Anda di halaman 1dari 26

Pertumbuhan

dan Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Tumbuhan dewasa
berasal dari biji yang mengalami
pertumbuhan dan
perkembangan.
Manakah ciri perkembangan dan
ciri pertumbuhan pada tumbuhan
tersebut?
Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Pertumbuhan mengandung pengertian pertambahan ukuran, dapat berupa
volume, massa, tinggi, dan ukuran lainnya yang dapat dinyatakan dalam
bilangan atau bentuk kuantitatif. Adapun perkembangan mengandung
pengertian bertambah dewasanya suatu individu
1. Pertumbuhan

Proses yang terjadi pada pertumbuhan adalah


suatu kegiatan yang irreversible (tidak dapat
kembali ke bentuk semula). Akan tetapi, pada
beberapa kasus, proses tersebut dapat
reversible (terbalikkan) karena pada
pertumbuhan terjadi pengurangan ukuran dan
jumlah sel akibat kerusakkan sel atau
dediferensiasi sel. Sebagai contoh, jika Anda
akan memperbanyak tumbuhan melalui cara
vegetatif, bagian manakah yang akan Anda
pakai? Bunga, buah, ataukah batang?
Pilihannya tentu akan jatuh pada batang.
2. Perkembangan
Perkembangan makhluk hidup lebih tepat diartikan
sebagai suatu perubahan kualitatif yang melibatkan
perubahan struktur serta fungsi yang lebih kompleks.
Seperti yang telah Anda ketahui, organ kulit pada
manusia tumbuh bersamaan dengan bertambahnya
ukuran tubuh. Akan tetapi, ketika mencapai
kedewasaan, hanya pada bagian tertentu dari tubuh
kita mulai bermunculan rambut tambahan. Selain itu,
organ-organ tertentu mulai tumbuh membesar, seperti
bagian dada pada perempuan dan jakun pada laki-laki.
Mengapa semua itu hanya tumbuh pada masa tertentu
saja, tidak bersamaan dengan pertumbuhan organ
lainnya? Suatu hal yang patut kita pahami dalam
perkembangan adalah adanya diferensiasi sel
3. Macam-Macam Pertumbuhan dan
Perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan ada yang berupa
pertumbuhan primer, ada pula yang berupa
pertumbuhan sekunder. Kedua pertumbuhan ini
sebenarnya berasal dari jaringan yang sama, yakni
meristem. Meristem merupakan suatu jaringan yang
memiliki sifat aktif membelah. Pertumbuhan primer
berasal dari meristem primer, sedangkan
pertumbuhan sekunder berasal dari meristem
sekunder.
a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi selama fase embrio sampai perkecambahan
merupakan contoh pertumbuhan primer. Struktur embrio terdiri atas tunas
embrionik yang akan membentuk batang dan daun, akar embrionik yang akan
tumbuh menjadi akar, serta kotiledon yang berperan sebagai penyedia makanan
selama belum tumbuh daun.
Jika biji berkecambah, struktur yang pertama muncul adalah radikula yang
merupakan bakal akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil dan
merupakan struktur yang berasal dari akar embrionik. Pada bagian ujung atas,
terdapat epikotil, yakni bakal batang yang berasal dari tunas embrionik.

kecambah yang sedang tumbuh. Per-kecambahan seperti ini dinamakan


perkecambahan hipogealTahap awal pertumbuhan pada tumbuhan monokotil
berbeda dengan dikotil. Pada monokotil, akan tumbuh koleoptil sebagai
pelindung ujung bakal batang. Begitu koleoptil muncul di atas permukaan
tanah, pucuk daun pertama akan muncul menerobos koleoptil. Biji masih tetap
berada di dalam tanah dan memberi suplai makanan kepada
(a) Perkecambahan hipogeal
pada monokotil dan
(b) perkecambahan epigeal pada
tumbuhan dikotil
Pada ujung pucuk dan ujung akar, terdapat jaringan yang bersifat meris-tematik. Jaringan
meristem yang terletak di ujung akar menyebabkan pemanjangan akar. Pertambahan
panjang akar pada jagung mencapai 1 cm per hari. Ujung akar akan menghasilkan tudung
akar. Tudung akar akan menghasilkan lendir yang dapat mempermudah akar menembus
tanah. Menurut Hopson (1990: 475), pada ujung akar terdapat tiga daerah pertumbuhan
berturut-turut dari ujung ke pangkal, yakni daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan
daerah diferensiasi

