan salah satu bentuk
evaluasi formatif misalnya review ahli untuk memberikan input
terhadap rancangan yang sedang kita buat.
Pada tahap pengembangan, mungkin perlu uji coba dari produk
yang kita kembangkan atau mungkin perlu evaluasi kelompok kecil
dan lainlain.
MODEL ASSURE

1. Analyze Learners: Menganalisa Siswa


a. Karakteristik Umum:
misal usia, tingkat pendidikan, pekerjaan,
kebudayaan, dan faktorsosial ekonomi.
b. Spesifikasi Kemampuan Awal  entering
behavior dengan pretest atau semacamny 
acuan
c. Gaya Belajar:
1. State
Objectives: Perumusan tujuan
1. Tetapkan ABCD
• A (audiens – instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa
yang harus dilakukan pembelajar )
• B (behavior – kata kerja yang
mendeskripsikan kemampuan baru yang harus dimiliki
pembelajar setelah melalui proses pembelajaran dan harus
dapat diukur),
• C (conditions – kondisi pada saat performans sedang diukur),
• D (degree – kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat
keberhasilan pembelajar).
2. Mengklasifikasikan Tujuan: kognitif,
afektif, psikomotor, atau interpersonal.
3. Perbedaan Individu: berkaitan dengan
kemampuan individu dalam menuntaskan
atau memahami sebuah materi yang
diberikan.
2. Select Methods, Media, and Material
3. Utilize Media and Materials

2. Select Methods, Media, and Material :


Pemilihan metode intruksional sangat ditentukan dengan sistausi
dan kondisi siswa dan lingkungan pendidikan.

2. Utilize Media and Materials :


mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
 mempersiapkan bahan
 mempersiapkan lingkungan belajar
mempersiapkan pembelajar
menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar
atau pembelajar).
4. Require Learner Participation : mengktifkan
pembelajaran
• adanya sentuhan psikologis dalam proses pembelajaran :
behavioris, karena tanggapan/respon yang sesuai
dari pengajar dapat menguatkan stimulus yang
ditampakkan pembelajar.
kognitifis, karena informasi yang diterima
pembelajar dapat memperkaya skema mentalnya.
 konstruktivis, karena pengetahuan bertahan lama
jika mereka mengalami langsung setiap aktivitas
dalam proses pembelajaran.
sosial, karena feedback atau tanggapan yang
diberikan pengajar atau teman dalam proses
pembelajaran dapat dijadikan sebagai ajang untuk
mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan
juga sebagai support secara emosional.
Evaluate and Review

Evaluasi dan me-review adalah hal yang


lazim dilakukan untuk melihat seberapa jauh
media dan teknologi yang digunakan telah
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Model Kemp
• Jerold E. Kemp. berasal dari California State University di
Sanjose. dia adalah orang yang pertama kali mengembangkan
model desain Instruksional bagi pendidikan.
• Model pembelajaran yang dikembangkan oleh kemp adalah
berbentuk siklus, sehingga dari komponen mana guru tidak
ditentukan untuk memulai proses pengembangan.
Langkah-langkah model Kemp
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan
umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran
tersebut didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan
syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku
pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap
tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk
menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level
pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran,
menentukan strategi belajar-mengajar
g. Mengkoordinasi dukungan sarana penunjang
a. Mengevaluasi pembelajaran siswa perbaikan yang terus
menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif
dan evaluasi sumatif

Anda mungkin juga menyukai