Anda di halaman 1dari 15

Teknologi Pengelasan

TEORI BUSUR

By:
Jofanka Aviliani Septin 171910101079
Fendi Andrianto 171910101104

1
Landasan Teori
 Las busur listrik atau umumnya las listrik adalah proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik
sebagai sumber panas
 Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon
maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber
panas.
 Jenis sambungan dengan las Iistrik ini merupakan sambungan
tetap.

2
Prinsip-Prinsip Las Listrik
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja
dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian
bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan kuat
arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan dalam satuan panas joule atau
kalori seperti rumus dibawah ini:

H=ExIxt

H = panas dalam satuan joule


E = tegangan listrik delam volt
I = kuat arus dalam amper
t = waktu dalam detik

3
Macam-Macam Proses Las Busur
Listrik

1. Las busur dengan elektroda berslaput fluks


2. Las busur gas TIG (Tungsten Inert Gas)
3. Las busur gas MIG (Metal Inert Gas)
4. Las busur redam (Submerged)

4
1. Las busur dengan elektroda berslaput fluks

 Lebih dikenal umum dan banyak pemakainya


 Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai
bahan tambahan.
 Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan
dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan
dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair
dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda,
kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik
terhadap pengaruh udara luar.

5
 Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah
sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan
ke terminal positif.

 Di bawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar dimana
gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

6
2. Las busur gas TIG (Tungsten Inert Gas)

 Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang tidak


berfungsi sebgai bahan tambah.
 Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan
bahan dasar merupakan sumber panas untuk pengelasan.
 Elektroda wolfram memiliki titik cair tinggi (3800oC), tidak
ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
 Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk
penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari
pengaruh luar pada saat pangelasan.

7
 Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari
kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergantung dari jenis logam
yang akan di las.
 Sebagai bahan tambah digunakan kawat las tanpa selaput yang
digerakkan dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara
elektroda wolfram dengan bahan dasar.

8
3. Las busur gas MIG (Metal Inert Gas)
 Pada las busur MIG, digunakan kawat las yang sekaligus
berfungsi sebagai elektroda
 Elektroda berupa gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan
oleh motor listrik.
 Tangkai Ias dilengkapi dengan nosel logam untuk
menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas
malalui selang gas.
 Gas yang dipakai adalah CO2 untuk pengelasan baja lunak
dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk
pengelasan Aluminium dan baja tahan karat

9
10
4. Las busur redam (Submerged)
 Las listrik redam umumnya otomatik dan semi otomatik
menggunakan fluks serbuk sebagai bahan pelindung
 Busur listrik di antara ujung elektroda dan bahan dasar berada
dalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las
keluar sehingga operator Ias tidak perlu menggunakan kaca
pelindung mata
 Pada waktu pengelasan, fluks serbuk akan mencair dan
membeku menutup Iapisan Ias. Sebagian fluks serbuk yang
tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari
terak-terak Ias.

11
Sirkuit Las Busur Listrik
Arus Bolak-Balik (AC)
Karena pertimbangan biaya, mudahnya pemakaian, dan sedehana
dalam perawatan, arus AC lenih sering diguanakan
Arus Searah (DC)
Keunggualan penggunaan arus DC adalah mantapnya busur yang
ditimbulkan sehungga sesuai dengan pengelasan pelat-pelat tipis

12
Pengkutuban Elektroda
A. Pengkutuban Langsung
 Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada
terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif.
Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik
dengan elektroda negatif. (DC-). Cara ini cocok untuk pelat-
pelat tipis karena panas pada benda kerja tidak terlalu tinggi.

B. Pengkutuban Langsung
 Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada
terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal
negative.. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik
dengan elektroda positif (DC+). Cocok untuk benda-benda
tebal.

13
Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan
bergantung kepada :
 Jenis bahan dasar yang akan dilas
 Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan
lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan
yang dangkal sedangkan pada pengkutuban terbalik akan terjadi
sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan
antara keduanya.

14
THANK YOU

15

Anda mungkin juga menyukai