Anda di halaman 1dari 35

KONSEP LOGIKA

KUSWANTORO RUSCA PUTRA, S.Kp.,M.Kep


Definisi
Logika merupakan suatu Ilmu tentang dasar dan
metode  untuk berfikir secara benar 
digunakan untuk membedakan penalaran yang betul
atau salah  yang dapat dipertanggungjawabkan
 Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan
dimana obyek materialnya adalah berpikir
(khususnya penalaran/proses penalaran) dan
obyek formal logika adalah berpikir/penalaran
yang ditinjau dari segi ketepatannya.

 Kebenaran logika tidak dapat ditemukan dan


diuji secara empiris tetapi kebenaran diuji secara
akal.
PENALARAN/CARA BERFIKIR
MATERIL

OBYEK LOGIKA FORMAL HUKUM, PRINSIP, ASAS

PRODUK KONSEP, PROPOSISI


 Logika secara umum ada dua macam, yaitu logika
alamiah & logika ilmiah
 Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang
berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi
oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-
kecenderungan yang subyektif. The logic of natural
human reason is the performance of a thinking right
and straight before it is influenced by the desires and
tendencies are subjective.
 Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir
 Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal
budi. Scientific logic refine, sharpen the mind and intellect.

 Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas


yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Scientific logic to
formulate specific science principles that should be observed in
every thought

 Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat


bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih
aman. Thanks to the help of scientific logic is reason to work
with more precise, more accurate, easier and safer.
 Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan
kesesatan atau, paling tidak, dikurangi

 Seseorang yang menguasai logika akan dapat


berfikir efisien, tepat, teratur dan terhindar dari
kekeliruan dalam berfikir. Berfikir obyektif dan
tegas.
Logika mempunyai batasan sebagai berikut :
 Ilmu tentang dasar dan metode untuk berfikir
secara benar
 Ilmu tentang prinsip berfikir guna menghindarkan

kesalahan dalam berfikir


 Ilmu tentang cara menggerakkan pikiran kepada

jalan yg benar
 Ilmu tentang metode / hukum yg digunakan untuk
membedakan penalaran yg benar dan yg salah
 Tugas logika ialah memberikan penerangan
bagaimana orang seharusnya berpikir
 Ada yang menyebut, bahwa logika itu
mengutarakan teknik berpikir, yaitu cara yang
sebenarnya untuk berpikir
Kegunaan logika adalah :
 Membantu setiap orang yang mempelajari logika

untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap,


tertib, metodis dan koheren.
 Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak,

cermat, dan objektif.


 Menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.
Kegunaan logika adalah :
 Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir

sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis.


Forcing and encouraging people to think for
themselves by using systematic principles.
 Meningkatkan cinta akan kebenaran dan
menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan
serta kesesatan. Increases love for the truth and avoid
berpkir mistakes, errors and error.
 Kadangkala, orang membuat suatu argument yang
salah, meskipun sudah melakukan proses pemikiran

 Menurut Alex Lanur, orang salah dalam berpikir itu,


bukan pengetahuannya yang salah, melainkan
jalan pikirannya yang tidak lurus, tidak menurut
aturan.

 Kegiatan berpikir selalu berhubungan dengan rasio


akal budi manusia atau kegiatan akal budi
Kegiatan akal budi itu meliputi ialah :
 Menangkap sesuatu sebagaimana adanya. Artinya, menangkap
sesuatu tanpa mengakui atau memungkirinya Capture things as they
are. That is, capture something without admitting or deny
 Memberikan keputusan. Artinya, menghubungkan pengertian yang
satu dengan pengertian lainnya atau memungkiri hubungan itu.
Provide decision. That is, connect the sense that one with the other
terms or deny the relationship.
 Merundingkannya. Artinya, menghubungkan keputusan-keputusan
sedemikian rupa, sehingga dari satu keputusan atau lebih, orang
sampai pada suatu kesimpulanNegotiate. That is, connect decisions
such that the decisions of one or more, people come to a conclusion
 Kegiatan akal budi hakekatnya merupakan suatu
proses berpikir.
 Pemikiran manusia sebenarnya terdiri atas unsur-
unsur yang berikut.
 Unsur yang pertama ialah pengertian-pengertian.
 pengertian-pengertian disusun sedemikian rupa
sehingga menjadi keputusan-keputusan
keputusan-keputusan itu disusun sedemikian rupa
sehingga menjadi penyimpulan-penyimpulan
 Berpikir akan dapat dilihat hasilnya oleh orang lain
apabila sudah dalam bentuk hasil jadi. Hasil jadi
itu dapat dalam bentuk tulisan, ucapan, gambaran
atau bentuk tertentu
KEGIATAN BERPIKIR

INPUT PROSES OUTPUT


OBYEK KEBENARAN

BAHASA

MENANGKAP SESUATU

MEMBERIKAN KEPUTUSAN RASIO AKAL BUDI


MERUNDINGKAN

LOGIKA
.

 Logika dipakai untuk menarik kesimpulan dari suatu proses


berpikir berdasar cara tertentu, yang mana proses berpikir di
sini merupakan suatu penalaran untuk menghasilkan suatu
pengetahuan. The logic used to draw conclusions from a
process-based thinking in a certain way, which is the thought
process here is a reason to produce a knowledge
Cara berpikir secara logis terbagi dua, yaitu : induksi dan
deduksi
 Induksi merupakan suatu cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan
yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Induction is a
way of thinking in which a conclusion is drawn generally from the various cases are
individual.
 Deduksi adalah suatu cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat
umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Deduction is a way of thinking
in which a general statement of the conclusions drawn are special.
 Contoh suatu pemikiran induksi :
fakta memperlihatkan : kambing mempunyai
mata, gajah mempunyai mata, begitu pula
singa, kucing dan binatang-binatang lainnya.

