Dokter pembimbing:
dr. Fiblia, M.Ked (PD), Sp. PD
Dokter Pendamping:
dr. Lobianna Nadeak
dr. Ratna M Yap
Latar Belakang
Disebabkan Demam,
Penyakit oleh protozoa anemia dan
akut/kronik genus pembesaran
Plasmodium limpa.
Etiologi
• Plasmodium
• Anopheles betina
• Pasca penularan
transplasenta
• Transfusi darah
yang terinfeksi
Siklus Hidup Plasmodium
Masa Inkubasi
• Rentan waktu sejak sporozoit masuk demam
Riwayat ??
Mendapat transfusi
darah
Berkunjung/tinggal di
daerah endemik Minum obat
malaria malaria satu
bulan terakhir
Sakit malaria/riwayat
demam
• Pemeriksaan Fisik
Spleno Hepato
Demam Anemis
megali megali
• Pemeriksaan Laboratorium
• Riwayat Pengobatan
Tidak terdapat pengobatan serius dan jangka panjang
sebelumnya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks
Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : Batas atas jantung: ICS II parasternal dextra
• Batas jantung kanan: linea parasternalis dextra
• Batas jantung bawah: ICS V midclavicula sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan hemitoraks kiri
sama dengan kanan
• Palpasi : stem fremitus kiri=kanan
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : suara nafas vesikuler (+)/(+)
Abdomen
• Inspeksi : Simetris
• Palpasi : Soepel, Hepar, Renal, Lien tidak teraba,
nyeri tekan (+) di hipokondrium dextra
• Perkusi : Timpani seluruh lapangan perut
• Auskultasi : Bising Usus (+) normal
• Genitalia Eksterna : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada deformitas,
oedem (-/-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
PEMERIKSAAN MALARIA
Plasmodium Falciparum (+)
Thropozoit (+)
Gametosit (+)
V. RESUME
• Pasien, laki2 20thn dengan keluhan utama demam yang
dialami ± 7 hari SMRS. Demam bersifat naik turun, timbul
tidak menentu dan disertai dengan menggigil dan
berkeringat. Selain itu pasien juga mengelukan nyeri
diperut sebelah kanan atas. Mual(+), muntah(+). BAK (+)
normal. BAB (+) mencret, frekuensi 2-3 kali perhari.
ANJURAN :
Darah rutin
RFT
Malaria
22 Juni 2018 S : demam (+) menurun, mencret (+) P:
BB : 60 kg O: - Bed rest
TB : 165 cm Sens : compos mentis - Diet MB
TD:120/80 mmHg - IVFD RL 20 gtt/I (macro)
N: 80 x/i - Inj. Ceftriaxone 1gr/IV/12
P: 18 x/i jam
- Inj. Novalgin 1
S: 37,5 oC
ampul/IV/8jam
A:
- Inj. Ranitidin 1
- Obs. Febris ec thypoid fever
ampul/IV/12 jam
- Obs. Febris ec malaria
- New Diatab 3x2 tab
- Obs. Febris ec ISK
P: 18 x/i jam
- Inj. Novalgin 1
S: 38,1 oC
ampul/IV/8jam
A:
- Inj. Ranitidin 1
- Obs. Febris ec thypoid fever
ampul/IV/12 jam
- Obs. Febris ec malaria
- New Diatab 3x2 tab
- Obs. Febris ec ISK
24 Juni 2018 S : demam (+) naik turun, mencret (+) P:
Sens : compos mentis O: - Bed rest
BB : 60 kg Sens : compos mentis - Diet MB
TB : 165 cm TD:120/80 mmHg - IVFD RL 20 gtt/I (macro)
N: 78 x/i - Inj. Ceftriaxone 1gr/IV/12
P: 16 x/i jam
- Inj. Novalgin 1
S: 37,7 oC
ampul/IV/8jam
A:
- Inj. Ranitidin 1
- Obs. Febris ec thypoid fever
ampul/IV/12 jam
- Obs. Febris ec malaria
- New Diatab 3x2 tab
- Obs. Febris ec ISK
25 Juni 2018 S : demam (+) naik turun, mencret (+) P:
Sens : compos mentis O: - Bed rest
BB : 60 kg Sens : compos mentis - Diet MB
TB : 165 cm TD:120/80 mmHg - IVFD RL 20 gtt/I (macro)
N: 86 x/i - Inj. Ceftriaxone 1gr/IV/12
P: 18 x/i jam
- Inj. Novalgin 1
S: 37,6 oC
ampul/IV/8jam
A:
- Inj. Ranitidin 1
- Obs. Febris ec thypoid fever
ampul/IV/12 jam
- Obs. Febris ec malaria
- New Diatab 3x2 tab
- Obs. Febris ec ISK
ANJURAN :
Malaria
Rapid test HIV
26 Juni 2018 S : demam (-), mencret (+), P:
Sens : compos keringat dingin (+), lemas (+) - Bed rest
mentis O: - Diet MB
BB : 60 kg Sens : compos mentis - IVFD RL 20 gtt/I
TB : 165 cm TD:130/80 mmHg (macro)
N: 90 x/i - Inj. Ceftriaxone
Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai Pada kasus ini dijumpai demam dan
demam, pucat pada kojungtiva palpebra pucat pada konjungtiva palpebra.
atau telapak tangan, splenomegali, dan
hepatomegali.
Baku emas untuk diagnosis malaria Pada kasus telah dilakukan pemeriksaan
adalah mikroskopis sediaan apusan apusan darah tepi yang merupakan baku
darah tepi. emas, dan ditemukan plasmodium
falciparum.
• Menurut WHO Guidelines for the Pasien pada kasus diberikan terapi
treatment of malaria tahun 2015, antimalaria chloroquin dan suldox selama
rekomendasi terapi untuk malaria 3 hari.
falciparum tanpa komplikasi adalah
salah satu dari artemicin-based
combination therapies (ACT) .
• Berdasarkan buku saku
penatalaksanaan malaria kemenkes
terapi malaria falciparum tanpa
komplikasi adalah dihidroartemisinin-
piperakuin (DHP)+primakuin.
Terima Kasih