Daerah pematangan dan diferensiasi


Daerah pemanjangan
Daerah pembelahan
Tudung akar
Sel-sel di daerah pembelahan akan membelah secara mitosis sehingga selnya bertambah
banyak. Daerah pemanjangan akan membentuk bakal epidermis ke arah luar. Pada daerah
diferensiasi, sel-selnya akan berdiferensiasi membentuk komponen pembuluh angkut,
epidermis, dan bulu-bulu akar.
Ujung pucuk juga merupakan jaringan meristematik. Jaringan ini akan berdiferensiasi
menjadi epidermis, floem, xilem, korteks, dan empulur. Meristem ini dilindungi oleh
primordium daun. Letak primordium daun pada batang mengikuti pola berhadapan atau
pola bergantian yang nantinya akan membentuk rangkaian daun sesuai dengan pola
tersebu

(a) Rangkaian daun dengan pola


bergantian dan
(b) pola berhadapan
b. Pertumbuhan Sekunder
Semakin tua, batang tumbuhan dikotil akan semakin membesar. Hal ini disebabkan adanya
proses pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder ini tidak terjadi pada tumbuhan
monokotil. Bagian yang paling berperan dalam pertumbuhan sekunder ini adalah kambium
dan kambium gabus atau felogen. Ke arah dalam, kambium akan membentuk pembuluh
kayu (xilem), sedangkan ke arah luar kambium akan membentuk pembuluh tapis (floem).
Kambium pada posisi seperti ini dinamakan kambium intra-vaskular. Sel-sel parenkim yang
terdapat di antara pembuluh, lama-kelamaan berubah menjadi kambium. Kambium ini
dinamakan kambium intervaskular.

Kedua macam kambium tersebut lama-kelamaan akan bersambungan. Posisi kambium


yang semula terpisah-pisah, kemudian akan berbentuk lingkaran. Kedua macam kambium
ini akan terus berkembang membentuk xilem sekunder dan floem sekunder sehingga
batang menjadi semakin besar.
Korteks
Epidermis
Floem primer

Floem sekunder
Kambium
Kambium
Prokambium
Floem primer Xilem sekunder

Xilem primer
Xilem primer

Perjalanan pertumbuhan batang tampak pada [a) pertumbuhan primer awal, [b)
pertumbuhan primer akhir, dan [c) pertumbuhan sekunder.

Sementara itu, kambium gabus atau felogen juga melakukan aktivitasnya. Felogen ini akan
membentuk lapisan gabus. Ke arah dalam, felogen mem-bentuk feloderm yang merupakan
sel-sel hidup dan ke arah luar membentuk felem (jaringan gabus) yang merupakan sel-sel
mati. Lapisan gabus perlu dibentuk karena fungsi epidermis sebagai pelindung tidak
memadai lagi. Hal ini diakibatkan oleh pertumbuhan sekunder yang dilakukan kambium
mendesak pertumbuhan ke arah luar. Hal tersebut mengakibatkan rusaknya epidermis
sehingga kulit batang menjadi pecah-pecah. Adanya lapisan gabus mengakibatkan batang
menjadi lebih terlindungi dari perubahan cuaca. Zat suberin pada sel-sel gabus dapat
mencegah penguapan air dari batang. Agar pertukaran gas tetap berjalan lancar, di
beberapa bagian dari permukaan batang terdapat lentisel. Ingatlah kembali pelajaran
tentang jaringan tumbuhan di kelas
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan

ada dua hal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan


perkembangan tumbuhan, yaitu:
•faktor internal, contohnya hormon yang mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan;
•faktor eksternal, contohnya kondisi fisik kimia lingkungan,
seperti panjang pendeknya hari, temperatur, sumber nutrisi,
dan pencahayaan.
1. Faktor Internal
Faktor internal dipicu oleh serangkaian proses yang terjadi dalam sel, seperti pembelahan,
pemanjangan, dan diferensiasi. Umumnya, faktor-faktor internal yang ada di dalam tubuh
ini berupa senyawa biokimia, seperti hormon dan enzim.