Secara induksi dapat disimpulkan secara umum


bahwa: semua binatang mempunyai mata.
Contoh suatu pemikiran deduksi :
contoh berikut memakai pola berpikir yang
dinamakan silogismus, suatu pola berpikir yang
sering dipakai dalam menarik kesimpulan secara
deduksi.
 Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)
 Si Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)
 Jadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)
 Penarikan kesimpulan secara deduksi harus
memenuhi syarat:
Premis mayor harus benar
Premis minor harus benar
Kesimpulan harus sahih (mempunyai
keabsahan)
Penalaran
 Penalaran merupakan hal yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya
penalaran pada manusia, maka manusia dapat
seperti sekarang ini dan menjadi penguasa di bumi,
tempatnya hidup.
 Kemampuan menalar menyebabkan manusia mampu
mengembangkan pengetahuan yang merupakan
rahasia kekuasaannya.
 Manusia secara terus menerus, melalui ilmu
pengetahuannya, harus mengambil pilihan:
mana jalan yang benar mana yang salah,
mana tindakan yang baik mana yang buruk
dan apa saja yang indah dan apa saja yang
jelek.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan karena
dua hal :
 Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat
dipakai untuk berkomunikasi
 Kedua, manusia mempunyai daya nalar, yang
dipakai untuk mengembangkan pengetahuan dengan
cepat dan mantap menurut suatu alur pikir tertentu
 Hakikat Penalaran
Penalaran dapat dikatakan sebagai suatu
proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan
yang berupa pengetahuan.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang
dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan
dengan perasaan.
Berpikir adalah suatu kegiatan untuk menemukan
pengetahuan yang benar.
Sebagai kegiatan berpikir, maka penalaran mempunyai
ciri-ciri tertentu:
 Pertama, adanya suatu pola berpikir yang secara
luas dapat disebut logika
 Kedua, adanya proses analitik dari proses
berpikirnya
 Berpikir logis adalah kegiatan berpikir
berjalan menurut pola, alur dan kerangka
tertentu (frame of logic) tegasnya, menurut
logika berpikir yaitu :deduksi-induksi ;
rasionalism-empirism; abstrak-kongkrit; apriori-
aposteriori).
b. Berpikir analitis adalah konsekuensi dari adanya
suatu pola berpikir analisis-sintesis berdasarkan
langkah-langkah tertentu (metode ilmiah/penelitian).
Logika ilmiah menggabungkan penalaran induktif dan
deduktif atau gabungan empirisme dengan
rasionalisme hingga menemukan kebenaran
sementara atau hipotesis.
Hipotesis harus dibuktikan melalui kritisisme (Imanuel
Kant) seperti yang telah diuraikan dalam kritik ilmu
atau Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Sumber Pengetahuan

Terdapat dua cara pokok untuk mendapatkan


pengetahuan yang benar :
a. Berdasar kepada rasio
b. Berdasar kepada pengalaman (empiris)
 Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif dalam
penalaran. Premis yang dipakai dalam penalaran
didapat dari ide yang menurut anggapannya jelas dan
dapat diterima. Ide ini dianggap sudah ada sejak
dahulu, jadi bukan ciptaan manusia, yang mana manusia
hanya memperolehnya dari pemikirannya.

 Kaum empiris menyatakan sebaliknya, bahwa


pengalaman diperoleh dari pengalaman yang kongkret,
bukan hasil pemikiran yang abstrak
Kriteria Kebenaran
Beberapa teori tentang kebenaran dibahas
pada bagian ini.
Teori kebenaran yang pertama disebut : teori
koherensi. Di mana suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat
koheren atau konsisten denan pernyataan-
pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
 Teori yang kedua adalah : teori korespondensi.
 Di mana suatu pernyataan adalah benar jika materi
pengetahuan yang dikandung pernyataan itu
berkorespondensi (berhubungan) dengan obyek yang
dituju oleh pernyataan itu.
 Contoh : penyataan “Ibu kota Republik Indonesia adalah
Jakarta” adalah benar karena bersifat faktual,
sementara pernyataan : Ibu kota Republik Indonesia
adalah Bandung” adalah salah karena tidak bersifat
faktual.
Kedua teori di atas dapat dipergunakan dalam cara berpikir
ilmiah.
Sedangkan untuk menemukan kebenaran ilmiah, disamping
Logika harus disertai dengan :

1. Penggunaan bahasa yang jelas, mudah ditafsirkan hingga


tidak salah persepsi.
2. Penggunaan metode ilmiah seperti yang telah diutarakan
dipengembangan ilmu pengetahuan.
3. Penggunaan analisis dan statistik hingga menemukan
kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan dan bukan
kebenaran karena perasaan atau perkiraan.
 Teori lain adalah : teori pragmatis.
Teori ini menyatakan kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan itu bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis Dalam teori ini , suatu
pernyataan di masa lalu benar, bisa saja
menjadi salah pada saat ini.

Anda mungkin juga menyukai