Anda di halaman 1dari 25

KALA I

WINDI D APRILLIA 406172053


FK UNTAR
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN

1. Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan esterogen menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta
berkurang’
2. Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser, menjadi stimulasi bagi kontraksi oto polos uterus
3. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban semakin merangsang terjadinya kontraksi
4. Peningkatan beban/stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin, oksitosin,
menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan
PERISTIWA YANG TERJADI PADA PERSALINAN KALA 1

 Keluar lendir bercampur darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat


mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis
sevikalus akibat terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat
pergeseran antara selaput ketuban dengan dinding dalam uterus
 Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga seviks menipis
dan mendatar
 Selaput ketuban pecah spontan
SIFAT HIS PADA KALA 1

 Fase laten
 Timbul tiap 10 menit, lama 20-30 detik. Serviks terbuka sampai 3 cm.
frekuensi dan amplitudo terus meningkat
 Fase aktif
 Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo semakin kuat, frekuensi 2-4
kali 10 menit, dengan lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap
PERSALINAN KALA 1 :

 Dimulai pada waktu serviks membuka karena his : kontraksi uterus yang
teratur, semakin lama dan semakin kuat juga semakin sering, rasa nyeri
bertambah disertai pengeluaran lendir-darah
 Berakhir pada waktu pemukaan serviks telah lengkap. Selaput ketuban
biasanya pecah spontan pada saat akhir kala 1
FASE KALA I

FASE LATEN FASE AKTIF

Dimulai sejak awal kontraksi menyebabkan penipisan dan Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
pembukaan srviks secara bertahap secara bertahap. Kontraksi adekuat jika terjadi lebih dari
3 kali dalam 10 menit dengan durasi lebih dari 40 detik
Berlangsung hingga serviks membuka < 4 cm Mulai dari pembukaan 4cm hingga lengkap (10 cm)

Berlangung hingga 8 jam Kecepatan pembukaan rata-rata :


• Primi : 1 cm per jam
• Multi : 2 cm per jam
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
FASE LATENT

 Dapat berlangsung 8-12 jam


 Kontraksi yang terjadi berlangsung
iregular (terjadi setiap 5-30 menit)
berlangsung selama 30 detik)
 Terjadi dilatasi serviks dari pembukaan
0cm – 3cm
FASE AKTIF

 Berlangsung 3-5 jam


 Kontraksi yang terjadi berlangsung
reguler setiap 3-5 menit (selama 1
menit)
 Terjadi penambahan dilatasi serviks dari
3-7 cm
FASE AKTIF TERBAGI ATAS

 Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm


 Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm – 9 cm
 Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10
cm)
TRANSISI

 Berlangsung 30 menit – 2 jam


 Kontraksi yang terjadi mulai intens
setiap 30 menit – 2 menit (selama 60 –
90 detik)
 Dilatasi serviks bertambah 7-10 cm
 Disertai rupturnya amniotic sac
INGAT

 Hindari posisi ibu berbaring terlentang >10 menit ☞ berbaring terlentang membuat
uterus dan isinya akan menekan vena cava inferior ☞ aliran darah ibu ke plasenta
meburut ☞ pasokan oksigen janin berkurang
 Beri asupan cairan dan nutrisi yang cukup ☞ memberi banyak energi dan mencegah
dehidrasi
 Perlu mengosongkan kandung kemih secara rutin selama persalinan
 Kateterisasi hanya jika kandung kemih penuh dan ibu tidak dapat berkemih sendiri.
Kateterisasi mebimbulkan rasa nyeri, dpt meningkatkan resiko infeksi dan perlukaan
saluran kemih ibu
KELAINAN PADA KALA 1

Kriteria diagnostik kelainan


persalinan akibat persalinan
lama atau persalinan macet
Pola persalinan Nulipara Multipara
PERSALINAN LAMA
(PROTRACTION DISORDERS)
Pembukaan < 1.2 cm / jam < 1.5 cm / jam
Penurunan < 1.0 cm / jam < 2.0 cm / jam
PERSALINAN MACET (arrest
disorders)
Tidak ada pembukaan > 2 jam > 2 jam
Tidak ada penurunan > 1 jam > 1 jam
KALA 2
MECHANISMS OF LABOR WITH OCCIPUT ANTERIOR
PRESENTATION

 Cardinal movement of labor


 Engagement
 Descent
 Flexion
 Internal rotation
 Extension
 External rotation
 Expulsion
 Flexion
 descending head meets resistance (cervix, walls of the pelvis, or pelvic floor)  head flexion
 chin is brought into more intimate contact with the fetal thorax
 shorter suboccipitobregmatic diameter is substituted for the longer occipitofrontal diameter
 Expulsion

Anda mungkin juga menyukai