a. Auksin
Pada 1800-an, Charles Darwin mengamati pertumbuhan rumput yang
selalu menuju arah datangnya cahaya matahari. Seorang ahli pertanian, Ciesielski, juga
mengamati perkembangan akar yang membelok menuju arah bumi. Kedua kejadian ini
menghasilkan pertumbuhan ujung-ujung tumbuhan yang berbelok.
Auksin sangat mudah terurai oleh cahaya sehingga menimbulkan gerakan
fototropisme (gerakan yang disebabkan oleh rangsang cahaya),

Auksin didominasi oleh senyawa golongan IAA (Indol Asetic Acid). Dalam
konsentrasi sangat sedikit (10-5 M), auksin dapat memengaruhi tumbuhan, di antaranya:
• dapat memicu pembelahan sel dan pemanjangan sel;
•memengaruhi dalam pembentukan pucuk atau tunas baru dan jaringan yang luka.
Percobaan yang dilakukan Darwin
menunjukkan pertumbuhan koleoptil
mengarah ke tempat datangnya
cahaya.
b. Giberelin
Giberelin ditemukan secara tidak sengaja oleh
seorang peneliti Jepang bernama Fujikuro di tahun
1930-an. Ketika itu, ia sedang mengamati penyakit
Banane pada tumbuhan padi. Padi yang terserang
oleh sejenis jamur memiliki pertumbuhan yang
cepat sehingga batangnya mudah patah. Jamur ini
kemudian diberi nama Gibberella fujikuroi yang
menyekresikan zat kimia bernama giberelin.
Giberelin ini kemudian diteliti lebih lanjut dan
diketahui banyak berperan dalam pembentukan
bunga, buah, serta pemanjangan sel tumbuhan.
Kubis yang diberi hormon giberelin dengan
konsentrasi tinggi, akan mengalami pemanjangan
batang yang mencolok. [a) Kubis yang diberi hormon
Beberapa fungsi dari hormon giberelin adalah: giberelin. Bandingkanlah dengan
[b) kubis yang tidak diberi
•berperan dalam dominansi apikal, pemanjangan
giberelin.
sel, perkembangan buah, perbungaan, dan
mobilisasi cadangan makanan dari dalam biji;
•ikut berpengaruh terhadap pembentukan akar
tumbuhan karena giberelin umum terdapat di
bagian meristematik pada akar.
c. Sitokinin
Aktivitas sitokinin pertama kali teramati ketika pembelahan sel
oleh Folke Skoog dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat.
Sitokinin, sesuai dengan namanya (sito= sel, kinin=
pembelahan) berperan dalam pembelahan sel, pemanjangan
sel, morfogenesis, dominansi apikal, dan dormansi.
d. Asam absisat
Asam absisat ditemukan oleh peneliti yang bekerja pada
penelitian tentang dormansi pohon. Zat kimia yang diambil
dari dedaunan sebuah pohon ternyata memengaruhi
pertumbuhan pucuk dan menginduksi pembentukan tunas.
Asam absisat berperan dalam penuaan, dormansi pucuk,
perbungaan, memacu sintesis etilen, dan menghambat
pengaruh giberelin.
e. Etilen
Fenomena gas etilen pertama kali diamati oleh ilmuwan mulai
abad ke-19. Pada masa itu, sumber penerangan lampu jalanan
yang digunakan berasal dari pemanasan oleh batubara.
Pepohonan yang berada di sekitar pem-buangan gas
pembakaran diketahui menggugurkan daunnya secara tidak
wajar. Pada tahun 1901, sekelompok peneliti dari Rusia
menemukan adanya gas etilen pada pembakaran tersebut dan
menyebabkan daun berguguran.
Kini, etilen telah secara luas digunakan sebagai zat pengatur
tumbuh pada tumbuhan. Pengaruh etilen ini adalah sebagai
berikut.
•Hormon ini akan menghambat pembelahan sel, menunda
perbungaan, dan menyebabkan absisi atau pengguguran daun.
Buah terlebih dahulu akan mengalami pematangan
sebelum mengalami pengguguran. Jadi, etilen
membantu dalam proses pematangan buah.
2. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan di
antaranya adalah cahaya, temperatur, kandungan air, dan kesuburan tanah.
a. Makanan (Nutrisi)
Semua makhluk hidup membutuhkan makanan (nutrisi) untuk sumber energi. Unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar yang disebut elemen makro atau unsur
makro. Elemen makro terdiri atas karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, fosfor,
kalium, dan magnesium. Selain itu, ada elemen yang disebut elemen mikro atau unsur
mikro seperti besi, klor, tembaga, seng, molibdenum, boron, dan nikel. Elemen mikro
adalah unsur yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit

Defisiensi unsur (a) fosformenyebabkan tepi daunmenggulung dan


(b) defisiensiunsur seng menyebabkan daunberukuran kecil
Keadaan fisiologis berupa kekurangan elemen makro atau mikro disebut defisiensi. Defisiensi
yang terjadi pada tumbuhan akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan. Contohnya,
daun tumbuhan akan menguning jika kekurangan besi (Fe), karena Fe berfungsi dalam
pembentukan klorofil. Selain itu, besi merupakan salah satu unsur yang diperlukan pada
pembentukan enzim-enzim pernapasan yang mengoksidasi karbohidrat menjadi
karbondioksida dan air. Contoh lainnya, jika tumbuhan kekurangan unsur fosfor, tepi daunnya
akan menggulung

Jadi, media tanam untuk tumbuhan harus memenuhi elemen-elemen yang dibutuhkan
tumbuhan. Pemupukan merupakan salah satu cara penambahan nutrisi yang dibutuhkan
tumbuhan.
Pengaruh nutrisi tumbuhan dapat terlihat jika bercocok tanam meng-gunakan hidroponik.
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa menggunakan
tanah sebagai media tanam. Media tanam dapat berupa air, kerikil, pecahan genting, dan
gabus putih. Media kultur yang sering digunakan adalah kultur air. Tumbuhan ditanam
pada air yang telah dicampurkan berbagai mineral untuk menyuplai kebutuhan tumbuhan.
Jika tumbuhan yang ditanam pada kultur air kekurangan nutrisi, tumbuhan tidak akan
tumbuh baik.
b. Cahaya
Cahaya merah, biru, hijau, dan biru violet berperan sebagai sumber energi dalam proses
fotosintesis. Makanan hasil fotosintesis yang terdapat pada tumbuhan akan digunakan
untuk pertumbuhan. Biji yang ditanam dan ditempatkan di tempat teduh akan tumbuh
cepat, tetapi abnormal (tubuh lemah). Peristiwa dinamakan etiolasi Cahaya dapat
mengubah leukoplas menjadi kloroplas. Tersedianya cahaya yang memadai akan
meningkatkan pembentukan kloroplas. Pada tumbuhan yang sama, tetapi hidup pada
tempat yang berbeda pencahayaannya akan menimbulkan perbedaan ukuran daun.
Daun dari tumbuhan yang berada di tempat yang cukup mendapatkan cahaya memiliki
ukuran yang lebih sempit, tetapi jaringan mesofilnya lebih tebal daripada daun dari
tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya. Tinggi tumbuhan
pada tempat yang kurang cahaya, lebih tinggi daripada tumbuhan yang hidup pada
tempat cukup cahaya. Hal ini disebabkan pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang
kurang mendapatkan cahaya, transpirasinya rendah sehingga kandungan air lebih tinggi.
Tingginya kandungan air memacu pembelahan sel dan pelebaran sel. Akan tetapi, berat
tumbuhan menjadi lebih rendah karena aktivitas fotosintesis rendah. Stomata pada
tumbuhan yang berada di tempat yang kurang mendapatkan cahaya memiliki jumlah
lebih sedikit, tetapi ukurannya besar. Tumbuhan yang berada pada tempat yang
mendapatkan cahaya cukup, memiliki jumlah stomata lebih banyak dengan ukuran yang
kecil.
Pertumbuhan kecambah ta) di
tempat gelap dan tb) di tempat
terang
Berdasarkan respon tumbuhan terhadap waktu terang atau
waktu gelap, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan
hari pendek (short-day plant), tumbuhan hari panjang (long-
day plant), dan tumbuhan hari netral (neutral-day plant).
Penggolongan ini sebenarnya bergantung waktu gelap.
Tumbuhan hari pendek adalah tumbuhan yang membentuk
bunga jika lamanya waktu malam lebih panjang daripada
waktu siang. Tumbuhan yang tergolong hari pendek adalah
kedelai, tembakau, stroberi dan Chrysanthemum indicum.
Tumbuhan hari panjang adalah tumbuhan yang membentuk
bunga jika lamanya waktu malam lebih pendek daripada
waktu siang. Tumbuhan yang termasuk long-day plant
adalah gandum, bit, dan bayam.
Tumbuhan hari netral adalah tumbuhan yang berbunga jika
lamanya waktu siang sama dengan waktu malam. Tumbuhan
yang tergolong neutral-day plant adalah jagung, kacang
merah, mentimun, dan kapas.
c. Temperatur
Temperatur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. Hal ini
karena berkaitan dengan aktivitas enzim dan kandungan air dalam tubuh
tumbuhan. Semakin tinggi temperatur, semakin besar pula transpirasi. Akan
tetapi, kandungan air dalam tubuh tumbuhan akan semakin rendah sehingga
proses pertumbuhan akan semakin lambat. Temperatur yang rendah dapat
memecahkan masa istirahat pucuk atau biji. Perlakuan temperatur yang rendah
akan memacu pembentukan ruas yang lebih panjang daripada ruas dari
tumbuhan yang tumbuh di daerah bertemperatur tinggi. Perlakuan dengan
temperatur dapat merangsang perkecambahan biji, peristiwa ini dinamakan
vernalisasi.
Termoperiodis adalah perbedaan temperatur antara siang dan malam, yang
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan suatu jenis tumbuhan. Tumbuhan
tomat akan tumbuh baik jika temperatur siang mencapai 26°C dan temperatur
malam mencapai 20°C. Pembentukan buah terjadi jika temperatur malam
mencapai 15°C. Akan tetapi, buah tidak terbentuk jika temperatur malam
mencapai 25°C.
d. Air
Air merupakan senyawa yang sangat
penting bagi tumbuhan. Air berfungsi
membantu reaksi kimia dalam sel. Selain
itu, air menunjang proses fotosintesis dan
menjaga kelembapan.
Kandungan air yang terdapat dalam tanah
berfungsi sebagai pelarut unsur hara
sehingga unsur hara tersebut mudah Stephen Hales (1677–1761)
diserap oleh tumbuhan. Selain itu, air Ia adalah seorang ahli kimia dari
memelihara temperatur tanah yang Inggris. Ia menerbitkan buku
Vegetable staticks, buku yang
berperan dalam proses pertumbuhan.
menjelaskan penelitian lengkap
Pertumbuhan akan berlangsung lebih aktif
mengenai pertumbuhan
pada malam hari daripada siang hari tumbuhan dan transpirasi.
karena pada malam hari kandungan air
dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi
daripada siang hari.
e. pH
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat
berpengaruh terhadap ketersediaan unsur
hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada
kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang
diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia.
Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia
adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh
tumbuhan

f. Oksigen
Keadaan kadar oksigen yang terdapat dalam
tanah selalu berlawanan dengan kadar air
dalam tanah. Jika kandungan air tinggi,
kandungan udara akan rendah. Kandungan
oksigen dalam tanah sangat penting untuk
respirasi sel-sel akar yang akan berpengaruh
terhadap penyerapan unsur hara.

Anda mungkin juga menyukai